atau nPr ditentukan dengan aturan sebagai berikut:
E. Keaktifan Siswa
Keaktifan belajar siswa merupakan salah satu unsur yang penting dalam proses pembelajaran di kelas. Kata keaktifan berasal dari kata aktif yang berarti giat ( bekerja, berusaha) yang kemudian mendapatkan awalan Ke – dan akhiran –an kemudian menjadi kata keaktifan yang artinya kegiatan, kesibukan. Keaktifan di sini dimaksudkan sebagai segala aktifitas atau kegiatan yang dilakukan siswa dalam proses belajar mengajar di kelas. Mereka aktif membangun pemahaman atas persoalan atau segala sesuatu yang mereka hadapi dalam kegiatan pembelajaran.
Menurut Erna F. Aries (2009) indikator keaktifan siswa yang dapat dijadikan penilaian dalam penelitian adalah sebagai berikut:
• Perhatian siswa terhadap penjelasan guru
• Kerjasama dalam kelompok
• Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok ahli
• Kemampuan siswa mengemukakan pendapat dalam kelompok asal
• Memberi kesempatan berpendapat kepada teman dalam kelompok
• Mendengarkan dengan baik ketika teman berpendapat
• Memberikan gagasan yang cemerlang
• Membuat perencanaan dan pembagian kerja yang matang
• Keputusan berdasarkan pertimbangan anggota yang lain
• Memanfaatkan potensi anggota kelompok
Dalam metode Number Heads Together, keaktifan juga sangat ditekankan kepada siswa. Hal ini bertujuan agar siswa tidak selalu bergantung kepada penjelasan guru sehingga siswa dapat juga mencari sumber belajar dari teman – temannya di kelas atau mencari sumber belajar lain yang relevan. Keaktifan yang ditekankan dalam metode Number Heads Together
adalah sebagai berikut:
• Siswa aktif dalam diskusi kelompok maupun diskusi kelas
• Memberikan kesempatan bertanya dan berpendapat kepada teman baik dalam diskusi kelompok maupun dalam diskusi kelas.
• Mendengarkan dengan baik ketika teman bertanya atau berpendapat dalam diskusi kelompok maupun dalam diskusi kelas
• Menanggapi ketika ada teman yang bertanya baik dalam diskusi kelas maupun dalam diskusi kelompok.
• Mengerjakan soal latihan atau pertanyaan yang diberikan oleh guru atau yang ada di lembar kerja siswa.
Penilaian yang akan peneliti gunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
• Keaktifan siswa dalam kelompok, meliputi aspek - aspek sebagai berikut: 1. Bertanya yaitu siswa anggota kelompok bertanya kepada guru atau
bertanya kepada siswa lain dalam kelompoknya tentang materi atau tentang soal yang masih belum dipahami
2. Berpendapat yaitu siswa anggota kelompok mengajukan ide atau gagasan kepada teman sekelompoknya dalam menjawab soal atau memahami materi
3. Mendengarkan yaitu siswa anggota kelompok mendengarkan siswa lain dalam kelompoknya pada saat bertanya atau pada saat mengungkapkan pendapat
4. Menanggapi yaitu siswa anggota kelompok menanggapi pertanyaan atau pendapat yang telah disampaikan siswa lain dalam kelompoknya. 5. Penugasan yaitu siswa anggota kelompok dapat mengerjakan,
menyelesaikan dan mengumpulkan tugas tepat pada waktunya.
• Keaktifan siswa dalam diskusi kelas, meliputi aspek - aspek sebagai berikut:
1. Presentasi yaitu salah satu siswa dalam kelompok mempresentasikan hasil diskusi dengan teman sekelompoknya
2. Mendengarkan yaitu siswa mendengarkan dengan seksama ketika ada siswa dari kelompok lain bertanya atau mengutarakan pendapat dalam diskusi kelas
3. Menanggapi yaitu siswa menanggapi pertanyaan atau pendapat siswa kelompok lain yang bertanya atau berpendapat saat diskusi kelas 4. Bertanya yaitu siswa bertanya kepada siswa kelompok lain yang
mempresentasikan hasil kerja kelompoknya, juga bertanya kepada guru jika ada kesalahan penyelesaian LKS yang dilakukan oleh kelompok lain.
5. Berpendapat yaitu siswa mengutarakan pendapat saat kelompok lain mempresentasikan hasil kerja kelompoknya.
Dalam penelitian ini, ada beberapa aspek yang diambil peneliti untuk menentukan keaktifan siswa di kelas baik itu dalam diskusi kelompok maupun dalam diskusi kelas. Aspek ini harus muncul ketika pembelajaran dikelas, sehingga nanti akan dapat digunakan untuk penentuan keaktifan siswa di kelas. Aspek - aspek yang diambil untuk penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Berpendapat yaitu siswa anggota kelompok dapat mengajukan ide atau gagasan baik pada saat diskusi kelompok maupun saat diskusi kelas dalam menjawab soal atau memahami materi. Aspek ini diperlukan karena dengan siswa berpendapat dalam diskusi kelompok ataupun diskusi kelas, maka siswa cenderung akan dapat menemukan strategi baru dalam pemecahan masalah.
2. Mendengarkan yaitu siswa anggota kelompok mendengarkan siswa lain baik saat diskusi kelompok maupun saat diskusi kelas pada saat bertanya atau pada saat mengungkapkan pendapat. Aspek ini diperlukan karena dengan mendengarkan, siswa dapat memberikan respon positif kepada temannya untuk menanggapi apa yang diutarakan oleh temannya dalam diskusi kelompok atau diskusi kelas. Mendengarkan juga melatih siswa untuk menghargai dan menghormati temannya yang menyampaikan pendapat atau pertanyaan saat diskusi kelompok ataupun diskusi kelas.
