• Tidak ada hasil yang ditemukan

Keberlanjutan Aksi Perubahan

Dalam dokumen LAPORAN AKHIR AKSI PERUBAHAN (Halaman 46-0)

BAB IV DESKRIPSI PROSES DAN HASIL IMPLEMENTASI

C. Keberlanjutan Aksi Perubahan

Tersedianya Pedoman Layanan Pengawasan Optimalisasi Retribusi Objek Wisata Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dalam Aksi Perubahan jangka pendek adalah sebuah awal dari sebuah solusi Sistem Pengawasan Kolaboratif masa depan untuk pemerintah Provinsi Sulawesi Utara. Keberhasilan implementasi di jangka pendek merupakan pondasi untuk pengembangan Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah berbasis Aplikasi atau Web.

Pada jangka menengah Pengawasan Optimalisasi Retribusi Objek Wisata Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara akan difokuskan pada implementasi pedoman dan pembuatan sistem digital berbasis aplikasi atau web. Sistem ini diharapkan dapat memudahkan APIP maupun perangkat daerah dalam melakukan monitoring dan evaluasi secara real time. Tujuan jangka panjang dari Layanan Pengawasan Optimalisasi Retribusi Objek Wisata Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara adalah penyempurnaan pedoman dan aplikasi berdasarkan teknologi yang berkembang di masa datang.

a. Rencana Tindak Lanjut Jangka Menengah

Pada Jangka Menengah Rencana tindak lanjut antara lain :

Tabel 18 Rencana tindak lanjut jangka menengah

No. Uraian User aktif Sarana Anggaran

1. Implementasi Pedoman Layanan Pengawasan

2. Audit atas Pedoman Layanan Pengawasan Optimalisasi

3. Pengembangan Aplikasi Monitoring dan Evaluasi berdasarkan Pedoman yang telah dikeluarkan SIMA-ANET (Sistem Informasi Monitoring dan evAluasi – penerimaAN rETribusi)

b. Rencana Tindak Lanjut Jangka Panjang

Pada Jangka Panjang, rencana tindak lanjut antara lain :

Tabel 19 Rencana tindak lanjut jangka panjang

No. Uraian User aktif Sarana Anggaran

1. Implementasi Aplikasi Monitoring dan Evaluasi berdasarkan Pedoman yang telah dikeluarkan SIMA-ANET (Sistem Informasi Monitoring dan evAluasi – penerimaAN rETribusi)

APIP dan Dinas Pariwisata Daerah

Komputer PC / Laptop

Pelaksanaan Monev

2. Memperbaiki bugs yang ditemukan pada saat implementasi

APIP dan Dinas Pariwisata Daerah

Komputer PC / Laptop

Pembuatan/

pengembangan aplikasi

3. Kolaborasi pengawasan bersama dengan Perangkat Daerah terkait secara kontinyu

APIP dan Dinas Pariwisata Daerah

Pedoman Sosialisasi dan Koordinasi

A. Kesimpulan

1. Bahwa Inspektorat Daerah Provinsi Sulawesi Utara dalam melaksanakan tugasnya berorientasi pada early warning system dalam konteks pengawasan yang kolaboratif antara Inspektorat Daerah dengan Perangkat Daerah.

2. Tersusunnya Pedoman Layanan Pengawasan Optimalisasi Retribusi Objek Wisata Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara adalah suatu sarana bagi fungsional Auditor dan Pejabat Pengawas Urusan Pemerintahan Daerah (P2UPD) yang bertujuan untuk meningkatkan tata kelola organisasi dan optimalisasi fasilitasi kegiatan dalam menunjang capaian kinerja reformasi birokrasi dan tugas serta fungsi satuan kerja.

3. Melalui pedoman, ini diharapkan dapat meningkatkan Pendapatan Asli Daerah yang bersumber dari penerimaan retribusi pada Obyek Wisata, sehingga dapat meningkatkan kualitas layanan kepada wisatawan yang berkunjung ke obyek wisata tersebut.

4. Pembuatan pedoman ini sejalan dengan semangat pelaksanaan reformasi birokrasi yang merupakan salah satu upaya pemerintah untuk menciptakan tata kelola yang baik (good governance) dan melakukan pembaharuan dan perubahan mendasar terhadap sistem penyelenggaraan pemerintahan terutama menyangkut ketatalaksanaan dan pengelolaan sumber daya manusia.

