• Tidak ada hasil yang ditemukan

Program, Kegiatan dan Capaian Kinerja

Dalam dokumen LAPORAN AKHIR AKSI PERUBAHAN (Halaman 14-0)

BAB II PROFIL KINERJA ORGANISASI

B. Program, Kegiatan dan Capaian Kinerja

=

=

1 Orang 6 Orang 3 Orang FUNGSIONAL: Auditor

P2UPD

=

=

55 Orang 48 Orang

STAF = 42 Orang

TOTAL = 155 Orang

B. Program, Kegiatan dan Capaian Kinerja

Pengukuran capaian kinerja Tahun 2020 merupakan bagian dari penyelenggaraan Akuntabilitas Kinerja Tahunan Inspektorat Daerah Provinsi Sulawesi Utara. Pengkukuran kinerja dilakukan dengan membandingkan realisasi capaian kinerja dan target yang diperjanjikan dalam dokumen penetapan kinerja Tahun 2020. Sesuai dengan ketentuan yang ditetapkan dalam Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014, yang menitikberatkan pengukuran kinerja pada pengukuran pencapaian tujuan/sasaran strategis, maka Inspektorat Daerah Provinsi Sulawesi Utara telah menyusun sasaran strategis dengan melengkapi indikator kinerja. Indikator Kinerja

tersebut dinilai dapat mempresentasikan kinerja Inspektorat Daerah Provinsi Sulawesi Utara dalam pencapaian tujuan/sasaran strategis secara langsung.

Pelaksanaan rencana aksi perubahan ini berhubungan dengan program Peningkatan Kapasitas Aparat Pengawas Intern Pemerintah pada Kegiatan Penyusunan Pedoman dan Standar Pengawasan.

Indikator Kinerja Program Kegiatan Target Realisasi Capaian 3.3 Meningkatnya

1. Monitoring dan Evaluasi Mandiri Peningkatan Kapabilitas APIP

Level 3 Level 2 80%

2. Penyusunan Pedoman dan Standar Pengawasan 3. Peningkatan Kompetensi

Tenaga Pemeriksa dan Aparatur Pengawasan

Pencapaian kinerja pada indikator kinerja 3.3 Meningkatnya Level Kapabilitas APIP dapat diuraikan sebagai berikut:

a. Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2020

Inspektorat Daerah Provinsi Sulawesi Utara menargetkan Capaian Kinerja untuk Level Kapabilitas APIP pada Level 3. Level Kapabilitas APIP terealisasi dengan Level 2 belum sesuai dengan target sehingga presentasi capainnya sebesar 80%.

Tabel 4

Perbandingan Target dan Realisasi Kinerja Tahun 2020

Tahun Indikator Kinerja Target Realisasi Capaian

(%)

1) 2) 3) 4) 5)

2020 Meningkatnya Level Kapabilitas APIP

Level 3 Level 2 80

b. Perbandingan antara Realisasi Kinerja serta Capaian Kinerja Tahun 2020 dengan 2 tahun sebelum.

Capaian Kinerja meningkatnya Level Kapabilitas APIP Level 2 belum sesuai target yang ditetapkan. Dibandingkan dengan tahun sebelumnya, tidak ada peningkatan Capaian dari Level 2 untuk Tahun 2019 tetap pada Level 2 untuk tahun 2020.

Target PK 2020 Level 3

Realisasi 2020 Level 2

Realisasi 2019 Level 2

Target Akhir Renstra 2021

Level 3 Tabel 5

Perbandingan Peningkatan Level Kapabilitas APIP Tahun 2018 – 2020

Tahun Indikator Sasaran Target Realisasi Capaian (%)

1) 2) 3) 4) 5)

2018 Meningkatnya Level Kapabilitas APIP Level 3 Level 2 80 2019 Meningkatnya Level Kapabilitas APIP Level 3 Level 2 80 2020 Meningkatnya Level Kapabilitas APIP Level 3 Level 2 80

c. Perbandingan Realisasi Kinerja Tahun 2020 dengan Target akhir Renstra.

