• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keberadaan Program Pemberdayaan Ekonom

Dalam dokumen KAJIAN PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT DI K (Halaman 78-84)

BAB IV HASIL SURVEY DATA LAPANGAN

4.1. Survei Lapangan Kepada Masyarakat di Kawasan

4.1.4. Keberadaan Program Pemberdayaan Ekonom

Keberhasilan pembangunan suatu wilayah juga dipengaruhi oleh peranan lembaga ekonomi sebagai mitra masyarakat dalam mengembangkan kegitan usahanya, baik dari institusi pemerintah,

lembaga perbankan, koperasi, BUMN atau perusahaan daerah. Berdasarkan hasil analisis data yang telah dilakukan melalui kegiatan penelitian ini, diketahui bahwa masih terdapat beberapa responden yang belum pernah memperoleh fasilitas maupun program pemberdayaan dari stakeholders sebagai mitra usaha.

Meski demikian, tidak dinafikan pula bahwa beberapa diantara mereka ada yang pernah menerima fasilitas maupun program bantuan modal, peralatan dan manajemen, baik dari Dinas Pertanian dan Perikanan, Dinas Koperasi dan UMKM, Dinas Perindustrian dan Perdagangan, BPMKP, maupun dinas-dinas lainnya yang ada di Kota Cilegon. Akan tetapi penyebaran bantuan yang didapatkan oleh masyarakat di wilayah studi belum merata. Hal tersebut dapat dilihat dari sekitar 56% responden mengatakan bahwa belum pernah mendapatkan bantuan program pemberdayaan, yang tentu saja sangat diperlukan dalam pengembangan usahanya, sedangkan yang telah menerima bantuan permodalan hanya sekitar 44%, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.12.

Bantuan Program Pemberdayaan yang Pernah Diterima

No. Distribusi Bantuan Lembaga

Ekonomi Jumlah

Persentase (%)

1. Tidak Pernah Dapat 168 56,0

2. Pernah Dapat

a. Permodalan 73 24,4

b. Pelatihan Kecakapan Hidup 34 11,3

c. Bimbingan dan konsultasi 15 5,0

d. Bantuan Peralatan Produksi 10 3,3

Total 300 100

Bantuan permodalan banyak diberikan oleh Dinas Sosial untuk Kelompok Usaha Bersama (KUBE) Fakir Miskin dengan nomimal 20 juta rupiah per kelompok usaha. Selain itu, bantuan permodalan juga telah banyak diberikan oleh Dinas Pertanian dan Perikanan khususnya bagi kelompok masyarakat yang bergerak dibidang perikanan dan pengolahan hasil perikanan yang jumlahnya bervariasi hingga mencapai 50 juta rupiah per kelompok usaha. Selain bantuan pemberian modal, dinas Pertanian dan Perikanan juga telah banyak memberikan bantuan dan fasilitasi kepada masyarakat yang ingin mengajukan pinjaman modal kepada pihak perbankan. Bantuan permodalan juga diberikan oleh BPMKP terutama kepada masyarakat yang memiliki usaha, dengan jumlah bantuan permodalan bervariasi, sesuai kebutuhan dan kapasitas usaha yang dimiliki masyarakat.

Selain itu, dinas Pertanian dan Perikanan juga memberikan bantuan kepada kelompok usaha masyarakat dalam bentuk bantuan peralatan. Untuk kegiatan pelatihan kecakapan hidup (life skill) juga telah rutin dilaksanakan oleh dinas Koperasi dan UMKM dan BPMKP, serta bantuan bimbingan teknis telah juga dilaksanakan oleh Dinas Perindustrian dan Perdagangan dan BPMKP. Akan tetapi, identifikasi terhadap pemberian bantuan dari lembaga-lembaga tersebut bagi masyarakat, secara faktual masih belum merata penyebarannya.

Oleh karena itu, dalam rangka pengembangan ekonomi yang lebih baik pada wilayah studi maka seyogyanya peningkatan peran lembaga ekonomi mendapatkan perhatian dari berbagai pihak terutama dalam pengembangan usaha masyarakat yang berada di wilayah studi, khususnya dalam hal koordinasi baik antar instansi yang ada di pemerintahan maupun antar lembaga pemberi bantuan non pemerintah dengan instansi pemerintah. Hal ini untuk menghindarkan masyarakat penerima bantuan hanya tertumpuk pada individu/kelompok tertentu saja. Hasil diskusi dengan SKPD-SKPD terkait, selama ini lembaga non pemerintah hanya meminta data kepada instansi terkait, akan tetapi pada saat realisasi bantuan tidak ada laporan kelompok masyarakat mana yang mendapatkan bantuan tersebut.

