TESIS
Oleh
HENDRY
117011091/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
TESIS
Diajukan Untuk Memperoleh Gelar Magister Kenotariatan Pada Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum
Universitas Sumatera Utara
Oleh
HENDRY
117011091/M.Kn
FAKULTAS HUKUM
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
MEDAN
Nomor Pokok : 117011091
Program Studi : Kenotariatan
Menyetujui Komisi Pembimbing
(Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH)
Pembimbing Pembimbing
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Dr. Mahmul Siregar, SH, MHum)
Ketua Program Studi, Dekan,
(Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN) (Prof. Dr. Runtung, SH, MHum)
PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof. Dr. Bismar Nasution, SH, MH
Anggota : 1. Prof. Dr. Muhammad Yamin, SH, MS, CN
2. Dr. Mahmul Siregar, SH, MHum
3. Dr. T. Keizerina Devi A, SH, CN, MHum
Nama : HENDRY
Nim : 117011091
Program Studi : Magister Kenotariatan FH USU
Judul Tesis : PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR DALAM TRANSAKSI SAHAM TANPA WARKAT (SCRIPTLESS TRADING)DI PASAR MODAL
Dengan ini menyatakan bahwa Tesis yang saya buat adalah asli karya saya sendiri bukan Plagiat, apabila dikemudian hari diketahui Tesis saya tersebut Plagiat karena kesalahan saya sendiri, maka saya bersedia diberi sanksi apapun oleh Program Studi Magister Kenotariatan FH USU dan saya tidak akan menuntut pihak manapun atas perbuatan saya tersebut.
Demikianlah surat pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya dan dalam keadaan sehat.
Medan,
Yang membuat Pernyataan
Nama :HENDRY
warkat dilakukan secara komputerisasi. Sistem ini tidak hanya menyangkut tentang perdagangan saja tetapi juga menyangkut dengan penyelesaian dari perdagangan tersebut. Pada sistem ini saham sudah dirubah menjadi data elektronik yang tersimpan di komputer. Scriptless trading atau perdagangan tanpa warkat adalah sistem perdagangan yang memiliki mekanisme penyelesaian dan penyimpanan saham secara elektronik. Permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan scriptless trading adalah terkait bagaimana pelaksanaan transaksi saham tanpa warkat (scriptless trading) di Bursa Efek Indonesia, bagaimana keabsahan transaksi saham tanpa warkat (scriptless trading) di Pasar Modal Indonesia dan bagaimana perlindungan hukum terhadap investor dalamscriptless tradingdi Pasar Modal Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, yakni suatu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder seperti peraturan perundang-undangan, teori hukum dan pendapat para sarjana hukum terkemuka.
Pelaksanaan Transaksi Efek Tanpa Warkat (Scriptless trading) di Bursa Efek Indonesia menggunakan teknologi modern dimana transaksi bisa dilakukan dengan cepat dan tepat waktu dimana pembeli dan penjual tidak perlu bertatap muka secara langsung. Transaksi Efek Tanpa Warkat (Scriptless trading) tidak lagi menggunakan sertifikat saham fisik sebagai bukti kepemilikan saham, tetapi hanya menggunakan surat konfirmasi tertulis yang dikeluarkan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Transaksi Efek Tanpa Warkat (Scriptless trading) di Pasar Modal Indonesia adalah sah karena Undang Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mengakomodir peralihan hak atas efek secara elektronik yaitu melalui book entry settlement yang menjadi cara dalam peralihan hak dalam scriptless trading. Walaupun cara penyerahan dalam scriptless trading kontradiktif dengan ketentuan KUH Perdata namun scriptless trading diatur di dalam peraturan tersendiri yang khusus mengatur tentang itu sehingga menyampingkan ketentuan KUH Perdata (lex specialis derogate lex generalis). Perlindungan hukum terhadap investor dalam scriptless trading di pasar modal adalah dilakukan melalui pelaksanaan prinsip keterbukaan. Dengan adanya Prinsip keterbukaan dapat menghindarkan atau minimal kejadian yang dapat menimbulkan akibat buruk dan kerugian materi bagi investor publik, sebab pelaksanaan atas kewajiban keterbukaan membuat para investor dapat memperoleh akses informasi yang benar dan tepat waktu. Penyelesaian perselisihan di pasar modal juga berfungsi melindungi investor karena apabila ada investor yang merasa dirugikan dapat menempuh jalur penyelesaian secara hukum.
computerization. This system not only deals with trade but also with the resolution of the trade itself. In this system, the stocks are changed to electronic data which are saved in computer. Scriptless trading or trade without documents is a trade system which has the mechanism of resolution and storage of stocks electronically. The problems which arise in the implementation of using scriptless trading in the Indonesia Stock Exchange is how about the validity of the transaction of stocks without any documents (scriptless trading) in the Indonesia Stock Exchange and how about the legal protection for investors in scriptless trading in the Indonesian Capital Market.
The research used judicial normative approach which analyzed literature materials or secondary data such as legal provisions, legal theories, and the opinions of renowned legal experts.
The implementation of Effect Transaction without documents (scriptless trading) in the Indonesia Stock Exchange uses modern technology in which the transaction can be done fast and punctual without having face to face meeting between the buyers and the sellers. Effect transaction without documents (scriptless trading) does not use stock certificates physically as a proof of stock ownership but only uses written confirmation letter issued by the Indonesian Effect Central Custodian (KSEI). The Effect transaction without documents (scriptless trading) in the Indonesian Capital Market is valid since Law No. 8/1995 on Capital Market accommodates the right transfer on effect electronically through book entry settlement which becomes the method of right transfer in scriptless trading. Although the transfer in scriptless trading is contradictive to the stipulation in the Civil Code, it is stipulated in a specific regulation in this matter so that it ignores the stipulation in the Civil Code (lex specialis derogate lex generalis). Legal protection for investors in scriptless trading in the capital market is by carrying out the principle of transparency. This principle can avoid or minimize the accident which causes bad effect and material losses for public investors because the implementation of the obligation for transparency can make investors get correct and punctual information access. The resolution of dispute in the capital market is also functioned to protect investors who feel harmed; they can settle the dispute legally.
dan rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas penelitian tesis dengan judul “Perlindungan Hukum Terhadap Investor Dalam Transaksi Saham Tanpa Warkat (Scriptless Trading) di Pasar Modal”.
Penyusunan tesis ini merupakan salah satu persyaratan dalam menyelesaikan pendidikan Strata 2 (dua) Program Studi Magister Kenotariatan pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
Penulis menyadari bahwa tanpa bimbingan, arahan, masukan, bantuan dan dorongan semangat dari berbagai pihak, tesis ini tidak dapat diselesaikan dengan baik. Pada kesempatan ini, penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Kedua orangtua dan serta seluruh anggota keluarga yang sangat disayangi dan dihormati yang senantiasa mengasihi, membimbing, memperhatikan dan menyediakan segala sesuatu yang diperlukan dalam sampai saat ini.
2. Bapak Prof. Dr. dr. Syahril Pasaribu, DTM&H, MSc (CTM), SpA (K), selaku Rektor Universitas Sumatera Utara atas kesempatan menjadi mahasiswa Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
3. Bapak Prof. Dr. Runtung, S.H., M.Hum., selaku Dekan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara, atas kesempatan menjadi mahasiswa Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara.
4. Bapak Prof. Dr. Bismar Nasution, S.H., M.H., selaku Ketua Komisi Pembimbing, di tengah aktivitas yang padat, beliau berkenan membimbing dan mengarahkan penulis hingga tesis ini selesai.
Pembimbing, yang telah berkenan meluangkan waktu membantu dan memberikan arahan dan bimbingan kepada penulis dalam menyusun dan menyelesaikan tesis ini.
8. Ibu Dr. T. Keizerina Devi Azwar, S.H. CN., M.Hum dan Bapak Dr. Syahril Sofyan, S.H., MKn, selaku dosen penguji tesis ini, yang telah memberikan kritik dan saran dalam penulisan tesis ini hingga selesai.
9. Bapak-bapak dan Ibu-ibu dosen pengajar serta para staf pada Program Studi Magister Kenotariatan pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan pengajaran dan bantuan selama saya menuntut ilmu di Program Studi Magister Kenotariatan pada Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara. 10. Seluruh mahasiswa seangkatan Program Studi Magister Kenotariatan pada
Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara yang telah memberikan semangat dan dukungannya dalam usaha menyelesaikan tesis ini.
Akhir kata, penulis berharap bahwa tulisan ini akan bermanfaat bagi banyak pihak.
