• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

LEVEL 2 Komponen SWOT

4.2 Analisis Biogeofisik

4.2.2 Keadaan geomorfologi dan geolog

Mengenai keadaan Geomorfologi dan Geologi disitir dari Sidarto, et al. (1993) yang diacu dalam Pemda Propinsi Jawa Tengahdan Tim UPM- Inset LP- Undip (2000). Morfologi Kepulauan Karimunjawa dapat dibedakan menjadi tiga satuan yaitu perbukitan, perbukitan bergelombang dan dataran rendah. Perbukitan hanya terdapat di Pulau Karimunjawa, terbentang luas dengan ketinggian antara 200-500 m dpl. Bertimbulan (topografi) kasar, berlereng terjal dan dibentuk oleh batuan sedimen pra-Tersier. Puncak tertinggi adalah gunung Bendera (506 m dpl). Pola aliran sungai memencar atau agak sejajar, setempat, bersebelahan, sempit dengan tebing curam. Alirannya bersifat berkala dan umumnya beralur pendek.

Perbukitan bergelombang terbentang di Pulau Karimunjawa, Kemujan, Parang dan Genting dengan ketinggian antara 25 – 200 m dpl, bertimbulan halus hingga agak kasar, berlereng landai dan dibentuk oleh batuan sedimen dan batuan gunung api. gunung Walang dan beberapa gumuk (bukit kecil) merupakan tonjolan topografi pada satuan ini. Dataran rendah terbentang di P. Karimunjawa, P. Kemujan, P. Parang, P. Genting, P. Menjangan, P. Cemara, P. Bengkoang, P. Geleang, P. Sintok dengan ketinggian antara 0- 25 m dpl (Suryanto, 2000), (Gambar 10).

Dataran rendah terbentang di P. Karimunjawa, P. Kemujan, P. Parang dan P. Genting, P. Menjangan, P. Bengkoang, P. Geleang dan P. Sintok. Ketinggian antara 0 – 25 m dpl, dataran rendah ini ditempati oleh tanah jenis alluvium (aluvial) dan sedikit batuan gunung api atau batuan sedimen.

Pulau Karimunjawa memiliki topografi lahan berupa perbukitan curam dengan ketinggian mencapai 500 m dpl. Penyusun substrat daratan rendah ini antara lain aluvium sedikit batuan gunung api atau bahkan batuan sedimen. Lereng Barat dan Timur pegunungan di P. Karimunjawa tersusun atas endapan tanah liat dan batuan assosiasi mediteran coklat kemerahan. Di daerah Legon substrat dasar tanahnya bertingkat-tingkat mulai dari kwarsa kecil/gravel kwarsa pasir dan kwarsa tanah liat. Di samping juga mengandung tanah liat dan lumpur berasal dari humus yang membusuk.

Substrat dasar tanah Kepulauan Karimunjawa rata-rata terdiri dari batu karang dan di beberapa pulau terbentuk dari endapan-endapan, dimana butir-butir tanah dan pasir terbawa oleh air laut dan mengendap di atas karang. Endapan permukaan terdiri batuan alluvium dan batuan sedimen. Batuan alluvium tersebar di P. Menjangan; P. Cemara, P. Bengkoang, P. Geleang; juga P. Karimunjawa, P. Kemujan, P. Parang, P. Genting dan di beberapa pulau kecil lainnya (Balitbang, 2004). Ketebalannya diduga dari puluhan sentimeter hingga puluhan meter. Sebaran batuan sedimen terdapat di P. Karimunjawa, P. Kemujan, P. Gundul, P. Bengkoang, P. Menjangan Besar dan di Pulau sebelah Barat Daya P. Menjangan Kecil. Ketebalan seluruh batuan ini diperkirakan antara beberapa ratus meter dan seribu dua ratus meter.

Gambar 10 Tingkat kelerengan tanah (%) di kawasan Taman Nasional Karimunjawa (Suryanto, 2000)

Peta Tingkat Kelerengan Tanah (%) Di Kawasan Taman Nasional

Pulau Karimunjawa memiliki keadaan geologi yang berbeda, umumnya berupa tekstur pasir (pasir putih), dan sampai kedalaman 20 m belum ditemukan batu karang tetapi berupa tanah berbutir kasar (granular soil) yang padat dan

porous, sehingga air tanah ditemukan pada kedalaman yang cukup dalam. P. Parang dan P. Nyamuk lapisan tanah teratas tersusun atas lempung yang berwarna coklat dan lapisan di bawahnya berupa endapan tanah liat dan batuan assosiasi mediteran coklat kemerahan dan berongga. Batuan granit dijumpai di P. Genting dan P. Gundul. Batu granit di P. Genting seluas ± 5 ha berupa gugusan yang ditumbuhi tanaman perdu; sedangkan di P. Gundul batuan granit ditemukan hampir di seluruh daratan (4,5 ha).

Berdasarkan data dari Departemen Pertambangan dan Energi (1993) yang diacu dalam Suryanto (2000), bahwa batuan yang tersingkap di wilayah kepulauan Karimunjawa diduga berumur pra tersier dan dikenal sebagai formasi Karimunjawa (pTK), terdiri dari batu pasir kuarsa, batu pasir mikaan, konglomerat kuarsa, batu lanau kuarsa atau serpih kuarsa dan urat kuarsa. Batuan yang terbentuk terbentuk mengandung kuarsa, feldspar, silika, mika, pecahan atau batuan beku dan batuan sedimen. Formasi ini sebagian terbentuk dari derajat pembentukan batuan yang lemah terutama pada batu pasir yang termampatkan tak selaras oleh batuan gunung api dan alluvium. Batuan gunung api di daerah ini dapat dikelompokkan menjadi formasi dan anggota lava Genting yang diduga berumur Miosen akhir sampai Pliosen. Formasi Parang (Tmpv) disusun oleh breksi gunung api, tuv dan lava yang umumnya terdiri dari batuan basal sampai andesit dan sebagian limonit. Satuan batuan setempat menjemari dengan anggota Genting (Tmpg) yang terdiri dari lava basal olivin, lava andesit dan retas basal andesit seperti tersajikan pada Gambar 11.

