• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. PERANAN DAN KONTRIBUSI KEDAULATAN RAKYAT SELAMA

A. Kedaulatan Rakyat dalam Menjalankan Fungsi Pers

Pada dasarnya, pers berfungsi untuk memberikan penerangan kepada masyarakat mengenai informasi yang ada di sekitarnya. Sebagai media informasi, hal-hal yang diberitakan haruslah sesuai dengan kenyataan, bukan kabar bohong atau sekedar mencari sensasi. Surat kabar adalah media informasi yang efektif dalam menyebarkan pesan kepada masyarakat. Efektif di sini berarti, rakyat dapat memahami apa yang disampaikan dan berkesinambungan. Pernyataan tersebut bukan

berarti bahwa media lain tidak seefektif surat kabar. Akan tetapi keberdaan surat kabar pada masa perjuangan kemerdekaan RI menjadi media informasi yang utama.

Selain fungsi yang telah disebutkan sebelumnya, masih ada fungsi pers yang lain, yaitu:1

1. Fungsi mendidik (to educate). Sebagai sarana pendidikan massa, surat kabar dan majalah memuat tulisan-tulisan yang mengandung pengetahuan sehingga khalayak pembaca bertambah pengetahuannya. Fungsi mendidik ini bisa secara implisit dalam bentuk artikel atau tajuk rencana, maupun berita.

2. Fungsi menghibur (to entertain). Hal-hal yang bersifat hiburan sering dimuat oleh surat kabar dan majalah untuk mengimbangi berita-berita berat (hard news) dan artikel yang berbobot. Isi surat kabar dan majalah yang bersifat hiburan bisa berbentuk cerita pendek, cerita bersambung, cerita bergambar, teka-teki silang, pojok, karikatur, tidak jarang juga berita yang mengandung minat insani (human interest), dan kadang-kadang tajuk rencana.

3. Fungsi mempengaruhi (to influence). Fungsi mempengaruhi menyebabkan pers memegang peranan penting dalam kehidupan masyarakat. Sudah tentu surat kabar yang ditakuti ini ialah surat kabar yang independent, yang bebas

1

Sumber: http://adiprakosa.blogspot.com/2008/01/sistem-pers-indonesia. html. Data diakses pada tanggal 07 April 2009. Dari fungsi-fungsi yang dikemukakan di atas, fungsi pers yang utama adalah sebagai penerang atau menyampaikan informasi (media informasi). Sumber: Anonimous, Almanak Pers Antara 1976, (Jakarta: LKBN Antara, 1976), hlm. 5.; Artikel H. Rosihan Anwar, “Pers Indonesia

dan Demokrasi: Antara Harapan dan Realitas,” Prospek Kajian Masalah-Masalah Nasional dan Internasional: Demokratisasi Harapan dan Kenyataan, Nomor 3 Volume 2, (Jakarta: tp, 1990), hlm. 378.

menyatakan pendapat, bebas melakukan social control. Fungsi mempengaruhi pada surat kabar, secara implisit terdapat pada tajuk rencana, opini, dan berita. Terkait dengan fungsi pers yang telah disebutkan tersebut, wartawan memiliki tanggung jawab yang besar atas berita yang ia tulis. Bung Karno pernah mengatakan,

“pekerdjaan wartawan itu adalah gawat, karena apa sadja jang ditulis dalam surat-kabar, dipertjaja oleh masjarakat. Oleh karena itu djanganlah wartawan mengeluarkan dari tetesan penanja, berita2 jang tidak benar, karena tiap tetesan pena dipertjaja oleh

masjarakat”.2

Fungsi pers turut dibicarakan dalam Konferensi Pemimpin-Pemimpin Umum dan Pemimpin-Pemimpin Redaksi dua puluh enam harian nasional Indonesia dan

kantor berita nasional “Antara” di Jogjakarta tanggal 7 Desember 1949, yang antara lain menyatakan:

