• Tidak ada hasil yang ditemukan

GAMBARAN KEUANGAN DAERAH

3.2. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU

0,201 0,017 0,002 0,176

Total Hutang 8.664 729 72 8.899

Total Ekuitas 4.311.849 4.397.759 4.175.265 5.059.380 Rasio

Hutang/Modal (%)

0,201 0,017 0,002 0,176

Sumber: Bagian Keuangan Kota Pekanbaru Tahun 2011

Dari Tabel 3.4 dapat terlihat bahwa rasio likuiditas neraca keuangan Kota Pekanbaru cukup baik, dimana rasio lancar dan quick rasio paling rendah adalah 19, yang artinya aset lancar jauh melebihi kewajiban jangka pendeknya.

Sementara itu, rasio solvabilitasnya juga sangat baik yang terlihat dari rasio hutang terhadap aset paling tinggi hanya 0,201% yang artinya jumlah hutang jauh lebih kecil dibandingkan dengan total aset ataupun ekuitas yang ada. Rasio aktivitas tidak perlu dihitung dalam hal ini karena Pemerintah Kota Pekanbaru tidak memiliki piutang.

3.2. KEBIJAKAN PENGELOLAAN KEUANGAN MASA LALU

3.2.1. Proporsi Penggunaan Anggaran

3.2.1.1. Proporsi realisasi belanja daerah

Proporsi realisasi item-item belanja daerah dibandingkan dengan anggaran yang ada dapat dilihat pada Tabel 3.5 berikut ini.

III - 8 | RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017

Tabel 3.5

Proporsi Realisasi Belanja dibandingkan Anggaran Belanja Kota Pekanbaru Tahun 2008-2012

* APBD Tahun berjalan indikatif

Sumber: Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan Kepala Daerah Kota Pekanbaru Tahun 2008-2011

Perbandingan antara belanja tidak langsung dengan belanja langsung terlihat pada Tabel 3.5 Kecenderungan dari tahun 2008 sampai tahun 2011 menunjukkan bahwa proporsi belanja tidak langsung terus membesar dibandingkan dengan belanja langsung, yaitu dari 45,0% menjadi 51,6%. Pada tahun 2012 kecenderungan ini menurun menjadi 50,4%. Kedepan, diharapkan proporsi belanja langsung dibandingkan belanja tidak langsung bisa lebih meningkat dari tahun ke tahun.

Dengan lebih efisiennya struktur pegawai dan tata kerja pada pemerintah Kota Pekanbaru, diharapkan terjadi banyak penghematan pada anggaran rutin.

Sebaliknya belanja langsung bisa terus meningkat persentasenya untuk memenuhi kebutuhan sarana dan prasarana perkotaan yang terus meningkat, terutama penyediaan air bersih, transportasi umum massal, pendidikan, dan kesehatan masyarakat.

3.2.1.2. Analisis proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur Proporsi belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur bisa dilihat pada Tabel 3.6 yang jumlah dan pertumbuhannya terus meningkat. Anggaran belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur pada tahun 2011 meningkat sebesar 11,1% dari tahun 2010. Sementara anggaran pemenuhan kebutuhan aparatur 2012 meningkat sebesar 21,7% dari tahun 2011. Peningkatan anggaran belanja untuk kebutuhan aparatur ini lebih besar dari peningkatan rata-rata pendapatan daerah sebesar 10,1% pertahun. Jadi, seharusnya perlu dilakukan lebih banyak

No Uraian 2008

(%)

2009 (%)

2010 (%)

2011 (%)

2012 (%)*

A Belanja Tidak Langsung 45,0 46,7 49,3 51,6 50,4

1 Belanja Pegawai 40,0 40,2 42,6 43,1 45,2

2 Belanja Bunga - - - - -

3 Belanja Subsidi 0,2 - 0,0 - 0,0

4 Belanja Hibah 2,4 4,1 3,5 5,8 3,5

5 Belanja Bantuan Sosial 2,3 2,4 3,2 2,7 1,6

6 Belanja Bagi Hasil - - - - -

7 Belanja Bantuan Keuangan - - - - -

8 Belanja Tidak Terduga - - - 0,1 0,1

B Belanja Langsung 55,0 53,3 50,7 48,4 49,6

1 Belanja Pegawai 17,7 16,2 16,5 14,7 14,2

2 Belanja Barang dan Jasa 21,1 17,4 17,0 17,2 17,3

3 Belanja Modal 16,2 19,7 17,3 16,5 18,1

Jumlah 100,0 100,0 100,0 100,0 100,0

III - 9 | RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017

penghematan pada anggaran belanja untuk aparatur ini, sehingga peningkatannya maksimal sama dengan peningkatan anggaran pendapatan sebesar 10% pertahun.

Belanja tambahan penghasilan, belanja honorarium PNS, belanja makanan dan minuman pegawai serta belanja perjalanan dinas adalah item belanja aparatur yang bisa diefisienkan di masa depan.

