TINJAUAN UMUM USAHA KECIL MENENGAH
H. Kebijakan dan Strategi Pengembangan Usaha Kecil Menengah
Pancasila dan Undang-Undang Dasar RI Tahun 1945 merupakan landasan ideologi dan konstitusional pembangunan nasional termasuk pemberdayaan koperasi dan usaha Mikro, Kecil dan Menengah. Peraturan Menteri Negara KUKM Republik Indonesia Nomor : 02/Per/M.KUKM/I/2008 ditegaskan bahwa pemerintah bertugas:
1. Menciptakan dan mengembangkan iklim dan kondisi yang mendorong pertumbuhan serta pemasyarakatan koperasi.
2. Memberikan bimbingan dan kemudahan kepada koperasi.
3. Memberikan perlindungan kepada koperasi. Pembinaan koperasi dilakukan dengan memperhatikan keadaan dan kepentingan ekonomi nasional, serta pemerataan kesempatan berusaha dan kesempatan kerja.
Dalam upaya menciptakan dan mengembangkan iklim dan kondisi yang mendorong pertumbuhan dan pemasyarakatan UMKM dan koperasi, maka kewajiban pemerintah adalah:
1. Memberikan kesempatan usaha seluas-luasnya kepada koperasi dan UMKM.
2. Meningkatkan dan memantapkan kemampuan koperasi agar menjadi koperasi yang berkualitas, tangguh dan mandiri.
3. Mengupayakan tata hubungan usaha yang saling menguntungkan antara koperasi dengan badan usaha lainnya.
4. Membudayakan koperasi dalam masyarakat.
Sebagai wadah kegiatan usaha bersama bagi produsen maupun konsumen, koperasi diharapkan berperan dalam meningkatkan posisi tawar dan efisiensi ekonomi rakyat, sekaligus turut memperbaiki kondisi persaingan usaha di pasar melalui dampak eksternalitas positif yang ditimbulkannya. Sementara itu, UMKM berperan dalam memperluas penyediaan lapangan kerja, memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi dan pemerataan peningkatan pendapatan serta meningkatkan daya saing dan daya tahan ekonomi nasional.
Dalam rangka mewujudkan sasaran tersebut, pemberdayaan UMKM akan dilaksanakan dengan arah kebijakan sebagai berikut:
1. Mengembangkan Usaha Kecil dan Menengah (UMKM) yang diarahkan untuk memberikan kontribusi yang signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi, penciptaan lapangan kerja, dan peningkatan daya saing;
sedangkan pemberdayaan usaha skala mikro lebih diarahkan untuk memberikan kontribusi dalam peningkatan pendapatan pada kelompok masyarakat yang memiliki pendapatan rendah.
2. Memperkuat kelembagaan dengan menerapkan prinsip-prinsip tata kelola yang baik (good governance) dan berwawasan gender untuk:
a. Memperluas akses kepada sumber permodalan khususnya perbankan.
b. Memperbaiki lingkungan usaha dan menyederhanakan prosedur perizinan.
c. Memperluas dan meningkatkan kualitas institusi pendukung yang menjalankan fungsi intermediasi sebagai penyedia jasa pengembangan usaha, teknologi, manajemen, pemasaran dan informasi.
3. Memperluas basis dan kesempatan berusaha serta menumbuhkan wirausaha baru berkeunggulan untuk mendorong pertumbuhan, peningkatan ekspor dan penciptaan lapangan kerja terutama dengan:
a. Meningkatkan perpaduan antara tenaga kerja terdidik dan terampil dengan adopsi penerapan teknologi.
b. Mengembangkan UMKM melalui pendekatan klaster di sektor agribisnis dan agroindustri disertai pemberian kemudahan dalam pengelolaan usaha, termasuk dengan cara meningkatkan kualitas kelembagaan koperasi sebagai wadah organisasi kepentingan usaha bersama untuk memperoleh efisiensi kolektif.
c. Meningkatkan peran UMKM dalam proses industrialisasi, percepatan pengalihan teknologi dan peningkatan kualitas SDM.
d. Mengintegrasikan pengembangan usaha dalam konteks pengembangan regional, sesuai dengan karakteristik pengusaha dan potensi usaha unggulan di setiap daerah.
4. Meningkatkan peran UMKM sebagai penyedia barang dan jasa pada pasar domestik yang semakin berdaya saing dengan produk impor, khususnya untuk memenuhi kebutuhan masyarakat banyak.
