• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dalam artikel Strategi Pengembangan Perbatasan Wilayah Kedaulatan NKRI, (Eddy MT, Sianturi, SSi, dan Nafsiah, SP) menyatakan, perbatasan negara merupakan manifestasi utama kedaulatan wilayah suatu negara. Perbatasan suatu negara mempunyai peranan penting dalam penentuan batas wilayah kedaulatan, pemanfaatan sumber daya alam, menjaga keamanan dan keutuhan wilayah. Penentuan perbatasan negara dalam banyak hal ditentukan

terseDut anunjUKKan oien KaraKieriMiK Keyi bagi kedaulatan negara; faktor pendorong bagi peningkatan kesejahteraan masyarakat sekitarnya; mempunyai keterkaitan yang saling mempengaruhi dengan kegiatan yang dilaksanakan di wilayah lainnya yang berbatasan dengan wilayah maupun antar negara; dan mempunyai dampak terhadap kondisi pertahanan dan keamanan, baik skala regional maupun nasional.

Ketahanan wilayah perbatasan perlu mendapatkan perhatian secara sungguh-sungguh karena kondisi tersebut akan mendukung ketahanan nasional dalam kerangka NKRI. Keamanan wilayah perbatasan mulai menjadi concern setiap pemerintah yang wilayah negaranya berbatasan langsung dengan negara lain. Kesadaran akan adanya persepsi wilayah perbatasan antar negara telah mendorong para birokrat dan perumus kebijakan untuk mengembangkan suatu kajian tentang penataan wilayah perbatasan yang dilengkapi dengan perumusan sistem keamanannya. Hal ini menjadi isu strategis karena penataan kawasan perbatasan terkait dengan prosesnation state buildingterhadap kemunculan potensi konflik internal di suatu negara dan bahkan pula dengan negara lainnya (neighbourhood countries). Penanganan perbatasan negara, pada hakekatnya merupakan bagian dari upaya perwujudan ruang wilayah nusantara sebagai satu kesatuan geografi, politik, ekonomi, sosial budaya dan pertahanan keamanan (Sabarno, 2001).

Penelitian atas dasar keamanan muncul dari keinginan untuk mengurangi konflik dan menghindari timbulnya perang. Konsep keamanan merupakan konsep yang mulai dikembangkan sejak awal tahun 1950-an oleh John Herz, dimana ia menganggap keamanan sebagai akibat dari hubungan kekuatan antar negara.

Di dalam studi Hubungan Internasional, keamanan merupakan konsep penting yang selalu dipergunakan karena konsepsi keamanan nasional senantiasa memiliki hubungan erat dengan pengupayaan pertahanan dan

keamanan individu, keamanan nasional, dan keamanan internasional. Namun inti dari keamanan adalah keamanan nasional. Hal ini dikarenakan negara merupakan titik sentral yang mendominasi regulasi hubungan maupun kondisi keamanan di antara kedua level lainnya.

Keamanan(security)berbeda dengan konsep pertahanan(defense).

Meskipun keduanya memiliki kesamaan dari segi tujuannya, yaitu kemerdekaan atas ancaman yang mengganggu kebebasan, keamanan biasanya lebih bersifat preventif dan antisipatif dalam merespon ancaman bila dibandingkan dengan pertahanan.

Barry Buzan menyatakan bahwa penerapan strategi keamanan suatu negara selalu memperhitungkan aspek-aspek threat (ancaman) dan

vulnerability(kerentanan) negara tersebut. Ancaman dan kerentanan adalah dua konsep yang berbeda namun mempunyai keterkaitan yang erat dalam perwujudan keamanan nasional. Suatu ancaman terhadap keamanan nasional yang dapat dicegah akan mengurangi derajat kerentanan suatu negara pada keamanan nasionalnya. Kedua aspek dari keamanan nasional tersebut sangatlah ditentukan oleh kapasitas yang dimiliki negara tersebut (Buzan, 1991:112-114).

Kerentanan berhubungan erat dengan terbaginya negara menjadi dua golongan yaitu negara lemah(weak states)- lemah disini menunjukkan negara-negara miskin - dan kekuatan lemah(weak power).Negara dengan kekuatan lemah belum tentu negara lemah. Kelemahan suatu negara diukur berdasarkan kapabilitas militernya yang relatif inferior terhadap negara lain dalam sistem, terutama negara-negara tetangganya dan kekuatan besar pada saat itu (Buzan, 1991:112-114).

