• Tidak ada hasil yang ditemukan

Peranan OJK Dalam Perlindungan Investor di Pasar Modal

BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR

C. Peranan OJK Dalam Perlindungan Investor di Pasar Modal

1. Latar Belakang dan Dasar Hukum OJK

Otoritas Jasa Keuangan Lahir Berdasarkan Amanat Undang Undang No 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan. Dasar pertimbangan untuk membentuk Otoritas Jasa Keuangan adalah:144

1. Untuk mewujudkan perekonomian nasional yang mampu tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, diperlukan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan yang terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel, serta mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil, dan mampu melindungi kepentingan konsumen dan masyarakat;

2. Diperlukan otoritas jasa keuangan yang memiliki fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan terhadap kegiatan di dalam sektor jasa keuangan secara terpadu, independen, dan akuntabel.

Otoritas Jasa Keuangan adalah lembaga yang independen dalam melaksanakan tugas dan wewenangnya, bebas dari campur tangan pihak lain. Otoritas

Jasa Keuangan berkedudukan di ibu kota Negara Kesatuan Republik Indonesia. Otoritas Jasa Keuangan dapat mempunyai kantor di dalam dan di luar wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia yang dibentuk sesuai dengan kebutuhan.145

2. Tugas dan Wewenang OJK

Otoritas Jasa Keuangan dibentuk dengan tujuan agar keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan:146

1. Terselenggara secara teratur, adil, transparan, dan akuntabel;

2. mampu mewujudkan sistem keuangan yang tumbuh secara berkelanjutan dan stabil; dan

3. mampu melindungi kepentingan Konsumen dan masyarakat.

Otoritas Jasa Keuangan berfungsi menyelenggarakan sistem pengaturan dan pengawasan yang terintegrasi terhadap keseluruhan kegiatan di dalam sektor jasa keuangan.147 Otoritas Jasa Keuangan melaksanakan tugas pengaturan dan pengawasan terhadap:148

1. kegiatan jasa keuangan di sektor Perbankan; 2. kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal; dan

3. kegiatan jasa keuangan di sektor Perasuransian, Dana Pensiun, Lembaga Pembiayaan, dan Lembaga Jasa Keuangan Lainnya.

145

Pasal 3 Undang Undang No 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan.

146Pasal 4 Undang Undang No 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan. 147Pasal 5 Undang Undang No 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan. 148Pasal 6 Undang Undang No 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan.

3. Kedudukan BAPEPAM-LK Setelah lahirnya OJK

Undang Undang No 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan telah disahkan pada tanggal 22 November 2011. Sesuai amanat Undang Undang Otoritas Jasa Keuangan, maka mulai 1 Januari 2013, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sector perbankan, pasar modal, asuransi, dana pensión, lembaga pembiayaan, dan lembaga jasa keuangan lainnya, beralih dari Menteri Keuangan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK).

Dengan demikian Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan (BAPEPAM-LK) beserta perangkatnya yang selama ini menjadi bagian dari Kementerian Keuangan, bergabung ke dalam Otoritas Jasa Keuangan. Sebagai konsekusensi meleburnya BAPEPAM-LK ke dalam OJK, maka peraturan Bapepam- LK turuta melebur menjadi peraturan OJK dan peraturan-peraturan tersebut tetap berlaku bagi seluruhstakeholderdi pasar modal.

4. Peranan OJK Dalam Perlindungan Terhadap Investor

Pada saat Undang Undang No 21 Tahun 2011 Tentang Otoritas Jasa Keuangan mulai berlaku, Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal (Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 1995 Nomor 64, Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 3608) dan peraturan pelaksanaannya dinyatakan tetap berlaku sepanjang tidak bertentangan dan belum diganti berdasarkan Undang- Undang ini.149

Sejak tanggal 31 Desember 2012, fungsi, tugas, dan wewenang pengaturan dan pengawasan kegiatan jasa keuangan di sektor Pasar Modal beralih dari Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan ke Otoritas Jasa Keuangan.150 Seluruh tugas Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan tanpa terkecuali beralih ke Otoritas Jasa Keuangan. Tugas Otoritas Jasa Keuangan pada dasarnya adalah sama dengan tugas yang dimiliki oleh Bada Pengawas Pasar Modal.

Otoritas Jasa Keuangan dahulu merupakan Badan pengawas pasar modal adalah lembaga atau otoritas tertinggi di pasar modal yang melakukan pengawasan dan pembinaan atas pasar modal. Dengan adanya badan pengawasan pasar modal diharapkan dapat mewujudkan dan menciptakan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar, transparan, efisien, serta penegakkan peraturan, dan melindungi kepentingan investor di pasar modal. Badan pengawasan pasar modal secara structural di bawah pengawasan dan pengendalian menteri keuangan.

Pengaturan mengenai badan pengawasan pasar modal diatur dalam pasal 3, pasal 4, dan pasal 5 dalam undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal.

Kelahiran BAPEPAM pada saat pasar modal dihidupkan kembali pada tahun 1976, dibentuklah badan pelaksana pasar modal. Berdasarkan keputusan presiden nomor 52 tahun 1976 BAPEPAM mempunyai tugas :

1. Mengadakan penilaian terhadap perusahaan-perusahaan yang akan menjualkan sahamnya melalui pasar modal, apakah telah memenuhi persyaratan yang telah ditentukan dan sehat serta baik.