Tidak Tercapai Tetap

d. Penyebab Keberhasilan

Tahun 2020 ini target Kinerja meningkatnya Level Kapabilitas APIP tercapai 100% sesuai target. Hal tersebut disebabkan oleh belum dilaksanakannya Telaan Sejawat.

e. Program dan Kegiatan yang menunjang keberhasilan percapaian kinerja.

Untuk menunjang tercapaianya target kinerja meningkatnya Level Kapabilitas APIP di tunjang dengan 1 (satu) Program yaitu Peningkatan Kapabilitas APIP dan 3 Kegiatan dengan pagu anggaran senilai Rp.106.191.900,-

Ada kegiatan yang tidak bisa dilaksanakan karena adanya realokasi dan refocusing anggaran untuk APBD TA 2020 oleh karena adanya Pandemi Covid-19.

A. Terobosan/Inovasi

Dari seluruh target kinerja tersebut, salah satunya adalah melaksanakan proses pengembangan monitoring dan evaluasi pendapatan pajak daerah berbasis Web melalui aplikasi. Dimana dalam hal pemberian informasi pelaporan monitoring dan evaluasi perlu mendapatkan perhatian dengan pertimbangan kondisi saat ini sebagai berikut:

a. Melakukan koordinasi aksi perubahan.

b. Pengembangan pedoman monitoring dan evaluasi pengelolaan penerimaan retribusi.

c. Meningkatkan kapasitas tim kerja.

d. Pemantapan implementasi aksi perubahan.

e. Mengoptimalkan pedoman dimaksud dalam pelaksanaan pengawasan penerimaan retribusi untuk menjamin pengelolaan keuangan yang efektif, efisien dan ekonomis.

f. Sosialisasi pedoman monitoring dan evaluasi pengelolaan penerimaan retribusi kepada APIP.

B. Milestone dan Tahapan Kegiatan a. Jangka Pendek

No. Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan

1 Persiapan dan koordinasi dengan stakeholder internal

Tanggal 19 Juli s/d 18 September 2021 2 koordinasi dengan stakeholder eksternal dan

persiapan aksi perubahan

3 pengumpulan dan pengelolaan data 4 merancang bangun pedoman Monitoring

Dan Evaluasi Pengelolaan penerimaan Retribusi

5 Pedoman Monitoring Dan Evaluasi Pengelolaan penerimaan Retribusi telah tersusun / telah selesai dibuat.

6 Uji coba pedoman Monitoring Dan Evaluasi Pengelolaan penerimaan Retribusi

7 Sosialisasi pedoman Monitoring Dan

Evaluasi Pengelolaan penerimaan Retribusi 8 Evaluasi dan penyusunan laporan

MILESTONE 1 : Persiapan dan Koordinasi dengan Stakeholder Internal

Tahap paling awal pada implementasi aksi perubahan adalah pembentukan Tim Efektif, yang dilaksanakan pada tanggal 19 Juli 2021 dengan hasil di keluarkannya keputusan Inspektur Daerah Provinsi Sulawesi Utara Nomor :

BAB III

RENCANA AKSI PERUBAHAN

11 Tahun 2021 tentang Pembentukan Tim Efektif, dengan masa kerja Tim Efektif terhitung sejak tanggal 19 Juli 2021 sampai dengan 18 September 2021 yang dapat diperpanjang apabila diperlukan. Setelah dibentuk Tim Efektif, Project Leader menyampaikan laporan dan koordinasi dengan Inspektur Daerah Provinsi Sulawesi Utara Bapak Drs. Meiki M. Onibala, M.Si sebagai Stakeholder Internal sekaligus sebagai Mentor mengenai proses Pelatihan Kepemimpinan Administrator serta gagasan atas aksi perubahan yang berkaitan dengan tugas pokok dan fungsi dari Inspektorat Daerah Provinsi Sulawesi Utara lebih khusus pada Wilayah V sebagai Wilayah Pencegahan dalam melakukan monitoring dan evaluasi terhadap optimalisasi pengelolaan retribusi Objek Wisata di Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara.

