• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV. PERANAN DAN KONTRIBUSI KEDAULATAN RAKYAT SELAMA

B. Kedaulatan Rakyat sebagai Pewarta Usaha Diplomasi

5. Konferensi Meja Bundar dan Penyerahan Kedaulatan

Konferensi Meja Bundar (KMB) menjadi langkah diplomasi terakhir yang ditempuh oleh RI-Belanda sebelum pada akhirnya kedaulatan RI dikembalikan Belanda.35 Pada tanggal 23 Agustus 1949, KMB dibuka resmi di “Ridderzaal” Den

Haag oleh PM Drees.36 Dihadiri oleh delegasi RI yang diketuai oleh Drs. Moh. Hatta

33 Sumber: “Dari Jogja ke penjelesaian umum oleh MR. Soedjarwo

Tjondronegoro”, Kedaulatan Rakyat, 9 Juli 1949.

34

Merupakan kutipan langsung dari surat kabar Kedaulatan Rakyat. Lihat: Ibid.

35

Menurut dugaan Drs. Hatta KMB dapat selesai dalam tempo satu bulan, paling lama 2 bulan. ,,saja jakin KMB dapat membawa penjelesaian umum jang

sesungguhnja dalam persengketaan antara Indonesia dan keradjaan Belanda!” kata Hatta. Sumber: “Cease fire lantas KMB, Reshuffle kabinet segera selesai: Keterangan P.M. Hatta”, Kedaulatan Rakyat, 30 Djuli 1949.

36“Menurut P C J, KMB akan dibuka hari selasa tg. 23 Agustus ini oleh P.M. Belanda, dr. Willem Drees. Lalu berturut2 berpidato ketua2 Delegasi. Kemudian akan

dan BFO (Bijeenkomst voor Federal Overleg [Badan Permusyawaratan Federal]) yang diketuai oleh Sultan Hamid II, delegasi Belanda yang diketuai oleh Mr. J.H van Maarseveen, serta UNCI yang diketuai oleh Critchley dari Australia, dengan wewenang membantu perundingan.37

Terkait dengan akan dilaksanakannya KMB, sebelum meninggalkan Jakarta, Drs. Moh. Hatta selaku Perdana Menteri saat itu, memberikan amanat sebagai berikut:38

Rakjat Rep. Indonesia!

Pada saat saja akan meninggalkan Indonesia untuk menghadliri dan memimpin delegasi kita pada Konperensi Medja Bundar di Den Haag, inginlah saja meninggalkan pesan sedikit kepada rakjat. KMB ini adalah satu tingkat penghabisan untuk menjelesaikan soal persengketaan Indonesia-Belanda jang akan diachiri dengan menjerahkan kedaulatan jang sepenuhnja dan tidak bersjarat kpd. bangsa Indonesia. Konperensi ini menghendaki daripada delegasi Indonesia jg. saja pimpin sepenuh2 minat dan sepenuh2 tenaga dan fikiran. Pekerdjaan kami akan berhasil, apabila rakjat tetap menjokong kami dengan persatuan jg. bulat. Oleh karena itu saja berharap sangat kepada rakjat sepeninggal kami, memberi sokongan kepada pemerintah. Singkirkanlah segala perselisihan antara kita sama kita dan berdirilah bulat dibelakang pemerintah. Saja berharap supaja saudara2 menumpahkan kepertjajaan kepada J.M. Seri Sultan jang memimpin kabinet selama saja diluar negeri, seperti sdr.2 dahulu menumpahkan kepertjajaan kepada saja. Sekian harapan dan amanat saja.

Hal-hal yang dibicarakan dalam KMB, salah satunya mengenai Irian. Pembicaraan mengenai soal Irian ini cukup sulit karena kedua belah pihak saling mempertahankan pendapatnya. Persoalan itu akhirnya diputuskan untuk ditunda dibitjarakan peraturan tata tertib. Pembukaan ini disiarkan keseluruh dunia”. Sumber: K.M.B, Kedaulatan Rakyat, 22 Agustus 1949.

37

Sekretariat Negara Republik Indonesia, Op.cit., hlm. 236.