Satuan batuan muda berupa alluvium terdiri dari endapan pantai dan endapan rawa. Alluvium ini sebagian besar terdapat di pulau-pulau kecil dan hanya sebagian kecil terdapat di pulau-pulau besar. Struktur yang ada di kepulauan Karimunjawa berupa lipatan (fold) dan sesar duga. Lipatan yang terbentuk berupa antiklin dan sinklin yang sangat mempengaruhi pembentukan batuan di pulau Karimunjawa. Struktur ini melewatu gunung Bendera dengan sumbunya rata-rata ke arah Barat laut – Tenggara, terletak diantara P. Kemujan dan P. Gundul dan memotong P. Sambangan dan P. Genting. Sesar juga terdapat di diantara P. Karimunjawa dan P. Kemujan dan antara P. Karimunjawa dan P. Menjangan Besar dengan arah Barat Laut – Tenggara (Nayoan, 1997) yang diacu dalam Suryanto (2000).

Gambar 11 Geologi jenis tanah di kawasan Taman Nasional Karimunjawa (Suryanto, 2000)

Peta Geologi Jenis Tanah Di Kawasan Taman Nasional

Pulau Menjangan Besar dan Menjangan Kecil terdiri dari daratan alluvial pantai dan sedikit batuan sedimen. Alluvium pantai ini tersusun dari kerakal, kerikil, pasir, lumpur, pecahan karang dan humus. Selain itu, tanah di kedua pulau ini juga ditemukan adanya kombinasi pasir lumpuran dan pasir humusan. Tanah gambut dijumpai di P. Cemara Besar, P. Cemara Kecil, P. Krakal Besar, P. Krakal Kecil dan P. Geleang Tekstur tanah di sepanjang pantai P. Karimunjawa, P. Menjangan Besar dan P. Menjangan Kecil juga dijumpai endapan liat, endapan ini terutama dijumpai di daerah Legon (seperti Legon Boyo, Legon Lele) yang di sekilingnya dipadati oleh tumbuhan mangrove yang cukup lebat.

Pemerian tanah di pulau Karimunjawa dapat dibagi menjadi lima satuan pemerian, yaitu daerah perkebunan kelapa, pantai dan dataran sawah, perkebunan palawija dan daerah pegunungan. Umumnya kondisi tanah di daerah perkebunan kelapa bertekstur pasir dengan warna hitam sampai kedalaman 20 cm, pada bagian bawahnya ditemukan pasir putih yang merupakan hasil deposisi dari proses erosi yang berasal dari daerah pegunungan. Sedangkan pemerian tanah di P. Menjangan Besar dan P. Menjangan Kecil berupa perkebunan kelapa dan pantai. Daerah pantai merupakan hamparan pasir putih yang berasal dari pecahan material karang (Suryanto, 2000). Lebih lanjut dikatakan bahwa kondisi tanah di pulau-pulau besar yang berpenghuni dijelaskan sebagai berikut:

Kondisi tanah di dataran sawah di P. Karimunjawa nampak sudah berkembang. Solum tanahnya antara 0,5 – 1 meter, bertekstur pasir bergeluh, struktur remah, konsistensi tanah gembur, bahan organik berkadar rendah (7,64 %), pH 5,5, warna tanah 7,5 YR 4/4 w dan DHL 171,5 µmhos/cm. Tanah sawah bagian bawah dijumpai lapisan pasir yang tebalnya hingga beberapa cm tidak berbeda, tanah ini hanya terdapat di P. Karimunjawa yang berdekatan dengan P. Kemujan.

Pemerian tanah di P. Kemujan dapat dibedakan menjadi tiga tanah, yaitu daerah pantai, perkebunan kelapa dan tegalan yang kondisi fisiknya sama seperti di P. Karimunjawa. Substrat dasar di daerah Legon dijumpai bertingkat-tingkat (wellgraded) mulai dari kuarsa kerikil kecil (gravel), kuarsa pasir dan kuarsa

tanah liat. Tanah di daerah ini berlainan dengan daerah-daerah lain, karena di samping terdapat pasir juga mengandung tanah liat dan lumpur yang berasal dari humus yang membusuk, kekhususan lain dari daerah legon ini adalah merupakan teluk-teluk yang menjari.

Kondisi tanah di P. Parang dan P. Nyamuk berbeda dengan ko ndisi tanah di P. Karimunjawa dan P. Kemujan, karena di ke dua pulau ini terdapat tiga pemerian tanah yaitu dataran rendah dekat pantai, tegalan dan perbukitan. Tanah dataran rendah bertekstur geluh berlempung, geluh berpasir remah, konsistensi tanah sangat gembur, kadar bahan organiknya termasuk rendah (P. Parang 8,25 % dan P. Nyamuk 6,31 %), tetapi masih lebih tinggi dibandingkan P. Karimunjawa maupun P. Kemujan; pH 5,5, warna tanah 2,4 YR 4/6 d. Tanah di daerah pantainya sama dengan tanah-tanah di pulau-pulau lainnya.