Milestone 1 Capaian Pelaksanaan

Kegiatan Pelaksana Output Waktu Persiapan dan

MILESTONE 2 : Koordinasi dengan Stakeholder Eksternal dan Persiapan Aksi Perubahan

Setelah Tim Efektif telah terbentuk, Project Leader bersama dengan Tim Efektif melakukan koordinasi dengan Stakeholder Eksternal yaitu Bapak Henry Katjili, SH sebagai Kepala Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Sulawesi Utara.

Selanjutnya, Kepala Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Sulawesi Utara menerima dengan sangat baik dalam menunjang program dan kegiatan yang ada di Perangkat Daerahnya.

Milestone 2 Capaian Pelaksanaan

Kegiatan Pelaksana Output Waktu Koordinasi Penyampaian

dengan Project Leader, Kepala Dinas

Stakeholder Stakeholder Pariwisata 26 s/d 30 Juli Eksternal dan Eksternal, dan Daerah Provinsi 2021 Persiapan Aksi Tim Efektif Sulut dalam Aksi

Perubahan Perubahan

MILESTONE 3 : Pengumpulan dan Pengelolaan Data

Tim Efektif telah melakukan pemindai data dan pengumpulan data serta informasi terkait pengelolaan retribusi objek wisata sejak tanggal 26 Juli 2021 sampai dengan 6 Agustus 2021. Dalam proses pengumpulan data dan informasi optimalisasi pengelolaan retribusi Objek Wisata di Pemerintah Daerah

Provinsi Sulawesi Utara, tim pengumpulan data juga sekaligus melaksanakan koordinasi dengan Perangkat Daerah, sehingga mendapatkan data dan informasi yang cukup serta dapat diyakini kebenarannya.

Milestone 3 Capaian Pelaksanaan

Kegiatan Pelaksana Output Waktu

Pengumpulan

MILESTONE 4 : Merancang Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Penerimaan Retribusi.

Sebelum dilakukan penyusunan Pedoman Layanan Pengawasan Optimalisasi Retribusi Objek Wisata Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, dilakukan penyusunan kerangka monitoring dan evaluasi pengawasan pengelolaan retribusi objek wisata oleh Project Leader dibantu dengan Tim Efektif.

Milestone 4 Capaian Pelaksanaan

Kegiatan Pelaksana Output Waktu Merancang

MILESTONE 5 : Pedoman Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Penerimaan Retribusi Telah Tersusun/Selesai di Buat.

Setelah Pedoman Layanan Pengawasan Optimalisasi Retribusi Objek Wisata Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dirancang, Project Leader menyampaikan kepada Inspektur Daerah Provinsi Sulawesi Utara sekaligus sebagai Mentor untuk disahkan (Dokumen terlampir) sebagai salah satu panduan APIP dalam melakukan pengawasan sekaligus pendampingan.

Milestone 5 Capaian Pelaksanaan

Kegiatan Pelaksana Output Waktu Pedoman Monitoring dan

MILESTONE 6 : Uji Coba Pedoman Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Penerimaan Retribusi.

Uji coba Pedoman Layanan Pengawasan Optimalisasi Retribusi Objek Wisata Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara dilakukan dengan menggunakan kuesioner untuk mengetahui tingkat pemahaman stakeholder terhadap pengelolaan retribusi objek wisata yang dikelolanya, mengetahui tingkat pengendalian stakeholder terhadap pengelolaan retribusi objek wisata sehingga dapat memberikan masukkan dan saran terkait dengan pedoman sehinga hasil dari aksi perubahan dapat memberikan manfaat yang optimal bagi semua pihak yang terlibat.