Bahwa surat2-kabar nasional Indonesia umumnja sampai sekarang, terutama selama revolusi sedjak 17 Agustus 1945, baik jang ada di daerah Republik maupun jang ada di daerah2 jang dikuasai Belanda, adalah alat2 penerangan dan pembentuk pendapat umum berdasarkan perdjuangan nasional jang meliputi bagian jang besar dari rakjat jang dapat membatja, dan berpengaruh padanja merupakan alat penerangan dan pembentuk pendapat umum berdasarkan perjuangan nasional yang meliputi bagian jang besar dari rakjat yang dapat membaca, dan berpengaruh padanya,bahwa surat-surat kabar nasional Indonesia itu baik bagi pemeritah Republik Indonesia, bagi pemerintah2 di Indonesia jang lainnja, maupun bagi pemerintah2 dan orang2 luar negeri, terus-menerus dapat digunakan sebagai tjermin yang menggambarkan apa jang hidup dalam pikiran dan perasaannja.3

2

(Yang diberi tanda kutip, ditulis sesuai aslinya) Bung Karno juga mengatakan agar wartawan waspada akan kedudukannya dan waspada dalam meletakkan goresan penanya. Sumber: Akhmad Notosoetardjo, Peranan Wartawan Dalam Revolusi Indonesia, (Jakarta: Endang Pemuda-Api Islam,1966), hlm. 26.

3

Dua puluh enam harian nasional itu adalah MerdekaJakarta, Pedoman–

Jakarta, Sumber–Jakarta, Pemandangan–Jakarta, Warta Indonesia–Jakarta, Nasional–Semarang, Tanah Air–Semarang, Indonesia–Bandung, Sipatahunan–

Dari fungsi pers yang telah dikemukakan tersebut, menunjukkan peran pers dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa. Pers secara tidak langsung mendorong masyarakat untuk mencari tahu sesuatu yang tidak ia dapat sebelumnya dari lingkungan tempat tinggal.

Selama kehadirannya di dunia persuratkabaran, Kedaulatan Rakyat menjadi salah satu koran yang setia dengan RI dan turut menjalankan fungsinya sebagai surat kabar seperti yang telah disebutkan di atas. Fungsi mempengaruhi atau to influence dilakukan Kedaulatan Rakyat salah satunya dengan memuat pidato radio yang disampaikan oleh Mr. Amir Syarifoeddin, tanggal 5 September 1946.

Selesaikanlah Revoloesi ini! Sebagai negara merdeka kita diantjam dari loear, sebab imperialisme Belanda hendak mendjajah kembali tanah-air kita. Walaupoen dikeloearkan kata-kata jang manis, tetap bangsa Indonesia tidak pertjaja bahwa imperialisme Belanda telah berobah mendjadi pembawa keadilan dan kemakmoeran bagi bangsa Indonesia. Telah berboelan-boelan kita mempertahankan kemerdekaan kita. Telah berboelan-boelan pemoeda-pemoeda kita bertempoer, menderita dan djatoeh sebagai pahlawan kemerdekaan, dihormati oleh bangsanja. Telah berboelan-boelan rakjat di daerah pertempoeran mengalami penderitaan, kesoekaran dan boekan sekali-doeakali djadi korban. Telah

berboelan-boelan pahlawan kita diseboet imperialis asing ,,extremist”, perampok, pendjahat.

Telah berboelan-boelan lawan kita mentjoba memetjah persatoean kita, mentjoba mendjelekkan nama kita, menghina kita. Tapi telah berboelan-boelan kita memperbesar tekad kita meneroeskan perdjoeangan kemerdekaan.