5. Dalam proses pelaksanaan aksi perubahan diharapkan bekerja sama dengan berbagai pihak baik internal maupun eksternal yang mampu memberikan dukungan sesuai dengan peran masing- masing.

6. Berdasarkan capaian kerja jangka pendek, pelaksanaan aksi perubahan dapat melebihi target dan untuk target jangka menengah yaitu dalam pelaksanaan aplikasi berbasis Web dengan nama SIMA-ANET, penyusunan panduan dan sosialisasi pemanfaatan aplikasi aksi perubahan.

7. Aksi perubahan ini merupakan kegiatan yang bersifat jangka panjang yang memerlukan komitmen bersama dan kerja sama yang baik kepada seluruh stakeholders internal dan eksternal.

BAB V PENUTUP

B. Saran

1. Aksi perubahan jangka pendek yang menurut penilaian berhasil dilakukan perlu terus dilanjutkan ke arah jangka menengah dan jangka panjang namun perlu adanya dukungan anggaran yang jelas, pembangunan SDM pendukung dan persiapan budaya kerja yang baru;

2. Setiap aksi perubahan yang bersifat jangka panjang ini memerlukan pendampingan dan pembaharuan (Update) dari sejak awal, baik pemanfaatan aplikasi terlebih suatu aksi yang berhubungan dengan digitalisasi yang akan sangat berpengaruh pada budaya kerja;

3. Setelah terbentuknya sebuah aplikasi pedoman sebagai suatu terobosan harus diimbangi dengan langkah pemeliharaan yang baik mengingat hal ini sering dilupakan;

4. Komitmen, peran, kontribusi dari seluruh pemangku kepentingan baik internal maupun eksternal menjadi sangat penting demi terwujudnya sistem ini.

DAFTAR PUSTAKA

Dally, D. 2015. Bahan Ajar Diklat Kepemimpinan Tingkat II, Membangun Tim Efektif.

Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Endro, G. 2017. Menelisik Makna Integritas dan Pertentangannya dengan Korupsi.

Jurnal Integritas Vol. 3 No. 1.

LAN dan BPKP. 2000. Akuntabilitas dan Good Governance. Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

LAN. 2015. Akuntabilitas, Modul Pendidikan dan Pelatihan Prajabatan Golongan III.

Jakarta : Lembaga Administrasi Negara

Mardiasmo. 2018. Akuntansi Sektor Publik. Yogyakarta : Andi

Gubernur Sulawesi Utara. 2016. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Manado

_2019. Peraturan Gubernur Sulawesi Utara Nomor 47 Tahun 2019 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Gubernur Sulawesi Utara Nomor 52 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Inspektorat Daerah Provinsi Tipe A Provinsi Sulawesi Utara.

Manado

_2020. Peraturan Gubernur Sulawesi Utara Nomor 21 Tahun 2020 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Gubernur Sulawesi Utara Nomor 73 Tahun 2016 Tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas Dan Fungsi Serta Tata Kerja Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Tipe A Provinsi Sulawesi Utara.

Manado

LAMPIRAN

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA

I N S P E K T O R A T D A E R A H

Jalan 17 Agustus Nomor 69 Telp. (0431) 859000 Faks. (0431) 865449 Website: www.inspektorat.sulutprov.go.id

Manado 95119

KEPUTUSAN INSPEKTUR DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA NOMOR : 11.A TAHUN 2021

TENTANG

PEMBENTUKAN TIM EFEKTIF RANCANGAN AKSI PERUBAHAN PENYUSUNAN PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI PENGELOLAAN

RETRIBUSI DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA OBJEK WISATA SUMARU ENDO

INSPEKTUR DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA,

Menimbang : a. Bahwa untuk meningkatkan pengawasan Inspektorat Daerah Provinsi Sulawesi Utara yang efektif terhadap pengelolaan retribusi dalam peningkatan PAD pada objek wisata Sumaru Endo;

b. Bahwa dalam rangka Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Angkatan I Pemerintah Provinsi Sulawesi pada rancangan aksi perubahan diperlukan penyusunan pedoman monitoring dan evaluasi pengelolaan retribusi dalam peningkatan PAD pada

objek wisata Sumaru Endo;

c. Berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud pada huruf a dan b di atas maka perlu ditetapkan Keputusan Inspektur Daerah Provinsi Sulawesi Utara tentang Pembentukan Tim Efektif Rancangan Aksi Perubahan Penyusunan Pedoman Monitoring Dan Evaluasi Pengelolaan Retribusi Dalam Peningkatan PAD Pada Objek Wisata Sumaru Endo.

