• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keadaan Umum Kepulauan Karimunjawa 1 Letak geografis dan luas wilayah

3 METODOLOGI PENELITIAN 3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian

LEVEL 2 Komponen SWOT

4.1 Keadaan Umum Kepulauan Karimunjawa 1 Letak geografis dan luas wilayah

Kepulauan Karimunjawa secara administratif masuk ke dalam wilayah Kecamatan Karimunjawa, Kabupaten Jepara, Propinsi Jawa Tengah. Kepulauan Karimunjawa terletak di sebelah barat laut kota Jepara dengan jarak sekitar ± 45 mil laut (83 km). Secara geografis wilayah ini terletak pada koordinat 5o40’ – 5o57 LS dan 110o4’ – 110o40 BT.

Kepulauan Karimunjawa memiliki luas 107.225 ha, yang terdiri dari lautan seluas 100.105 ha, dan daratan seluas 7.120 ha yang tersebar di 27 pulau. Dari 27 pulau tersebut, 5 diantaranya telah berpenghuni yaitu Pulau Karimunjawa, Pulau Kemujan, Pulau Parang, Pulau Nyamuk dan Pulau Genting (Martoyo, 1998).

Terdapat 3 desa di wilayah Kepulauan Karimunjawa yang dibagi menjadi beberapa dukuh, yaitu :

(1) Desa Karimunjawa meliputi P. Karimunjawa dan Pulau Genting, terdiri dari: - Dukuh Karimunjawa - Dukuh Alang-alang

- Dukuh Kapuran - Dukuh Cikmas

- Dukuh Legon Lele - Dukuh Kemloko

- Dukuh Jatikerep - Dukuh Genting

(2) Desa Kemujan meliputi Pulau Kemujan, terdiri dari :

- Dukuh Kemujan - Dukuh Batu Lawang

- Dukuh Mrican - Dukuh Legon Gede

- Dukuh Telaga - Dukuh Legon Tengah

(3) Desa Parang meliputi Pulau Parang dan Pulau Nyamuk, terdiri dari : - Dukuh Parang

- Dukuh Nyamuk

Pulau-pulau yang berada di Kepulauan Karimunjawa berdasarkan ukuran luas dapat dibagi ke dalam 4 ukuran, yakni ukuran besar terdiri dari pulau Karimunjawa seluas 4.302,5 ha; pulau Kemujan seluas 1.501,5 ha. Pulau yang berukuran sedang meliputi pulau parang Parang seluas 690 ha; pulau Nyamuk seluas 125 ha; dan pulau Genting seluas 135 ha. Pulau yang termasuk pulau kecil diantaranya pulau Menjangan Besar 56 ha; Menjangan Kecil sebesar 46 ha;

Geleang seluas 24 ha; Cemara Besar 3,5 ha. Sedangkan pulau yang termasuk sangat kecil adalah pulau Cilik (Kecil) seluas 2,0 ha; Cemara Kecil seluas 1,5 ha; pulau Mrico seluas 1 ha; pulau Burung seluas 1,0 ha dan pulau batu seluas 0,5 ha. Secara rinci luasan pada masing-masing pulau menurut Balitbang (2004) disajikan pada Tabel 19.

Tabel 19 Luas masing-masing pulau di kawasan Taman Nasional Karimunjawa

No. Nama pulau Luas (ha) Posisi koordinat

1. Karimunjawa 4.302,5 5o49’33” - 5o48’23” LS; 110o24”34’ - 110o28’37” BT 2. Kemujan 1.501,5 5o46’24” - 5o59’16” LS; 110o26’55” - 110o26’38” BT 3. Parang 690,0 5o43’36” - 5o45’55” LS; 110o13’50” - 110o13’15” BT 4. Nyamuk 125,0 5o48’39” - 5o36’30” LS; 110o10’44” - 110o49’50” BT 5. Bengkoang 79,0 5o43’57” - 5o44’50” LS; 110o24’08” - 110o49’43” BT 6. Menjangan Besar 56,0 5o52’55” - 5o53’50” LS; 110o25’23” - 110o49’00” BT 7. Menjangan Kecil 46,0 5o53’10” - 5o53’50” LS; 110o24’18” - 110o49’40” BT 8. Geleang 24,0 5o52’33” - 5o52’03” LS; 110o21’33” - 110o21’24” BT 9. Menyawakan 21,0 5o47’33” - 5o48’02” LS; 110o20’33” - 110o20’49” BT 10. Sintok 21,0 5o46’33” - 5o47’10” LS; 110o30’33” - 110o30’54” BT 11. Kembar 15,0 5o44’33” - 5o44’40” LS; 110o11’33” - 110o11’30” BT 12. Kumbang 12,0 5o46’33” - 5o46’25” LS; 110o13’33” - 110o14’17” BT 13. Krakal Besar 10,0 5o50’33” - 5o52’06” LS; 110o14’33” - 110o14’22” BT 14. Krakal kecil 10,0 5o51’33” - 5o51’52” LS; 110o13’33” - 110o13’51” BT 15. Katang 7,5 5o47’33” - 5o48’08” LS; 110o09’33” - 110o09’48” BT 16. Tengah 4,0 5o48’33” - 5o48’42” LS; 110o30’33” - 110o30’33” BT 17. Cemara Besar 3,5 5o48’33” - 5o48’32” LS; 110o22’33” - 110o22’30” BT 18. Cemara Kecil 1,5 5o49’33” - 5o50’02” LS; 110o22’33” - 110o22’44” BT 19. Cilik 2,0 5o49’33” - 5o49’23” LS; 110o30’33” - 110o30’31” BT 20. Mrico (Mrica) 1,0 5o47’33” - 5o49’02” LS; 110o27’33” - 110o27’24” BT 21. Burung 1,0 5o53’33” - 5o53’31” LS; 110o20’33” - 110o20’30” BT 22. Batu 0,5 5o52’33” - 5o52’18” LS; 110o27’33” - 110o27’17” BT Sumber : Balitbang (2004)