Milestone 6 Capaian Pelaksanaan

Kegiatan Pelaksana Output Waktu Uji Coba Pedoman Melakukan uji coba Project Hasil Survei

30 Agustus

2021 Monitoring dan Pedoman melalui Leader, dan

Evaluasi Kuesioner dan Wawancara Stakeholder perbaikan Pengelolaan kepada Perangkat Daerah Eksternal, terhadap Penerimaan yang memiliki Retribusi dan Tim Pedoman Retribusi Objek Wisata Efektif Pengawasan

MILESTONE 7 : Sosialisasi Pedoman Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Penerimaan Retribusi.

Penyampaian sosialisasi kepada stakeholders dilakukan komunikasi langsung dan melalui FGD oleh Project Leader kepada Perangkat Daerah yang memiliki pengelolaan retribusi terutama objek wisata.

Milestone 7 Capaian Pelaksanaan

Kegiatan Pelaksana Output Waktu Sosialisasi Pedoman Melakukan sosialisasi Project

Foto dan Monitoring dan melalui FGD dan Leader,

Evaluasi komunikasi langsung Stakeholder Pengelolaan dengan Stakeholder Eksternal, Penerimaan Eksternal & Pejabat dan Tim Retribusi Fungsional Inspektorat Efektif

MILESTONE 8 : Evaluasi dan Penyusunan Laporan.

Berdasarkan masukan dari uji coba dan sosialisasi Pedoman Layanan Pengawasan Optimalisasi Retribusi Objek Wisata Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Tim Efektif melakukan evaluasi terhadap pedoman monitoring dan evaluasi yang dilaksanakan pada tanggal 14 september 2021.

Milestone 8 Capaian Pelaksanaan

Kegiatan Pelaksana Output Waktu

Evaluasi dan

b. Jangka Menengah

No. Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan

1 Diterapkannya Pedoman Monitoring Dan Evaluasi Pengelolaan penerimaan Retribusi

pada obyek wisata Sumaru Endo Tanggal 23 September 2021 s/d

22 Desember 2022 2 Melakukan pengembangan Aplikasi

Monitoring dan Evaluasi berdasarkan Pedoman yang telah dikeluarkan SIMA- ANET (Sistem Informasi Monitoring dan evAluasi – penerimaAN rETribusi) c. Jangka Panjang

No. Uraian Kegiatan Waktu Pelaksanaan

1 Monitoring dan Evaluasi Pengelolaan Pendapatan Asli Daerah berbasis Aplikasi

atau Web Tanggal 23 Januari

2023 s/d 22 September 2023 2 Penerimaan retribusi di Provinsi Sulawesi

Utara dengan terus berkolaborasi dalam melakukan pengawasan bersama dengan Perangkat Daerah terkait

.

C. Sumberdaya (Peta dan Pemanfaatan) 1. Identifikasi stakeholders.

Aksi perubahan ini melibatkan stakeholder yang mempunyai pengaruh dan/atau dipengaruhi oleh objek perubahan ini. Stakeholder yang telibat terbagi dalam dua kategori, yaitu:

STAKEHOLDER INTERNAL 1. Inspektur Daerah Provinsi

Sulawesi Utara (Mentor) 2. Sekretaris Inspektorat Daerah

Provinsi Sulawesi Utara

3. Inspektur Pembantu Wilayah I – IV Inspektorat Daerah Provinsi

Sulawesi Utara

4. Para Kepala Sub Bagian

STAKEHOLDER EKSTERNAL 1. Gubernur Sulawesi Utara

2. Wakil Gubernur Sulawesi Utara 3. Sekretaris Daerah Provinsi

Sulawesi Utara

4. Asisten Administrasi Umum 5. Kepala Dinas Pariwisata

Daerah Provinsi Sulawesi Utara

2. Peta stakeholders.

LATENS

1. Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Utara

2. BPKP Perwakilan Sulawesi Utara

APPATHETIC

1. Usaha Bidang Pariwisata 2. Dinas Pariwisata Daerah

Kab/Kota

PROMOTERS

1. Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Sulawesi Utara 2. Inspektorat Daerah Provinsi

Sulawesi Utara.