Medan, Agustus 2013 Penulis
Jenis Kelamin : Laki-laki
Tempat dan tanggal lahir : Medan, 9 Agustus 1988
Status : Belum menikah
Alamat : Jalan Gatot Subroto km 8,5 No. 335 Medan
Telepon : 081361671122
Kewarganegaraan : WNI
Agama : Buddha
II. PENDIDIKAN
SD Methodist 6 Medan Tahun 1994-2000
SLTP Methodist 6 Medan Tahun 2000-2003
SMU Methodist 2 Medan Tahun 2003-2006
S1 Fakultas Hukum Universitas Sumatera Utara Medan Tahun 2006-2009
S2 Program Studi Magister Kenotariatan Fakultas Hukum Universitas Sumatera
Utara Medan Tahun 2011-2013
III. PENGALAM BEKERJA
PT Toba Pulp Lestari Tbk sebagai Senior Supervisor of Corporate Legal 6 September
vi
ABSTRACT ... ii
KATA PENGANTAR... iii
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v
DAFTAR ISI... vi
DAFTAR SINGKATAN ... viii
DAFTAR ISTILAH ASING... ix
BAB I PENDAHULUAN... 1
A. Latar Belakang ... 1
B. Perumusan Masalah ... 13
C. Tujuan Penelitian ... 13
D. Manfaat Penelitian ... 14
E. Keaslian Penelitian ... 15
F. Kerangka Teori dan Landasan Konsepsi... 18
1. Kerangka Teori... 18
2. Landasan Konsepsi... 25
G. Metode Penelitian ... 28
BAB II PELAKSANAAN TRANSAKSI SAHAM TANPA WARKAT (SCRIPTLESS TRADING) DI BURSA EFEK INDONESIA .... 36
A. Latar Belakang dan Dasar HukumScriptless Trading... 36
B. Pengertian dan TujuanScriptless Trading ... 39
C. Pihak-Pihak dan Peranannya DalamScriptless Trading... 47
vii
C. KeabsahanScriptless Trading... 92
BAB IV PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR DALAM SCRIPTLESS TRADING DI PASAR MODAL INDONESIA ... 104
A. Perlindungan Hukum Investor di Pasar Modal Indonesia ... 104
B. Perlindungan Hukum Terhadap Investor Dalam Scriptless Trading ... 119
C. Peranan OJK Dalam Perlindungan Investor di Pasar Modal Indonesia ... 130
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ... 138
A. Kesimpulan ... 138
B. Saran ... 139
BAPEPAM-LK : Badan Pengawas Pasar Modal dan Lembaga Keuangan BAPMI : Badan Arbitrase Pasar Modal Indonesia
BK : Bank Kustodian
C-BEST : Central Depository and Book Entry Settlement E-CLEAR : Electronic Clearing and Guarantee System IHSG : Indeks Harga Saham Gabungan
JATS : Jakarta Automated Trading System KDEI : Kustodian Deposit Efek Indonesia KSEI : Kustodian Sentral Efek Indonesia KPEI : Kliring dan Penjaminan Efek Indonesia LKP : Lembaga Kliring dan Penjaminan
LPP : Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian OJK : Otoritas Jasa Keuangan
PT : Perseroan Terbatas
RUPS : Rapat Umum Pemegang Saham
rekening Efek yang satu dan menambahkan Efek dimaksud pada rekening Efek yang lain pada Kustodian, yang dalam hal ini dapat dilakukan secara elektronik
Broker : Perantara perdagangan efek atau sering disebut pialang
Cash and Carry : Prinsip pembayaran dan penyerahan seketika
Central Depository and Book Entry Settlement
: Sistem yang terdapat di Kustodian Sentral Efek
Indonesia untuk melakukan penyimpanan efek dan penyelesaian pembukuan
Corporate Action : Kegiatan korporasi seperti pengeluaran saham bonus, pengeluaran dividen saham, penawaran umum terbatas, penawaran umum kedua, konversi obligasi menjadi saham, penerbitan instrumen efek lainnya
Electronic Clearing and Guarantee System
: Sistem yang terdapat di Kliring Penjaminan Efek Indonesia dalam melakukan sistem kliring dan penjaminan secara elektronik
Face to Face : Tatap muka secara langsung
Initial Public Offering : Penawaran umum perdana
Jakarta Automated Trading System
: Sistem yang terdapat di Bursa Efek Indonesia
untuk melaksanakan transaksi perdagangan efek secara elektronik dan tanpa warkat
Online Trading System : Sistem perdagangan yang dilakukan secara komputerisasi
Real Time : Seketika pada saat itu juga
Scriptless Share : Efek tanpa warkat
Scriptless Trading : Sistem perdagangan yang memiliki mekanisme penyelesaian dan penyimpanan saham secara elektronik
Self Regulatory Organization : Organisasi yang memiliki kewenangan untuk membuat peraturan tersendiri yang berhubungan dengan aktivitas usahanya. SRO di pasar modal
terdiri atas Bursa Efek Indonesia, Kliring
Penjaminan EFek Indonesia, Kustodian Sentral Efek Indonesia
warkat dilakukan secara komputerisasi. Sistem ini tidak hanya menyangkut tentang perdagangan saja tetapi juga menyangkut dengan penyelesaian dari perdagangan tersebut. Pada sistem ini saham sudah dirubah menjadi data elektronik yang tersimpan di komputer. Scriptless trading atau perdagangan tanpa warkat adalah sistem perdagangan yang memiliki mekanisme penyelesaian dan penyimpanan saham secara elektronik. Permasalahan yang timbul dalam pelaksanaan scriptless trading adalah terkait bagaimana pelaksanaan transaksi saham tanpa warkat (scriptless trading) di Bursa Efek Indonesia, bagaimana keabsahan transaksi saham tanpa warkat (scriptless trading) di Pasar Modal Indonesia dan bagaimana perlindungan hukum terhadap investor dalamscriptless tradingdi Pasar Modal Indonesia.
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, yakni suatu penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder seperti peraturan perundang-undangan, teori hukum dan pendapat para sarjana hukum terkemuka.
Pelaksanaan Transaksi Efek Tanpa Warkat (Scriptless trading) di Bursa Efek Indonesia menggunakan teknologi modern dimana transaksi bisa dilakukan dengan cepat dan tepat waktu dimana pembeli dan penjual tidak perlu bertatap muka secara langsung. Transaksi Efek Tanpa Warkat (Scriptless trading) tidak lagi menggunakan sertifikat saham fisik sebagai bukti kepemilikan saham, tetapi hanya menggunakan surat konfirmasi tertulis yang dikeluarkan oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI). Transaksi Efek Tanpa Warkat (Scriptless trading) di Pasar Modal Indonesia adalah sah karena Undang Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal mengakomodir peralihan hak atas efek secara elektronik yaitu melalui book entry settlement yang menjadi cara dalam peralihan hak dalam scriptless trading. Walaupun cara penyerahan dalam scriptless trading kontradiktif dengan ketentuan KUH Perdata namun scriptless trading diatur di dalam peraturan tersendiri yang khusus mengatur tentang itu sehingga menyampingkan ketentuan KUH Perdata (lex specialis derogate lex generalis). Perlindungan hukum terhadap investor dalam scriptless trading di pasar modal adalah dilakukan melalui pelaksanaan prinsip keterbukaan. Dengan adanya Prinsip keterbukaan dapat menghindarkan atau minimal kejadian yang dapat menimbulkan akibat buruk dan kerugian materi bagi investor publik, sebab pelaksanaan atas kewajiban keterbukaan membuat para investor dapat memperoleh akses informasi yang benar dan tepat waktu. Penyelesaian perselisihan di pasar modal juga berfungsi melindungi investor karena apabila ada investor yang merasa dirugikan dapat menempuh jalur penyelesaian secara hukum.
computerization. This system not only deals with trade but also with the resolution of the trade itself. In this system, the stocks are changed to electronic data which are saved in computer. Scriptless trading or trade without documents is a trade system which has the mechanism of resolution and storage of stocks electronically. The problems which arise in the implementation of using scriptless trading in the Indonesia Stock Exchange is how about the validity of the transaction of stocks without any documents (scriptless trading) in the Indonesia Stock Exchange and how about the legal protection for investors in scriptless trading in the Indonesian Capital Market.
The research used judicial normative approach which analyzed literature materials or secondary data such as legal provisions, legal theories, and the opinions of renowned legal experts.
The implementation of Effect Transaction without documents (scriptless trading) in the Indonesia Stock Exchange uses modern technology in which the transaction can be done fast and punctual without having face to face meeting between the buyers and the sellers. Effect transaction without documents (scriptless trading) does not use stock certificates physically as a proof of stock ownership but only uses written confirmation letter issued by the Indonesian Effect Central Custodian (KSEI). The Effect transaction without documents (scriptless trading) in the Indonesian Capital Market is valid since Law No. 8/1995 on Capital Market accommodates the right transfer on effect electronically through book entry settlement which becomes the method of right transfer in scriptless trading. Although the transfer in scriptless trading is contradictive to the stipulation in the Civil Code, it is stipulated in a specific regulation in this matter so that it ignores the stipulation in the Civil Code (lex specialis derogate lex generalis). Legal protection for investors in scriptless trading in the capital market is by carrying out the principle of transparency. This principle can avoid or minimize the accident which causes bad effect and material losses for public investors because the implementation of the obligation for transparency can make investors get correct and punctual information access. The resolution of dispute in the capital market is also functioned to protect investors who feel harmed; they can settle the dispute legally.