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 47 Prp. Tahun 1960 jo. Undang- Undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang antara lain Pembentukan Propinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Utara (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 94 Tahun 1964; Tambahan Lembar Negara Nomor 2687);

2. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah

beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang- Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah (Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2015; Tambahan Lembaran Negara Nomor 5679);

3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 12 Tahun 2017 Tentang Pembinaan Dan Pengawasan Penyelenggaraan Pemerintahan Daerah (Lembaran

Negara Republik Indonesiatahun 2017 Nomor 73)

4. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 2 Tahun 2016 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 1 Tahun 2012 Tentang Retribusi Daerah;

5. Peraturan Gubernur Sulawesi Utara Nomor 47 Tahun 2019 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Gubernur Nomor 52 Tahun 2016 Tentang Struktur Organisasi Inspektorat Daerah Provinsi Sulawesi Utara Peraturan Gubernur Sulawesi Utara;

6. Surat Keputusan Gubernur Sulawesi Utara No 800/SK/BKD/21.2809/2021 tanggal 17 Mei 2021 tentang Penetapan Peserta Pelatihan Kepemimpinan Administrator (PKA) Tahun 2021.

MEMUTUSKAN:

Menetapkan,

KESATU : Keputusan Inspektur Daerah Provinsi Sulawesi Utara tentang Pembentukan Tim Efektif Rancangan Aksi Perubahan Penyusunan Pedoman Monitoring Dan Evaluasi Pengelolaan Retribusi Dalam Peningkatan PAD Pada Objek Wisata

Sumaru Endo;

KEDUA : Menunjuk nama-nama sebagaimana terlampir sebagai bagian yang tidak terpisahkan dari keputusan ini untuk melaksanakan tugas sebagai Tim Efektif Rancangan Aksi Perubahan dalam Penyusunan Pedoman Monitoring Dan Evaluasi Pengelolaan Retribusi Dalam Peningkatan PAD Pada Objek Wisata Sumaru Endo;

KETIGA : Tim Efektif sebagaimana disebutkan pada Diktum KEDUA dengan Project leader Inspektur Pembantu Wilayah V atas

nama Janetta H. A. Lapian, ST, MT, CFrA, terdiri dari Tim Kerja Pengumpulan Data, Tim Kerja Aspek Legal dan Tim Kerja Sistem Informasi memiliki Peran dan tugas sebagai berikut:

a. Tim Kerja Aspek Legal yang terdiri dari Auditor Muda Wilayah V mempunyai tugas menyiapkan peraturan perundangan atau pedoman terkait pengawasan optmalisasi retribusi objek wisata.

b. Tim kerja Pengumpulan Data yang terdiri dari Auditor Muda Wilayah V mempunyai tugas menyiapkan data dan permasalahan terkait optimalisasi pengelolaan retribusi objek wisata.

c. Tim Kerja Sistem Informasi yang terdiri dari Auditor Muda Wilayah V mempunyai tugas menyusun rancangan dan pembangunan sistem Pengawasan Optimalisasi Retribusi Objek Wisata berbasis aplikasi.

KEEMPAT : Keputusan ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan, akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya.