DEFENDERS

1. Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Utara

2. Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara

3. Tugas tim kerja.

Peran dan tugas dari masing-masing tim kerja pendukung aksi perubahan adalah sebagai berikut:

a. Project leader adalah Inspektur Pembantu Wilayah V atas nama Janetta H.

A. Lapian, ST., MT., CfrA.

1) Menyusun rencana kerja dan jadwal pelaksanaan kegiatan.

2) Mengkoordinasikan dan membagi tugas Tim Efektif dalam pencapaian tujuan aksi perubahan.

3) Berkomunikasi dan berkoordinasi dengan stakeholder untuk mendukung pencapaian tujuan aksi perubahan.

4) Melaksanakan seluruh kegiatan untuk tercapainya tujuan aksi perubahan.

b. Mentor adalah Inspektur Daerah Provinsi Sulawesi Utara atas nama bapak Drs. Meiki M. Onibala, M.Si:

1) Membimbing dan memberikan arahan kepada Project Leader dalam perumusan masalah sebagai dasar pelaksanaan aksi perubahan.

2) Memberikan persetujuan terhadap ide gagasan dan rancangan aksi perubahan.

3) Memantau perkembangan sesuai milestone yang ditetapkan.

4) Memberi inspirasi dan dukungan terkait pelaksanaan aksi perubahan.

c. Coach adalah bapak Drs. Djefri A. Sambur, MAP:

1) Memberikan motivasi, masukkan dan melakukan monitoring terhadap perkembangan penyusunan rancangan aksi perubahan.

2) Memberikan feedback terhadap laporan perkembangan aksi perubahan.

d. Tim Efektif, terdiri dari Tim Kerja Pengumpulan Data, Tim Kerja Aspek Legal dan Tim Kerja Sistem Informasi:

1) Tim kerja Pengumpulan Data yang terdiri dari Auditor Muda Wilayah V mempunyai tugas menyiapkan data dan permasalahan terkait optimalisasi pengelolaan retribusi objek wisata.

2) Tim Kerja Aspek Legal yang terdiri dari Auditor Muda Wilayah V mempunyai tugas menyiapkan peraturan perundangan atau pedoman terkait pengawasan optmalisasi retribusi objek wisata.

3) Tim Kerja Sistem Informasi yang terdiri dari Auditor Muda Wilayah V mempunyai tugas menyusun rancangan dan pembangunan sistem Pengawasan Optimalisasi Retribusi Objek Wisata berbasis aplikasi.

e. Stakeholders, mempunyai peran memberikan dukungan dan masukkan terkait pelaksanaan aksi perubahan.

SEKDA

Gambar Tata Kelola Aksi Perubahan

4. Penilaian stakeholders.

Hubungan stakeholder dapat dilihat dalam stakeholder Net-Map sebagai berikut:

5. Analisa stakeholders.

a. Dalam gambaran Net-Mapping Stakeholder diatas terlihat hubungan masing-masing stakeholder serta sikap dan pengaruhnya terhadap rencana aksi perubahan yang akan dilaksanakan.

MENTOR

Drs. Meiki M. Onibala, M.Si

STAKEHOLDERS PROJECT LEADER COACH

Janetta H. A. Lapian, ST, MT Drs. Djefri A. Sambur, MAP

TIM EFEKTIF

ASPEK LEGAL PENGUMPUL DATA SISTEM INFORMASI

1. Yuanita I. M. Singal, ST, MSA 2. Yustinus Ada, SKM

1. Januar B. Saiyang, SE 2. Renaldo A. Jusuf, ST

1. David Ch. Sumarauw, ST 2. Charly S. T. Laloan, SE

b. Sekretaris Daerah Provinsi Sulawesi Utara, Inspektur Daerah Provinsi Sulawesi Utara, dan Kepala Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Sulawesi Utara merupakan stakeholder internal yang dianggap mempunyai sikap yang positif terhadap pelaksanaan rencana aksi perubahan karena merupakan optimalisasi pengelolaan retribusi objek wisata merupakan salah satu tanggungjawab Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Sulawesi Utara dalam menjalankan fungsinya di pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Utara.