Tabel 3.6

Realisasi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Pekanbaru Tahun 2010-2012

No Uraian 2010

(Rp milyar)

2011 (Rp milyar)

2012 (Rp milyar)*

A Belanja Tidak Langsung 467,514 518,588 636,962

1 Belanja Gaji dan Tunjangan 390,306 437,708 519,564

2 Belanja Tambahan Penghasilan 68,324 74,792 105,292

3

Belanja Penerimaan Anggota dan Pimpinan DPRD serta Operasional KDH/WKDH

4,002 3,571 4,002

4 Belanja pemungutan Pajak Daerah 4,882 2,517 8,104

B Belanja Langsung 180,632 201,552 239,162

1 Belanja Honorarium PNS 98,593 109,153 111,716

2 Belanja Uang Lembur 1,543 0,965 1,034

3 Belanja Beasiswa Pendidikan PNS - - -

4 Belanja Kursus, Pelatihan, Sosialisasi

dan Bimbingan Teknis PNS 7,671 8,736 9,353

5 Belanja premi asuransi kesehatan 0,265 1,867 1,643

6 Belanja makanan dan minuman pegawai 19,422 18,734 22,159 7 Belanja pakaian dinas dan atributnya 0,618 5,044 0,697 8 Belanja Pakaian Khusus dan Hari-hari

Tertentu 0,971 0,599 2,067

9 Belanja perjalanan dinas 33,301 32,645 48,838

10 Belanja perjalanan pindah tugas - - -

11 Belanja Pemulangan Pegawai - - -

12

Belanja Modal (Kantor, Mobil Dinas, Meubelair, peralatan dan perlengkapan dll)

18,248 23,809 41,655

TOTAL 648,146 720,140 876,124

* APBD Tahun berjalan indikatif

Sumber: Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan Kepala Daerah Kota Pekanbaru Tahun 2008-2011

Selanjutnya dilakukan analisis proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur untuk 3 (tiga) tahun terakhir dengan tabel sebagai berikut:

III - 10 | RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017

Tabel 3.7

Analisis Proporsi Belanja Pemenuhan Kebutuhan Aparatur Kota Pekanbaru Tahun 2010-2012

No Uraian

Total belanja untuk pemenuhan kebutuhan aparatur

(Rp milyar)

Total pengeluaran (Belanja + Pembiayaan Pengeluaran)

(Rp milyar)

Prosentase

(a) (b) (a) / (b) x 100%

1 Tahun anggaran 2010 648,146 1.197,858 54,1

2 Tahun anggaran 2011 720,140 1.447,375 49,8

3 Tahun anggaran 2012 876,124 1.597,829 54,8

Sumber: Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan Kepala Daerah Kota Pekanbaru Tahun 2008-2011

Tabel 3.7 diatas menunjukkan bahwa proporsi belanja pemenuhan kebutuhan aparatur dibandingkan dengan total anggaran, jumlahnya cukup besar yaitu 54,1%

tahun 2010, 49,8% tahun 2011, dan 54,8% tahun 2012. Hal ini menjadi dasar untuk menentukan kebijakan efisiensi anggaran aparatur selama periode lima tahun ke depan.

3.2.2. Analisis pembiayaan daerah

Analisis ini bertujuan untuk memperoleh gambaran dari pengaruh kebijakan pembiayaan daerah pada tahun-tahun anggaran sebelumnya terhadap surplus/defisit belanja daerah sebagai bahan untuk menentukan kebijakan pembiayaan dimasa datang dalam rangka penghitungan kapasitas pendanaan pembangunan daerah. Analisis pembiayaan daerah dilakukan melalui:

3.2.2.1. Analisis sumber penutup defisit riil

Analisis ini dilakukan untuk memberi gambaran masa lalu tentang kebijakan anggaran untuk menutup defisit riil anggaran Pemerintah Daerah seperti pada Tabel 3.8 berikut:

Tabel 3.8

Penutup Defisit Riil Anggaran Kota Pekanbaru Tahun 2010-2012

No. Uraian 2010

(Rp milyar)

2011 (Rp milyar)

2012 (Rp milyar)*

1. Realisasi Pendapatan Daerah 1.183,103 1.538,734 1.578,094 Dikurangi realisasi:

2. Belanja Daerah 1.191,152 1.447,374 1.583,348

3. Pengeluaran Pembiayaan Daerah 6,706 0 14,481

A Defisit riil -10,160 91,360 -19,730

Ditutup oleh realisasi Penerimaan Pembiayaan:

4. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran

(SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya 27,870 13,131 104,510

5. Pencairan Dana Cadangan 0 0 0

6. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang

di Pisahkan 0 0 0

III - 11 | RPJMD Kota Pekanbaru Tahun 2012-2017

No. Uraian 2010

(Rp milyar)

2011 (Rp milyar)

2012 (Rp milyar)*

7. Penerimaan Pinjaman Daerah 0 0 0

8. Penerimaan Kembali Pemberian

Pinjaman Daerah 0,016 0,018 0

9. Penerimaan Piutang Daerah 0 0 0

B Total Realisasi Penerimaan

Pembiayaan Daerah 27,886 13,149 104,510

A+B Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun

berkenaan 13,131 104,510 84,780

* APBD Tahun berjalan indikatif

Sumber: Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan Kepala Daerah Kota Pekanbaru Tahun 2008-2011

Berdasarkan tabel analisis di atas, kemudian disusun tabel analisis untuk mengetahui gambaran komposisi penutup defisit riil sebagai berikut.

Tabel 3.9

Komposisi Penutup Defisit Riil Anggaran Tahun 2010-2012

No. Uraian

Proporsi dari total defisit riil 2010

(%)

2011 (%)

2012 (%)*

1. Sisa Lebih Perhitungan Anggaran (SiLPA) Tahun Anggaran sebelumnya

99,94 99,86 100

2. Pencairan Dana Cadangan - - -

3. Hasil Penjualan Kekayaan Daerah Yang di Pisahkan

- - -

4. Penerimaan Pinjaman Daerah - - -

5. Penerimaan Kembali Pemberian Pinjaman Daerah

0,06 0,14 0

6. Penerimaan Piutang Daerah - - -

7. Sisa lebih pembiayaan anggaran tahun

berkenaan 47,09 794,81 81,12

Sumber: Laporan Keterangan Pertanggungjawaban Akhir Masa Jabatan Kepala Daerah Kota Pekanbaru Tahun 2008-2011