• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kebijakan Penetapan Tarif Dana Pengembangan Lembaga (DPL)

Dalam dokumen Kebijakan Penetapan Tarif Barang Publik (Halaman 70-75)

BAB IV STUDI KASUS PENETAPAN KEBIJAKAN PENETAPAN TARIF

F. Kebijakan Penetapan Tarif Dana Pengembangan Lembaga (DPL)

UPI merupakan sebuah perguruan tinggi dengan pelanggan utamanya ialah mahasiswa. Jenis barang/ jasa yang ditawarkan UPI termasuk ke dalam kategori barang semi publik, karena semua orang berhak mendapatkan pendidikan akan tetapi dalam perguruan tinggi hanya sebagian orang yang dapat melanjutkan studi karena tidak semua kalangan masyarakat dapat memenuhi biaya pendidikan yang diajukan oleh UPI.

Dalam perekrutan mahasiswa, UPI memiliki 2 program penerimaan mahasiswa yaitu program reguler dan non-reguler.

1. Program reguler terdiri dari:

a. SNMPTN, merupakan satu-satunya pola seleksi yang dilaksanakan secara bersama oleh seluruh Perguruan Tinggi Negeri dalam satu sistem yang terpadu dengan menggunakan soal yang sama atau setara dan diselenggarakan secara serentak. Peserta yang dapat mengikuti seleksi melalui jalur ini adalah lulusan SMU/MAN dan SMK. Para calon dapat memilih jenjang S1 melalui

64

jalur SNMPTN. Seluruh proses pendaftaran melalui jalur SNMPTN dilaksanakan oleh Panitia Ujian Masuk Lokal Bandung (PUML Bandung).

b. PMDK (Penelusuran Minat dan Kemampuan), merupakan seleksi mahasiswa yang bertujuan untuk memperoleh calon mahasiswa unggul dengan memberi kesempatan secara lebih luas kepada siswa kelas III SMA/SMK/MA sesuai dengan minat dan kemampuannya untuk menjadi mahasiswa, dan berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di UPI. Yang dapat mendaftarkan diri adalah siswa SMA/MA/SMK kelas III yang memiliki peringkat 10 terbaik di kelasnya, atau siswa yang memiliki prestasi khusus dalam bidang olahraga untuk FPOK dan seni untuk pelamar program Seni Rupa, Seni Musik, Seni Tari yang ditunjukkan dalam bentuk piagam atau sertifikat yang dilegalisasi Kepala Sekolah.

c. UM (Ujian Masuk), merupakan seleksi mahasiswa yang bertujuan untuk memperoleh calon mahasiswa unggul dengan memberi kesempatan kepada masyarakat secara lebih luas untuk menjadi mahasiswa, dan berkontribusi dalam meningkatkan kualitas pendidikan di UPI. Calon mahasiswa jalur UM terdiri dua kategori yakni calon mahasiswa lulusan SMA/SMK/MA/Paket (fresh graduate) dan calon mahasiswa lanjutan.

2. Program non-reguler yang terdiri dari:

a. Dual-Modes, yaitu proses penerimaan mahasiswa yang bertujuan untuk mendukung upaya percepatan peningkatan kualifikasi akademik bagi guru PAUD, SD, SMP, SMA dan sederajat sesuai dengan yang dipersyaratkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru dan Dosen, dan

65

Permendiknas No. 58 tahun 2009. Calon mahasiswa Program S-1 Dual Mode adalah guru PAUD, SD, SMP, SMA, SMK dan sederajat dengan berlatar belakang pendidikan SPG/SGO/PGA/MA/SMA/SMK dan yang sederajat, D1, D-2 atau D3 dari LPTK yang telah memiliki izin penyelenggaraan Ditjen Pendidikan Tinggi Kementrian Pendidikan Nasional atau Ditjen Pendidikan Islam Kementrian Agama. Status guru adalah guru tetap dalam jabatan, bagi guru PNS dibuktikan dengan SK pengangkatan sebagai guru dan bagi guru non PNS dibuktikan dengan SK dari Bupati (Dinas Pendidikan/BKD) dan Kanwil Kementrian Agama atau SK Yayasan Penyelengara Satuan Pendidikan yang Berbadan Hukum (Yayasan). Bagi guru harus sudah memiliki NIK (Nomor Induk Kepegawaian).

b. Bidik Misi, yaitu program penerimaan mahasiswa dengan memberikan beasiswa dan biaya pendidikan bagi calon mahasiswa dari keluarga yang kurang mampu secara ekonomi dan berprestasi yang disebut Beasiswa BIDIK MISI. Sasaran dari program Bidik Misi adalah lulusan jenjang pendidikan menengah yang terdiri atas lulusan SMA/SMK/MA/MAK atau bentuk lain yang sederajat tahun 2010 yang berprestasi dan orang tua/wali-nya kurang mampu secara ekonomi. Beasiswa diberikan sejak calon mahasiswa dinyatakan diterima di perguruan tinggi selama 8 (delapan) semester untuk program Diploma IV dan S1, dan selama 6 (enam) semester untuk program Diploma III dengan ketentuan penerima beasiswa berstatus mahasiswa aktif. Dana beasiswa dan biaya pendidikan yang diberikan adalah sebesar Rp 5.000.000 (lima juta rupiah) per mahasiswa per semester yang diprioritaskan untuk biaya hidup.

66

Biaya pendidikan yang dikenakan kepada mahasiswa berbeda-beda, tergantung pada jalur seleksi yang dipilih. Salah satu jalur penerimaan mahasiswa yaitu jalur UM-UPI. Berikut rincian biaya yang dikenakan dalam jalur UM-UPI:

1.

