• Tidak ada hasil yang ditemukan

Transaksi derivatif adalah transaksi dari surat berharga atau kepentingan lain atau suatu kewajiban penerbit dalam bentuk yang lazim diperdagangkan

5. Kecurangan Bank Lainnya

Aktivitas Bank lainnya adalah aktivitas Bank selain kegiatan-kegiatan di atas serta transaksi yang belum mengubah posisi aktiva dan passiva bank pada tanggal laporan tetapi harus dilaksanakan oleh bank apabila persyaratan yang disepakati dengan nasabah terpenuhi, yang disajikan dalam laporan komitmen dan kontinjensi

1) Pendapatan bunga kredit dilaporkan lebih besar dari jumlah sebenarnya dengan tujuan untuk menaikkan laba dan memperbesar jasa produksi.

a. Direksi harus menetapkan ketentuan pendapatan bunga yang diakui sebagai pendapatan adalah yang dihasilkan dari kredit yang selambat-lambatnya hanya menunggak tiga bulan.

b. Program komputer harus didesain secara otomatis untuk menolak pendapatan bunga dari kredit yang telah menunggak lebih dari tiga bulan.

Upaya-upaya Detektif:

a. Melakukan verifikasi terhadap pembebanan pendapatan bunga dengan cara membandingkan pembebanan bunga direkening koran pinjaman dengan daftar non performing loan.

b. Melakukan penelitian atas perhitungan pendapatan bunga dari kredit yang telah menunggak lebih dari tiga bulan.

2) Pemotongan PPh Pasal 23 atas bunga tabungan, deposito, dan giro nasabah tidak dilaporkan dan atau hanya sebagian disetorkan ke Kantor Kas Negara.

Upaya-upaya Preventif:

a. Petugas Bank yang bertanggung jawab terhadap kewajiban perpajakan Bank harus melakukan rekonsiliasi atas perhitungan PPh pasal 23 dan bunga dana pihak ketiga yang dibayarkan.

b. Bank wajib menyetorkan segera hasil pemotongan PPh pasal 23 tersebut dengan lengkap.

Upaya-upaya Detektif:

a. Melakukan rekonsiliasi pembayaran bunga dan pemotongan PPh pasal 23 menurut bagian akuntansi, teller/kas, treasury dan SPT masa PPh ps 23. b. Melakukan pengujian perhitungan kewajiban PPh ps.23 berdasarkan SPT

masa yang dibuat Bank.

c. Melakukan kontrol hubungan antara PPh pasal 23 yang dilaporkan dan disetor dengan biaya bunga.

d. Melakukan penelitian atas perbedaan angka yang timbul dari hasil rekonsiliasi dan kontrol hubungan tersebut.

3) Pengalihan kepemilikan saham Bank yang sedang digadaikan kepada Bank Indonesia (untuk jaminan dana Bantuan Likuiditas Bank Indonesia) kepada pihak lain.

Upaya-upaya Preventif:

a. Pengalihan saham bank harus dilaporkan ke Bank Indonesia. b. Pengalihan saham harus diikuti dengan penguasaan fisik saham.

Upaya-upaya Detektif:

a. Melakukan penelitian daftar saham yang digadaikan ke Bank Indonesia dan mengecek keberadaan fisik sahamnya.

b. Melakukan penelitian terhadap transaksi gadai saham dan pengalihan saham sesuai dokumentasi yang ada di bank.

c. Melakukan verifikasi penerbitan rekomendasi dan ijin pengalihan saham ke buku ekspedisi, disposisi, dan korespondensi antara Bank, pejabat pemberi rekomendasi.

4) Pembelian tanah dan bangunan oleh Bank dari Perusahaan terkait yang sebagian diantaranya merupakan transaksi pembelian fiktif dimana dana pembelian tersebut menggunakan dana pemerintah/masyarakat.

Upaya-upaya Preventif:

a. Pembelian aktiva tetap harus dianggarkan lebih dahulu dalam RKAP yang telah disetujui Komisaris dan Pemegang Saham.

b. Pengadaan akitva baru Bank harus memperhatikan ketersediaan dana dan kondisi likuiditas Bank.

c. Pembayaran pengadaan aktiva tetap harus didukung syarat formal dan material telah dipenuhi vendor.

