• Tidak ada hasil yang ditemukan

3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

LEVEL 2 Komponen SWOT

4.2 Analisis Biogeofisik

4.2.1 Penggunaan lahan dan tutupan wilayah

Berdasarkan hasil analisis interpretasi citra satelit ETM-7, penggunaan lahan yang terdapat di kepulauan Karimunjawa dapat dikelompokkan ke dalam 8 macam penggunaan, meliputi hutan tropis, kebun campuran, kebun kelapa, vegetasi mangrove, pemukiman penduduk, sawah, tambak dan tegalan atau ladang. Tiap jenis penggunaan lahan memiliki luas yang berbada-beda, dimana hutan tropis memiliki luasan yang paling besar yaitu 1.781,126 ha, sedangkan luasan yang terkecil adalah pertambakan yaitu 39,504 ha. Secara rinci jenis dan luasan penggunaan lahan disajikan pada Tabel 20, dan secara diskriptif pada Gambar 8.

Berdasarkan penggunaan lahan di wilayah Kepulauan Karimunjawa, hutan tropis memiliki luas yang besar mencapai 1.735,29 ha dari total luas daratan 4.476,39 ha. Hutan ini luasnya menutupi hampir seluruh pulau Karimunjawa dengan puncaknya Bendera berketinggian 506 meter dpl. Hutan ini bagi penduduk memiliki peranan yang santa penting dalam menjaga keseimbangan alam terutama

dalam me njaga persediaan air tanah. Pemanfaatan kayu hutan oleh penduduk untuk kepentingan ekonomi tidak diperbolehkan, karena keberadaan hutan sangat dilindungi sebagai kawasan konservasi., namun masih ada sebagian penduduk yang menebang kayu dalam skala terbatas untuk kepentingan perladangan dan bangunan yang umumnya berada di dekat jalan utama. Sampai sekarang juga masih terdapat penebangan kayu jabon, labon atau kayu dewandaru oleh sebagian kecil penduduk untuk pemanfaatan terbatas dalam pembuatan cendera mata yang dijual ke turis-turis. Namun umumnya penebangan kayu tersebut berada di lahan kepemilikannya sendiri atau di hutan negara dengan cara sembunyi-sembunyi.

Penggunaan lahan untuk pemukiman umumnya berkembang dekat ibukota Kecamatan dan di sepanjang pantai terutama yang berdekatan dengan jalan utama beraspal yang mengelilingi pulau Karimunjawa, jalur menuju ke Bandara dan pulau Kemujan. Keadaan perumahan penduduk terbagi menjadi dua, yaitu rumah permanen, semi permanen dan non permanen. Jumlah perbandinga n antar jenis rumah tersebut cukup berimbang antara 31 % sampai dengan 33 %. Rumah-rumah non permanen umumnya dijumpai di dekat pantai yang dimiliki oleh nelayan terutama untuk persinggahan dalam melakukan penangkapan ikan, sedangkan rumah permanen dan semi permanen sudah banyak yang berdinding bata dan sebagian dari bahan batu karang massive. Suku Bugis Makassar umumnya lebih menyukai rumah panggung yang terbuat dari bahan kayu, sedangkan suku Madura terutama Jawa lebih banyak membangun rumah dari dinding batu bata atau batu karang.

Areal persawahan yang relatif terbatas luasnya (46,68 ha) berada di dekat perbatasan antara P. Karimunjawa dengan P. Kemujan di sisi Barat dari jalan raya beraspal. Tipe sawah yang ada adalah tadah hujan, dan sebagian lagi memperoleh aliran air dari mata air yang ditampung dalam suatu bendung (cekdam) sederhana, yang berada di dukuh Legon Lele. Saat ini telah dikembangkan areal persawahan baru seluas ± 52 ha di dukuh Legon Cikmas dengan tipe tadah hujan. Jika kemarau tiba, areal persawahan di dukuh ini dijadikan areal penanaman palawija. Areal persawahan tersebut oleh pemerintah diharapkan dapat mengantisipasi kebutuhan pangan beras di P. Kemujan, P. Genting, P. Parang dan P. Nyamuk.