c. Kepala Perwakilan BPKP Provinsi Sulawesi Utara, Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Utara dan Kepala Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara juga mempunyai pengaruh yang besar terhadap keberlangsungan rencana aksi perubahan, tanpa dukungannya yang positif dapat berpotensi menggagalkan pelaksanaan rancana aksi perubahan.

d. Kepala Dinas Pariwista Kabupaten/Kota dan Pengusaha Pariwisata adalah stakeholder eksternal yang bisa mempunyai sifat negatif atau positif, karena tidak memiliki kepentingan tinggi terhadap tujuan rencana aksi, juga tidak terlalu tinggi pengaruh dan potensinya untuk menggagalkan rencana aksi.

e. Namun potensi sikap dari masing-masing stakeholder harus dijaga agar tetap memberikan dukungan terhadap keberhasilan rencana aksi perubahan.

6. Mobilisasi stakeholders.

Selain analisis terhadap tingkat pengaruh dan kepentingan, bentuk strategi komunikasi terhadap masing-masing stakeholder juga perlu diidentifikasi.

Bentuk-bentuk komunikasi yang dapat digunakan antara lain:

a. Inspektur Daerah Provinsi Sulawesi Utara dan Kepala Dinas Pariwisata Daerah Provinsi Sulawesi Utara serta jajarannya masuk dalam kuadran Promotor (Key Player) karena memiliki pengaruh yang besar dan kepentingan yang tinggi, sehingga strategi komunikasi yang diterapkan lebih bersifat informatif dan konsultatif.

b. Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah Provinsi Sulawesi Utara dan Kepala Dinas Kesehatan Daerah Provinsi Sulawesi Utara beserta jajarannya berada pada kuadran defender, karena memiliki kepentingan yang tinggi namun tidak memiliki pengaruh yang besar terhadap keputusan aksi perubahan, sehingga strategi komunikasi dapat dilakukan secara informatif, edukatif, dan konsultatif.

c. Pada kuadran latens mempunyai pengaruh yang besar namun kepentingan yang kecil, berpotensi dapat mempengaruhi keberhasilan recana aksi

perubahan, maka perlu strategi komunikasi persuasive yang baik agar dapat positif mendukung pelaksanan rencana aksi.

D. Manajemen Resiko 1. Potensi kendala.

Dalam mengimplementasikan aksi perubahan selalu akan mengalami kendala yang menghambat tercapaiya target dalam aksi perubahan.

a. Kendala internal.

1) Terbatasnya sumber daya manusia bagian data dan informasi yang melakukan pengelolaan retribusi objek wisata sehingga pekerjaan tidak fokus dan tumpang tindih dengan pekerjaan lainnya.

2) Sumber pendanaan yang belum terencana dengan baik yang menyebabkan proses revisi anggaran yang memakan waktu lama sehingga jadwal pelaksanaan tertunda.

b. Kendala eksternal.

1) Masih adanya resistensi terhadap aksi perubahan dan menganggap menambah pekerjaan bagi pengelola retribusi objek wisata, serta pesimisme terhadap keberhasilan.

2) Belum adanya komitmen dan payung hukum yang tegas dalam pelaksanaan pengawasan optimalisasi pengelolaan retribusi objek wisata sehingga manfaat dari aksi perubahan masih dianggap belum optimal.

2. Resiko yang dihadapi.

Potensi-potensi permasalahan ke depan yang dapat menjadi kendala selama pelaksanaan rencana aksi perubahan serta strategi penyelesaian yang akan diambil antara lain:

Gambar Potensi Kendala dan Strategi Penyelesaian

• Dukungan stakeholder merupakan hal yang penting dalam keberhasilan rencana aksi perubahan ini, maka komunikasi yang intensif diperlukan agar menjaga hubungan yang baik setiap stakeholder.