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Modal yang dimiliki oleh perusahaan biasanya akan digunakan untuk
membiayai kelangsungan perusahaan itu sendiri, misalnya dengan melakukan
pembelian aktiva tetap, membeli bahan-bahan yang diperlukan untuk menjalankan
proses produksi dan untuk ekspansi usaha. Modal tersebut dapat juga
digunakan/dimanfaatkan sebagai piutang dagang atau persediaan kas dan sebagainya,
yang pada dasarnya ditujukan untuk pengembangan kegiatan usaha dari perusahaan
tersebut.1
Pemenuhan permodalan perusahaan dapat dibagi menjadi dua bagian, yaitu
pemenuhan modal dari intern atau dari dalam perusahaan dan pemenuhan modal dari
ekstern atau di luar perusahaan. Pemenuhan modal dari intern diperoleh atau
dihasilkan sendiri oleh perusahaan, misalnya dana atau modal yang berasal dari
keuntungan yang tidak dibagikan atau keuntungan yang ditahan oleh perusahaan
(retained earnings). Sedangkan dana atau modal yang diperoleh dari ekstern dapat
diperoleh dari misalnya tambahan penyertaan modal pemilik perusahaan, atau melalui
pinjaman kepada pihak ketiga atau melalui kredit bank, dan dapat pula diperoleh
melalui mekanisme Pasar Modal.2
1Bambang Riyanto, Dasar-Dasar Pembelanjaan Perusahaan (Yogyakarta :
BPFEYogyakarta, 2001), hal 3.
Pada tahap awal, perusahaan dalam menjalankan usaha, biasanya permodalan
diperoleh dari modal sendiri baik secara perorangan atau keluarga.3 Berkembangnya
perusahaan dengan sendirinya kebutuhan akan modal juga semakin besar untuk
mempertahankan dan lebih mengembangkan perusahaan tersebut. Keadaan ini
tentunya membutuhkan dana atau modal yang lebih besar dan biasanya tidak akan
cukup jika hanya mengandalkan modal sendiri. Terhadap pemenuhan kebutuhan
modal tersebut perusahaan dapat memakai beberapa cara diantaranya melalui
pinjaman dengan resiko bunga yang cukup tinggi atau melalui penawaran saham
dengan resiko yang rendah dan biaya yang relatif murah.
Hal yang sama juga diungkapkan oleh Sumantoro yang mengatakan “ dalam
hal dana dari modal sendiri tidak cukup maka salah satu cara yang dapat ditempuh
kemudian adalah dengan jalan menawarkan saham di pasar modal”.4
Sebagaimana yang umum diketahui, sebuah perusahaan biasanya berbentuk
Perseoran Terbatas (PT), yang dengan sendirinya kepemilikannya dibagi dalam
sero-sero/saham-saham. Dengan kata lain, saham/sero merupakan bukti tanda kepemilikan
atas sebuah perusahaan. Hal ini sesuai dengan ketentuan yang terdapat dalam Pasal 1
angka 1 Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Tebatas yang
berbunyi “Perseroan Terbatas, yang selanjutnya disebut Perseroan adalah, badan
hukum yang merupakan persekutuan modal, didirikan berdasarkan perjanjian,
melakukan kegiatan usaha dengan modal dasar, yang seluruhnya terbagi dalam saham
3Sumantoro,Aspek-Aspek Hukum dan Potensi Pasar Modal Di Indonesia(Jakarta : Ghalia
Indonesia, 1988), hal 25.
dan memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Undang-Undang ini serta peraturan
pelaksanaannya.5
Saham pada dasarnya merupakan instrumen penyertaan modal seseorang atau
lembaga dalam sebuah perusahaan.6 Ketentuan tersebut sesuai dengan aturan yang
terdapat dalam Pasal 31 ayat (1) Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang
Perseroan Tebatas berbunyi “modal dasar perusahaan terdiri atas seluruh nilai
nominal saham”.7
Ketika saham ditawarkan melalui pasar modal, maka saham dengan
sendirinya menjadi bagian dari efek. Menurut Undang-Undang No 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal, pengertian Efek adalah Surat Berharga, yaitu surat pengakuan
utang, surat berharga komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan
kontrak investasi kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.8
Efek yang ditawarkan pada perdagangan efek di pasar modal menjadi suatu
mata rantai penting, karena tidak semua orang bermaksud memegang efek tersebut
selamanya. Investor yang memegang efek pada saat ini mungkin mempunyai
kebutuhkan esok hari, dan karena tidak ada sumber dana lain untuk mencukupi
kebutuhan tersebut, maka efek yang dipegangnya menjadi alternative untuk
mendapatkan dana guna memenuhi kebutuhan tersebut. Di lain pihak, investor yang
mempunyai efek sedang tidak mebutuhkan uang untuk memenuhi kebutuhannya,
5Pasal 1 angka 1 Undang-Undang No 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Terbatas
6 M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya, Aspek Hukum Pasar Modal Indonesia (Jakarta :
Prenada, 2006), hal 188.
7
Pasal 31 ayat (1) Undang Undang Nomor 40 Tahun 2007 tentang Perseroan Tebatas
8M. Fakhrudin, Sopian Hadianto, Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal
tetapi karena merasa harga efek tersebut tidak akan naik lagi, maka investor tersebut
dapat memutuskan untuk menjual efeknya sehingga dapat mencari efek lain, atau
sarana investasi lain yang dianggapnya mempunyai kemungkinan untuk memberikan
keuntungan. Karena kebutuhan untuk menjual dan membeli inilah, maka dibutuhkan
sarana atau tempat untuk memperdagangkan efek. Dengan adanya sarana tersebut,
aktivitas penjualan dan pembelian efek menjadi lebih cepat berlangsung. Investor
tidak harus dengan susah payah mencari efek yang akan dibelinya.9
Berdasarkan kebutuhan dalam ilustrasi di atas, maka muncullah kebutuhan
akan sarana atau pasar untuk memperdagangkan efek, atau biasa dikenal dengan
bursa efek. Bursa efek lahir sebagai manifestasi dari pasar modal, di tempat inilah
perusahan dapat menjual efeknya dan investor dapat melakukan spekulasi investasi.
Di Indonesia dulu terdapat 2 (dua) bursa efek, yaitu Bursa Efek Jakarta dan Bursa
Efek Surabaya. Namun mulai 30 November 2007 Bursa Efek Jakarta dan Bursa Efek
Surabaya merger menjadi Bursa Efek Indonesia. Bursa Efek Indonesia mulai aktif
beroperasi sejak 1 Desember 2007. Oleh karena itu di Indonesia saat ini hanya
terdapat 1 (satu) Bursa Efek yaitu Bursa Efek Indonesia. Yang dapat menjadi
pemegang saham Bursa Efek adalah Perusahaan Efek yang telah memperoleh ijin
usaha sebagai perantara pedagang efek.
Bursa Efek hadir dalam jaringan komputer yang berhubung satu dengan
lainnya membentuk suatu pasar yang memungkinkan para pelakunya bertransaksi
seperti layaknya bursa yang hadir secara fisik seperti sebuah pasar tradisional.10
Pada Penjelasan atas Pasal 6 Undang-Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal, antara lain disebutkan bahwa “kegiatan bursa efek pada dasarnya adalah
menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan/atau sarana perdagangan efek bagi
anggotanya”.11
Bursa efek sekarang ini telah mempergunakan sistem perdagangan otomat
yang dinamakan Jakarta automatic trading sistem (JATS) untuk menggantikan
sistem manual. Hal ini disebabkan karena perdagangan sebelumnya yang
menggunakan sistem manual sangat mempunyai banyak kelemahan dan kekurangan
diantaranya adalah:
1. Lantai bursa penuh dengan papan tulis tempat para pialang menuliskan transaksi;
2. Jumlah maksimal transaksi yang dapat ditangani per hari oleh bursa efek hanya
sekitar 5.000 transaksi;
3. Terbukanya kesempatan yang tidak sama bagi para pialang;
4. Biaya per unit transaksi relatif tinggi;
5. Memungkinkan terjadinya kolusi antar pialang dalam mengatur harga efek
10Ibid, hal 376.
11Bunyi lengkap dari penjelasan atas Pasal 6 Undang Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar
6. Informasi pasar tidak dapat disebarkan kepada investor secara tepat waktu
dengan tingkat akurasi tinggi;
7. Proses transaksi yang menghabiskan waktu
8. Transaksi tidak dapat dilakukan dengan jarak jauh danreal time.12
Untuk mengatasi kelemahan dan kekurangan tersebut di atas, maka diperlukan
suatu sistem perdagangan yang terkomputerisasi, cepat, efisien, dan memberikan
pelayanan yang sama kepada para seluruh investor pasar modal baik investor asing
maupun investor domestik di tanah air.