Tabel 20 Luas penutupan wilayah daratan di Kepulauan Karimunjawa

No Pulau

Hutan tropis Kebun campuran Kebun kelapa Mangrove Pemukiman Sawah Tambak Tegalan Total

Luas (ha) % Luas (ha) % Luas (ha) % Luas (ha) % Luas (ha) % Luas (ha) % Luas (ha) % Luas (ha) % Luas (ha) % 1 Bkg 89,17 85,34 - - - 15,32 14,66 104,49 2,33 2 Brg - - 2,23 100,00 - - - 2,23 0,05 3 CB - - 5,45 100,00 - - - 5,45 0,12 4 CK - - 1,75 100,00 - - - 1,75 0,04 5 Glg - - 27,66 100,00 - - - 27,66 0,62 6 Krjw 1.428,72 62,64 129,36 5,67 165,03 7,24 208,99 9,16 80,48 3,53 46,68 2,05 13,93 0,61 207,65 9,10 2.280,84 50,95 7 Ktg - - 3,12 100,00 - - - 3,12 0,07 8 Kcl - - 1,86 100,00 - - - 1,86 0,04 9 Kbr - - 9,70 86,92 - - 1,46 13,08 - - - 11,16 0,25 10 Kmj 144,01 11,41 182,15 14,43 381,93 30,25 262,10 20,76 82,75 6,55 - - 25,57 2,03 183,96 14,57 1.262,47 28,20 11 KB - - 3,12 100,00 - - - 3,12 0,07 12 KK - - 2,62 100,00 - - - 2,62 0,06 13 Kbg - - - - 11,32 100,00 - - - 11,32 0,25 14 MB 20,80 29,76 - - 27,97 40,02 11,16 15,97 0,00 0,00 - - - - 9,96 14,25 69,88 1,56 15 MK - - 23,69 51,65 22,17 48,35 - - - 45,86 1,02 16 Myk - - 24,93 100,00 - - - 24,93 0,56 17 Nyk 4,50 3,63 26,76 21,55 31,38 25,27 33,22 26,75 18,50 14,90 - - - - 9,81 7,90 124,18 2,77 18 Prg 48,09 10,27 185,97 39,73 74,04 15,82 17,72 3,78 33,81 7,22 - - - - 108,51 23,18 468,12 10,46 19 Stk - - 21,30 100,00 - - - 21,30 0,48 20 Tgh - - 4,03 100,00 - - - 4,03 0,09 Total 1.735,29 38,77 655,69 14,65 713,84 16,52 534,65 11,94 215,54 4,81 46,68 1,04 39,50 0,88 535,20 11,96 4.476,39 100,00 Keterangan :

Bkg : Bengkoang Glg : Geleang Kbr : Kembar Kbg : Kumbang Nyk : Nyamuk

Brg : Burung Krjw : Karimunjawa Kmj : Kemujan MB : Menjangan Besar Prg : Parang

CB : Cemara Besar Ktg : Katang KB : Krakal Besar MK : Menjangan Kecil Stk : Sintok

Lahan pertambakan terkonsentrasi di sisi Barat pulau Karimunjawa dan berada di sepanjang pantai dekat jalan utama beraspal jalur Karimunjawa ke Bandara dan Kemujan. Kondisi lahan pertambakan saat kini sudah terbengkelai tidak terurus dan sudah sejak tahun 2002 hingga kini tidak beroperasi lagi akibat gagal panen atau produksi udang windu tidak memadai. Gagalnya panen udang menurut pembudidaya tambak disebabkan oleh tidak memadainya antara modal produksi dengan hasil panenan udang. Jika dilihat dari substrat tanah tambak bertekstur pasir kasar/kuarsa dan pasir berbatu, menyebabkan tanah bersifat porous atau mudah bocor dan pemberian pakan menjadi boros, unsur-unsur hara tidak terserap dengan baik oleh jenis tanah tersebut, akhirnya berakibat biaya produksi menjadi tinggi. Tingginya pemberian pakan tambahan (pelet) juga menyebabkan kualitas air menjadi buruk, terjadi eutriofikasi, dan kualitas udang menurun. Saat tambak masih beroperasi terutama di awal awal tambak beroperasi, menurut sejumlah pembudidaya di desa Karimunjawa, tambak dapat menghasilkan udang windu sekitar 2-4 ton/ha/panen. Namun kondisi ini hanya berlangsung selama sekitar 2 tahun, dan setelah itu memasuki tahun ke tiga produksi mulai turun dan akhirnya gagal panen. Kondisi tersebut lebih diperparah selain oleh sifat tanahnya yang porous, juga dalam waktu yang hampir bersamaan pembukaan lahan pertambakan dari hutan mangrove yang dikonversi ke tambak banyak dilakuka n oleh penduduk setempat maupun pemodal dari luar pulau Karimunjawa karena tergiur oleh harga yang tinggi terutama bersamaan dengan waktu terjadinya krisis moneter tahun 1997/1998.

