BAB III PERAN PEMERINTAH DALAM KEBIJAKAN
D. Penetapan Kebijakan Harga Pelayanan Publik
Penetapan tarif harga pelayanan pulbik tentunya harus berasaskan pada konsep pelayanan publik itu sendiri, diantaranya adalah:
31
b.
Akuntabel
c.
Memenuhi prinsip efisiensi dan efektifitas.
d.
Partisipatif, yang berarti mendorong peran serta masyarakat dalam
penetapan tarif pelayanan .
e.
Kesamaan hak atau tidak diskriminatif.
f.
Keseimbangan hak dan tanggung jawab, antara pihak pemberi pelayanan
dan pihak penerima pelayanan.
Disamping prinsip proses penetapan tarif di atas, dalam penetapan kebijakan tarif itu sendiri, perlu memperhatikan faktor-faktor berikut:
a.
Keinginan dari pemberi layanan untuk melakukan perubahan dan
memodifikasi produksi maupun layanan yang diberikan yang dapat
menguntungkan kedua belah pihak (pemberi layanan dan penerima
layanan atau pembeli dan penjual).
b.
Dapat meyakinkan pelanggan atau masyarakat, bahwa tariff yang
ditetapkan dikelola secara professional untuk kepuasan penerima layanan.
c.
Kaitan dengan penerimaan pajak, tentunya kepercayaan masyarakat harus
ditingkatkan bahwa penerimaan tersebut dipergunakan untuk program-
program pembangunan serta distribusi pengeluaran negara yang lebih
ditujukan untuk memenuhi kebutuhan sosial secara merata.
Terkait dengan berbagai perubahan yang diungkap diatas, peranan negara dalam pelayanan publik mulai diperdebatkan. Nilai komersial, praktik usaha dan kekuatan pasar amat diperhatikan sebagai faktor yang dominan dan penentu kesuksesan operasional pelayanan publik yang beroperasi maksimal semakin kental. Beberapa contoh kasusnya adalah:
a.
Beberapa jenis barang dan pelayanan publik seperti lampu jalan, jalan,
pertahanan dan hukum tidak akan dapat diproduksi kecuali oleh
pemerintah apabila dilepaskan ke mekanisme pasar.
32
b.
Pelayanan kesehatan dan pendidkan tidak akan dapat dilaksanakan
dengan harga yang layak bagi masyarakat miskin apabila pemerintah
tidak memberikan tarif yang tepat untuk mereka sehingga bisa
mendapatkan hak pendidikan dan kesehatan sebagaimanamestinya.
c.
Beberapa jasa dan barang akan diproduksi berlebihan apabila tidak
diatur secara integral oleh pemerintah yang dapat mengakibatkan harga
anjlok, seperti misalnya harga hasil-hasil pertanian saat musim panen
tiba.
d.
Jenis pasar monopoli yang juga dapat merugikan masyarakat karena
tidak mendapatkan pelayanan dan produk seperti yang diharapkan,
seperti contohnya pelayanan listrik, angkutan kereta api, air minum.
Secara umum, masyarakat sebenarnya mengakui fungsi pemerintah sebagai penyedia barang publik; penyedia fasilitas publik seperti kesehatan, pendidikan dan perumahan; pengeluaran pemerintah yang sesuai dengan pendapatan; dan pelayanan ekonomi secara umum. Secara politik dan ekonomi, pengeluaran publik dapat diklasifikasikan dalam:
a.
Investasi sosial
– proyek dan pelayanan yang meningkatkan
produktivitas tenaga kerja
b.
Konsumsi sosial – proyek dan pelayanan yang merendahkan biaya
reproduksi dari tenaga kerja
c.
Pengeluaran sosial – proyek dan pelayanan yang diisyaratkan untuk
memastikan stabilitas sosial
d.
Sehingga peranan pemerintah dapat diinterpretasikan sebagai pengambil
kebijakan tentang:
e.
Skala pelayanan – universal atau segmentasi
f.
Metode penydiaan – oleh perusahaan negara atau swasta melalui kontrak
g.
Regulasi yang dibutuhkan
33
h.
Intervensi terhadap ekonomi lokal dan regional, industri khusus dan
perusahaan tertentu
i.
Sumber keuangan – tipe dan tingkat perusahaan dan pajak individual
Pemahaman diatas menyebabkan dilakukannya evaluasi pelayanan publik yang terjadi di Indonesia :a.