Kehadiran online trading sistem merupakan suatu alternatif perdagangan
saham sesuai dengan perkembangan teknologi informasi. Kemajuan teknologi
informasi mencerminkan kecepatan proses komunikasi secara langsung dan
keterbukaan akses informasi. Karena pelaku pasar modal memandang eistem
perdagangan saham dengan memakai sistem JATS, dimana investor harus
menghubungi perantara untuk melakukan transaksi, dianggap kurang mampu
menampung keinginan atau aspirasi investior dalam bertransaksi saat itu juga (real
time). Untuk menjawab tantangan itu, online trading sistem merupakan media yang
sangat tepat.13
Untuk menjadi pemegang saham perusahaan yang sudahlistingdi bursa efek,
investor cukup duduk di depan komputer, mengakses internet, memasukkan
identifikasi perusahaan yang diinginkan, dan membaca prospektus yang ditampilkan.
Bila tertarik, calon investor dapat mengambil keputusan dan menghubungi nomor
yang dipandu lewat prospektus, memberikan nomor account di perusahaan sekuritas,
melakukan verifikasi data, maka transaksi dapat langsung diselesaikan pada saat itu
juga. Bila ada sekian orang yang dalam waktu bersamaan melakukan hal yang sama,
maka penyebaran kepemilikan saham perusahaan akan dapat terwujud. Dengan
demikian peluang untuk memanipulasi dan konspirasi akan semakin kecil, karena
pihak lain dapat memantau pada saat proses tersebut tengah dilakukan.14
Permasalahan yang timbul kemudian adalah bagaimana perlindungan hukum
terhadap investor di pasar modal sekarang ini, karena saat ini transaksi efek sudah
dilakukan secara elektronik dimana penjual dan pembeli efek tidak perlu harus
bertatap muka untuk melakukan transaksi efek. Dewasa ini dengan perkembangan
kemajuan teknologi yang ada juga telah memasuki Pasar Modal di Indonesia, dimana
saham yang diperdagangkan tidak lagi berbentuk sertifikat saham seperti dulu,
melainkan saham-saham tersebut telah dirubah menjadi saham elektronik atau yang
dikenal dengan istilah Sistem Perdagangan Tanpa Warkat (Scriptless trading),
dimana dalam sistem perdagangan ini semua saham dikonversi menjadi data
elektronik atau catatan komputer yang disimpan oleh PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia (PT KSEI).
Sistem perdagangan tanpa warkat (scriptless trading) merupakan sistem
perdagangan baru yang diterapkan di Bursa Efek Indonesia. Perdagangan tanpa
warkat dilakukan secara komputerisasi. Sistem ini tidak hanya menyangkut tentang
perdagangan saja tetapi juga menyangkut dengan penyelesaian dari perdagangan
tersebut. Pada sistem ini, saham sudah dirubah menjadi data elektronik yang
tersimpan di komputer.
Scripless trading atau perdagangan tanpa warkat adalah sistem perdagangan
yang memiliki mekanisme penyelesaian dan penyimpanan saham secara elektronik.15
Salah satu tujuan mengapa scripless trading menjadi sangat penting untuk segera
diterapkan di pasar modal, karena menyangkut sebuah mekanisme yang dapat
menciptakan efisiensi dan keamanan dalam melakukan transaksi.16
Keberadaan scripless trading di bidang pasar modal merupakan produk
teknologi bisnis atau setidak-tidaknya merupakan suatu produk dari sistem baru dan
modern, sehingga sepatutnyalah jika menempatkan fenomena keterkaitan hukum
dengan teknologi tersebut terhadap eksistensiscripless tradingdi bidang pasar modal
ini. Maksudnya adalah realita menunjukkan bahwa bagaimana sistem perdagangan
efek yang canggih secara scripless tersebut dapat didayagunakan oleh hukum,
khususnya hukum di bidang pasar modal, sehingga akan dapat membawa manfaat
yang maksimal untuk bidang hukum, produk hukum atau pranata hukum berupa
efek-efek yang diperdagangkan di pasar modal. Teknologi yang sangat canggih dapat
menimbulkan masalah hukum apabila tidak diatur sedemikian rupa.
Dengan sistem perdagangan scripless trading, saham-saham yang tadinya
berbentuk fisik berupa kertas, akan dikonversikan menjadi catatan elektronik, dan
untuk penyelesaian transaksinya dilakukan kliring dengan sistem pemindahbukuan
(book of entry settlement) antar satu rekening ke rekening lainnya. Dengan kata lain,
scripless trading adalah perdagangan efek yang penyelesaiannya tidak lagi
menggunakan fisik berupa sertifikat efek, tetapi dengan pemindahbukuan antar
rekening efek.
Landasan hukum penerapan scripless trading adalah penitipan kolektif
sebagaimana diatur di dalam Pasal 55 ayat (1) Undang Undang No. 8 Tahun 1995
tentang Pasar Modal yang menyebutkan “Penyelesaian transaksi bursa dapat
dilaksanakan dengan penyelesaian pembukuan, penyelesaian fisik atau cara lain yang
ditetapkan dengan Peraturan Pemerintah”17 sedangkan pada Penjelasan Undang
Undang Pasar Modal memberikan pengertian yang lebih detil bahwa yg dimaksud
"penyelesaian pembukuan" (book entry settlement) dalam ayat ini adalah pemenuhan
hak dan kewajiban yang timbul sebagai akibat adanya Transaksi Bursa yang
dilaksanakan dengan cara mengurangi Efek dari rekening Efek yang satu dan
menambahkan Efek dimaksud pada rekening Efek yang lain pada Kustodian, yang
dalam hal ini dapat dilakukan secara elektronik.18Peralihan hak atas Efek terjadi pada
saat penyerahan Efek atau pada waktu Efek dimaksud dikurangkan dari rekening
Efek yang satu dan kemudian ditambahkan pada rekening Efek yang lain.
Yang dimaksud dengan “penyelesaian fisik” dalam ayat ini, adalah
penyelesaian Transaksi Bursa yang dilakukan langsung oleh setiap Perantara
17Pasal 55 ayat (1) Undang Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Pedagang Efek yang melakukan transaksi, berdasarkan serah terima fisik warkat
Efek.
Yang dimaksud dengan “cara lain” dalam ayat ini antara lain adalah :
a. penyelesaian Transaksi Bursa secara langsung pada daftar pemegang Efek tanpa
melalui rekening Efek pada Kustodian;
b. penyelesaian Transaksi Bursa secara internasional atau melalui negara lain;
c. penyelesaian Transaksi Bursa secara elektronik atau cara lain yang mungkin
ditemukan dan diterapkan di masa datang sesuai dengan perkembangan
teknologi;
d. penyelesaian Transaksi Bursa lain yang wajib dilaksanakan apabila terdapat
peraturan perundang-undangan baru.
Penitipan kolektif merupakan penitipan atas efek yang dimiliki bersama oleh
lebih dari satu pihak yang kepentingannya diwakili oleh Kustodian. Kepentingan
yang diwakili oleh Kustodian dalam hal ini adalah berkenaan dengan pencatatan
kepemilikan efek serta penerimaan hak-hak yang melekat pada efek tersebut, yang
dibagikan oleh emiten kepada investor melalui Lembaga Penyimpanan dan
Penyelesaian (LPP), dalam hal ini PT Kustodian Sentral Efek Indonesia (KSEI).
Bukti kepemilikan investor untuk semua efek berbentuk elektronik (scriptless) adalah
berbentuk konfirmasi tertulis yang dikeluarkan KSEI.19
19Pasal 2 huruf (a) Peraturan Badan Pengawas Pasar Modal Nomor VI.A.3 tentang Rekening
Dasar hukum diterapkannya perdagangan tanpa warkat adalah Keputusan
Direksi PT Bursa Efek Jakarta No: 041/BEJ/0809 yang dikeluarkan pada tanggal 31
Agustus 1998 tentang Ketentuan Umum Perdagangan Efek Tanpa Warkat. Dasar
pemikiran hukum yang dipakai untuk memperbolehkan dilaksanakannya perdagangan
tanpa warkat, dimana semua saham sudah berbentuk data elektronik, adalah
ketentuan atau yurisprudensi keputusan Mahkamah Agung No. 1582K/Pid/1999.
Pada keputusan tersebut, Mahkamah Agung mengakui bahwa pandangan hukum atas
perubahan sifat dan hak dan kekayaan dari yang visual dan material sangat identik
dengan kekayaan simbolik atau super simbolik asal memenuhi persyaratan sebagai
berikut :
1. Tersimpan dalam pulsa-pulsa elektronik;
2. Mempunyai jumlah tertentu;
3. Dapat ditransfer secara elektronik;
4. Dan setiap transfer jumlahnya bertambah atau berkurang, yang berarti
mempunyai nilai tukar.