Di wilayah Karimunjawa juga terdapat perkebunan yang diusahakan oleh penduduk berupa kebun kelapa, cengkeh, kopi, kapuk randu, jambu mete. Pohon kelapa terhampar luas sepanjang pinggir-pinggir pantai yang berpenduduk. Pohon kelapa di wilayah Karimunjawa termasuk komoditas penting dalam membantu perekonomian penduduk, karena tana hnya cocok untuk tanaman pohon tersebut dan buahnya cukup banyak. Buah kelapa ini umumnya dipasarkan ke luar daerah seperti Jepara dan Kudus menggunakan angkutan feri dan sebagian menggunakan angkutan perahu milik penduduk sendiri. Selain pohon kelapa, pohon jambu mete ternyata juga sangat cocok di daerah Karimunjawa, dan hampir semua dukuh

terdapat tanaman ini. Sayangnya, pohon jambu mete ini hanya diambil metenya setiap kali panen, sedangkan buahnya (dagingnya) tidak banyak dimanfaatkan bahkan sering dibuang begitu saja. Padahal, kalau ada investor yang dapat mengelola daging jambu mete dan sekaligus metenya maka akan sangat menguntungkan ke dua belah pihak. Tanaman pangan juga terdapat di di daerah ini walau tidak banyak, seprti jagung, ketela pohon, ubi jalar, kacang tanah, kedelai dan wijen. Selain itu penduduk juga telah mengembangkan tanaman sayuran dan buah-buahan. Di pulau Parang dan pulau Nyamuk, buah kedondong, mangga, sirsat dan sirkaya hasilnya sangat baik dan ukurannya relatif besar-besar. Saat ini, kegiatan pertanian yang diusahakan penduduk telah berkembang ke arah laut atau pantai melalui diversifikasi pembudidayaan rumput laut dengan sistem tali. Walau hasilnya tidak besar (rata-rata per panenan dengan ukuran luas 25 x 50 m atau 25 line dengan panjang 25 m dapat dihasilkan sebanyak 3 – 4 kw), namun sangat membantu ekonomi keluarga apalagi kalau pembudidaya setelah melakukan pemanenan dilanjutkan dengan pengeringan, pencucian dengan air tawar dan terakhir dikemas dengan baik menggunakan plastik bening, maka akan meningkatkan harga jual di pasaran. Biasanya rumput laut tersebut diusahakan dengan sistem keluarga, yaitu mengerahkan anggota keluarganya dalam mengusahakan budidaya rumput laut. Pengerahan tenaga dari anggota keluarga atau kerabatnya hanya dilakukan terutama pada saat penebaran benih dan pemanenan yang memerlukan waktu secepat mungkin.

Penutupan dasar perairan atau substrat di Kepulauan Karimunjawa dapat dikelompokkan menjadi 6 jenis, meliputi karang hidup, karang mati, pasir, lamun, lumpur dan pecahan karang. Luasan tiap jenis substrat dasar perairan secara rinci disajikan pada Tabel 21, dan secara diskriptif disajikan pada Gambar 9.

Tutupan substrat dasar perairan oleh karang hidup dan karang mati relatif lebih luas dibandingkan dengan tutupan dari jenis substrat yang lain. Kondisi yang demikian sangat menguntungkan bagi kehidupan ikan, karena terumbu karang terutama karang yang masih hidup (baik) merupakan tempat hidup/habitat yang nyaman bagi berbagai jenis ikan karang untuk kepentingan mencari makan, berlindung dan berkembang biak hingga dewasa.