• Komitmen Pimpinan dan stakeholder dalam hal utama, dengan adanya komitmen bersama keberhasilan rencana aksi sudah 50% tercapai.

• Tim Efektif merupakan motor penggerak keberhasilan rencana aksi perubahan, dengan koordinasi dan komunikasi yang baik kerjasama Tim Efektif dapat maksimal.

• Setiap rencana aksi perubahan tidak lepas dari unsur pendanaan, maka perlu dilakukan optimalisasi anggaran demi keberlangsungan rencana aksi perubahan.

3. Strategi Mengatasi Kendala

Langkah-langkah yang akan dilakukan dalam mengantisipasi dan mencegah terjadinya kendala internal dan eksternal dilakukan beberapa hal antara lain:

a. Pembagian dan manajemen waktu dan tugas antara pelaksana kegiatan anggota Tim Efektif dan saling membackup bila ada permasalahan yang harus segera ditangani.

b. Strategi komunikasi baik secara formal maupun informal yang baik untuk dapat menjaga keberlangsungan jejaring kerja. Penggunaan teknologi komunikasi seperti Whatsapp group sangat membantu dalam mengefektifkan koordinasi.

c. Optimalisasi sumber pendanaan dan kolaborasi dengan Tim Efektif untuk pelaksanaan kegiatan sehingga masalah pendanaan dapat terpenuhi.

d. Terus melakukan sosialisasi terhadap penerapan atau implementasi Sistem Informasi dengan melakukan Try and Error dalam membangun prosedur yang user frendly.

e. Meningkatkan koordinasi dan monitoring pelaksanaan pekerjaan dalam tim efektif serta stakeholder untuk meningkatkan pemahaman terhadap aksi perubahan yang dilaksanakan.

f. Melakukan kontrol terhadap pembagian tugas secara terus menerus, sehingga waktu penyelesaian pekerjaan dapat dipantau.

A. Deskripsi Proses Kepemimpinan

a. Membangun Integritas dan Akuntabilitas Kinerja Organisasi

Secara etimologis, kata integritas (integrity), integrasi (integration) dan integral (integral) memiliki akar kata Latin yang sama, yaitu “integer” yang berarti “seluruh” (“whole or entire”) atau “suatu bilangan bulat” (“a whole number”), bilangan yang bukan bilangan pecahan. Jadi, sesuatu yang berintegritas merupakan sesuatu yang utuh dalam keseluruhannya, sesuatu yang tidak terbagi, dimana nuansa keutuhan atau kebulatannya tidak dapat dihilangkan. integritas merupakan keutamaan/ kebajikan yang mendorong individu yang memilikinya untuk melakukan upaya partisipatif terbaik mewujudkan kehidupan bersama yang baik (the good life) melalui pengelolaan berfungsinya semua partikularitas yang individu tersebut miliki atau pengaruhi keterwujudannya. Individu yang dimaksud di sini bisa berupa seorang manusia atau suatu institusi/ organisasi yang secara fungsional dikendalikan atau dipengaruhi sekelompok manusia di dalamnya. Pada seorang manusia, integritas merupakan suatu karakter yang baik, sedangkan pada suatu institusi/

organisasi, integritas merupakan suatu budaya organisasi yang baik. Baik pada seorang manusia maupun pada suatu institusi/ organisasi, integritas menimbulkan daya dorong untuk mengarahkan berfungsinya partikularitas demi kebaikan umum yang sebanyak mungkin manusia bisa ikut merasakan (common good)

Pemimpin harus mampu memimpin dengan contoh dan menciptakan lingkungan kerja yang profesional bagi para bawahannya. Pemimpin bertanggung jawab untuk timnya, dan secara aktif mengelola kinerja timnya.