5. Membangun koperasi yang diarahkan dan difokuskan pada upaya-upaya untuk:
a. Membenahi dan memperkuat tatanan kelembagaan dan organisasi koperasi di tingkat makro maupun mikro guna menciptakan iklim dan lingkungan usaha yang kondusif bagi kemajuan koperasi serta kepastian hukum yang menjamin terlindunginya koperasi dan/atau anggotanya dari praktek-praktek persaingan usaha yang tidak sehat.
b. Meningkatkan pemahaman, kepedulian dan dukungan pemangku kepentingan (stakeholders) kepada koperasi.
c. Meningkatkan kemandirian gerakan koperasi.74
Pemerintah mengharapkan pelaku usaha kecil dan menengah agar terus meningkatkan kualitas serta kuantitasnya melalui pelatihan sehingga mampu mengembangkan skala usahanya. Pelatihan sangat penting untuk memberi bekal dan wawasan kepada para pengusaha, sehingga usaha kecil dan menengah harus
74 M.Pramono, Pengembangan Usaha Kecil dan Menengah dan Koperasi, Gramedia Pustaka Utama, Jakarta, 2006, hlm. 11
mampu menyusun rencana bisnis bagi pengembangan usahanya. Sebagai harapan jangka panjang Surveyor Indonesia usaha kecil menengah binaannya menjadi usahawan yang sukses dapat memberi peluang kerja bagi masyarakat di tengah semakin merebaknya pencari kerja ditanah air karena Surveyor Indonesia secara rutin setiap tahun mengadakan pelatihan bagi usaha kecil dan menengah binaannya.75
Pendidikan dan Pelatihan (diklat) yang telah dilakukan sebagai bentuk kepedulian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) terhadap usaha kecil dan menengah sekaligus menerapkan peraturan Menteri Negara Badan Usaha Milik Negara (BUMN) No. 5 Tahun 2006 tentang Pola Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) kepada usaha kecil dan menengah dan koperasi. Seperti tahun sebelumnya, Surveyor Indonesia Cabang Medan yang meliputi wilayah kerja Sumatera dan Nanggroe Aceh Darussalam (NAD) bekerja sama dengan Permodalan Nasional Madani (PNM) telah memberikan pelatihan yang merupakan paket berkelanjutan dari materi pembinaan terhadap usaha kecil dan menengah.
Adapun materi yang disampaikan kepada 30 peserta pelatihan atau diklat antara lain Manajemen Usaha Kecil, Permasalahan Usaha Kecil dan Menengah, Tahap Perkembangan Usaha Kecil dan Menengah, Pengembangan Usaha dan perencanaan bisnis.76
Pemberdayaan Dunia Industri Kecil (usaha kecil) dan koperasi merupakan langkah strategis untuk memperkuat fundamental ekonomi sebagaian besar
75 Harian Analisa, Harapan Pemerintah Agar UKM Lebih Mandiri, diakses tanggal 20 Januari 2017 Pukul 21.00 Wib.
76 Ibid.
masyarakat termasuk menciptakan lapangan kerja. Dengan pemberdayaan Dunia Industri Kecil (usaha kecil) secara berkesinambungan diharapkan dapat mengurangi kesenjangan sosial dan tingkat kemiskinan. Perkembangan dan peran usaha kecil telah memberi kontribusi besar terhadap pertumbuhan ekonomi.
Usaha Kecil dan Menengah telah dinilai cukup berhasil dan survive dalam menghadapi krisis moneter. Oleh karena itu usaha kecil tidak diragukan lagi dan perlu adanya pembinaan yang kontiniu serta memberi peluang agar Usaha Kecil terus bekembang.
Program Kemitraan dan Bina Lingkungan (PKBL) yang dilaksanakan pertamina sejak 15 tahun lalu khususnya di wilayah sumatera bagian utara hingga kini tercatat 9500 usaha binaan bergerak di berbagai sektor usaha. Namun, pertamina tidak hanya memberi pinjaman modal bagi pengembangan usaha kecil dan menengah mitra binaan, akan tetapi juga memberikan pembinaan kepada usaha kecil dan menengah seperti pelatihan keterampilan maupun motivation training.77
Dengan telah adanya Undang-Undang Nomor 9 Tahun 1995 tentang Usaha Kecil (Industri Kecil) sebagaimana diubah dengan Undang-undang Nomor 20 Tahun 2008 tentang Usaha Mikro, Kecil dan Menengah bertujuan semata-mata untuk memberdayakan Usaha Kecil, mencakup berbagai aspek pemberdayaan usaha kecil, akan tetapi tidak ada mengatur mekanisme internalnya.
