• Tidak ada hasil yang ditemukan

1. Pengelolaan Dana Pihak Ketiga.

Pengelolaan dana pihak ketiga meliputi pengelolaan dana pihak lain pada Bank dalam bentuk giro, tabungan, deposito berjangka, sertifikat deposito yang penarikannya dapat dilakukan menurut ketentuan yang disetujui bersama dengan pemilik dana. Penyimpangan-penyimpangan yang pada umumnya terjadi pada pengelolaan dana pihak ketiga sebagai berikut:

1) Memberikan tingkat bunga deposito pada perusahaan terkait pada Bank yang lebih tinggi dari tingkat bunga kredit, dimana sumber dana penempatan deposito tersebut berasal dari kredit yang diperoleh dari bank yang bersangkutan.

Upaya-upaya Preventif:

a. Pemberian tarif bunga deposito harus mengikuti ketentuan tarif yang berlaku pada Bank dengan mempertimbangkan cost of money.

b. Pemilik dan atau pengurus Bank harus mengumumkan pihak terkaitnya dan menyerahkan surat pernyataan kepada Bank Indonesia yang menyatakan pihak terkait tidak akan melakukan intervensi pengelolaan Bank.

c. Direksi harus menerapkan sistem pembukuan komputer yang dapat menolak setiap transaksi pembukaan deposito atas nama nasabah kredit yang bunga depositonya lebih tinggi daripada bunga kredit.

Upaya-upaya Detektif:

a. Melakukan penelitian atas daftar saldo deposito mingguan, bulanan dan tahunan berikut mutasi dan suku bunganya.

b. Melakukan pengujian perhitungan biaya bunga deposito dan pembayaran PPh pasal 23 untuk deposito bernominal besar dan pembukuan biaya bunga serta rekening-rekening terkait.

c. Melakukan penelitian atas bukti-bukti pembukuan, aplikasi pembukaan deposito, Nota Debet dan Nota Kredit, sumber dana rekening pinjaman dan dokumen pendukung lainnya.

d. Melakukan penelitian atas file kredit dan pemanfaatan dana untuk mengetahui ketaatan prosedur pemberian kredit, kelayakan usaha, dan penggunaan dananya.

2) Memberikan suku bunga deposito diatas suku bunga yang tertera dalam Bilyet Deposito (special rate), yang pada saat jatuh tempo kelebihan bunga tersebut dibukukan pada biaya lain-lain sehingga mengurangi PPh untuk Negara.

Upaya-upaya Preventif:

a. Direksi harus menetapkan ketentuan bahwa pembukaan deposito dan pemberian special rate harus mendapat persetujuan Pejabat Bank disertai dengan pembukuan yang transparan agar tidak mengganggu likuiditas Bank/kesehatan Bank.

b. Merancang sistim pembukuan komputer yang dapat menolak pembayaran bunga depostio dan pembayaran lainnya atas beban rekening deposito yang sama.

Upaya-upaya Detektif:

a. Melakukan penelitian atas daftar saldo deposito mingguan, bulanan dan tahunan berikut mutasi dan suku bunganya.

b. Melakukan pengujian perhitungan biaya bunga deposito dan pembayaran Pph pasal 23 untuk deposito bernominal besar.

c. Melakukan penelusuran atas pembukuan biaya bunga dan rekening-rekening lainnya yang terkait dengan rekening deposito.

d. Melakukan penelitian atas bukti-bukti pembukuan, aplikasi pembukaan deposito,dan dokumen pendukung lainnya.

e. Melakukan konfirmasi kepada nasabah deposito mengenai besarnya bunga deposito yang bersangkutan.

3) Permintaan dari nasabah untuk memperpanjang deposito jatuh tempo telah dirubah Teller menjadi deposito baru dengan diketik secara manual dan datanya tidak dimasukkan ke dalam sistem komputer serta uangnya diambil oleh Teller.

Upaya-upaya Preventif:

a. Password komputer teller harus dirubah secara periodik dan pemberian password harus atas ijin pejabat Bank.

b. Akses terhadap sarana kerja teller harus dibatasi dan petugas teller harus dimutasi secara periodik.

c. Setiap setoran dan pencairan deposito harus melalui verifikasi dan diberi tanda sah dengan mesin validasi otomatis.

d. Pemakaian dokumen berharga termasuk bilyet deposito harus diawasi dan persediaannya dicek fisik secara periodik.

Upaya-upaya Detektif:

a. Melakukan penelitian terhadap kelengkapan aplikasi pembukaan deposito dan pencairannya.

b. Melakukan penelitian terhadap mutasi pencairan deposito untuk mengetahui adanya pencairan deposito yang tidak lazim dan tidak sesuai prosedur.

c. Melakukan perhitungan saldo fisik bilyet deposito dan membandingkan dengan pencatatannya untuk mengetahui apakah bilyet deposito yang dikeluarkan sama jumlahnya dengan pembukuan deposito.

d. Melakukan rekonsiliasi antara kartu deposito dengan buku besar dan daftar outstanding deposito dan rekonsiliasi transaksi gabungan kas dengan laporan harian teller

4) Teller yang merangkap sebagai Customer Service menunda pembukuan atas setoran yang dilakukan oleh nasabah, dan uang setoran yang diterima dipergunakan untuk kepentingan pribadi.