2. Menyelenggarakan bursa pasar modal yang efektif dan efisien.

3. Secara terus menerus mengikuti perkembangan perusahaan-perusahaan yang menjual sahamnya melalui pasar modal.

BAPEPAM dipimpin oleh seorang ketua yang diangkat oleh presiden dan dalam melaksanakan tugasnya bertanggung jawab pada menteri keuangan. Pada mulanya, selain bertindak sebagai penyelenggara, BAPEPAM sekaligus merupakan Pembina dan pengawas. Namun akhirnya dualisme dalam diri BAPEPAM tersebut ditiadakan pada tahun 1990 dengan keluarnya keputusan presiden nomor 53 tahun 1990 tentang pasar modal dan surat ketetapan menteri keuangan nomor 1548 tahun 1990 yang menandai era baru bagi perkembangan pasar modal. Dualisme fungsi BAPEPAM dihapus, sehingga lembaga ini dapat memfokuskan diri pada pengawasan dan pembinaan pasar modal.151

Dengan fungsi ini, BAPEPAM dapat mewujudkan tujuan penciptaan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien, serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat. Jika dibandingkan dengan tugas pokok securities exchange commission (SEC) di Amerika Serikat, tugas ini hampir sama. Securities exchange commission bertugas menjaga keterbukaan pasar modal secara penuh kepada masyarakat investor dan melindungi kepentingan masyarakat investor dari malpraktik di pasar modal.152

151Marzuki Usman,ABC Pasar Modal Indonesia, (Jakarta : LPPI/IBI, 1994) hal 76.

152 Iskandar Z Alwi, Pasar Modal teori dan Aplikasi, (Bandung : Citra Abadi Bakti, 2006)

Berdasarkan undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal, pembinaan pengaturan dan pengawasan sehari-hari pasal modal dilakukan oleh BAPEPAM yang bertujuan untuk mewujudkan kegiatan pasar modal yang teratur, wajar dan efisien serta melindungi kepentingan pemodal dan masyarakat.

Dalam melaksanakan fungsi tersebut, BAPEPAM mempunyai kewenangan untuk memberikan ijin, persetujuan dan pendaftaran kepada para pelaku pasar modal, memproses pendaftaran dalam rangka penawaran umum, menerbitkan peraturan pelaksana dari peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal, dan melakukan penegakan hukum atas setiap pelanggaran terhadap peraturan perundang-undangan dibidang pasar modal.153

Berdasarkan pasal 5 undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal, wewenang BAPEPAM yaitu antara lain :

1. Member ijin usaha kepada bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, lembaga penyimpanan dan penyelesaian, reksadana, perusahaan efek, penasehat investasi, dan biro administrasi efek.

2. Member ijin orang perseorangan bagi wakil penjamin emisi efek, wakil perantara pedagang efek, dan wakil manager investasi.

3. Memberi persetujuan bagi bank kustodian.

4. Mewajibkan pendaftaran profesi penunjang pasar modal dan wali amanat.

153 Sawidji Widiatmodjo, Cara Sehat Investasi di Pasar Modal, (Jakarta : Elek Media

5. Menetapkan persyaratan dan tata cara pencalonan dan memberhentikan untuk sementara waktu komisaris dan/atau direktur serta menunjuk manajemen sementara bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, serta lembaga penyimpanan dan penyelesaian sampai dengan dipilihnya komisaris dan/atau direktur yang baru.

6. Menetapkan persyaratan dan tata cara pernyataan pendaftaran serta menyatakan, menunda atau membatalkan efektifnya pernyataan pendaftaran.

7. Mengadakan pemeriksaan dan penyidikan terhadap setiap pihak dalam hal terjadi peristiwa yang diduga merupakan pelanggaran terhadap peraturan perundang- undangan dibidang pasar modal.

8. Mewajibkan setiap pihak untuk :

a. Menghentikan atau memperbaiki iklan atau promosi yang berhubungan dengan kegiatan di pasar modal.

b. Mengambil langkah-langkah yang diperlukan untuk mengatasi akibat yang timbul dari iklan atau promosi dimaksud.

9. Melakukan pemeriksaan terhadap :

a. Setiap emiten atau perusahaan public yang telah atau diwajibkan menyampaikan pernyataan pendaftaran kepada BAPEPAM.

b. Pihak yang dipersyaratkan memiliki ijin usaha, ijin orang perseorangan, persetujuan, atau pendaftaran profesi berdasarkan undang-undang.

10. Menunjuk pihak lain untuk melakukan pemeriksaan tertentu dalam rangka pelaksanaan wewenang BAPEPAM sebagaimana dimaksud dalam angka 9 tersebut di atas.

11. Mengumumkan hasil pemeriksaan.

12. Membekukan atau membatalkan pencatatan suatu efek pada bursa efek atau menghentikan transaksi bursa atas efek tertentu untuk jangka waktu tertentu guna melindungi kepentingan pemodal.

13. Menghentikan kegiatan perdagangan bursa efek untuk jangka waktu tertentu dalam hal keadaan darurat.

14. Memeriksa keberatan yang diajukan oleh pihak yang dikenakan sanksi oleh bursa efek, lembaga kliring dan penjaminan, atau lembaga penyimpanan dan penyelesaian serta memberikan keputusan membatalkan atau menguatkan pengenaan sanksi dimaksud.

15. Menetapkan biaya perijinan, persetujuan, pendaftaran, pemeriksaan dan biaya penelitian serta biaya lain dalam rangka kegiatan pasar modal.

16. Melakukan tindakan yang diperlukan untuk mencegah kerugian masyarakat sebagai akibat pelanggaran atas ketentuan dibidang pasar modal.

17. Memberikan penjelasan lebih lanjut yang bersifat teknis atas undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal atau peraturan pelaksananya.

18. Menetapkan instrument lain sebagai efek selain yang telah ditentukan dalam pasal 1 angka 5 undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal.

19. Melakukan hal-hal lain yang diberikan berdasarkan undang-undang nomor 8 tahun 1995 tentang pasar modal.