Usaha Kecil, meliputi usaha kecil informal dan usaha kecil tradisional.
Usaha Kecil Informal adalah usaha yang belum terdaftar, belum tercatat, dan
77 Harian Analisa, Pemberdayaan Usaha Mikro/Kecil Kurangi Kesenjangan Sosial, diakses tanggal 20 Januari 2017 Pukul 21.00 Wib.
belum berbadan hukum, misalnya, petani penggarap, industri rumah tangga, pedagang asongan, pedagang keliling, pedagang kaki lima dan pemulung. Usaha Kecil Tradisional adalah, Usaha yang menggunakan alat produksi sederhana yang telah digunakan secara turun temurun, atau berkaitan dengan seni dan budaya.
Sedangkan Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil adalah kegiatan ekonomi berskala kecil yang dimiliki dan menghidupi sebagian besar rakyat.
Usaha yang tangguh dan mandiri adalah usaha yang memiliki kemampuan memecahkan masalah dengan bertumpu pada kepercayaan dan kemampuan sendiri. Pembinaan dan pengembangan yang dilakukan oleh Pemerintah, dunia usaha, dan masyarakat dapat dilaksanakan baik secara sendiri-sendiri maupun secara bersama-sama. Dalam upaya memberdayakan usaha kecil, jiwa dan semangat usaha bersama merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari asas kekeluargaan yang di dalamnya terkandung nilai-nilai keadilan. Kekayaan bersih adalah nilai jual dari asset (kekayaan usaha) dikurangi kewajibannya.
Pemerintah bersama Bank Indonesia dapat bekerja sama dengan Bank Umum untuk menunjang pelaksanaan program peningkatan taraf hidup rakyat banyak dengan melalui pemberdayaan Dunia Industri Kecil (Usaha Kecil), Usaha Menengah dan Koperasi, sebagai mana telah tercantum pada Pasal 12 ayat (1) Undang-Undang Nomor 10 Tahun 1998 tentang Perbankan. Dalam rangka penjabaran atas ketentuan mengenai fungsi, dan tujuan perbankan pelaksanaannya senantiasa disesuaikan dengan tuntutan Program Badan Perencanaan
Pembangunan Nasional (Bappenas), Sepanjang tidak bertentangan dengan program moneter Bank Indonesia.78
Pokok-pokok ketentuan yang diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah memuat antara lain:
1. Kewajiban Bank Umum untuk menyalurkan kredit atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah kepada Koperasi, Usaha Kecil, dan Usaha Menengah dengan prosedur dan persyaratan yang mudah dan lunak.
2. Program peningkatan taraf hidup rakyat banyak yang berupa penyediaan kredit dengan bunga rendah atau pembiayaan berdasarkan Prinsip Syariah dengan tingkat bagi hasil yang rendah.
3. Subsidi bunga atau bagi hasil yang menjadi beban Anggara Pendapatan dan Belanja Negara atau yang biasa disingkat dengan APBN. 79
Pembangunan Nasional yang dilaksanakan selama ini merupakan upaya pembangunan yang berkesinambungan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang adil dan makmur berdasarkan Pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945.
Guna mencapai tujuan tersebut, pelaksanaan pembangunan harus senantiasa memperhatikan keserasian, khususnya yang tergolong di bidang ekonomi dan keuangan yang bersifat ekonomi kerakyatan.80
Perkembangan ekonomi nasional yang bersifat ekonomi kerakyatan menunjukkan arah yang semakin menyatu dengan ekonomi regional dan internasional yang dapat menunjang sekaligus dapat berdampak kurang menguntungkan. Sementara itu, perkembangan perekonomian nasional senantiasa bergerak cepat dengan tantangan yang semakin kompleks. Oleh karena itu, sangatlah diperlukan adanya berbagai penyesuaian kebijakan di bidang ekonomi
78 Badan Perencanaan Nasional (Bappenas) adalah Lembaga yang mengkoordimasikan Perencanaan Program Pembangunan di Tingkat Pusat. diakses tanggal 20 Januari 2017 Pukul 21.00 Wib
79Ibid.