Bandung, Harian Umum–Surabaya, Berita–Surabaya, Trompet Masyarakat

Surabaya, Pedoman–Makassar, Menara–Manado, Pertja Alam–Palembang, Rakyat–

Medan, Warta Berita–Jakarta, Fikiran Rakyat–Palembang, Soeara Kalimantan–

Banjarmasin, Kalimantan Berdjoeang–Banjarmasin, Buruh–Yogyakarta, Bergerak–

Pare-pare, Soeara Bogor–Bogor, Berita Indonesia–Jakarta, Kedaulatan Rakyat

Yogyakarta, Nasional–Yogyakarta. Diadakannya konferensi ini, dengan tujuan agar dapat membentuk Undang-Undang Pers sehingga dapat memberi perlindungan kepada pers nasional. Sumber: Notulen Konferensi Pimpinan2 Umum Surat Kabar Seluruh Indonesia, 7 Desember 1949, (Yogyakarta: Sarekat Perusahaan Surat Kabar Indonesia, 1949), hlm. 2.

boelan kita menjoesoen barisan persatoean kita, jang kadang2 diantjam oleh lawan. Berboelan-boelan kita menjoesoen garis belakang kita. Dan hasilnja? Walaupoen oesaha lawan hebat, walaupoen didalam kalangan kita sendiri ada jang tersesat pikirannja, perdjoeangan kita berdjalan teroes. Sebab kita jakin bahwa sekali revoloesi dimoelai, mesti kita selesaikan revoloesi ini. Revoloesi soedah moelai, selesaikanlah revoloesi ini, demikian kata seorang pemimpin Asia Besar dan kita poen jakin akan menjelesaikan revoloesi ini.4

Dengan dimuatnya pidato Amir Syarifoeddin, menunjukkan bahwa Kedaulatan Rakyat telah menyebarluaskan ajakannya, dan ingin mempengaruhi pembacanya agar terus berjuang mempertahankan kedaulatan bangsa serta tidak menyerah dengan keadaan yang semakin terjepit. Adapula penerangan yang diberikan oleh Kedaulatan Rakyat, melalui beritanya, yaitu:

Pemerintah mengoendang saudara2 berkoempoel ditempat ini oentoek menanam rasa persatoean sedalam-dalamnja antara kita sama kita, oentoek menjingkirkan segala salah paham soepaja Poetjoek Pimpinan Pemerintah dapat mengambil sikap jang sesoeai dengan kehendak rakjat. Saja telah mengoemoemkan bahwa seloeroeh Indonesia dalam keadaan bahaja. Bahaja itoe dapat datang dari loear dan dari dalam. Manakala bahaja itoe timboel dari dalam maka bahaja itoe telah memoentjak... sebagai penoetoep, presiden menjampaikan 4 boeah amanat: 1. Teroeskanlah perdjoeangan sdr2 mempertahankan kemerdekaan kita. Djangan ada soeatoe tempat jang lemah. 2. Selamatkanlah Negara. 3. Bantoelah sepenoeh-penoehnja Presiden jang memegang segala kekoeasaan Negara. 4. Tolonglah kami menggagalkan segala oesaha dan moeslihat kolom ke V.5

4“Revoloesi wadjib kita selesaikan dan akan kita selesaikan: Kalau ada djalan

damai kita ambil, kalau tidak kita akan teroes djoega”, Kedaulatan Rakyat, 6 September 1946.

5“Teroeskanlah perdjoeangan mempertahankan negara”, Kedaulatan Rakyat,

5 Djoeli 1946. Kolom ke V yang dimaksud adalah artikel yang berjudul “Moeslihat Moesoeh”, yang ditulis oleh Mr. Kelana. Dalam tulisannya, beliau mengatakan bahwa, moeslihat yang dimaksudkan adalah moeslihat dalam hal politik, agama, ekonomi, dsb. Seperti moeslihat dalam agama adalah dengan memanfaatkan ilmu jiwa yang dimiliki oleh Van Mook cs., guna memikat umat islam dengan Al-Qur’an,

Kristen dengan Injil,dsb. Ekonomi, dengan memikat golongan lapar menggunakan nasi dan uang. Setelah berhasil menjerat rakyat Indonesia tersebut, sedikit membuka peluang Belanda untuk menguasai Indonesia kembali.

