• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penetapan Kebijakan Harga Pelayanan Publik

Dalam dokumen Kebijakan Penetapan Tarif Barang Publik (Halaman 37-42)

BAB III PERAN PEMERINTAH DALAM KEBIJAKAN

D. Penetapan Kebijakan Harga Pelayanan Publik

Penetapan tarif harga pelayanan pulbik tentunya harus berasaskan pada konsep pelayanan publik itu sendiri, diantaranya adalah:

31

b.

Akuntabel

c.

Memenuhi prinsip efisiensi dan efektifitas.

d.

Partisipatif, yang berarti mendorong peran serta masyarakat dalam

penetapan tarif pelayanan .

e.

Kesamaan hak atau tidak diskriminatif.

f.

Keseimbangan hak dan tanggung jawab, antara pihak pemberi pelayanan

dan pihak penerima pelayanan.

Disamping prinsip proses penetapan tarif di atas, dalam penetapan kebijakan tarif itu sendiri, perlu memperhatikan faktor-faktor berikut:

a.

Keinginan dari pemberi layanan untuk melakukan perubahan dan

memodifikasi produksi maupun layanan yang diberikan yang dapat

menguntungkan kedua belah pihak (pemberi layanan dan penerima

layanan atau pembeli dan penjual).

b.

Dapat meyakinkan pelanggan atau masyarakat, bahwa tariff yang

ditetapkan dikelola secara professional untuk kepuasan penerima layanan.

c.

Kaitan dengan penerimaan pajak, tentunya kepercayaan masyarakat harus

ditingkatkan bahwa penerimaan tersebut dipergunakan untuk program-

program pembangunan serta distribusi pengeluaran negara yang lebih

ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sosial secara merata.

Terkait dengan berbagai perubahan yang diungkap diatas, peranan negara dalam pelayanan publik mulai diperdebatkan. Nilai komersial, praktik usaha dan kekuatan pasar amat diperhatikan sebagai faktor yang dominan dan penentu kesuksesan operasional pelayanan publik yang beroperasi maksimal semakin kental. Beberapa contoh kasusnya adalah:

a.

Beberapa jenis barang dan pelayanan publik seperti lampu jalan, jalan,

pertahanan dan hukum tidak akan dapat diproduksi kecuali oleh

pemerintah apabila dilepaskan ke mekanisme pasar.

32

b.

Pelayanan kesehatan dan pendidkan tidak akan dapat dilaksanakan

dengan harga yang layak bagi masyarakat miskin apabila pemerintah

tidak memberikan tarif yang tepat untuk mereka sehingga bisa

mendapatkan hak pendidikan dan kesehatan sebagaimanamestinya.

c.

Beberapa jasa dan barang akan diproduksi berlebihan apabila tidak

diatur secara integral oleh pemerintah yang dapat mengakibatkan harga

anjlok, seperti misalnya harga hasil-hasil pertanian saat musim panen

tiba.

d.

Jenis pasar monopoli yang juga dapat merugikan masyarakat karena

tidak mendapatkan pelayanan dan produk seperti yang diharapkan,

seperti contohnya pelayanan listrik, angkutan kereta api, air minum.

Secara umum, masyarakat sebenarnya mengakui fungsi pemerintah sebagai penyedia barang publik; penyedia fasilitas publik seperti kesehatan, pendidikan dan perumahan; pengeluaran pemerintah yang sesuai dengan pendapatan; dan pelayanan ekonomi secara umum. Secara politik dan ekonomi, pengeluaran publik dapat diklasifikasikan dalam:

a.

Investasi sosial

– proyek dan pelayanan yang meningkatkan

produktivitas tenaga kerja

b.

Konsumsi sosial – proyek dan pelayanan yang merendahkan biaya

reproduksi dari tenaga kerja

c.

Pengeluaran sosial – proyek dan pelayanan yang diisyaratkan untuk

memastikan stabilitas sosial

d.

Sehingga peranan pemerintah dapat diinterpretasikan sebagai pengambil

kebijakan tentang:

e.

Skala pelayanan – universal atau segmentasi

f.

Metode penydiaan – oleh perusahaan negara atau swasta melalui kontrak

g.

Regulasi yang dibutuhkan

33

h.

Intervensi terhadap ekonomi lokal dan regional, industri khusus dan

perusahaan tertentu

i.

Sumber keuangan – tipe dan tingkat perusahaan dan pajak individual

Pemahaman diatas menyebabkan dilakukannya evaluasi pelayanan publik yang terjadi di Indonesia :

a.