Jadi dengan demikian, sistem perdagangan tanpa warkat sudah mempunyai
pijakan hukum yang jelas terhadap penerapannya. Bukti kepemilikan saham dalam
sistem perdagangan tanpa warkat, akan dikeluarkan oleh PT Kustodian Sentral Efek
Indonesia berupa surat konfirmasi tertulis kepemilikan saham dan laporan yang akan
disampaikan setiap akhir perdagangan dalam bentuk data komputer dan pada awal
perdagangan dalam bentuk tertulis. Konfirmasi tertulis ini dihasilkan oleh sistem dan
di pasar modal sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku walaupun yang
dipegang oleh investor bukanlah fisik sahamnya. Dalam Pasal 5 ayat (1) Undang
Undang No 11 Tahun 2008 tentang Informasi dan Transaksi Elektronik dinyatakan
bahwa Informasi Elektronik dan/atau Dokumen Elektronik dan/atau hasil cetaknya
merupakan alat bukti hukum yang sah.
Kemudahan transaksi yang dilakukan di mana para pihak tidak perlu bertatap
muka merupakan celah yang dapat dipergunakan oleh pihak-pihak yang beritikad
tidak baik untuk dapat melakukan perbuatan melawan hukum. Scripless trading
adalah sebuah teknologi dalam pasar modal untuk meningkatkan efisiensi dan
efektifitas transaksi di dalam pasar modal. Transaksiscripless tradingini patut untuk
diakomodasikan di dalam peraturan perundang-undangan karena scriptless trading
tidak sama dengan transaksi pada umumnya yang dilakukan secara face to face.
Dengan berubahnya seluruh sertifikat efek yang diperdagangkan di bursa efek
menjadi data elektronik, maka diperlukan adanya pengaturan hukum yang lebih ketat
agar tidak terjadi pelanggaran hukum yang dapat mengakibatkan kerugian.20
Perkembangan pasar modal tidak terlepas dari kebutuhan dan pengaruh
investor. Pasar modal sendiri bertumpu pada tiga hal yaitu pendapatan, likuiditas dan
keamanan investasi. Otoritas pasar modal dan para pihak yang terlibat harus dalam
industri pasar modal harus bekerja sama untuk mewujudkan ketiga hal tersebut dalam
pasar modal Indonesia sehingga investor tertarik untuk berinvestasi di pasar modal
Indonesia.
Pasar Modal mempunyai peran yang strategis dalam pembangunan nasional sebagai salah satu sumber pembiayaan bagi dunia usaha dan wahana investasi bagi masyarakat. Pasar Modal dapat berkembang dibutuhkan adanya landasan hukum yang kukuh untuk lebih menjamin kepastian hukum pihak-pihak yang melakukan kegiatan di Pasar Modal serta melindungi kepentingan masyarakat pemodal (investor) dari praktik yang merugikan.
Berdasarkan uraian-uraian di atas, penulis tertarik untuk mengkaji penelitian lebih jauh tentang Pasar Modal sebagai suatu karya ilmiah dalam bentuk tesis dengan
judul ”PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR DALAM
TRANSAKSI SAHAM TANPA WARKAT (SCRIPTLESS TRADING) DI
PASAR MODAL.”
B. Perumusan Masalah
Berdasarkan uraian diatas, maka dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut :
1. Bagaimana Pelaksanaan Transaksi Efek Tanpa Warkat (Scriptless trading) di Bursa Efek Indonesia?
2. Bagaimana Keabsahan Transaksi Efek Tanpa Warkat (Scriptless trading) Yang Dilakukan Secara Elektronik di Pasar Modal?
3. Bagaimana Perlindungan Hukum Terhadap Investor Dalam Transaksi Efek Secara Elektronik Di Pasar Modal?
C. Tujuan Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang telah dipaparkan maka yang menjadi tujuan
1. Untuk mengetahui Pelaksanaan Transaksi Efek Tanpa Warkat (Sciptless
Trading) di Bursa Efek Indonesia
2. Untuk mengetahui Keabsahan Transaksi Efek Tanpa Warkat (Scriptless trading)
Yang Dilakukan Secara Elektronik di Pasar Modal
3. Untuk mengetahui Perlindungan Hukum Terhadap Investor Dalam Transaksi
Efek Secara Elektronik Di Pasar Modal
D. Manfaat Penelitian
Berdasarkan permasalahan yang menjadi fokus kajian penelitian ini dan
tujuan yang ingin dicapai, maka diharapkan penelitian ini dapat memberikan manfaat
sebagai berikut:
1. Manfaat Teoritis
Hasil penelitian ini dapat dijadikan sebagai bahan kajian lebih lanjut bagi para
akademisi maupun dan masyarakat umum serta diharapkan dapat memberi
manfaat guna menambah khasanah ilmu hukum secara umum dan hukum
perusahaan secara khusus di Indonesia, dan lebih khususnya lagi adalah dalam
bidang studi kenotariatan. Selain itu, penelitian ini diharapkan dapat memberikan
masukan bagi penyempurnaan perangkat aturan dan ketentuan yang mengatur
tentang pasar modal di kemdian hari, terutama mengenai perlindungan hukum
terhadap investor dalam transaksi efek secara elektronik di pasar modal.
2. Manfaat Praktis
Melalui penelitian tesis ini, diharapkan dapat memberikan masukan dan
a. Sebagai pedoman dan masukan bagi pemerintah/badan legislatif dalam
menentukan kebijakan maupun regulasi dalam upaya pengembangan hukum
nasional ke arah pengaturan perlindungan hukum terhadap investor di pasar
modal.
b. Sebagai informasi dan inspirasi bagi praktisi bisnis (para pelaku usaha,
pemegang saham, dan komisaris) bahkan investor untuk memahami
pengaturan perlindungan hukum terhadap investor di pasar modal.
c. Sebagai bahan kajian bagi para akademisi yang dapat mengambil poin–poin
atau modul–modul pembelajaran dari tesis ini dan diharapkan wacana
perlindungan hukum terhadap investor di pasar modal ini berkembang ke arah
yang lebih baik.
d. Sebagai informasi dan rujukan bagi aktivis LSM/NGO, masyarakat umum dan
stakeholders lainnya sehingga mampu bersikap sebagai informan, promotor
sekaligus pengontrol perkembangan hukum pasar modal di Indonesia.
E. Keaslian Penelitian
Menurut data yang ada berdasarkan pemeriksaan dan hasil–hasil judul
penelitian yang ada pada perpustakaan Universitas Sumatera Utara (USU), tesis
mengenai ”PERLINDUNGAN HUKUM TERHADAP INVESTOR DALAM
TRANSAKSI SAHAM TANPA WARKAT (SCRIPTLESS TRADING) DI
PASAR MODAL” belum pernah dilakukan oleh peneliti lain sampai saat tesis ini
ditulis, meskipun dalam bentuk makalah pada seminar–seminar, maupun dalam
beberapa penelitian sebelumnya di lingkungan Sekolah Pasca Sarjana Fakultas
Hukum diketahui ada beberapa peneliti yang mengangkat topik terkait Pasar Modal
untuk dijadikan sebagai bahan penelitian yaitu antara lain :
1. Penelitian tesis dari Universitas Sumatera Utara yang berjudul ”Perlindungan
Hukum bagi Investor Dalam Perdagangan Saham Setelah Listing di Pasar
Modal” dilakukan oleh Alkamra, SH dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM)
097011049 yang dilakukan pada tahun 2011 dengan permasalahan yang dibahas:
a. Perlindungan Hukum bagi Investor Dalam Perdagangan Saham Setelah
Listingdi Pasar Modal;
b. Praktek dan Kegiatan Yang Dilarang Dalam Perdagangan Saham di Pasar
Sekunder;
c. Pengawasan Lembaga Pasar Modal Untuk Memberikan Perlindungan Hukum
Bagi Investor Dalam Perdagangan Saham di Pasar Sekunder.
2. Penelitian tesis dari Universitas Sumatera Utara yang berjudul ”Perlindungan
Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan Saham (Delisting)
Saham Pada Kegiatan Pasar Modal Indonesia” yang dilakukan oleh Mukhti, SH
dengan Nomor Induk Mahasiswa (NIM) 067005075 yang dilakukan pada tahun
2008 dengan permasalahan yang dibahas:
a. Aspek Hukum Dalam Pelaksanaan Penghapusan Pencatatan Saham
b. Mekanisme Perlindungan Hukum Yang Dilakukan Oleh Bapepam Bagi
Investor Publik Dalam Proses Penghapusan Pencatatan Saham (Delisting)
Pada Kegiatan Pasar Modal Indonesia;
c. Analisis Ketentuan di Bidang Pasar Modal Dikaitkan Dengan Pemberian
Perlindungan Hukum Bagi Investor Publik Dalam Penghapusan Pencatatan
Saham (Delisting) Pada Kegiatan Pasar Modal Indonesia.
3. Penelitian tesis dari Universitas Sumatera Utara yang berjudul ”Aspek Hukum
Perlindungan Investor Dalam Perdagangan Saham Bank Mandiri Menjelang
Pasar Perdana” yang dilakukan oleh Tama Ulinta Tarigan, SH dengan Nomor
Induk Mahasiswa (NIM) 027011042 yang dilakukan pada tahun 2005 dengan
permasalahan yang dibahas:
a. Pengaturan Prinsip Keterbukaan Berkenaan Dengan Penawaran Saham Oleh
Bank Mandiri;
b. Pengaturan Masa Tenang (Quite Period) Menjelang Penawaran Umum
Perdana (Initial Public Offering/IPO) di Pasar Modal Indonesia, Suatu
Perbandingan dengan Pasar Modal di Amerika Serikat;
c. Perlindungan Investor Dalam Perdagangan Saham Bank Mandiri Pada Pasar
Perdana.
