• Tidak ada hasil yang ditemukan

SIMPULAN DAN SOLUSI KE DEPAN

Simpulan

Kedaulatan dan perbatasan meaipakan konsep-konsep penting dalam pembangunan negara. Memelihara kedaulatan dan mensejahterakan rakyat bukan hanya merupakan tanggungjawab pemerintah semata, melainkan juga rakyat. Karena itu, hubungan antar-negara, Indonesia dengan Australia dan Malaysia memerlukan perhatian dan bahkan tindakan rasionai dan profesiona!.

Masalah perbatasan antara Indonesia dengan Malaysia, pada umumnya mencakup masalah batas teritorial laut, berupa sengketa batas wilayah pada Blok Ambalat, sengketa batas wilayah laut terjadi juga di daiam negeri, dan kebijakan luar negeri Malaysia yang konfrontatif; sedangkan masalah pada lintas batas daratan mencakupi masalah Tenaga Kerja Indonesia (TKI) illegal, perdagangan manusia, dan pembalakan liar.

Malaysia sebagai negara pantai yang hak-haknya lebih terbatas dalam penentuan batas wilayah, namun berani bertentangan terhadap Negara Indonesia. Strategi kebijakan luar negeri Malaysia yang berani ini menunjukkan strategi kebijakan konfrontatif. Malaysia dalam kasus Blok Ambalat berani mengklaim sebagai miliknya, sementara Indonesia merasa biok tersebut miliknya. Malaysia berani melakukan ini karena kapabilitas militer mereka merasa iebih baik daripada Indonesia. Dalam kasus Sipadan dan Ugitan, pulau-pulau tersebut tidak pernah tercatat dalam Deklarasi Juanda 1857 dan juga tidak ada di dalam arsip Belanda. Kedua pulau ini milik

samping itu, perdagangan manusiajuga meliputi perdagangan bayi{trafficking in child).Perdagangan manusia ini sulit dilacak. Masaiah perdagangan manusia mencakupi perekrutan, penampungan orang dengan menggunakan cara-cara kekerasaan, penculikan, pemalsuan, penipuan, penyalahgunaan kekuasaan, dengan menerima bayaran atau keuntungan dari seseorang yang mempunyai kendali terhadap orang lain. Masaiah perdagangan manusia memiliki jaringan sindikat di dalam negeri dengan sindikat-sindikat di luar negeri. Umumnya mereka tak punya dokumen selembar pun, sehingga ada juga yang dipindah- negarakan. Umumnya kebanyakan PJTKI ke luar negeri terlibat juga dalam banyak kasus perdagangan dan eksploitasi perempuan.

Pembalakan liar {illegal logging) merupakan masaiah yang sering muncul di daerah perbatasan Indonesia dengan Malaysia. Masaiah pembalakan liar di perbatasan ini sangat kompleks karena tidak hanya terkait dengan para pelaku pembalakan liar di dalam negeri, tetapi juga terkait ke pelaku yang berasal dari Malaysia. Kompleksitas masaiah bertambah dilematis dengan turutambil bagiannya masyarakatdidalam kegiatanillegal logging.

Dalam dinamika hubungan Indonesia Australia diwarnai dengan gejolak pasang surut yang perjalanannya memang tidak selalu mulus. Pada awalnya, hubungan kedua negara amat baik. Kondisi ini mulai memperlihat- kan kehangatan hubungan keduanya, dengan adanya dukungan dan bantuan Australia terhadap perjuangan rakyat Indonesia merebut kemerdekaan selama periode 1945-1949. Dukungan dan bantuan tidak hanya diberikan Pemerintah, tetapi juga datang dari masyarakat Australia, khususnya dari kalangan persekutuan buruhnya. Pemerintah Australia pemah mewakiii kepentingan Indonesia dalam Komisi Jasa-jasa Baik PBB yang kemudian menjadi Komisi PBB untuk Indonesia {United Nations Commission on Indonesia-UNQ),bersama dengan Amerika Serikat dan Belgia berusaha turut menyelesaikan pertikaian Indonesia-Belanda. Misi mereka berhasil teriaksana; ketika Belanda menyerahkan kedaulatannya kepada Indonesia tanggal 27 Desember 1949 di Konferensi Meja Bundar, Den Haag. Australia juga termasuk salah satu dari sedikit negara yang mengakui Republik Indonesia, baik secara

de factopada Juli 1947 maupundejurepada Desember 1949. Negara ini juga menjadi co-sponsor Indonesia ketika ingin bergabung dengan PBB pada tahun 1950. Hubungan Jakarta-Canberra yang pada awalnya terjalin dengan baik, namun periode-periode selanjutnya selalu diwamai perbedaan yang telah menjadi salah satu faktor yang menyebabkan rapuhnya hubungan keduanya. Jalinan hubungan hangat mereka mulai memburuk terutama pada periode 1950-an hingga pertengahan 1960-an. Pemerintah Australia yang dalam masa 1945-1949 bersikap simpatik terhadap negara dan rakyat Indonesia, pada awal 1950 menampakkan diri sebagai negara yang "menentang" Indonesia. Bagaimanapun, Indonesia merupakan salah satu negara yang menerima bantuan dari pemerintah Australia melalui Colombo Plan yang dibentuk pada tahun 1951. Tujuan pemberian bantuan tersebut, terutama iebih difokuskan untuk memajukan dunia pendidikan di Indonesia.