Weak states umumnya adalahweak power,dimana kerentanannya

ekonomi, dan ekoiogi (Buzan, 1991:116-134). Disamping itu, ada dua bentuk ancaman yang dihasilkan dari pengembangan instrumen militer. Yang pertama berasal dari senjata yang menghasilkan ancaman penghancuran yang dimiliki oleh satu aktor, dimana hal ini lebih dikenal dengan defense dilemma(dilema pertahanan). Kedua adalah berasal dari senjata yang dimiliki aktor lain di sistem yang menghasilkan bentuk ancaman kekalahan, dimana hal ini dikenal dengan security dilemma (dilema keamanan) (Buzan, 1991:271).

Dilema pertahanan. Kondisi ini terjadi apabila terjadi kontradiksi antara pertahanan militer dan keamanan nasional. Angkatan bersenjata dijustifikasi oleh keperluannya akan keamanan nasional dan secara politis diasumsikan kekuatan militer berkolerasi positif dengan keamanan nasional. Keadaan ini juga didorong oleh kemajuan teknologi di bidang pertahanan.

Dilema keamanan. Dilema ini terjadi didasari oleh dua kondisi, yaitu bahwa setiap negara mempunyai perilaku selalu ingin mengejarpoweruntuk kepentingan nasionalnya dan yang kedua sistem anarki yang tercipta akibat perilaku yang pertama diatas sehingga menyebabkan masing-masing negara berusaha untuk mempertahankan dirinya dari ancaman pihak lain atau dapat dikatakan untuk mengejar keamanan. (Buzan, 1991:294-324).

Lebih lanjut Buzan menyatakan bahwa keamanan tidak sebatas pada keamanan militer saja, tetapi juga mencakup keamanan politik, ekonomi, sosial, dan lingkungan, seperti yang dipaparkan di bawah ini:

1. Keamanan Militer, mencakup interaksi antara dua tingkat kekuatan yaitu kemampuan defensif dan persepsi militer mengenai intensi masing-masing pihak.

2. Keamanan Politik, mencakup kesinambungan dan stabilitas organisasi suatu negara atau sistem pemerintahan serta ideologi yang

5. Keamanan Lingkungan, mencakup pemeliharaan lingkungan lokal sebagai pendukung utama kelangsungan hidup manusianya.

Meskipun masing-masing sektortersebut mempunyai titik-titik vokal dalam kerangka masalah-masalah keamanan dan merumuskan cara-cara sendiri dalam menentukan prioritas kebijakan utama suatu negara, namun faktor-faktor itu sendiri saling terkait dalam operasinya. Masalah-masalah keamanan yang muncul salah satunya bisa berupa tindakan peningkatan kekuatan militer suatu negara, dan pendekatan yang demikian apabila dilakukan terus menerus pada akhirnya akan menimbulkan apa yang disebut dilema keamanan{security dilemma).

Menurut Buzan, keamanan merupakan suatu fenomena yang berhubungan, oleh karenanya seseorang tidak bisa memahami keamanan nasional suatu negara tanpa memahami pola internasional yang melekat dalam saling ketergantungan keamanan yang ada. Tingkat analisis negara dan sistem menggambarkan hal yang penting mengenai masalah keamanan nasional, namun ada juga seperangkat dinamika keamanan yang sama pentingnya pada tingkatan regional.

Untuk memberikan gambaran yang jelas pada subsistem regional perlu dibangun tingkatan analisis lanjutan antara sistem dan negara. Meskipun gambaran signifikan dari lingkungan keamanan di dalam suatu kawasan terdapat perimbangan kekuatan lokal, pergerakan sumber daya negara-negara besar dalam skala global bisa merubah dan mempengaruhi perimbangan kekuatan lokal tersebut.

Untuk memberikan defenisi terhadap keamanan regional {regional security), diperlukan suatu elemen penting yang hams ditambahkan ke dalam hubungan kekuatan, yaitu pola hubungan persahabatan{amity)dan hubung-an permusuhan (emiry) (Buzan, 1991:189). Pola hubungan persahabatan diarti-