Dikeluarkan di : M a n a d o Pada tanggal : 19 Juli 2021

LAMPIRAN KEPUTUSAN INSPEKTUR DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA NOMOR : 11.A TAHUN 2021

TENTANG : PEMBENTUKAN TIM EFEKTIF RANCANGAN AKSI PERUBAHAN PENYUSUNAN PEDOMAN MONITORING DAN EVALUASI PENGELOLAAN RETRIBUSI DALAM PENINGKATAN PENDAPATAN ASLI DAERAH (PAD) PADA OBJEK WISATA SUMARU ENDO

SUSUNAN TIM EFEKTIF

I. Tim Efektif Aspek Legal : 1. Yuanita I. M. Singal, ST, MSA, CFrA 2. Yustinus Ada, SKM, MSA

II. Tim Efektif Pengumpul Data : 1. Januar B. Saiyang, SE, CFrA 2. Renaldo A. Jusuf, ST, MSA III. Tim Efektif Sistem Informasi : 1. David Ch. Sumarauw, ST

2. Charly S. T. Laloan, SE

Dikeluarkan di : M a n a d o Pada tanggal : 19 Juli 2021

PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA

INSPEKTORAT DAERAH

Jalan 17 Agustus Nomor 69 Telepon 859000 Fax 865449 HOMEPAGE : http://www.inspektorat.sulutprov.go.id

M A N A D O 95119

KEPUTUSAN INSPEKTUR DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA

NOMOR TAHUN 2021

TENTANG

PEDOMAN LAYANAN PENGAWASAN OPTIMALISASI RETRIBUSI OBJEK WISATA PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA

INSPEKTUR DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA,

Menimbang : a. bahwa untuk meningkatkan peran Inspektorat Daerah Provinsi Sulawesi Utara sebagai Aparat Pengawasan Instansi Pemerintah dalam membantu Organisasi Perangkat Daerah untuk meningkatkan Pendapatan Asli Daerah;

b. bahwa untuk maksud dalam huruf a, perlu menetapkan Keputusan Inspektur Daerah Provinsi Sulawesi Utara tentang Pedoman Layanan Pengawasan Optimalisasi Retribusi Objek Wisata Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara;

Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 47 Prp. Tahun 1960 jo. Undang- Undang Nomor 13 Tahun 1964 tentang antara lain Pembentukan Provinsi Daerah Tingkat I Sulawesi Utara;

2. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2003 tentang Keuangan Negara;

3. Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara;

4. Undang-Undang Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan Pengelolaan dan Tanggung Jawab Keuangan Negara;

5. Undang-Undang Nomor 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan;

6. Undang-Undang nomor 28 Tahun 2009 tentang Pajak Daerah dan Retribusi Daerah;

7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Undang-Undang Nomor 9 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah;

8. Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah;

9. Peraturan Presiden Nomor 63 Tahun 2014 tentang Pengawasan dan Pengendalian Kepariwisataan;

10. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah;

11. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 80 Tahun 2015 tentang Pembentukan Produk Hukum Daerah;

12. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 107 Tahun 2017 tentang Pedoman Nomenklatur Inspektorat Daerah Provinsi dan Kabupaten/Kota;

13. Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 4 Tahun 2016 tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah Provinsi Sulawesi Utara;

14. Peraturan Gubernur Sulawesi Utara Nomor 47 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Gubernur Sulawesi Utara Nomor 52 Tahun 2016 tentang Kedudukan, Susunan Organisasi, Tugas dan Fungsi Serta Tata Kerja Inspektorat Daerah Provinsi Tipe A Provinsi Sulawesi Utara.

MEMUTUSKAN : Menetapkan :

KESATU : Memberlakukan Pedoman Layanan Pengawasan Optimalisasi Retribusi Objek Wisata Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara sebagaimana tercantum dalam Lampiran yang tidak terpisahkan dari Keputusan ini.

KEDUA : Pedoman ini sebagaimana dimaksud dalam Diktum KESATU digunakan sebagai landasan kegiatan layanan pengawasan optimalisasi retribusi daerah oleh Inspektorat Daerah Provinsi

Sulawesi Utara terhadap objek wisata yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.

KETIGA : Pedoman ini mencakup dan mengatur tentang tujuan, sasaran, ruang lingkup, metodologi, tahapan kegiatan, dan pelaporan monitoring dan evaluasi layanan pengawasan optimalisasi retribusi objek wisata untuk tim di Inspektorat Daerah Provinsi Sulawesi Utara.

KEEMPAT : Hal-hal lain yang belum diatur dalam Layanan Pengawasan Optimalisasi Retribusi Objek Wisata Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara ini akan ditetapkan lebih lanjut oleh Inspektur Daerah Provinsi Sulawesi Utara.