Pulau-pulau yang termasuk ke dalam wilayah kawasan Taman Nasional Karimunjawa terdiri dari 22 pulau; sedangkan 5 pulau lainnya tidak termasuk ke

dalam kawasan tersebut adalah pulau Genting, pulau Sambangan, pulau Seruni, pulau Cendikian, dan pulau Gundul.

4.1.2 Iklim

Wilayah kepulauan Karimunjawa merupakan gugusan pulau-pulau di daerah tropis yang dikelilingi laut, sehingga keadaan ikimnya adalah iklim tropis yang dipengaruhi oleh angin laut yang bertiup sepanjang hari dengan suhu rata- rata antara 26-30 oC, suhu maksimum 34 ºC dan suhu minimum 22 oC. Kelembaban nisbi antara 70-85 % dan tekanan udara berkisar antara 1012 mb. Keadaan ini sangat bervariasi tergantung pada tempat dan waktu pengukuran (Dishidros, 1989 yang diacu dalam Tim UPM Inset LP Undip, 2000).

Dalam satu tahun terdapat dua pergantian musim yaitu musim kemarau dan penghujan dengan musim pancaroba diantaranya. Musim kemarau (timuran) terjadi antara bulan Juni-Agustus. Pada musim ini cuaca sepanjang hari cerah dengan curah hujan rata-rata < 200 mm/bulan. Rata-rata penyiaran matahari setiap harinya antara 70-80 %. Bulan kering terjadi sekitar Maret-Agustus dengan curah hujan sekitar 60 mm/bulan. Arah angin datang dari timur sampai tenggara dengan kecepatan antara 7-10 knot, kadang-kadang dapat mencapai 16 knot atau lebih (Dishidros, 1989 yang diacu dalam Tim UPM Inset LP Undip, 2000). Setelah musim kemarau selesai dilanjutkan dengan musim pancaroba I yaitu antara bulan September-Oktober. Pada periode ini angin didominasi dari arah barat ke barat laut dan kadang-kadang dari arah timur dan utara dengan kecepatan yang bervariasi.

Musim penghujan (baratan) brlangsung antara bulan Nopmber- Maret dengan curah hujan > 200 mm/bulan serta adanya angin kuat yang diikuti gelombang laut yang besar. Rata-rata penyinaran matahari sekitar 30-60 % setiap harinya. Bulan Januari merupakan bulan terbasah dengan curah hujan sekitar 400 mm/bulan. Pada bulan Januari gelombang laut relatif besar berkisar antara 0,4- 1,25 m bahkan pada saat cuaca buruk tinggi gelombang bisa mencapai > 1,7 m. Angin bertiup cukup kencang dengan arah bervariasi dari barat ke barat laut, kecepatan rata-rata antara 7-16 knot dan kadang-kadang dapat mencapai 21 knot (Dishidros, 1989 yang diacu dalam Tim UPM Inset LP Undip, 2000). Setelah musim penghujan dilanjutkan dengan musim pancaroba II yaitu antara bulan

April-Mei dan arah angin lebih bervariasi dari barat dan timur silih berganti dengan kecepatan rata-rata 4 -10 knot.

4.1.3 Hidrologi

Di wilayah Kepulauan Karimunjawa tidak dijumpai sungai besar yang aliran airnya permanen. Sungai-sungai kecil dijumpai di P. Karimunjawa yang bermuara di laut sekitar pulau. Sumber mata air (pancuran) diktemukan di dukuh Kapuran, Nyamplungan, Legon Goprak, Cikmas, dan Legon Lele. Pada musim penghujan sumber air tersebut melimpah mengalir deras di sungai-sungai di daerah Kapuran, Jatikerep dan Legon Lele; sedang pada musim kemarau debit air tawar yang dihasilkan berkurang banyak sehingga sungai-sungai tersebut kering.