Tabel 21 Luas penutupan substrat dasar wilayah perairan di Kepulauan Karimunjawa

No Pulau

Karang hidup Karang mati Pecahan karang Lamun Pasir Lumpur Total

Luas (ha) % Luas (ha) % Luas (ha) % Luas

(ha) % Luas (ha) %

Luas

(ha) % Luas (ha) %

1 Bkg 41,11 17,34 23,99 10,12 22,26 9,39 12,09 5,10 137,69 58,06 - 0,00 237,15 4,19 2 Brg 5,74 34,72 1,52 9,23 2,31 13,97 1,54 9,34 5,41 32,74 - 0,00 16,52 0,29 3 CB 42,98 31,72 10,15 7,49 8,28 6,11 3,37 2,49 70,73 52,20 - 0,00 135,50 2,39 4 CK 18,07 36,20 5,31 10,63 2,81 5,62 0,90 1,80 22,83 45,74 - 0,00 49,91 0,88 5 Glg 23,22 23,53 14,16 14,35 12,05 12,21 2,72 2,76 46,53 47,15 - 0,00 98,68 1,74 6 Krjw 506,87 51,75 172,54 17,61 121,48 12,40 53,19 5,43 92,56 9,45 32,90 3,36 979,53 17,30 7 Ktg 13,39 34,01 4,61 11,71 2,69 6,83 0,90 2,29 17,78 45,16 - 0,00 39,37 0,70 8 Kcl 17,14 75,03 2,16 9,48 1,40 6,11 0,64 2,80 1,51 6,59 - 0,00 22,85 0,40 9 Kbr 107,39 29,68 23,60 6,52 17,58 4,86 8,64 2,39 204,58 56,55 - 0,00 361,78 6,39 10 Kmj 604,86 39,86 221,99 14,63 190,58 12,56 87,33 5,75 264,91 17,46 147,93 9,75 1517,61 26,80 11 KB 8,07 31,62 4,95 19,41 3,94 15,46 1,60 6,28 6,95 27,23 - 0,00 25,51 0,45 12 KK 10,15 21,94 4,97 10,73 6,33 13,68 1,69 3,64 23,14 50,01 - 0,00 46,27 0,82 13 Kbg 45,49 21,51 17,04 8,05 10,96 5,18 4,87 2,30 133,16 62,95 - 0,00 211,53 3,74 14 MB 67,11 21,78 32,40 10,52 20,72 6,72 15,45 5,02 172,42 55,96 - 0,00 308,10 5,44 15 MK 40,07 24,36 12,19 7,41 9,71 5,90 5,40 3,28 97,10 59,04 - 0,00 164,48 2,90 16 Myk 10,11 19,60 6,22 12,04 8,67 16,80 5,68 11,01 20,93 40,55 - 0,00 51,61 0,91 17 Nyk 206,52 25,57 78,67 9,74 57,11 7,07 25,99 3,22 435,97 53,99 3,31 0,41 807,56 14,26 18 Prg 185,46 38,81 78,90 16,51 63,21 13,23 32,26 6,75 109,88 23,00 8,11 1,70 477,83 8,44 19 Stk 18,09 20,87 12,81 14,78 14,37 16,59 6,06 6,99 35,32 40,76 - 0,00 86,65 1,53 20 Tgh 16,85 67,69 2,97 11,93 2,25 9,02 0,68 2,73 2,15 8,63 - 0,00 24,89 0,44 Jumlah 1.988,68 35,12 731,14 12,91 578,70 10,22 271,01 4,79 1.901,53 33,58 192,26 3,39 5.663,32 100,00 Keterangan :

Bkg : Bengkoang Glg : Geleang Kbr : Kembar Kbg : Kumbang Nyk : Nyamuk

Brg : Burung Krjw : Karimunjawa Kmj : Kemujan MB : Menjangan Besar Prg : Parang

CB : Cemara Besar Ktg : Katang KB : Krakal Besar MK : Menjangan Kecil Stk : Sintok