KELIMA : Keputusan Inspektur Daerah Provinsi Sulawesi Utara ini mulai berlaku pada tanggal ditetapkan dengan ketentuan apabila dikemudian hari terdapat kekeliruan akan diadakan perubahan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Manado

Pada Tanggal : September 2021 INSPEKTUR DAERAH PROVINSI SULAWESI UTARA,

Drs. MEIKI M. ONIBALA, M.Si PEMBINA UTAMA MADYA NIP.19640317 198303 1 005 TembusanYth. :

1. Gubernur Sulawesi Utara;

2. Wakil Gubernur Sulawesi Utara;

3. Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Utara.

LAMPIRAN

KEPUTUSAN INSPEKTUR DAERAH

PROVINSI SULAWESI UTARA NOMOR TAHUN 2021

TENTANG PEDOMAN LAYANAN

PENGAWASAN OPTIMALISASI RETRIBUSI OBJEK WISATA PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA

PEDOMAN LAYANAN PENGAWASAN OPTIMALISASI RETRIBUSI OBJEK WISATA PEMERINTAH PROVINSI SULAWESI UTARA

I. Latar belakang

Keberhasilan otonomi daerah diperlukan kesiapan pemerintah daerah di segala bidang, terutama kesiapan sumber daya manusia yang mampu menjawab tantangan- tantangan dalam pelaksanaan otonomi daerah untuk memberdayakan potensi daerah yang ada sehingga dari segi keuangan yang merupakan unsur utama dalam menjalankan pemerintahan daerah dapat mencapai kemandirian.

Sehubungan dengan itu, maka daerah otonom harus mampu mengelola kewenangan yang luas dengan baik agar dapat mengoptimalkan kemampuan SDM untuk menggali dan mengembangkan potensi sumber keuangannya sendiri (PAD).

Salah satu sumber PAD Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara adalah pungutan retribusi daerah pada objek wisata. Sesuai dengan Peraturan Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor 1 Tahun 2012 tentang Retribusi Daerah yang terakhir diubah dengan Peraturan Daerah Nomor 5 Tahun 2018, objek wisata yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara yaitu Objek Wisata Taman Hutan Raya H.V. Worang, Objek Wisata Religius Bukit Kasih Kanonang, Objek Wisata Sumaro Endo Remboken serta Wisata Alam Hutan Lindung dan Hutan Produksi Dinas Kehutanan.

Instruksi Presiden dalam penyampaian pidato Nota Keuangan di Gedung MPR/DPR pada 14 Agustus 2020 menyatakan bahwa Likupang Sulawesi Utara merupakan salah satu dari lima destinasi wisata super prioritas yang menjadi fokus pengembangan dan promosi untuk menciptakan “bali baru”

di Indonesia.

Oleh karena itu, objek wisata yang dikelola oleh Pemerintah Sulawesi Utara yang kebetulan lokasinya berada tidak jauh dari Likupang, harus segera berbenah dalam segala aspek sehingga bisa memanfaatkan momentum penunjukan Likupang menjadi salah satu destinasi wisata super prioritas di Indonesia, yang dalam hal ini tentu saja peningkatan PAD secara signifikan.

Untuk itu, kegiatan peningkatan PAD merupakan prioritas yang sangat strategis dan dipandang perlu adanya pendampingan dari Inspektorat Daerah Provinsi Sulawesi Utara.

Untuk efektifitas pelaksanaan pendampingan, maka dipandang perlu disusunnya Pedoman Layanan Pengawasan Optimalisasi Retribusi Objek Wisata Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara.

Pedoman ini dimaksudkan memberikan arahan bagi Inspektorat Daerah Provinsi Sulawesi Utara guna membantu Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Sulawesi Utara dalam menggali dan mengembangkan retribusi daerah, sehingga kemandirian yang diamanatkan dalam otonomi daerah tersebut dapat dicapai.

Kami mengharapkan saran dan kritik yang membangun guna perbaikan pedoman ini selanjutnya, sehingga pedoman ini dapat dimanfaatkan dengan efektif oleh para APIP Inspektorat Daerah Provinsi Sulawesi Utara di dalam memberikan Layanan Pengawasan Optimalisasi Retribusi Objek Wisata kepada Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Sulawesi Utara dalam menggali potensi sumber-sumber pendapatan daerah secara optimal .