Untuk mencukupi kebutuhan air sehari-hari penduduk membuat sumur galian terutama di daerah yang tidak memiliki sumber mata air (pancuran) seperti di daerah Kemujan, Parang dan pulau-pulau kecil lainnya. Kedalaman sumur berkisar 3-5 m dari permukaan tanah, kecuali di beberapa tempat seperti P. Parang, P. Nyamuk dan P. Kemujan kedalaman sumur bisa mencapai 10-15 m. Beberapa pulau kecil meskipun tidak berpenghuni ditemukan sumber air tawar dengan kedalaman 1-3 m dan itupun dalam jumlah yang terbatas. Namun di beberapa pulau seperti P. Cemara Kecil dan P. Katang sumber air tersebut sudah terintrusi oleh air laut sehingga tidak memenuhi syarat sebagai air minum (Tim UPM Inset LP Undip, 2000).

4.1.4 Potensi sumberdaya alam

Berbagai potensi sumberdaya perairan yang dimiliki kepulauan Karimunjawa, adalah ekosistem terumbu karang, ekosistem rumput laut dan padang lamun, ekosistem mangrove, ekosistem hutan pantai, sumberdaya perikanan, dan potensi wisata bahari.

Ekosistem terumbu karang menyebar hampir di seluruh gugusan pulau yang ada, terdiri dari tiga tipe yaitu: terumbu karang pantai (fringing reef), terumbu penghalang (barrier reef), dan goba.

Sumberdaya rumput laut di Karimun Jawa dapat dikelompokkan ke dalam 3 divisi, yaitu Chlorophyta (2 genera), Phaeophyta (3 genera), dan Rhodophyta (5 genera). Komunitas rumput laut terbesar hampir di seluruh perairan, sampai

dengan kedalaman 20 meter. Sedangkan, padang lamun terebar di seluruh peraran sampai dengan kedalaman 25 meter. Terdapat 10 genera lamun yang termasuk ke dalam famili Pomagetonaceae dan Hyfrocharitaceae, serta dari genera Enhalus dan Thallasia yang mendominasi komunitas lamun di Karimunjawa (Martoyo, 1998).

Sumberdaya mangrove terutama terdapat di P. Karimunjawa dan P. Kemujan, terdiri dari 9 genera dan tidak kurang dari 11 jenis, meliputi genera Bruguiera, Rhyzophora, Ceriop, Aegiceras, Xylocarpus, Excoecaria, Lumnitzera, Sonneratia, dan Heritiera (Martoyo, 1998).

Sumberdaya hutan pantai tersebar pada beberapa pulau seperti Cemara Besar, Cemara Kecil, Burung, Geleang. Hutan pantai dicirikan oleh adanya jenis ketapang (Terminalia catapa), cemara laut (Casuarina equisetifolia), setigi (Strebus asper), waru laut (Hibiscus tiliaceus), dan kelapa (Cocos nucifera), (Martoyo, 1998).

Sumberdaya ikan yang merupakan penghasil utama di kepulauan Karimun- jawa adalah berbagai jenis ikan pelagis yaitu tongkol, teri dan kembung, serta berbagai jenis ikan karang seperti kakap, kerapu sunuk, napoleon, dan lobster. Di samping ikan laut hasil tangkapan, sejak tahun 1994 telah mulai berkembang usaha budidaya udang windu (Penaeus monodon Fab.) di tambak.

Potensi perikanan P. Karimunjawa dapat dilihat dari produksi ikan pelagik seperti tongkol, jack, mackerel, anchivies, dan sardin sebesar 150 ton/tahun, dan sekitar dua sampai dengan tiga kali lipat jumlah tersebut langsung dikirim ke pelabuhan ikan di Jawa (Rao, 1998 yang diacu dalam Martoyo, 1998). Karimunjawa juga penghasil ikan konsumsi hidup seperti kerapu, kakap, napoleon, lobster, dan lain-lain ke Hongkong, melalui Jakarta. Karimunjawa mengekspor ikan konsumsi hidup ke Hongkong sebanyak 2 ton/bulan atau 24 ton/tahun (Rao, 1998 yang diacu dalam Martoyo, 1998). Potensi perikanan ini, dapat menjadi pendukung dalam pengembangan wisata karena seafood merupakan menu pilihan utama pada sentra wisata bahari.

Dari usaha budidaya tambak seluas sekitar 51,9 hektar dari 113 petak tambak milik 96 petani tambak yang tersebar dan terkonsentrasi di P. Karimunjawa dapat dihasilkan produksi udang windu antara 1 – 2 ton/hektar, merupakan potensi yang mendukung bagi peningkatan pendapatan dan kesejahteraan bagi petani/penduduk setempat juga berarti bagi peningkatan pendapatan daerah setempat.

Potensi wisata bahari kepulauan Karimunjawa sangat besar, karena didukung oleh adanya terumbu karang yang berwarna warni dengan ikan karang dan biota laut yang masih utuh dan alami, serta pantai dengan pasirnya yang putih dan laut yang jernih hingga ke dasar perairan. Potensi wisata bahari juga didukung oleh tersedianya berbagai sarana penginapan (losmen, motel/hotel, home stay, wisma,, cottage) dengan jumlah yang cukup memadai, selain sarana jalan beraspal, transportasi angkutan laut dan darat milik penduduk setempat yang memadai walau dalam jumlah terbatas.