4. Penelitian tesis dari Universitas Diponegoro yang berjudul ”Scriptless trading
Sistem (Perdagangan Tanpa Warkat) Dalam kegiatan Perdagangan Saham di
Induk Mahasiswa (NIM) B4A.099.040 yang dilakukan pada tahun 2001 dengan
permasalahan yang dibahas:
a. Tinjauan Pustaka Tentang Scriptless trading Sistem (Perdagangan Tanpa
Warkat) Dalam kegiatan Perdagangan Saham Di Bursa Efek Jakarta;
b. Kendala-Kendala Yang Dihadapin Dalam Pelaksanaan Scriptless trading
Sistem;
c. Pengendalian Resiko dan Pengamanan Terhadap Pelaksanaan Scriptless
tradingSistem.
Hasil penelitian ini diperoleh melalui pemikiran yang diurai dan dikaji dari
pendapat pakar dan praktisi yang dituangkan dalam bentuk tulisan, dari referensi
buku, bahan seminar, makalah, artikel, dan karya tulis yang bersumber pada media
cetak seperti surat kabar atau majalah, media elektronik seperti televisi atau laman
dunia maya, berdasarkan kepada asas-asas keilmuan yang jujur, rasional, dan terbuka.
Semua ini tidak lain adalah merupakan implikasi etis dari proses menemukan
kebenaran ilmiah, sehingga hasil penelitian ini diharapkan dapat
dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
F. Kerangka Teori dan Landasan Konsepsi
1. Kerangka Teori
Teori yang digunakan sebagai pisau analisis dalam menjawab rumusan
kepastian hukum dikemukakan oleh Roscoe Pound.21 Teori Kepastian hukum
mengandung 2 (dua) pengertian yaitu pertama adanya aturan yang bersifat umum
membuat individu mengetahui perbuatan apa yang boleh atau tidak boleh dilakukan,
dan kedua berupa keamanan hukum bagi individu dari kesewenangan pemerintah
karena dengan adanya aturan hukum yang bersifat umum itu individu dapat
mengetahui apa saja yang boleh dibabankan atau dilakukan oleh Negara terhadap
individu. Kepastian hukum bukan hanya berupa pasal-pasal dalam undang-undang
melainkan juga adanya konsistensi dalam putusan hakim antara putusan hakim yang
satu dengan putusan hakim lainnya untuk kasus yang serupa yang telah di putuskan.22
Kepastian hukum sangat diperlukan untuk menjamin ketentraman dan ketertiban
dalam masyarakat karena kepastian hukum (peraturan/ ketentuan umum) mempunyai
sifat sebagai berikut:
a. Adanya paksaan dari luar (sanksi) dari penguasa yang bertugas mempertahankan dan
membina tata tertib masyarakat dengan perantara alat- alatnya.
b. Sifat undang- undang yang berlaku bagi siapa saja.23
Kepastian hukum ditujukan pada sikap lahir manusia, ia tidak mempersoalkan
apakah sikap batin seseorang itu baik atau buruk, yang diperhatikan adalah bagaimana
perbuatan lahiriahnya. Kepastian hukum tidak memberi sanksi kepada seseorang yang
mempunyai sikap batin yang buruk, akan tetapi yang diberi sanksi adalah perwujudan
21
Peter Mahmud Marzuki,Pengantar Ilmu Hukum, (Jakarta : Kencana Pranada Media Group, 2008), hal 158.
dari sikap batin yang buruk tersebut atau menjadikannya perbuatan yang nyata atau
konkrit.
Masyarakat mengharapkan adanya kepastian hukum, karena dengan adanya
kepastian hukum masyarakat akan lebih tertib. Hukum bertugas menciptakan
kepastian hukum karena bertujuan untuk ketertiban masyarakat. Tanpa kepastian
hukum orang tidak tahu apa yang harus diperbuatnya sehingga akhirnya timbul
keresahan. Tetapi jika terlalu menitikberatkan pada kepastian hukum, dan ketat
menaati peraturan hukum maka akibatnya akan kaku serta menimbulkan rasa tidak
adil. Apapun yang terjadi peraturannya tetap seperti demikian, sehingga harus ditaati
dan dilaksanakan. Undang-undang itu sering terasa kejam, apabila dilaksanakan
secara ketat, lex dura, sed tamen scripta (undang-undang itu kejam, tetapi memang
demikian bunyinya).24
Berbicara tentang kepastian hukum berarti tidak terlepas dari makna apa
tujuan hukum itu sebenarnya. Kepastian hukum adalah salah satu dari tujuan hukum,
di samping yang lainnya yakni kemanfaatan dan keadilan bagi setiap insan manusia
selaku anggota masyarakat yang plural dalam interaksinya dengan insan yang lain
tanpa membedakan asal usul dari mana dia berada.25Kepastian hukum sebagai salah
satu tujuan hukum tidak akan terlepas dari fungsi hukum itu sendiri. Fungsi hukum
yang terpenting adalah tercapainya keteraturan dalam kehidupan manusia dalam
24Sudikno Mertokusumo,Mengenal Hukum Suatu Pengantar ,(Yogyakarta : Liberty, 1988)
hlm 136.
25
masyarakat. Keteraturan ini yang menyebabkan orang dapat hidup dengan
berkepastian, artinya orang dapat mengadakan kegiatan-kegiatan yang diperlukan
dalam kehidupan bermasyarakat karena ia dapat mengadakan perhitungan atau
prediksi tentang apa yang akan terjadi atau apa yang bisa ia harapkan. Dalam dunia
usaha, kepastian hukum sangat diperlukan untuk menjamin ketenangan dan kepastian
berusaha.
Dalam kaitannya dengan penelitian tesis ini yang meneliti mengenai
Perlindungan Hukum Terhadap Investor Dalam Transaksi Saham Tanpa Warkat
(Scriptless trading) di Pasar Modal tentunya tidak terlepas dari unsur kepastian
hukum. Hal yang dipertimbangkan cukup relevan dengan penelitian dalam tesis ini
dikarenakan Investor di Pasar Modal harus mendapatkan kepastian hukum untuk
berinvestasi.
Untuk menciptakan kepastian hukum di pasar modal tidaklah mungkin
dilakukan oleh sekelompok pihak atau satu profesi tertentu saja. Banyak pihak yang
harus terlibat dalam usaha menciptakan kepastian hukum bagi investor di pasar modal
mulai dari pemerintah sebagai regulator, lembaga penunjang pasar modal, profesi
penunjang pasar modal, penegak hukum di bidang pasar modal dan terakhir investor
itu sendiri. Seluruh pihak-pihak yang terkait di pasar modal harus menaati seluruh
peraturan perundang-undangan yang berlaku di pasar modal agar dapat menuju ke
arah pasar modal yang wajar, teratur, dan efisien.
Pasar modal yang wajar, teratur, dan efisien merupakan kondisi pasar yang
memberikan perlindungan sekaligus kepastian hukum kepada investor publik
terhadap praktek bisnis yang tidak sehat dan tidak jujur.
Untuk memberikan kepastian hukum bagi investor di pasar modal yang
melakukan transaksi efek secara elektronik, maka Pemerintah harus mempunyai
serangkaian peraturan perundang-undangan yang dapat mengakomodasi
penyelenggaraan kegiatan di pasar modal terutama yang berkaitan dengan transaksi
efek secara elektronik yang dilakukan dengan scriptless trading agar investor dapat
merasa aman dan nyaman untuk bertransaksi tanpa didera rasa kekhawatiran karena
tidak adanya hukum yang mengatur kegiatan tersebut.
