• Tidak ada hasil yang ditemukan

DAFTAR PENYIMPANGAN PADA PENGELOLAAN BUMN/BUMD

V. SIKLUS PEROLEHAN MODAL DAN PEMBAYARAN KEMBALI

1. Penjualan kredit secara besar-besaran tanpa memperhitungkan potensi atau risiko macet dengan tujuan meningkatkan laba perusahaan untuk memperoleh jasa produksi atau tantiem besar yang dilakukan oleh oknum

37 38 38 39 39 40 40 41 42 42 43

Daftar Penyimpangan Hal. petugas bagian pemasaran atau penjualan.

2. Penerbitan Commercial Paper (CP) untuk memperoleh dana tanpa persetujuan Dewan Komisaris dan dipergunakan untuk membeli CP dari perusahaan yang performance-nya kurang baik dengan tujuan memperoleh

discounted lebih besar yang dilakukan oleh oknum bagian keuangan.

3. Pelunasan pinjaman dalam jumlah besar yang telah ditetapkan dalam RKAP tidak segera dibayarkan kepada Bank oleh oknum karyawan bagian keuangan namun dipergunakan untuk usaha perusahaan yang berisiko tinggi, untuk mendapat laba yang tinggi namun gagal sehingga pinjaman tersebut menjadi macet serta perusahaan terkena denda dan beban bunga yang lebih besar. VI. KECURANGAN KEUANGAN LAINNYA

1. Cek untuk setoran PPh Pasal 25 tidak disetorkan ke Kas Negara/Bank Persepi tetapi diambil dan digunakan untuk kepentingan pribadi oleh petugas penyetor dengan membuat bukti setoran pajak fiktif.

2. Penerimaan bunga hasil penempatan dana pada pihak ketiga tidak disetorkan ke kas perusahaan dan tidak dicatat sebagai pendapatan tetapi diterima oleh oknum petugas bagian keuangan.

3. Dana hasil emisi saham dan atau penerbitan obligasi yang diterima penjamin emisi (underwriter) tidak segera disetorkan ke rekening emiten, tetapi oleh oknum karyawan/pejabat penjamin emisi dipergunakan menempatan Deposit On Call.

4. Pembelian promes yang berpotensi tidak tertagih pada saat jatuh tempo dilakukan oleh oknum karyawan/ pejabat perusahaan dengan imbalan tertentu dari penerbit promes.

5. Penjaminan promes oleh perusahaan asuransi yang melebihi retensi sendiri (batas buffer/nilai pertanggungan maksimal yang dapat ditanggung sendiri) yang dilakukan oleh oknum karyawan/pejabat perusahaan asuransi untuk mendapatkan komisi, tetapi pada saat jatuh tempo tidak dapat dibayar oleh penerbit promes

6. Penjualan tanah yang dilakukan dengan penyerahan sertifikat Hak Guna Usaha sebelum pelunasan pembayaran dengan imbalan tertentu yang mengakibatkan pembeli menjual kembali aktiva tetap (tanah) tersebut kepada pihak lain.

7. Pemanfaatan tanah milik perusahaan yang tidak produktif untuk tujuan kepentingan pribadi oknum karyawan perusahaan tanpa persetujuan pejabat yang berwenang.

8. Pelaksanaan Tukar Guling (Ruislaag) dilakukan dengan merendahkan nilai asset milik perusahaan dan menaikkan nilai asset pengganti untuk mendapatkan keuntungan pribadi.

44 44 45 46 46 47 47 48 48 49

Daftar Penyimpangan Hal. 9. Penjualan aset perusahaan tidak melalui prosedur yang berlaku dan tanpa

persetujuan pejabat yang berwenang untuk keuntungan pribadi oknum karyawan/pejabat perusahaan yang berkepentingan

10. Penjualan aset milik perusahaan dilakukan tidak melalui lelang melainkan dengan penunjukkan langsung kepada pegawai/ pejabat perusahaan dengan harga murah melalui manipulasi kondisi barang yang akan dijual.

11. Pendaftaran kontainer kosong oleh eksportir sebagai objek pertanggungan asuransi ekspor yang kemudian dilaporkan hilang dengan tujuan untuk memperoleh klaim dari perusahaan asuransi yang hasilnya untuk keuntungan pribadi karyawan/pejabat perusahaan.

12. Pendaftaran gedung tua sebagai objek pertanggungan asuransi kerugian dengan nilai tinggi yang kemudian dibakar untuk memperoleh klaim ganti rugi untuk keuntungan pribadi karyawan/pejabat perusahaan.