II. Maksud dan Tujuan

Pedoman ini dimaksudkan untuk meningkatkan efektivitas dan efisiensi pelayanan kepada masyarakat dan optimalisasi pengelolaan Penerimaan Asli Daerah khususnya retribusi daerah pada sektor Pariwisata.

Tujuan pedoman Pengawasan Optimalisasi Retribusi Objek Wisata:

1. Memberikan gambaran umum tentang pelaksanaan optimalisasi retribusi objek wisata;

2. Memberikan panduan bagi tim pengawasan dalam melakukan persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan pengawasan optimalisasi retribusi objek wisata;

3. Melakukan evaluasi yang berkelanjutan terhadap pengawasan optimalisasi retribusi daerah.

III. Sasaran dan Ruang Lingkup

Sasaran Layanan Pengawasan Optimalisasi Retribusi Objek Wisata adalah pengelolaan objek wisata yang dikelola oleh Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dalam rangka peningkatan retribusi daerah.

Ruang lingkup Layanan Pengawasan Optimalisasi Retribusi Objek Wisata adalah kegiatan pengelolaan objek wisata dalam rangka peningkatan retribusi daerah, mulai dari perencanaan, pelaksanaan, serta pemeliharaan objek wisata.

IV. Metodologi pengumpulan data yang digunakan dalam kegiatan pengawasan optimalisasi retribusi objek wisata meliputi:

1. Kuesioner;

2. Review Dokumen;

3. Wawancara; dan 4. Observasi.

V. Tahapan Pengawasan

Tahapan Pengawasan Optimalisasi Retribusi Objek Wisata pada Perangkat Daerah merupakan langkah-langkah yang harus dilakukan oleh tim pengawasan pada saat melakukan kegiatan pengawasan, yang terdiri dari:

1. Tahap persiapan;

2. Tahap pelaksanaan; dan 3. Tahap pelaporan.

Tahapan Pengawasan Optimalisasi Retribusi Objek Wisata digambarkan sebagai berikut:

PERSIAPAN TIM

& SPT

Tetapkan Rencana Kegiatan, al: Ruang Lingkup, Periode, pendanaan, langkah kerja, dll

Presentasi Awal : Diseminiasi Rencana Kegiatan, koreksi

Tabulasi Jawaban REVIEW

Kuesioner DOKUMEN

Penetapan

Responden Analisis Jawaban Kuesioner

1. Tahap Persiapan

Sebelum melakukan kegiatan pengawasan, Tim pengawasan perlu melakukan beberapa langkah persiapan yang mencakup:

a. Penetapan sampel Perangkat Daerah.

Sebelum menetapkan Tim pengawasan, langkah awal yang harus dilakukan dalam kegiatan pengawasan suatu perangkat daerah adalah menetapkan sampel atas tingkat kegiatan/aktivitas.

Pemilihan sampel tingkat kegiatan/aktivitas dilakukan dengan beberapa pertimbangan, antara lain kecukupan Perangkat Daerah yang dapat mewakili proses fungsi penyelenggaraan pemerintahan, besaran pengelolaan retribusi daerah, biaya, dan Sumber Daya Manusia yang memadai.

b. Penyiapan Tim pengawasan.

Penetapan sampel akan dapat mempengaruhi jumlah Tim pengawasan dan lamanya pengawasan dilakukan. Besar kecilnya jumlah Tim, disesuaikan dengan jumlah sampel Perangkat Daerah yang dilakukan pengawasan, ukuran, dan kompleksitas perangkat daerah tersebut.

Pengawasan dilakukan oleh Tim yang para anggotanya memahami proses bisnis pengelolaan retribusi daerah. Tim yang akan melakukan pengawasan ditetapkan dengan surat perintah tugas yang dikeluarkan oleh Inspektur Daerah Provinsi Sulawesi Utara.

c. Penetapan rencana tindak (action plan) pengawasan.

Setelah surat perintah tugas disampaikan, tahap persiapan selanjutnya adalah menyusun rencana tindak (action plan) pelaksanaan pengawasan. Kerangka acuan kerja ini nantinya akan disampaikan kepada pimpinan perangkat daerah untuk disepakati sebagai acuan dalam pelaksanaan tugas pengawasan.