Pemberian bantuan kepada masyarakat di wilayah studi terutama yang bersifat pembinaan dan permodalan merupakan bagian dari proses penguatan ekonomi kerakyatan. Untuk melihat kondisi obyektif bantuan permodalan dari lembaga ekonomi pada wilayah tersebut maka secara keseluruhan dapat dilihat pada Tabel berikut:

Tabel 4.13.

Besarnya Bantuan Permodalan yang Diterima Responden

No Bantuan Permodalan Jumlah Persentase (%)

1. Kurang dari Rp.5.000.000,- 42 57,5

2. Rp. 5.000.000 sampai Rp.10.000.000 26 35,6

3. Rp.10.000.000 sampai Rp.25.000.000 3 4,1

4. Rp.25.000.000 sampai Rp.100.000.000 2 2,8

Total 73 100

Besarnya jumlah bantuan modal yang diterima masyarakat di wilayah studi dalam pengembangan kegiatan ekonominya cukup bervariasi, dengan jumlah yang relatif kecil yaitu 57,5% menerima bantuan kurang dari Rp.5.000.000,- dan 35,6% dengan jumlah Rp. 5.000.000,- sampai Rp. 10.000.000,- kemudian 4,1% dengan bantuan modal lebih dari Rp. 10.000.000,- sampai Rp. 25.000.000,- dan 4,1% dengan bantuan modal lebih dari Rp. 25.000.000,- sampai Rp. 100.000.000,-

Berdasarkan informasi yang diperoleh dari kajian ini bahwa bantuan dari lembaga ekonomi baik perbankan maupun lembaga ekonomi non bank serta pemerintah daerah sudah cukup besar terbukti dengan adanya kelompok masyarakat yang mendapatkan bantuan permodalan antara Rp.50.000.000,- sampai Rp.100.000,000,-. Akan tetapi sekali lagi belum semua masyarakat di wilayah studi pernah mendapatkan bantuan baik permodalan maupun bentuk-bentuk bantuan lainnya.

Selanjutnya, mengenai keberadaan lembaga ekonomi yang memungkinkan diharapkan oleh masyarakat untuk menjadi mitra pemberi bantuan dalam rangka pemberdayaan usaha ekonomi masyarakat di wilayah studi, diantaranya adalah; Koperasi, Bank, Perusahaan Daerah atau instansi lainnya. Akan tetapi kurangnya koordinasi lembaga-lambaga ini pada saat implementasi bantuan dengan pemerintah, baik pihak kelurahan, kecamatan maupun SKPD terkait sehingga untuk masyarakat di wilayah studi belum semuanya dapat menerima bantuan permodalan.

Pemberdayaan dari segi aspek pelatihan kecakapan hidup seperti pelatihan kewirausahaan bagi masyarakat terutama untuk menumbuhkan jiwa berwirausaha bagi masyarakat dimana hanya terdapat 11,3% responden yang pernah mendapatkan pelatihan tersebut.

Terkait dengan komposisi sumber permodalan bagi usaha yang dijalankan oleh masyarakat, dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 4.14.

Sumber Permodalan Responden

No Sumber Permodalan Jumlah Persentase (%)

1 Pribadi 105 48,2

2 Bank 5 2,3

3 Keluarga 41 18,8

4 Pemerintah Daerah 35 16,1

5 Lembaga Keuangan Non Bank 7 3,2

6 BUMN 25 11,5

Total 218 100

Sumber: Data Primer, 2014

Berdasarkan tabel di atas dapat diketahui bahwa mayoritas sumber permodalan responden bersumber dari modal sendiri, yaitu 48,2%, sedangkan yang bersumber dari perbankan hanya berkisar 2,3%, dari keluarga 18,8%, dari pemerintah daerah 16,1%, dan sumber lainnya (lembaga keuangan non bank dan BUMN) yaitu sebesar 14,7%. Hal ini memberikan gambaran bahwa peranan perbankan dan BUMN dalam pengembangan usaha dan pemberdayaan ekonomi masyarakat di wilayah studi sudah ada walaupun masih cukup rendah, sehingga masyarakat kesulitan untuk mengembangkan kegiatan usahanya.

Dalam dokumen KAJIAN PENGUATAN EKONOMI MASYARAKAT DI K (Halaman 78-84)

Dokumen terkait