13. Mobil perusahaan sebagai korban tabrakan yang didaftar sebagai peserta asuransi kerugian oleh oknum perusahaan asuransi dan kemudian diajukan klaim ganti rugi.

14. Mendaftarkan orang yang telah meninggal sebagai peserta asuransi jiwa yang diajukan oleh oknum karyawan/pejabat perusahaan untuk memperoleh klaim asuransi jiwa akibat kecelakaan.

15. Hasil perhitungan nilai kerugian oleh petugas bagian apraisal (penilai) atas gedung dan atau persediaan yang terbakar dinilai lebih tinggi dari yang sebenarnya, yang diharapkan oleh oknum pegawai/pejabat perusahaan mendapat imbalan tertentu dari pihak tertanggung

49 50 50 51 52 52 53

Lampiran 2 DAFTAR PENYIMPANGAN PADA PENGELOLAAN PERBANKAN

Daftar Penyimpangan Hal

I. Pengelolaan Dana Pihak Ketiga

1. Memberikan kredit pada perusahaan terkait Bank dengan bunga yang lebih rendah dari bunga deposito yang ditempatkan, dimana sumber dana penempatan deposito berasal dari kredit yang diperoleh dari bank tersebut.

2. Memberikan suku bunga deposito diatas suku bunga yang tertera dalam Bilyet Deposito, yang pada saat jatuh tempo kelebihan bunga tersebut dibukukan pada biaya lain-lain sehingga mengurangi PPh untuk Negara.

3. Permintaan dari nasabah untuk memperpanjang deposito jatuh tempo telah dirubah Teller menjadi deposito baru dengan diketik secara manual dan datanya tidak dimasukkan ke dalam sistem komputer serta uangnya diambil oleh Teller.

4. Teller yang merangkap sebagai Customer Service menunda pembukuan atas setoran yang dilakukan oleh nasabah, dan uang setoran yang diterima dipergunakan untuk pribadi.

5. Nota kredit dari Bank lain untuk deposito nasabah diubah menjadi sebagian deposito dan sebagian tabungan dengan cara memalsukan tanda tangan nasabah, di mana tabungannya dikuasai dan dimanfaatkan Teller.

6. Deposito milik pihak terkait pada Bank dicairkan dua kali dengan cara memanfaatkan rekening suspen-non tunai.

7. Mengambil tabungan nasabah tidak aktif dengan cara memalsukan tandatangan nasabah dan memindahkan ke rekening pegawai bank. 8. Rekening giro nasabah yang telah ditutup dimanfaatkan untuk

menarik dana oleh pegawai Bank.

II. Penempatan Dana Bank

1. Penempatan dana pada bank di luar negeri yang mempunyai hubungan istimewa dengan bank, yang pada saat jatuh tempo dana tersebut sengaja tidak dapat dicairkan sehingga harus ditalangi dengan dana BLBI.

2. Penempatan dana pada bank lain dengan tingkat bunga yang lebih tinggi dari tingkat bunga pada dokumen, dan selisih bunga ditransfer ke rekening pejabat Bank.

54 54 55 55 56 56 57 57 58 58

3. Penempatan dana pada cabang Bank di luar negeri yang dipinjamkan kepada perusahaan milik keluarga pemilik/pengurus Bank di luar negeri, dipergunakan untuk membeli saham Bank pada saat Bank melakukan emisi saham, dengan tujuan untuk menaikkan harga saham.

4. Penempatan dana pada perusahaan reksadana yang belum mendapatkan ijin dari Bapepam, yang pada saat jatuh tempo tidak dapat ditarik karena perusahaan ditutup.

5. Melakukan pinjaman Uang Antar Bank dengan suku bunga melebihi suku bunga penjaminan pemerintah, yang selanjutnya di rekayasa menjadi deposito atas nama salah satu direktur Bank Kreditor, dan pada saat jatuh tempo deposito tersebut dicairkan dengan menggunakan dana dari program penjaminan pemerintah.

6. Melarikan dana ke luar negeri dan menyalurkannya ke perusahan group yang dilakukan dengan cara membuat perjanjian Investment Advisory Agreement dibawah tangan dengan Fund Manager di luar negeri melalui Kustodian yang ditunjuk. Oleh Kustodian, dana yang disetor hanya sebagian dikirim ke Fund Manager sementara sisanya disalurkan ke perusahaan group terkait Bank. Penempatan tersebut kemudian digunakan melakukan transaksi derivatif yang merugikan Bank.