Rancangan rencana tindak (action plan) pengawasan paling tidak memuat hal-hal sebagai berikut:

1) Latar belakang, antara lain menguraikan alasan perlunya pelaksanaan pengawasan.

2) Tujuan dan manfaat pengawasan

3) Ruang lingkup pengawasan, meliputi pengawasan pada tingkat entitas atau aktivitas.

4) Metodologi pengawasan yang digunakan sebagaimana diuraikan pada pedoman ini.

5) Tahapan dan jadwal waktu pengawasan.

Bagian ini menguraikan tahapan/langkah kerja yang akan diambil berikut waktu pelaksanaannya. Lamanya pengawasan disesuaikan dengan besar kecil dan kompleksitas perangkat daerah yang dilakukan pengawasan. Perencanaan waktu agar memperhitungkan hambatan yang mungkin dihadapi.

6) Sistematika pelaporan, sebagaimana diuraikan pada pedoman ini.

7) Rencana kebutuhan sumber daya.

Bagian ini menguraikan kebutuhan sumber daya, antara lain sumber daya manusia dan dana.

Pada bagian ini diuraikan pula perangkat daerah yang akan menanggung pembebanan kebutuhan sumber daya.

Terhadap rancangan rencana tindak (action plan) pengawasan, perlu dilakukan pembahasan bersama antara tim pengawasan dan pengendali teknis.

d. Presentasi awal (entry meeting) berupa pemaparan rencana tindak pengawasan. Setelah rancangan rencana tindak (action plan) pengawasan disepakati diantara tim pengawasan dan pengendali teknis, selanjutnya rancangan tersebut dipaparkan kepada pimpinan dan pejabat kunci di lingkungan Perangkat Daerah terkait. Dalam pemaparan (entry

meeting) ini, Tim

pengawasan harus berhasil menjelaskan kepada pimpinan perangkat daerah mengenai arti penting pengawasan optimalisasi retribusi objek wisata dalam rangka mengawal tujuan yang akan dicapai pemerintah daerah yang bersangkutan.

Oleh karena itu, dalam proses entry meeting ini, Tim pengawasan harus mampu menggugah kesadaran pimpinan dan para pejabat perangkat daerah tentang pentingnya pengawasan ini. Tim pengawasan diharapkan dapat membangun suasana kondusif dan komunikasi yang positif sebagai bentuk layanan konsultasi APIP.

Pemaparan bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan atas rancangan rencana tindak (action plan) dan memperoleh persamaan persepsi antara Tim pengawasan dengan pimpinan dan para pejabat kunci perangkat daerah, sehingga pelaksanaan pengawasan dapat tercapai dengan optimal. Hasil pemaparan kepada pimpinan dan para pejabat kunci perangkat daerah tersebut didokumentasikan dengan baik oleh Tim Pengawasan, sedangkan rencana tindak (action plan) yang sudah dibahas dapat berubah atau dilakukan perbaikan sesuai dengan hasil pemaparan.

2. Tahap Pelaksanaan

Tahap pelaksanaan pengawasan dilakukan melalui langkah sebagai berikut:

a. Pemahaman proses bisnis Perangkat Daerah.

Langkah pertama dalam tahap pelaksanaan pengawasan adalah memperoleh pemahaman yang memadai tentang profil perangkat daerah yang diawasi. Pemahaman ini akan membantu Tim pengawasan mempercepat pemahaman terhadap kondisi pengelolaan retribusi objek wisata yang diawasi. Informasi yang dibutuhkan untuk memperoleh pemahaman tentang profil perangkat daerah tersebut antara lain meliputi:

1) Tugas pokok dan fungsi perangkat daerah.

2) Struktur perangkat daerah yang menjadi sampel.

3) Tujuan perangkat daerah.

4) Kegiatan utama perangkat daerah.

5) Permasalahan pokok yang dihadapi perangkat daerah.

6) Proses kegiatan (business process) perangkat daerah.

Tim pengawasan harus memperoleh gambaran yang memadai tentang proses kegiatan

Tim pengawasan harus memperoleh gambaran yang memadai tentang proses kegiatan

Dalam dokumen LAPORAN AKHIR AKSI PERUBAHAN (Halaman 46-0)

Dokumen terkait