80 Ibid.
termasuk sector perbankan sehingga diharapkan akan dapat memperbaiki dan memperkokoh tingkat perekonomian nasional. Sektor perbankan yang memiliki posisi strategis sebagai lembaga intermediasi dan menunjang sistem pembayaran merupakan faktor yang sangat menguntungkan dalam proses penyesuaian sebagai mana yang dimaksud. Sehubungan dengan hal tersebut, diperlukan penyempurnaan terhadap sistem perbankan nasional yang bukan hanya mencakup upaya penyehatan bank secara individual melainkan juga penyehatan sistem perbankan secara menyeluruh. Upaya penyehatan perbankan nasional menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah, pihak dari Bank, dan masyarakat pengguna jasa bank. Dengan adanya tanggung jawab bersama tersebut dapat membantu memelihara tingkat kesehatan perbankan nasional sehingga dapat berperan secara maksimal dalam perekonomian nasional.
Prinsip dari kehati-hatian harus tetap dipegang teguh sedangkan ketentuan mengenai kegiatan usaha bank perlu disempurnakan terutama yang berkaitan dengan penyaluran dana, termasuk di dalamnya peningkatan peranan “Analisis Mengenai Dampak Lingkungan” (AMDAL). Peranan perbankan nasional perlu ditingkatkan sesuai dengan fungsinya dalam menghimpun dan menyalurkan dana masyarakat dengan lebih memperhatikan pembiayaan kegiatan sektor perekonomian nasional dengan prioritas kepada Dunia Industri Kecil (Usaha Kecil), Usaha Menengah, dan Koperasi, serta berbagai lapisan masyarakat tanpa adanya diskriminasi, sehingga akan memperkuat struktur perekonomian nasional.
Demikian pula bank perlu memberikan perhatian yang lebih besar dalam meningkatkan kinerja perekonomian diwilayah koperasi pada setiap kantor masing-masing daerah.
Dunia Industri Kecil (Usaha Kecil) tetap mengharapkan adanya perhatian Pemerintah, Dunia Usaha, dan masyarakat untuk melakukan pembinaan dan pengembangan dalam bidang produksi dan pengelolaan sebagai mana dimaksud dalam Pasal 14 yang membidangi produksi dan pengolahan yakni dengan:
meningkatkan kemampuan manajemen serta teknik produksi dan pengolahan, meningkatkan kemampuan ranjang bangun dan perekayasaan, dan memberikan kemudahan dalam pengadaan sarana dan prasarana produksi dan pengolahan, bahan baku, bahan penolong dan kemasan. Di samping itu pemerintah dunia usaha, dan masyarakat melakukan pembinaan dan pengembangan dalam bidang pemasaran, baik di dalam maupun di luar negeri dengan: melaksanakan penelitian dan pengkajian pemasaran, meningkatkan kemampuan manajemen dan teknik pemasaran, menyediakan sarana serta dukungan promosi, uji coba pasar, mengembangkan lembaga pemasaran dan jaringan distribusi, dan memasarkan produk usaha kecil. Tak kalah pentingnya adanya komitmen dunia usaha melakukan praktik yang sehat.
Pemerintah, Dunia Usaha, dan Masyarakat melakukan juga pembinaan dan pengembangan dalam bidang sumber daya manusia dengan: memasyarakatkan dan membudayakan kewirausahaan, meningkatkan keterampilan teknis dan manajerial, membentuk dan mengembangkan lembaga pendidikan, pelatihan, dan
konsultasi usaha kecil, dan menyediakan tenaga penyuluh dan konsultan usaha kecil.
Di bidang teknologi, Pemerintah, Dunia Usaha dan Masyarakat melakukan pembinaan dan pengembangan dengan: meningkatkan kemampuan di bidang teknologi produksi dan pengendalian mutu, meningkatkan kemampuan di bidang penelitian untuk mengembangkan desain dan teknologi baru, memberi insentif kepada usaha kecil yang menerapkan teknologi baru dan melestarikan lingkungan hidup, meningkatkan kerja sama dan alih teknologi, meningkatkan kemampuan memenuhi standarisasi teknologi dan menumbuhkan serta mengembangkan lembaga penelitian dan pengembangan di bidang desain dan teknologi bagi usaha kecil.81
Di dalam melakukan pembinaan dan pengembangan terhadap dunia industri kecil, sebagai mana telah dimaksud dalam Pasal 14, yang menyangkut tata cara, bobot, intensitas, prioritas, dan jangka waktu pembinaan dan pengembangannya, dilaksanakan dengan memperhatikan klasifikasi dan tingkat perkembangan usaha kecil yang bersangkutan.