Pemimpin selalu memastikan bawahannya menjalankan tugasnya sesuai dengan harapan organisasi, dan mematuhi manajemen risiko yang ada di tempat kerja. Pemimpin menjamin pelaporan internal memfasilitasi deteksi dini dan berkontribusi terhadap perbaikan terus-menerus dari organisasi. Peran kepemimpinan dalam membangun integritas kinerja organisasi dapat ditopang oleh lima hal pokok, yaitu:

1) Etika Kepemimpinan.

2) Manajemen dan pengawasan aktif 3) Pemilihan orang yang tepat

4) Proses yang efektif

5) Pelaporan yang professional

BAB IV

DESKRIPSI PROSES DAN HASIL IMPLEMENTASI KEPEMIMPINAN AKSI PERUBAHAN

Salah satu tantangan yang dihadapi oleh kepemimpinan adalah memimpin dengan integritas. Orang-orang sungguh ingin melihat para pemimpin mereka menjadi sumber dari nilai-nilai yang dapat dipercaya dan juga integritas. Mereka melihat kepada para pemimpin untuk jaminan dan keyakinan, untuk kejelasan, visi dan tujuan khususnya pada masa-masa yang penuh dengan ketidakpastian. Seperti dikatakan oleh W. Clement Stone, “Have the courage to say no. Have the courage to face the truth. Do the right thing because it is right. These are the magic keys to living your life with integrity.”

(Milikilah keberanian untuk mengatakan “tidak”. Milikilah keberanian untuk menghadapi kebenaran. Lakukanlah hal yang benar karena hal itu memang benar).

Akuntabilitas merupakan sebuah konsep yang tidak asing di dalam organisasi pelayanan publik, di mana selalu menjadi sorotan publik dalam pelaksanaannya. Menurut Mardiasmo (2006), akuntabilitas adalah bentuk kewajiban mempertanggungjawabkan keberhasilan atau kegagalan pelaksanaan misi organisasi dalam mencapai tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan sebelumnya, melalui suatu media pertanggungjawaban yang dilaksanakan secara periodic. Menurut LAN dan BPKP, prinsip-prinsip akuntabilitas adalah sebagai berikut:

1) Harus ada komitmen dari pimpinan dan seluruh staf instansi untuk melakukan pengelolaan pelaksanaan misi agar akuntabel.

2) Harus merupakan suatu sistem yang dapat menjamin penggunaan sumber daya secara konsisten dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.

3) Harus dapat menunjukkan tingkat pencapaian tujuan dan sasaran yang telah ditetapkan.

4) Harus berorientasi pada pencapaian visi dan misi serta hasil dan manfaat yang diperoleh.

5) Harus jujur, objektif, transparan dan inovatif sebagai katalisator perubahan manajemen instansi pemerintah dalam bentuk pemutakhiran metode dan teknik pengukuran kinerja dan penyusunan laporan akuntabilitas.

Lingkungan yang akuntabel tercipta dari atas ke bawah dimana pimpinan memainkan peranan yang penting dalam menciptakan lingkungannya.

Pimpinan mempromosikan lingkungan yang akuntabel dapat dilakukan dengan memberikan contoh pada orang lain (lead by example), adanya komitmen yang tinggi dalam melakukan pekerjaan sehingga memberikan efek positif bagi pihak lain untuk berkomitmen pula, terhindarnya dari aspek-aspek yang dapat menggagalkan kinerja yang baik yaitu hambatan politis maupun keterbatasan sumber daya, sehinggadengan adanya saran dan penilaian yang adil dan bijaksana dapat dijadikan sebagai solusi.

Dalam memimpin Aksi Perubahan Pedoman Layanan Pengawasan Optimalisasi Retribusi Objek Wisata Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Ketua

Dalam memimpin Aksi Perubahan Pedoman Layanan Pengawasan Optimalisasi Retribusi Objek Wisata Pemerintah Provinsi Sulawesi Utara, Ketua

Dalam dokumen LAPORAN AKHIR AKSI PERUBAHAN (Halaman 14-0)

Dokumen terkait