Dengan adanya kepastian hukum di bidang scriptless trading, maka dapat
memelihara kepercayaan investor terhadap pasar modal, dimana ketiadaan kepastian
hukum dalam pasar modal akan membuat investor tidak percaya pada mekanisme
pasar modal. Investor yang melakukan scriptless trading membutuhkan landasan
hukum yang jelas agar memastikan bahwa kegiatan yang dilakukan adalah sah dan
dilindungi oleh hukum dan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Hal ini
disebabkan karena kepastian hukum itu sendiri dapat memberikan rasa aman yang
optimal kepada para investor pasar modal agar dapat melakukan investasi di pasar
modal. Jika terdapat perangkat hukum yang mengatur pasar modal, maka kualitas
pasar modal akan semakin baik. Salah satu kualitas pasar modal yang baik adalah
pasar modal yang dapat melayani transaksi secara cepat dan efektif. Salah satu
efektif adalah melaluiscriptless trading. Manfaat dari adanya kepastian hukum dalam
scriptless tradingadalah:
1. Menciptakan pasar modal yang wajar, teratur, dan efisien;
2. Meningkatkan likuiditas dan frekuensi perdagangan efek di bursa;
3. Meningkatkan kualitas jasa kliring dan penyelesaian transaksi efek;
4. Meningkatkan efisiensi dan efektifitas serta keamanan dalam transaksi efek
(termasuk keamanan surat efek yang dapat hilang, rusak, terbakar, palsu dan
sebagainya);
5. Meningkatkan kepercayaan dan memberikan perlindungan bagi investor dalam
investasi di pasar modal;
6. Menghemat energi serta biaya transaksi efek.26
Menurut ajaran Dogmatis tujuan hukum tidak lain sekedar menjamin adanya
kepastian hukum. Sejalan dengan ajaran dogmatis tersebut di atas, Van kant
mengatakan bahwa hukum bertujuan menjaga kepentingan tiap-tiap manusia supaya
kepentingan-kepentingan itu tidak diganggu. Bahwa hukum mempunyai tugas untuk
menjamin adanya kepastian hukum dalam masyarakat.27
Terkait kepastian hukum dalam pelaksanaan scriptless tradingakan berkaitan
erat dengan penyelesaian transaksi secara pemindahbukuan atau yang umumnya
dikenal dengan istilah book entry settlement. Untuk melaksanaan book entry
26
M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya,Op Cit. hal 187.
27Ahmad Ubbe, Putusan Hakim sebagai “Rekayasa Sosial” dalam Pembinaan Hukum
settlementdi Bursa Efek Indonesia, maka dibutuhkan landasan peraturan
perundang-undangan yang mengatur mengenai book entry settlement, hal ini dibutuhkan agar
seluruh pihak-pihak yang terkait di pasar modal seperti Bursa Efek Indonesia,
Lembaga Kliring dan Penjaminan Efek, Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian,
Emiten, Perusahaan Efek, dan profesi di bidang pasar modal dapat terikat dalam suatu
tatanan hukum sehingga dapat meminimalkan resiko terjadinya pelanggaran dan
hal-hal yang tidak diinginkan dalam pelaksanaanbook entry settlement.
Investor pasar modal sendiri juga menyambut baik kehadiran scriptless
trading, namun masih ada kekhawatiran investor terhadap keabsahan keberadaan
saham-saham elektronik yang tidak mempunyai wujud fisik (electronic scriptless
share), karena investor hanya mendapatkan surat konfirmasi tertulis yang dikeluarkan
olek Kustodian Sentral Efek Indonesia. Untuk mengatasi kekhawatiran akan
keabsahan saham tidak berwujud tersebut, maka Otoritas Pasar Modal Indonesia telah
mempersiapkan serangkaian peraturan perundang-undangan yang dapat memberikan
jaminan dan kepastian hukum terhadap keabsahan saham-saham tidak berwujud
(scriptless share). Konfirmasi tertulis tentang kepemilikan saham yang dikeluarkan
oleh Kustodian Sentral Efek Indonesia merupakan bukti kepemilikan sah karena
dapat dijadikan alat pembuktian hukum karena Kustodian Sentral Efek Indonesia
merupakan Lembaga Penyimpanan dan Penyelesaian yang ditunjuk secara resmi oleh
Undang Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
Pada prinsipnya, kepastian hukum merupakan bentuk perlindungan hukum
(scriptless trading). Hal ini sangat dibutuhkan agar investor mendapatkan rasa aman
dan nyaman untuk berinvestasi di pasar modal tanpa adanya rasa kekhawatiran akan
terjadi praktik-praktik yang merugikannya. Hal ini sejalan dengan tujuan yuridis
Pasar Modal sebagaimana yang tercantum pada Pasal 4 Undang Undang No 8 Tahun
1995 tentang Pasar Modal yaitu mewujudkan terciptanya kegiatan Pasar Modal yang
teratur, wajar, dan efisien serta melindungi kepentingan investor (pemodal dan
masyarakat).28
2. Landasan Konsepsi
Konsepsi adalah salah satu bagian terpenting dari teori. Peranan konsep dalam
penelitian adalah menghubungkan antara teori yang ada dengan observasi dalam
penelitian, dan juga antara abstraksi dengan realitas.29 Konsep diartikan sebagai kata
yang menyatakan abstraksi yang digeneralisirkan dari hal-hal yang khusus yang
disebut definisi operasional.30
Konsep adalah suatu konstruksi mental, yaitu sesuatu yang dihasilkan oleh
suatu proses yang berjalan dalam pikiran penelitian untuk keperluan analisis.31
Suatu konsep atau suatu kerangka konsepsionil pada hakikatnya merupakan
suatu pengara atau pedoman yang lebih konkrit dari pada kerangka teoritis yang
sering kali masih bersifat abstrak. Namun demikian, suatu kerangka konsepsionil,
28Pasal 4 Undang Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
29Masri Singarimbun dan Sofyan Effendi,Metode Penelitian Survei, (Jakarta : LP3ES, 1998),
hal. 34. Lihat juga Sutan Remy Sjahdeini,Kebebasan Berkontrak dan Perlindungan yang Seimbang bagi Para Pihak dalam Perjanjian Kredit Bank di Indonesia, (Jakarta : Institut Bankir Indonesia, 1993), hal. 10.
30
Sumardi Suryabrata, Metodologi Penelitian, (Jakarta : PT Raja Grafindo Persada, 1998), hal. 3.
kadang-kadang dirasakan masih juga abstrak, sehingga diperlukan definisi-definisi
operasional yang akan dapat dijadikan pegangan konkrit di dalam penelitian.32
Definisi operasional terhadap berbagai istilah yang digunakan di dalam
penelitian ini, diantaranya sebagai berikut:
1. Perlindungan Hukum adalah suatu perlindungan yang diberikan terhadap
individu ataupun institusi guna melindunginya atas investasi yang dilakukannya
dalam pembelian saham tanpa warkat berdasarkan undang undang ataupun
peraturan-peraturan yang berlaku di pasar modal
2. Investor adalah pihak terpenting yang berperan di dalam kegiatan pasar modal
yang melakukan penyertaan modal, yang terdiri dari investor domestik dan asing,
perorangan dan institusi yang mempunyai karakteristik masing-masing.33
3. Transaksi Efek Secara Elektronik adalah suatu sistem perdagangan efek tanpa
warkat yang dilakukan secara otomatis melalui jaringan komputer di Bursa Efek,
yaitu penyelesaian transaksi perdagangannya dilakukan melalui proses
pemindahbukuan secara elektronik (book entry settlement).34
4. Book Entry Settlement (penyelesaian pembukuan) adalah pemenuhan hak dan
kewajiban yang timbul sebagai akibat adanya Transaksi Bursa yang dilaksanakan
dengan cara mengurangi Efek dari rekening Efek yang satu dan menambahkan
32Soerjono Soekanto,Op Cit, hal. hal. 133.
33M. Irsan Nasarudin dan Indra Surya,Op Cit. hal 165. 34
Efek dimaksud pada rekening Efek yang lain pada Kustodian, yang dalam hal ini
dapat dilakukan secara elektronik.35
5. Pasar Modal adalah kegiatan yang bersangkutan dengan Penawaran Umum dan
perdagangan Efek, Perusahaan Publik yang berkaitan dengan Efek yang
diterbitkannya, serta lembaga dan profesi yang berkaitan dengan Efek.36
6. Efek adalah Surat Berharga, yaitu surat pengakuan utang, surat berharga
komersial, saham, obligasi, tanda bukti utang, unit penyertaan kontrak investasi
kolektif, kontrak berjangka atas efek, dan setiap derivatif dari efek.37
7. Keterbukaan adalah pedoman umum yang mensyaratkan Emiten, Perusahaan
Publik, dan Pihak lain yang tunduk pada Undang-undang ini untuk
menginformasikan kepada masyarakat dalam waktu yang tepat seluruh Informasi
Material mengenai usahanya atau efeknya yang dapat berpengaruh terhadap
keputusan pemodal terhadap Efek dimaksud dan atau harga dari Efek tersebut.38
8. Perdagangan Saham Tanpa Warkat (Scriptless trading) adalah sistem
perdagangan yang memiliki mekanisme penyelesaian dan penyimpanan saham
secara elektronik;
35Penjelasan Pasal 55 ayat (1) Undang Undang No. 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal. 36
Pasal 1 angka 13 Undang-Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
37
M. Fakhrudin, Sopian Hadianto,Perangkat dan Model Analisis Investasi di Pasar Modal
(Jakarta : Elex Media Komputindo, 2001), hal 314.