Adapun ketentuan mengenai tata cara intensitas, prioritas dan jangka waktu pembinaan dan pengembangan sebagai mana dimaksud dalam ayat (1) diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah. Di dalam pemberdayaan terhadap Dunia Industri Kecil (Usaha Kecil) diperlukan adanya pembinaan dan penjaminan, oleh karena itu Pemerintah, dunia usaha dan masyarakat menyediakan pembiayaan yang meliputi: kredit perbankan, adanya pinjaman
81 Ibid.
lembaga keuangan bukan bank, modal ventura, pinjaman dari dana penyisihan sebagian laba dari Badan Usaha Milik Negara (BUMN), hibah, dan jenis pembiayaan lainnya.
Pasal 22 Undang-undang No. 20 Tahun 2008 dalam rangka meningkatkan sumber pembiayaan Usaha Mikro dan Usaha Kecil, Pemerintah melakukan upaya:
1. Pengembangan sumber pembiayaan dari kredit perbankan dan lembaga keuangan bukan bank.
2. Pengembangan lembaga modal ventura.
3. Pelembagaan terhadap transaksi anjak piutang. Peningkatan kerjasama antara Usaha Mikro dan Usaha Kecil melalui koperasi impan pinjam dan koperasi jasa keuangan konvensional dan syariah.
4. Pengembangan sumber pembiayaan lain sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. 82
Pembiayaan bagi Dunia Industri Kecil dapat dijamin oleh lembaga penjamin yang dimiliki pemerintah dan atau swasta. Lembaga penjamin menjamin pembiayaan Dunia Industri Kecil (Usaha Kecil) dalam bentuk: penjaminan pembiayaan kredit perbankan, penjaminan pembiayaan atas bagi hasil, dan penjaminan pembiayaan lainnya. Lembaga penjamin yang dibentuk berdasarkan peraturan perundang-undangan yang berlaku, dan lembaga lainnya yang ditetapkan sebagai lembaga penjamin.
Untuk meningkatkan akses Usaha Mikro dan Kecil terhadap sumber pembiayaan, Pemerintah dan Pemerintah Daerahmelakukan upaya-upaya:
1. Menumbuhkan, mengembangkan, dan memperluas jaringan lembaga keuangan bukan bank.
2. Menumbuhkan, mengembangkan, dan memperluas jangkauan lembaga penjamin kredit.
3. Memberikan kemudahan dan fasilitasi dalam memenuhi persyaratan untuk memperoleh pembiayaan.83
82 Harimurti Subanar, Manajemen Usaha Kecil, BPFE, Yogyakarta 2011, hlm. 136.
83 Ibid.
Dunia Usaha dan masyarakat berperan serta secara aktif meningkatkan akses Usaha Mikro dan Kecil terhadap pinjaman atau kredit dengan cara:
1. Meningkatkan kemampuan menyusun studi kelayakan usaha.
2. Meningkatkan pengetahuan tentang prosedur pengajuan kredit atau pinjaman.
3. Meningkatkan pemahaman dan keterampilan teknis serta manajerial usaha.84
Mencegah terjadinya hal-hal yang merugikan Usaha Kecil dalam pelaksanaan transaksi antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar adalah upaya yang ditujukan agar Usaha Kecil tersebut tidak dirugikan oleh Usaha Menengah atau Usaha Besar, sebagai akibat penundaan pembayaran, pengalihan risiko yang tidak adil dalam konsinyasi, pengenaan pungutan-pungutan liar. Upaya mewujudkan sistem pelayanan satu atap dilaksanakan secara bertahap. Pemberian kemudahan persyaratan memperoleh perizinan bagi Usaha Kecil, antara lain adalah, dengan memberikan keringanan biaya. Menumbuhkan iklim usaha dalam perlindungan mencakup aspek peruntun tempat usaha, antara lain:
1. Lokasi di pasar, yaitu pengadaan lokasi pasar tradisional atau lokasi pasar tertentu lainnya yang khusus diperuntukkan bagi Usaha Kecil, Pembangunan lokasi pasar bagi Usaha Menengah atau Usaha Besar diatur dengan memperhatikan jarak lokasi pasar yang telah diperuntukkan bagi Usaha Kecil.