3. Menanggapi yaitu siswa anggota kelompok menanggapi pertanyaan atau pendapat yang telah disampaikan siswa lain saat diskusi kelompok atau saat diskusi kelas. Aspek ini diperlukan karena dengan menanggapi pertanyaan atau pendapat yang disampaikan oleh siswa lain, maka siswa dapat belajar bagaimana memberikan respon positif untuk menjawab pertanyaan maupun pendapat yang diutarakan oleh temannya sekelompok. Misalnya, apakah pendapat yang diutarakan oleh temannya tersebut cocok untuk diterapkan dalam pemecahan masalah.
F. Hasil Belajar Matematika
Hasil belajar adalah merupakan suatu alat ukur, untuk mengukur keberhasilan siswa dalam suatu proses pembelajaran. Menurut Sudjana ( 2010:3 ) hasil belajar adalah perubahan tingkah laku yang timbul misalnya dari tidak tahu menjadi tahu. Perubahan yang terjadi dalam proses belajar adalah berkat pengalaman atau praktek yang dilakukan dengan sengaja dan disadari. Tingkat pencapaian hasil belajar oleh siswa disebut hasil belajar.
Menurut Mudjiono dan Dimyati (2006:200-201) hasil belajar pada akhirnya akan ditujukan dan difungsikan untuk keperluan berikut:
a. Untuk diagnostik dan pengembangan yaitu hasil belajar digunakan sebagai dasar pendiagnosisan kelemahan dan keunggulan siswa beserta sebab – sebabnya.
b. Untuk seleksi yaitu hasil belajar dapat digunakan sebagai dasar untuk menentukan siswa – siswa yang paling cocok dengan jenis jabatan atau jenis pendidikan tertentu.
c. Untuk kenaikan kelas yaitu hasil belajar dapat digunakan guru untuk membuat keputusan kenaikan kelas berdasarkan aturan yang berlaku.
d. Untuk penempatan yaitu hasil belajar dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk penempatan siswa dalam kelompok.
Untuk mengetahui tingkat pencapaian hasil belajar siswa atau kemampuan siswa dalam suatu pokok bahasan, guru biasanya mengadakan test hasil belajar. Hasil belajar dinyatakan dalam bentuk skor yang telah diperoleh siswa setelah mengikuti suatu tes hasil belajar yang diadakan setelah selesai program pengajaran. Skor tersebut harus sesuai dengan batas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang telah ditetapkan oleh masing – masing sekolah.
Dalam penelitian ini, batas kriteria ketuntasan minimal (KKM) yang digunakan oleh SMA Pangudi Luhur Sedayu adalah sebagai berikut:
• Siswa dinyatakan telah tuntas belajar bila telah mencapai skor ≥ 77 atau 77 %
• Suatu kelas dinyatakan tuntas belajar, jika di kelas tersebut terdapat ≥ 80 % siswa telah mencapai nilai ≥ 77
Sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa hasil belajar matematika adalah suatu alat ukur yang dihasilkan dari perubahan siswa dari yang tidak tahu menjadi tahu terhadap proses pembelajaran matematika di kelas, yang
diukur dengan menggunakan test dan dinyatakan dalam bentuk skor yang sesuai dengan batas kriteria ketuntasan minimal.
G. Kerangka Berpikir
Ciri khas dari NHT adalah penomoran yang diberikan kepada siswa masing – masing anggota kelompok, yang mana nomor tersebut merupakan nomor soal yang menjadi tanggung jawab masing – masing individu. NHT sangat menekankan keaktifan siswa dan tanggung jawab siswa secara individu dan secara kelompok. Metode NHT mengajak siswa masing – masing anggota kelompok untuk bekerja sama dan saling membantu dalam proses pembelajaran dan juga dalam proses menyelesaikan permasalahan yang diberikan guru. Keaktifan siswa akan muncul di sini, karena pada saat diskusi kelompok siswa dituntut untuk menyatukan kepala (pemikiran) “Heads together” bersama dengan teman-temannya sesama anggota kelompok. Keaktifan juga muncul ketika diskusi kelas, mereka dapat mengajukan pertanyaan kepada siswa (dengan nomor tertentu) yang maju di depan dan siswa yang ada di depan menjelaskan kepada siswa yang belum jelas dengan pemecahan soal. Penilaian hasil belajar siswa akan diperoleh melalui tes akhir, dimana tes ini nanti akan dinilai dan nilai tersebut digunakan untuk penentu apakah siswa tersebut telah berhasil memenuhi KKM atau belum. Penilaian ini juga dimaksudkan untuk mengetahui apakah siswa tersebut telah menguasai materi atau belum. Dari penilaian tersebut nantinya juga akan dicari nilai rata – rata siswa secara keseluruhan, kemudian
dicari apakah kelas tersebut sudah tuntas secara klasikal sesuai dengan standar yang diberikan oleh sekolah atau belum.
Berangkat dari pemikiran tersebut, peneliti kemudian mengadakan penelitian di kelas XI IPS 1 dengan materi peluang pada topik aturan perkalian, permutasi, dan kombinasi dengan menggunakan metode pembelajaran Number Heads Together (NHT). Keberhasilan pembelajaran dengan metode ini dapat dilihat dari bagaimana siswa dapat secara aktif bekerja dalam kelompoknya untuk bersama – sama menyatukan pikiran untuk memperoleh hasil belajar yang optimal. Sehingga diharapkan melalui metode NHT ini dapat membuat siswa terlibat aktif dalam pembelajaran di kelas sehingga dapat memperoleh hasil belajar yang maksimal.
BAB III