9. Bursa Efek adalah Pihak yang menyelenggarakan dan menyediakan sistem dan
atau sarana untuk mempertemukan penawaran jual dan beli Efek Pihak - Pihak
lain dengan tujuan memperdagangkan Efek di antara mereka.39
G. Metode Penelitian
Metode yang diterapkan di dalam suatu penelitian adalah kunci utama untuk
menilai baik buruknya suatu penelitian. Metode ilmiah itulah yang menetapkan alur
kegiatannya, mulai dari pemburuan data sampai ke penyimpulan suatu kebenaran
yang diperoleh dalam penelitian itu.40
1. Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metode pendekatan yuridis normatif, yakni suatu
penelitian yang dilakukan dengan cara meneliti bahan pustaka atau data sekunder
seperti peraturan perundang-undangan, teori hukum dan pendapat para sarjana hukum
terkemuka.41 Penelitian yuridis normatif atau penelitian hukum normatif dapat
disebut juga penelitian hukum doktrinal. Penelitian hukum doktrinal dikonsepkan
sebagai apa yang tertulis di dalam peraturan perundang-undangan (law in the books)
atau hukum yang dikonsepkan sebagai kaidah atau norma yang merupakan patokan
berperilaku manusia yang dianggap pantas.42
Johnny Ibrahim menuliskan bahwa:
39Pasal 1 angka 4 Undang-Undang No 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal.
40 Tampil Anshari Siregar, Metodologi Penelitian Hukum, (Medan : Multi Grafika , 2004)
hal.15.
41Soerjono Soekanto dan Sri Mamudji,Op Cit. hal. 13
42 Muslan Abdurrahman, Sosiologi dan Metode Penelitian Hukum, (Malang : UMM Press,
”Oleh karena tipe penelitian yang digunakan adalah tipe penelitian yuridis normatif, maka pendekatan yang digunakan adalah pendekatan perundang-undangan (statute approach). Pendekatan tersebut melakukan pengkajian peraturan perundang-undangan yang berhubungan dengan tema sentral penelitian. Selain itu juga dilakukan pendekatan lain yang diperlukan guna memperjelas analisis ilmiah yang diperlukan dalam penelitian normatif”.43
Dalam penelitian ini, akan ditempuh cara penelitian kepustakaan (library
research), atau biasa dikenal dengan sebutan studi kepustakaan,44 walaupun
penelitian dimaksud tidak lepas pula dari sumber lain selain kepustakaan, yakni
penelitian terhadap bahan artikel dan karya tulis di berbagai media massa ataupun
laman dunia maya. Penelitian kepustakaan yang normatif adalah penelitian dengan
mengolah dan menggunakan bahan hukum primer dan bahan hukum sekunder serta
bahan hukum tertier yang berkaitan dengan pokok bahasan di dalam penelitian ini.
Sumber data pada penelitian ini berupa bahan hukum yang diperoleh dari
studi kepustakaan (library reseach), Peraturan perundang-undangan, Buku-buku,
Jurnal-jurnal hukum, Yurisprudensi, Kamus hukum, Ensiclopedia, yang diuraikan
dan dihubungkan sedemikian rupa, sehingga disajikan dalam penulisan yang
sistematis. Data primer dan data sekunder yang diperoleh akan dianalisis dengan
menggunakananalisis kualitatif.
Menurut Lexy J. Moleong, analisis data kualitatif adalah upaya yang
dilakukan dengan jalan bekerja dengan data, mengorganisasikan data,
memilah-43Johnny Ibrahim, Teori & Metodologi Penelitian Hukum Normatif, (Jakarta : Bayumedia,
2007) hal. 295.
44
milahnya menjadi satuan yang dapat dikelola, mengsintesiskannya, mencari dan
menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan
memutuskan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain.45
Alasan penggunaan penelitian hukum normatif-kualitatif ini adalah pertama,
didasarkan pada paradigma hubungan yang dinamis antara teori, konsep-konsep dan
data yang merupakan umpan balik atau modifikasi yang tetap dari teori dan konsep
yang didasarkan pada data yang dikumpulkan; kedua, data yang dianalisis beraneka
ragam, memiliki sifat dasar yang berbeda antara satu dengan lainnya, serta tidak
mudah untuk dikuantifisir; ketiga, sifat dasar dari data yang dianalisis bersifat
menyeluruh dan merupakan satu kesatuan yang integral (holistic), dimana hal itu
menunjukkan adanya keanekaragaman data serta memerlukan informasi yang
mendalam (indepth information).46
Adapun tahapan untuk menganalisa bahan-bahan hukum yang telah ada
tersebut, secara sederhana dapat diuraikan dalam beberapa tahapan, sebagaimana
diterangkan berikut:
1. Tahapan pengumpulan data, misalnya ketentuan perundang-undangan yang
berkaitan langsung dengan permasalahan yang sedang diteliti, artikel atau jurnal
45Lexy J. Moleong,Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung : PT. Remaja Rosdakarya,
2006), hal. 248.
46 Bismar Nasution, ”Metode Penelitian Hukum Normatif dan Perbandingan Hukum”,
atau karya tulis dalam bentuk lainnya akan dikumpulkan sedemikian rupa sebagai
bahan referensi;
2. Tahapan pemilahan data, dimana dalam tahapan ini seluruh data yang telah
dikumpulkan sebelumnya akan dipilah-pilah dengan mempedomani konteks yang
sedang diteliti, sehingga akan lebih memudahkan dalam melakukan kajian lebih
lanjut terhadap permasalahan di dalam penelitian tesis ini.
3. Tahapan analisa dan penulisan hasil penelitian, sebagai tahapan klimaks dimana
seluruh data yang telah diperoleh dan dipilah tersebut akan dianalisa dengan
seksama dengan melakukan interpretasi atau penafsiran yang diperlukan, sejauh
mungkin diupayakan untuk berpedoman terhadap konsep, asas dan kaidah hukum
yang dianggap relevan dan sesuai dengan tujuan utama dari pada penelitian ini.
Hasil penelitian kemudian akan dituangkan dalam bentuk tertulis yang diharapkan
akan dapat dijadikan sebagai referensi di samping literatur yang telah ada.
2. Sumber Data
Materi penelitian dalam tesis ini diambil dari data sebagaimana yang
dimaksud bi bawah ini:47
a. Bahan hukum primer, yaitu berbagai dokumen peraturan nasional yang tertulis,
sifatnya mengikat dan ditetapkan oleh pihak yang berwenang yang diurut
berdasarkan hierarki yaitu Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia
Tahun 1945, Undang (UU)/Peraturan Pemerintah Pengganti
Undang (Perpu), Peraturan Pemerintah (PP), Peraturan Presiden (Pepres),
Peraturan Daerah (Perda).
Peraturan perundang-undangan yang digunakan dalam penulisan penelitian tesis
ini adalah sebagai berikut:
1. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar
Modal;
2. Undang Undang Republik Indonesia Nomor 11 Tahun 2008 tentang Informasi
dan Transaksi Elektronik;
3. Peraturan Pemerintah Nomor 45 Tahun 1995 tentang Penyelenggaraan
Kegiatan di Pasar Modal;
4. Peraturan Bapepam No. VI.A.3 tentang Rekening Efek Pada Kustodian.
5. Surat Keputusan Ketua BAPEPAM No. S-1687/PM/2000 tanggal 10 Juli
2000 tentang PelaksanaanScriptless trading.
b. Bahan hukum sekunder, yaitu bahan-bahan yang berkaitan erat dengan baha
hukum primer, dan dapat digunakan untuk menganalisa, mengkaji dan memahami
bahan hukum primer yang ada.
Semua dokumen yang bersifat informatif atau hasil kajian mengenai Pasar Modal
pada umumnya, dan khususnya yang dalam kaitannya dengan perlindungan
hukum terhadap investor dalam transaksi efek secara elektronik di pasar modal,
yang dapat berupa hasil seminar atau makalah, surat kabar, majalah, dan juga
sumber dari laman dunia maya yang memiliki kaitan erat dengan permasalahan
c. Bahan hukum tersier/tertier atau penunjang, yang digunakan untuk memberikan
petunjuk maupun penjelasan terhadap bahan hukum primer dan bahan hukum
sekunder, yang mencakup kamus hukum dan terutama adalah kamus bahasa,
untuk pembenahan tata Bahasa Indonesia dan istilah-istilah hukum yang lebih
baik, dan juga sebagai alat bantu pengalibahasaan beberapa artikel atau sumber
literatur asing.
Dalam kaitan dengan penelitian ini, yakni penelitian kepustakaan yang
dilakukan dengan melakukan studi pustaka, maka terhadap materi penelitian tesis
(baik bahan hukum primer, bahan hukum sekunder maupun bahan hukum tertier)
akan dikaji lebih lanjut guna mencari hal yang berhubungan dengan permasalahan
yang diteliti. Dengan demikian, studi terhadap bahan atau dokumen dalam bentuk
tertulis menjadi instrumen yang sifatnya utama di dalam rangka pengumpulan data
untuk melakukan kajian di dalam penelitian ini.
3. Teknik Pengumpulan Data
Pengumpulan data yang digunakan dalam penulisan ini dilakukan dengan
Teknik Penelitian Kepustakaan (library reseach) yaitu dengan menelusuri bahan
pustaka atau data sekunder di atas dengan cara melakukan inventarisasi peraturan
perundang-undangan dan bahan-bahan hukum lainnya yang relevan dengan
permasalahan perlindungan hukum terhadap investor dalam transaksi efek secara