Keterbatasan rentang pelayanan yang bisa diberikan, seperti batasnya

sambungan saluran telepon, besarnya kuantitas air dan kualitas jalan raya

b.

Dorongan yang kuat terhadap perusahaan negara untuk mengikuti kriteria

pasar

c.

Manajemen perusahaan negara dan badan sektor publik sering dituntut

untuk mengikuti perkembangan metode mutakhir yang umumnya

dipraktikan diswasta

d.

Monitor dan evaluasi prestasi, target dan identifikasi tujuan sosial amatlah

sulit, dan hal ini seringkali disebabkan oleh keengganan manajemen untuk

mengeluarkan data yang terkait

e.

Kurangnya pengendalian secara demokratis oleh pekerja dan konsumen

f.

Terjadinya pencarian modal untuk memaksimasi keuntungan

g.

Masih berbedanya penghargaan terhadap ide, sikap dan pengalaman

pekerja antar organisasi sektor publik dan organisasi swasta.

Namun demikian ada berbagai manfaat lebih dari organisasi sektor publik dibanding organisasi swasta:

a.

Rentang pelayanan luas dengan biaya yang lebih murah

b.

Distribusi yang lebih merata

c.

Kerangka hubungan pekerja dan manajemen lebih bersifat kekeluargaan

dan permanen

Manfaat tersebut di Indonesia ternyata masih minimal dibanding dengan kekurangannya. Oleh sebab itu, berbagai tuntutan muncul untuk

34

mengubah orientasi peranan organisasi sektor publik. Ada beberapa alasan untuk mengubah orientasi pelayanan publik:

a.

Beberapa organisasi swasta dianggap lebih efisien dibanding

organisasi sektor publik

b.

Kekuatan pasar dan kompetisi akan meningkatkan pilihan dan

mengurangi biaya pelayanan, sementara itu tuntutan pengembangan

kualitas menjadi lebih besar.

c.

Sektor dan pasar yang kompetitie lebih cepat tanggap pada pilihan

konsumen dan kondisi perubahan permintaan dan penawaran

d.

Pemerintah terlalu besar dan boros, sehingga pemerintah lebih baik

berperanan sebagai regulator.

e.

Mengurangi ketergantungan pada pemerintah dengan meningkatkan

partisipasi masyarakat melalui mekanisme pasar dan inisiatif

individual.

Organisasi sektor publik harus memutuskan berapa banyak dan berapa biaya pelayanan yang dibebankan pada masyarakat. Aturan yang biasa dipakai adalah beban (charge) dihitung sebesar total biaya tersebut (full cost recorvery). Beberapa masalah dan kesulitan dalam menghitung total biaya total, yaitu:

a. Tidak diketahui secara tepat berapa biaya total (full cost) untuk menyediakan suatu pelayanan. Oleh karena itu, kita perlu memperhitungkan semua biaya sehingga dapat mengidentifikasi biaya secara tepat untuk setiap jenis pelayanan. Namun tidak boleh terjadi pencampur-adukan biaya untuk pelayanan yang berbeda atau harus ada prinsip different costs for different purposes.

b. Sangat sulit mengukur jumlah yang dikonsumsi, karena jumlah biaya untuk melayani satu orang dengan orang lain berbeda-beda, maka

35

diperlukan perbedaan pembebanan tarif pelayanan, sebagai contoh diperlukan biaya tambahan untuk pengumpulan sampah dari lokasi rumah yang sulit dijangkau atau memiliki jarak yang jauh.

c. Pembebanan tidak memperhitungkan kemampuan masyarakat untuk membayar. Jika orang miskin tidak mampu membayar suatu pelayanan yang sebenarnya vital, maka mereka harus disubsidi. Mungkin perlu dibuat diskriminasi harga atau diskriminasi produk untuk menghindari subsidi. Keempat, biaya yang harus diperhitungkan, apakah hanya biaya operasi langsung (current operation cost), atau perlu juga diperhitungkan biaya modal (capital cost). Yang akan memasukkan bukan saja biaya opersai dan pemeliharaan, akan tetapi juga biaya penggantian barang modal yang sudah usang (kadaluwarsa), dan biaya penambahan kapasitas Hal inilah yang disebut marginal cost pricing.

Dalam dokumen Kebijakan Penetapan Tarif Barang Publik (Halaman 37-42)

Dokumen terkait