Upaya-upaya Detektif:

a. Melakukan penelitian atas perubahan aktiva tetap untuk mengidentifikasi adanya pembelian dan penjualan aktiva.

b. Melakukan penelitian apakah pembelian aktiva tetap telah dianggarkan sebelumnya dalam RKAP.

c. Melakukan penelitian apakah pembelian dan pembayaran aktiva tetap telah melalui prosedur yang berlaku dan telah memenuhi persyaratan formal dan material, termasuk pengecekan fisik dan keabsahan dokumen kepemilikannya.

d. Melakukan penelusuran ke bukti-bukti pembayaran, pembukuan, dan bukti kepemilikan aktiva tetap beserta korespondensi Bank dengan penjual/pemilik lama.

5) Mengeluarkan biaya tenaga kerja asing yang tidak bekerja untuk Bank tetapi untuk kepentingan perusahaan group terkait Bank, atas perintah pemilik Bank.

Upaya-upaya Preventif:

a. Pengeluaran biaya tenaga kerja harus berdasarkan dokumen yang lengkap dan melalui persetujuan Direksi.

b. Sebelum melakukan pembayaran, pegawai Bank harus mengecek keberadaan tenaga kerja asing dan hasil pekerjaan yang bersangkutan di Bank.

c. Manajemen Bank harus mempunyai keberanian menolak segala bentuk perintah pemilik Bank yang tidak lazim.

Upaya-upaya Detektif:

a. Melakukan perbandingan dan analisa trend terhadap biaya umum /tenaga kerja (tergantung dimana biaya tersebut dibukukan) Bank dalam 3 tahun terakhir.

b. Melakukan penelitian atas penyebab kenaikan biaya umum/tenaga kerja dan mencari penyebab kenaikan tersebut

c. Menelusuri bukti-bukti pembebanan biaya umum, memo perintah pembukuan, dan korespondensinya

6) Penerbitan Bank Garansi oleh Bank tidak diikuti dengan pembayaran provisi dan setoran jaminan dengan imbalan tertentu dari nasabah kepada petugas Bank.

a. Direksi menetapkan bahwa Bank Garansi yang akan diterbitkan harus dilampiri dengan bukti setor provisi dan/atau bukti setor setoran jaminan b. Blanko Bank Garansi harus memakai dokumen dengan nomor yang telah

dicetak (prenumbered) dan dicatat dalam buku Bank Garansi yang terbit. c. Bagian akuntansi harus melakukan kontrol hubungan secara periodik antara

kewajiban Bank Garansi pada komponen komitmen dan kontinjensi dengan daftar setoran jaminan dan pendapatan provisi Bank.

Upaya-upaya Detektif:

a. Melakukan penelitian apakah Bank Garansi yang diterbitkan dilampiri dengan bukti setor provisi dan/atau setoran jaminan.

b. Melakukan penelitian apakah nomor Bank Garansi yang diterbitkan telah berurutan.

c. Melakukan kontrol hubungan antara pendapatan provisi Bank Garansi dengan penerbitan Bank Garansi.

d. Melakukan kontrol hubungan antara saldo setoran jaminan dalam buku besar dengan catatan buku Bank Garansi.

7) Pencairan Bank Garansi oleh perusahaan pemberi kerja yang dilakukan dengan membuat pekerjaan seolah-olah tidak memenuhi klausul kontrak berdasarkan kerjasama antara pemberi kerja, kontrakor dan pegawai Bank penerbit Garansi.

Upaya upaya Preventif :

a. Menetapkan ketentuan bahwa pemohon Bank Garansi harus menyerahkan agunan yang diikat secara yuridis dan secara fisik dikuasai Bank.

b. Penerbitan Bank Garansi harus didahului dengan penelitian atas bonafiditas pemohon Bank Garansi dan klausul kontrak.

c. Pencairan klaim Bank Garansi harus berdasarkan pengujian kebenaran klaim yang diajukan dengan meminta keterangan tertulis dari pemberi kerja perihal kegagalan pekerjaan.

d. Pencairan klaim Bank Garansi disetujui oleh pejabat yang berwenang pada Bank.

Upaya upaya Detektif:

a. Melakukan penelitian atas berkas penerbitan Bank Garansi apakah telah didahului dengan penelitian atas bonafiditas pemohon dan isi perjanjian kontrak.

b. Melakukan penelitian apakah penerbitan Bank Garansi disertai dengan penyerahan agunan yang telah diikat secara yuridis dimana sertifikat kepemilikannya dikuasai Bank.

c. Melakukan verifikasi kelengkapan persyaratan dan berkas pencairan klaim Bank Garansi apakah telah disetujui oleh pejabat yang berwenang pada Bank.

d. Melakukan konfirmasi kepada pemberi pekerjaan untuk mengetahui penyebab kegagalan kontrak.

BAB III