Keterbatasan rentang pelayanan yang bisa diberikan, seperti batasnya
sambungan saluran telepon, besarnya kuantitas air dan kualitas jalan raya
b.
Dorongan yang kuat terhadap perusahaan negara untuk mengikuti kriteria
pasar
c.
Manajemen perusahaan negara dan badan sektor publik sering dituntut
untuk mengikuti perkembangan metode mutakhir yang umumnya
dipraktikan diswasta
d.
Monitor dan evaluasi prestasi, target dan identifikasi tujuan sosial amatlah
sulit, dan hal ini seringkali disebabkan oleh keengganan manajemen untuk
mengeluarkan data yang terkait
e.
Kurangnya pengendalian secara demokratis oleh pekerja dan konsumen
f.
Terjadinya pencarian modal untuk memaksimasi keuntungan
g.
Masih berbedanya penghargaan terhadap ide, sikap dan pengalaman
pekerja antar organisasi sektor publik dan organisasi swasta.
Namun demikian ada berbagai manfaat lebih dari organisasi sektor publik dibanding organisasi swasta:
a.
Rentang pelayanan luas dengan biaya yang lebih murah
b.
Distribusi yang lebih merata
c.
Kerangka hubungan pekerja dan manajemen lebih bersifat kekeluargaan
dan permanen
Manfaat tersebut di Indonesia ternyata masih minimal dibanding dengan kekurangannya. Oleh sebab itu, berbagai tuntutan muncul untuk
34
mengubah orientasi peranan organisasi sektor publik. Ada beberapa alasan untuk mengubah orientasi pelayanan publik:
a.
Beberapa organisasi swasta dianggap lebih efisien dibanding
organisasi sektor publik
b.
Kekuatan pasar dan kompetisi akan meningkatkan pilihan dan
mengurangi biaya pelayanan, sementara itu tuntutan pengembangan
kualitas menjadi lebih besar.
c.
Sektor dan pasar yang kompetitie lebih cepat tanggap pada pilihan
konsumen dan kondisi perubahan permintaan dan penawaran
d.
Pemerintah terlalu besar dan boros, sehingga pemerintah lebih baik
berperanan sebagai regulator.
e.
Mengurangi ketergantungan pada pemerintah dengan meningkatkan
partisipasi masyarakat melalui mekanisme pasar dan inisiatif
individual.
Organisasi sektor publik harus memutuskan berapa banyak dan berapa biaya pelayanan yang dibebankan pada masyarakat. Aturan yang biasa dipakai adalah beban (charge) dihitung sebesar total biaya tersebut (full cost recorvery). Beberapa masalah dan kesulitan dalam menghitung total biaya total, yaitu:
a. Tidak diketahui secara tepat berapa biaya total (full cost) untuk menyediakan suatu pelayanan. Oleh karena itu, kita perlu memperhitungkan semua biaya sehingga dapat mengidentifikasi biaya secara tepat untuk setiap jenis pelayanan. Namun tidak boleh terjadi pencampur-adukan biaya untuk pelayanan yang berbeda atau harus ada prinsip different costs for different purposes.
b. Sangat sulit mengukur jumlah yang dikonsumsi, karena jumlah biaya untuk melayani satu orang dengan orang lain berbeda-beda, maka
35
diperlukan perbedaan pembebanan tarif pelayanan, sebagai contoh diperlukan biaya tambahan untuk pengumpulan sampah dari lokasi rumah yang sulit dijangkau atau memiliki jarak yang jauh.
c. Pembebanan tidak memperhitungkan kemampuan masyarakat untuk membayar. Jika orang miskin tidak mampu membayar suatu pelayanan yang sebenarnya vital, maka mereka harus disubsidi. Mungkin perlu dibuat diskriminasi harga atau diskriminasi produk untuk menghindari subsidi. Keempat, biaya yang harus diperhitungkan, apakah hanya biaya operasi langsung (current operation cost), atau perlu juga diperhitungkan biaya modal (capital cost). Yang akan memasukkan bukan saja biaya opersai dan pemeliharaan, akan tetapi juga biaya penggantian barang modal yang sudah usang (kadaluwarsa), dan biaya penambahan kapasitas Hal inilah yang disebut marginal cost pricing.