Upaya-upaya Preventif:

a. Petugas customer services harus dipisahkan dari petugas penerima setoran (teller).

berdasarkan register penyetoran dan penarikan uang.

c. Kepala Bagian Kas harus melakukan pengecekan pembukuan transaksi tunai dan non tunai dengan bukti-bukti pendukung.

d. Kepala Cabang/Divisi Treasury harus melakukan cek fisik uang dan surat berharga yang ada pada teller secara mendadak.

Upaya-upaya Detektif:

a. Melakukan penelitian apakah petugas customer services dipisahkan dari petugas penerima setoran (teller).

b. Melakukan verifikasi kebenaran transaksi tunai dengan bukti-bukti pendukungnya.

c. Melakukan verifikasi kebenaran jumlah transaksi tunai dengan cara stock opname uang di teller secara mendadak.

5) Nota kredit dari Bank lain untuk deposito nasabah diubah menjadi sebagian deposito dan sebagian tabungan dengan cara memalsukan tanda tangan nasabah, di mana tabungannya dikuasai dan dimanfaatkan oleh Teller.

Upaya-upaya Preventif:

a. Nota kredit masuk baru diakui setelah dana efektif masuk ke rekening giro Bank di Bank Indonesia.

b. Intruksi nasabah melalui telepon harus diberitahukan kepada pejabat Bank dan dilakukan konfirmasi ulang kepada nasabah.

c. Melakukan pemeriksaan fisik uang tunai dan surat berharga yang dikuasai teller secara mendadak dan pemeriksaan secara diam-diam atas rekening tabungan teller.

d. Akses terhadap sarana kerja teller dibatasi dan melakukan mutasi pegawai teller secara periodik.

Upaya-upaya Detektif:

a. Melakukan penelitian terhadap nota kredit masuk dan cara penyelesaiannya. b. Melakukan penelitian kelengkapan persyaratan warkat kliring seperti stempel

kliring, kebenaran jumlah, dan validasi petugas Bank.

c. Melakukan penelusuran terhadap pembukuan/pencatatan hasil kliring serta kontrol hubungan antara mutasi rekening tabungan milik teller dengan laporan harian teller yang bersangkutan.

6) Deposito milik pihak terkait pada Bank dicairkan sebanyak dua kali dengan cara memanfaatkan rekening suspen-non tunai.

Upaya-upaya Preventif:

a. Direksi harus menetapkan ketentuan bahwa penyelesaian rekening suspen-non tunai harus berdasarkan persetujuan pejabat Bank yang ditetapkan. b. Setiap pencairan deposito harus diverifikasi dengan cermat untuk memastikan

apakah dana yang akan dicairkan benar-benar masih ada saldonya di Bank. c. Sistem komputer harus didesain sedemikian rupa sehingga otomatis menolak

transaksi penggunaan suspen account yang tidak ada dasar transaksinya.

a. Melakukan penelitian kelengkapan aplikasi pembukaan deposito untuk mengetahui apakah pembukaan dan penutupan deposito dilakukan sesuai dengan prosedur yang berlaku di Bank.

b. Melakukan verifikasi kebenaran bukti-bukti pendukung transaksi pembukaan dan pencairan deposito.

c. Melakukan penelitian terhadap mutasi deposito pihak terkait dengan Bank dan menguji perhitungan bunga Bank dan pembebanan biaya bunga.

d. Melakukan penelitian atas daftar outstanding deposito dan mutasi rekening suspen account.

7) Mengambil tabungan nasabah tidak aktif dengan cara memalsukan tandatangan nasabah dan memindahkan ke rekening pegawai bank.

Upaya-upaya Preventif:

a. Pemberian password untuk teller harus atas seijin pejabat Bank dan harus diubah secara periodik.

b. Setiap setoran dan pencairan deposito nasabah harus melalui proses verifikasi dan diberikan tanda validasi dengan menggunakan mesin validasi otomatis. c. Petugas teller harus dimutasi secara periodik.

Upaya- upaya Detektif:

a. Melakukan penelitian mutasi rekening nasabah pasif.

b. Melakukan verifikasi atas dokumen dan pembukuan penarikan rekening nasabah pasif termasuk alur dananya.

c. Melakukan konfirmasi saldo rekening nasabah pasif untuk memastikan kebenaran transaksi.

8) Rekening giro nasabah yang telah ditutup dimanfaatkan untuk menarik dana untuk kepentingan pribadi pegawai Bank.

Upaya-upaya Preventif:

a. Aplikasi pembukaan rekening giro harus diisi dengan lengkap disertai bukti diri dan dokumen yang sah.

b. Penyimpanan data nasabah hanya dapat diakses oleh pegawai yang telah mendapat otorisasi dari pejabat Bank.

c. Pemberian password komputer teller harus atas seijin pejabat dan diubah secara periodik.

d. Data nasabah yang menutup rekeningnya harus segera dihapus dari sistem komputer dan pelaksanaannya dimonitor secara periodik.

Upaya-upaya Detektif:

a. Melakukan penelitian atas kelengkapan formal aplikasi pembukaan rekening giro beserta dokumen pendukungnya.

b. Melakukan penelitian atas penarikan dana dan arus keluar– masuk uang berdasarkan laporan transaksi harian teller.

c. Melakukan penelitian atas penarikan giro berjumlah besar dan transaksi yang tidak lazim serta secara periodik membandingkan daftar saldo rekening giro. d. Melakukan konfirmasi saldo untuk memastikan kebenaran transaksi-transaksi

yang tidak lazim dan material.

dihapus dari sistem komputer.

2. Penempatan Dana Bank

Penempatan dana Bank adalah penanaman dana pada Bank lain baik di dalam