2. Ruang pertokoan, yaitu ruang yang disediakan bagi Pengusaha Kecil dalam pusat perbelanjaan.
3. Lokasi Sentra Industri Kecil, yaitu pengadaan lahan khusus bagi Usaha Kecil atau pengadaan sebagian lahan pada kawasan industri yang dibangun oleh Pemerintah atau oleh Usaha Menengah maupun Usaha Besar untuk Dunia Industri Kecil (Usaha Kecil).
4. Lokasi pertanian rakyat dalam arti luas, yaitu pencadangan lahan pertanian bagi Usaha Kecil dalam pembangunan pertanian oleh Pemerintah atau oleh Usaha Menengah maupun Usaha Besar.
84 Ibid, hlm.140.
5. Lokasi pertambangan rakyat, yaitu pengadaan lahan pertambangan khusus bagi pengusaha kecil oleh pemerintah.
6. Lokasi untuk pedagang kaki lima, yang diatur melalui penetapan tata ruang. 85
Pembinaan dan pengembangan usaha kecil yang telah berhasil berkembang menjadi usaha menengah masih dapat dilanjutkan dalam jangka waktu paling lama tiga tahun dimaksudkan agar selama kurun waktu tersebut dapat dimanfaatkan oleh usaha menengah itu untuk memanfaatkan usahanya karena jangka waktu tiga tahun merupakan jangka waktu yang memadai sebagai proses pemantapan suatu usaha. Jenis pembiayaan lainnya adalah dana sumbangan dari masyarakat, termasuk dana dari usaha besar swasta, dan sebagainya.
Dalam pelaksanaan penjaminan oleh lembaga penjamin, baik yang dimiliki oleh pemerintah maupun swasta, usaha kecil diberi berbagai kemudahan berupa penyederhanaan tata cara dan persyaratan yang ringan. Penjaminan lainnya adalah pemberian jaminan, di antaranya dalam bentuk jaminan orang perseorangan dan jaminan perusahaan (avails).
Tata cara pembiayaan dan penjaminan Usaha Kecil diupayakan dengan sederhana dan mudah serta dengan persyaratan yang ringan. Prioritas pemberian pembiayaan dan penjaminan diberikan kepada kelompok atau lapisan usaha kecil yang jumlahnya paling besar, sedangkan jangka waktu pembiayaan ditetapkan secara luwes, sesuai dengan kelayakan usaha dari suatu usaha kecil yang bersangkutan. Pelaksanaan hubungan kemitraan diarahkan kepada perluasan dan pendalaman keterkaitan bagi Usaha Kecil yang memiliki keterkaitan usaha serta
85 Ibid, hlm.142.
penumbuhan keterkaitan usaha bagi Usaha Kecil yang memilki potensi keterkaitan usaha.
Pola inti plasma adalah hubungan kemitraan antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar bertindak sebagai inti dan Usaha Kecil selaku plasma, perusahaan inti melaksankan pembinaan mulai dari penyediaan saran produksi, bimbingan teknis, sampai dengan pemasaran hasil produksi. Pola Subkontrak adalah hubungan kemitraan antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar, yang di dalamnya Usaha Kecil memperoduksi komponen yang diperlukan oleh Usaha Menengah atau Usaha Besar sebagai bagian dari produksinya.
Pola Dagang Umum adalah hubungan kemitraan antara Usaha Kecil dengan Usaha Menengah atau Usaha Besar, yang di dalamnya Usaha Menengah atau Usaha Besar, memasarkan hasil produksi Usaha Kecil memasok kebutuhan yang diperlukan oleh Usaha Menengah atau Usaha Besar mitranya. Pola Waralaba adalah hubungan kemitraan, yang di dalamnya pemberi waralaba memberikan hak pengguna lisensi, merek dagang, dan saluran distribusi perusahaan kepada penerima waralaba dengan disertai bantuan bimbingan manajemen
BAB IV
TANGGUNG JAWAB PERBANKAN SYARIAH DALAM MENINGKATKAN USAHA KECIL MENENGAH DITINJAU DARI UNDANG-UNDANG
NOMOR 21 TAHUN 2008 TENTANG PERBANKAN SYARIAH