Kedaulatan Rakyat menjadi surat kabar pertama di Yogyakarta setelah proklamasi kemerdekaan RI. Surat kabar ini sejak awal kemunculannya, telah memiliki visi misi sebagai surat kabar perjuangan. Sehingga informasi yang disampaikannya seputar perjuangan yang sedang dilakukan bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaannya. Kedaulatan Rakyat sebagai surat kabar yang netral, tidak memiliki kubu tertentu untuk ia dukung. Akan tetapi informasi mengenai pemerintah apalagi yang terkait dengan perjuangan, tetap menjadi salah satu fokus pemberitaannya. Hal ini ditunjukkan dengan memuat amanat Panglima Besar Jenderal Sudirman pada Kedaulatan Rakyat:

…meskipoen proklamasi jang telah kita siarkan keseloeroeh doenia mendapat samboetan hangat, tetapi masih poela ada segolongan jg hendak mendjadjah kita kembali. Oentoek melaksanakan keangkara moerkaan itu, dikeloearkan propaganda2 palsoe oentoek mengaboei mata doenia Golongan oemat manoesia jang mendatangkan kekoeatan sendjatanja itoe jalah golongan kapitalis-imperialis Belanda jang maksoednja tak lain dan tak boekan hendak mendoedoeki dan mendesak kekoeasaan pemerintah kita. Kita tetap akan mempertahankan proklamasi kita itoe. Dalam pada itoe kita akan menjelesaikan segala sesoeatoe dengan djalan damai. Tetapi djika ternjata bahwa oesaha itoe dilanggar dan diroesak dengan agressi, kita akan membalas dengan kekerasan poela. Kita telah tjoekoep sabar. Kita haroes menoendjoekkan bahwa kita tjoekoep koeat.

Jang terpenting bagi kita boekannja menjelidiki apa arti agressi Belanda itoe tetapi memberantas dan membendoengnja, djangan sampai meradjalela dimana2.6

Amanat itu bertujuan untuk menyampaikan pesan kepada khalayak bahwa masih ada ruang perdamaian dalam menghadapi agresi Belanda akan tetapi perdamaian dapat berubah jadi peperangan jika usaha perdamaian dilanggar Belanda. Dan kepada rakyat diharapkan untuk mempertahankan proklamasi dan memberantas

6

Amanat yang disampaikan oleh Panglima Besar Dj. Soedirman, dimuat

dalam artikel: “Memboelatkan tekad menggempoer Agressi Belanda: Tentara-Lasjkar

agresi yang dilakukan oleh pihak lawan. Pesan seperti itu terlihat begitu persuasif, sehingga diyakini dengan membaca isi amanat tersebut, rakyat pun dapat terbujuk untuk melakukan ajakan pemimpinnya.

Mr. Asaat yang menyatakan diri sebagai wakil rakyat, juga turut menyuarakan maksud pidato yang sama dengan Jenderal Sudirman:

Tiap-tiap poetera Indonesia jang mempoenjai rasa kehormatan bangsa menentang kehendak Belanda itoe jang hendak mendjadjah kita kembali. Pendek kata kita membangoen sambil berdjoeang mempertahankan kedaulatan negara….

Saja melahirkan pengharapan soepaja Pemerintah dihari jang akan datang lebih giat beroesaha kedjoeroesan rasionalisasi; dan kepada segenap rakjat soepaja memberi bantoean sepenoeh2nja kepada Pemerintah, djika soenggoeh kita bersedia berkorban oentoek kemerdekaan dan kebesaran noesa dan bangsa hendaklah kita sedia mendahoeloekan kepentingan negara dari pada kepentingan diri, golongan atau partai sendiri, soepaja pembangoenan negara kita dapat berlangsoeng dengan tjepat dan pesat.7

Dokumen terkait