Dinamika dari perjalanan sejarah hubungan Indonesia Australia yang panjang, ternyata hingga sekarang masih menimbulkan masaiah-masalah yang sering terjadi di daerah perbatasan Indonesia dengan Australia mencakup masaiah penangkapan ikan iiegai, penangkapan neiayan Indonesia, imigran iiegai, penyelundupan manusia, dan masaiah peiintas batasdari Papua.

Penangkapan ikan iiegai berakar dari masaiah ekonomi, terutama bags neiayan tradisional. Faktor kesulitan ekonomi mendorcr-g mereKa untuk

mencarisumberdayalautyang berniiaijual tinggi rnes< can narusmemasuki daerah negara lain. Penangkapan neiayan Indonesia oleh petugas atau aparat Australia di wilayah perbatasan, antara fair ~ ce-garuhi oleh:

a. Kurangnya sosialisasi pemerintah tentang Keoemilikan Pulau Pasir oleh Australia dan konsekuensi-konsekuensl yarg a<an dihadapi jika rnas_< ke pulau tersebut.

b. Keterbatasan teknologi infcrmasi yang diniiiki oieh neiayan. Kelerr:a-

tasan teKnoiogi ini membuat para neiayan tidak dapat menerima informasi aari daratjika mereka telah melewati daerah perbatasan. c. Ketiadaan petugas patrol! laut yang dapat mengingatkan mere<a ■ ;

mereka telah melewati perbatasan seringkali juga membua: ~ea,r secaratidaksengaja melanggardaerah perbatasan.

d. Penangkapan neiayan juga disebabkan oieh perbedaa^

persepa

tentang kategori neiayan tradisional menurut negara Ausfs a

Indonesia merupakan negara transit para imigran yang kebanyakan dari Timur Tengah yang mencari kehidupan yang lebih baik ke Australia. Namun, masuk secara legal ke Australia tidak mudah, karena itu imigran tersebut berusaha untuk masuk secara iiegal melalui perairan Indonesia. Masalah penyelundupan manusia menjadi semakin besar dan berlarut-larut karena pegawai pemerintah yang menangani masalah ini menerima suap dan turut berpartisipasi dalam kegiatan penyelundupan tersebut. Tidak heran para imigran selalu iolos pada tiap pos pemeriksaan, muiai dari pelabuhan paling utara Indonesia hingga ke Kupang.

Masalah Pelintas batas dari Papua yang meminta suaka ke Australia. Secara umum ada 3 penyebab mengapa mereka memohon suaka, yaitu karena (1) faktor keamanan, (2), faktor ekonomi, (3) faktor politik. Faktor keamanan terkait dengan pelanggaran hak asasi manusia yang dilakukan oleh Tentara Nasional Indonesia. Faktor ekonomi terkait dengan upaya untuk mencari penghidupan yang lebih baik. Faktor politik terkait dengan upaya Organisasi Papua Merdeka (OPM) untuk memerdekakan diri. Masalah yang kemudian muncul adalah bahwa pemberian suaka ini telah mengganggu hubungan baik kedua negara. Yang menjadi pertanyaan adalah mengapa para pencari suaka bisa melewati perbatasan laut Indonesia untuk kemudian bisa tiba di Australia. Sekali lagi ini menunjukkan lemahnya patroli Indonesia atas wilayah kelautannya.

Dari permasalahan di atas, dalam konteks kedaulatan negara yang sejahtera, pada hakekatnya memerlukan upaya pelbagai profesi secara berkesinambungan. Profesionalisme pelbagai bidang pembangunan perlu dikokohkan serta dikembangkan sesuai dengan perkembangan iimu pengetahuan dan teknologi (iptek) untuk mewujudkan cita-cita negara sejahtera. Dalam konteks ini, diantara para profesional; Pekerja Sosial(Social Worker) merupakan salah satu pekerja profesional yang penting untuk membangun negara sejahtera; karena mereka memiliki kompetensi untuk membantu memecahkan masalah yang dihadapi manusia dengan efektif. Profesi ini mampu membangun hubungan antara masyarakat dengan sistem-sistem sumber; memfasilitasi interaksi dan membentuk serta membangun hubungan antara masyarakat dengan sistem sumber sosial; memfasilitasi interakstidan membentuk serta membangunhubungan antara masyarakat di dalam sistem sumber sosial; memberikan kontribusi terhadap pembangunan dan memodifikasi kebijakan sosial; dan memberikan bantuan atau mencari-kan sumber bantuan material. Eksistensi para profesional,

sewajamya diakui kompetensinya dalam pembangunan bangsa dan negara kesatuan Republik Indonesia.