Biaya registrasi:: Rp 1.000.000,-

2.

Biaya penyelenggaraan pembelajaran:

Rp 3.400.000,- s.d. Rp 7.500.000,-

3.

Biaya

pengembangan

fasilitas

dan

mutu

akademik:

Rp 7.500.000,- s.d. Rp 15.000.000,-

4.

Dana pengembangan kemahasiswaan

: Rp 190.000,-

5.

Jas almamater

: Rp 100.000,-

6.

Pembukaan rekening

: Rp 75.000,-

7.

Dana pengembangan lembaga

: Rp 10.000.000,- s.d. Rp

15.000.000,-

Rincian biaya yang dikenakan kepada mahasiswa, ditetapkan oleh Surat Keputusan Rektor UPI. Seperti dalam penerimaan mahasiswa baru tahun akademik 2012/2013 melalui jalur UM-UPI, rincian biaya yang dikenakan berdasarkan SK Rektor UPI No. 3435/UN40/KU/2012 tanggal 25 Mei 2012 yang didasarkan pada peraturan lain, diantaranya:

1.

UU RI No 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;

2.

UU RI No. 14 tahun 2005 tentang Guru dan Dosen;

3.

PP RI No. 6 tahun 2004 tentang Penetapan UPI sebagai BHMN;

4.

PP RI No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;

5.

PP RI No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan

Pendidikan

6.

Ketetapan Majelis Wali Amanat UPI No. 001/MWA/UPI/2009

tentang Pengesahan Perubahan Anggaran Rumah Tangga UPI;

67

7.

Ketetapan Majelis Wali Amanat UPI NO. 021/TAP/MWA/2010

tentang Rencana Strategis UPI;

8.

Keputusan Majelis Wali Amanat UPI No. 009/KEP/MWA

UPI/2010 tentang Pengangkatan Rektor UPI Masa Bakti 2010-2015;

Sebagaimana yang tercantum dalam PP RI No. 17 tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan paragraf 7 pasal 91 ayat 1 “Pimpinan perguruan tinggi wajib mengupayakan dan menjamin agar setiap anggota sivitas akademika melaksanakan kebebasan akademik secara bertanggungjawab sesuai dengan ketentuan peraturan perundang- undangan, dan dilandasi oleh etika dan norma/ kaidah keilmuan”.

Dari kutipan ayat diatas, dapat disimpulkan bahwa pimpinan perguruan tinggi mempunyai wewenang dalam mengelola pendidikan dan memberikan kebebasan dalam pengelolaan kepada sivitas akademika selama tidak bertentangan dengan peraturan yang berlaku. Hal ini menunjukan bahwa setiap tindakan yang dilakukan harus sesuai dengan norma/ peraturan yang berlaku, termasuk dalam penetapan tarif pendidikan bagi mahasiswa. Rektor sebagai pimpinan perguruan tinggi di UPI dalam menetapkan tarif pendidikan bagi mahasiswa UPI tidak ditetapkan secara otoriter, akan tetapi melalui berbagai pertimbangan yang telah didiskusikan dengan pihak-pihak terkait, seperti Majelis Wali Amanat yang merupakan perwakilan dari semua kalangan. Sehingga apa yang menjadi keputusan Rektor UPI merupakan hasil musyawarah bersama.

Salah satu kebijakan Rektor UPI dalam penetapan tarif pendidikan ialah adanya perbedaan biaya pendidikan bagi mahasiswa jalur SNMPTN dan jalur UM-UPI. Biaya pendidikan bagi mahasiswa jalur UM-UPI cenderung lebih tinggi dibanding dengan mahasiswa jalur SNMPTN. Hal ini dikarenakan adanya Dana Pengembangan Lembaga (DPL) yang dibebankan

68

kepada mahasiswa jalur UM-UPI yang berkisar antara Rp 10.000.000,- s.d. Rp 15.000.000,-. Pembebanan DPL ditujukan sebagai dana dalam pengembangan lembaga dalam meningkatkan kualitas pendidikan. Adapun penggunaan dana DPL yaitu:

1.

Untuk pengembangan program akademik;

2.

Untuk pengembangan SDM;

3.

Untuk ATK dan bahan perkuliahan;

4.

Untuk penelitian dan pengembangan;

5.

Untuk publikasi ilmiah;

6.

Untuk seminar dan lokakarya.

Dengan adanya pemungutan DPL kepada mahasiswa jalur UM-UPI diharapkan dapat memberikan subsidi silang bagi mahasiswa yang kurang mampu, sehingga semua mahasiswa mendapatkan pelayanan yang lebih berkualitas. Hal ini juga merupakan eksternalitas positif dari adanya pembebanan DPL kepada mahasiswa jalur UM-UPI. Sedangkan eksternalitas negatif yang ditimbulkan yaitu adanya kecemburuan sosial terhadap mahasiswa jalur SNMPTN, karena mereka mendapatkan fasilitas yang sama dengan mahasiswa jalur UM-UPI yang biaya pendidikannya cenderung lebih tinggi. Oleh karena itu, dalam hal ini, kebijakan penetapan tarif pendidikan yang dilakukan oleh Rektor UPI harus mempertimbangkan aspek keadilan. Adil dalam hal ini belum tentu sama jumlah, akan tetapi adil ketika mahasiswa dapat menikmati pelayanan yang terbaik.

Dalam dokumen Kebijakan Penetapan Tarif Barang Publik (Halaman 70-75)

Dokumen terkait