38 Sumber: “KMB tingkat penghabisan!, diharapkan rakjat menjokong”,

selama satu tahun. Penundaan ini atas kompromi yang diajukan oleh UNCI, selaku pengawas perundingan.39

Konferensi ini ditutup pada tanggal 2 November 1949, dengan hasil utamanya adalah Belanda akan menyerahkan kedaulatan kepada Republik Indonesia Serikat (RIS) tanpa wilayah Irian, pada akhir Desember 1949.40 Penandatanganan pengakuan kedaulatan di Den Haag, dilakukan pada tanggal 27 Desember 1949, RIS diwakili oleh Drs. Moh. Hatta, sedangkan Belanda diwakili oleh Ratu Juliana. Di Jakarta juga dilakukan penandatanganan penyerahan kekuasaan, dengan perwakilan

39 “Konperensi Medja Bundar: Soal Irian Ditunda 1 Tahun”, Kedaulatan Rakyat, 2 Nopember 1949.

40

Kutipan sesuai aslinya: ,,Tjita-tjita tidaklah mungkin ditjapai dengan sekali goes. Tetapi apa jang kita tjapai dengan KMB boleh dikatakan memuaskan dan hasil2 ini dapat kita pakai untuk memperdjuangkan tjita-tjita kita seluruhnja nanti. Boleh dikatakan, bahwa 95% tjita2 bangsa Indonesia telah tertjapai; tinggal lagi satu soal, jaitu Irian, jang akan kita perdjuangkan antara dua negara jang souverein, ja’ni RIS dan Nederland” demikian Wk. Presiden merangkap Perdana Menteri Mohammad

Hatta kepada pers sesudah tiba kemarin di Jogja dari perundingan KMB selama 14 minggu.

,,Dengan selesainja KMB, saja berharap, bahwa pertikaian Indonesia-Belanda akan

berachir pula”, kata Mohammad Hatta. Pokoknja pengakuan atas kedaulatan

Indonesia sudah tertjapai. Dan dunia seluruhnja berharap, supaja terdiri kerdjasama jang baik antara Indonesia dan Belanda.

,,Sebelum tahun ini berachir, kedaulatan akan diserahkan kepada pemerintah

sementara RIS dan kita akan menanggung djawab akan nasib kita sendiri”, demikian

Wk. Presiden Hatta. Hatta jakin, bhw persetudjuan2 KMB dapat diterima rakjat.

Sumber: “Hasil Konp.Medja Bundar: 95% Tjita2 Bangsa Tertjapai, Hatta Jakin Goodwill Belanda”, Kedaulatan Rakyat, 15 November 1949.

masing yaitu Sri Sultan Hamengku Buwono IX dan Wakil Tinggi Mahkota, A.H.J Lovink.41

Perundingan KMB berakhir, Republik Indonesia Serikat kembali berdiri selama 8 bulan. Ibukota negara yang tadinya berada di Yogyakarta kembali ke Jakarta, termasuk pemerintahan kembali dipegang oleh Presiden Soekarno dan Wakil Presiden Moh. Hatta.42

Sebelum kembali ke Jakarta, Presiden menyampaikan kesan-kesannya terhadap Yogyakarta, yaitu:

Dalam kata perpisahannja Presiden antara lain menjatakan kebahagiaannja telah memilih kota Jogja sebagai pusat kedudukan Pemerintah, karena tidak lain dan tidak bukan, sedjarah telah menundjukkan, bahwa Jogjakarta itu satu2nja pusat pergerakan politik bangsa Indonesia dan terutama terkenal akan semangat rakjatnja mulai djaman Mataram sampai kembalinja Pemerintah Republik jang tetap teguh dan tak kundjung padam itu untuk mengusir kekuasaan Asing dinegerinja.43

Peran yang dijalankan Kedaulatan Rakyat sebagai pewarta bagi perjuangan diplomasi ini, dapat terwujud berkat peran serta wartawannya yang turut dalam

41

Sumber: Sekretariat Negara Republik Indonesia, hlm. 251; “Peresmian Penjerahan Kedaulatan di Amsterdam-Djakarta-Jogja, Perdjoangan Djalan Terus”,

Kedaulatan Rakyat, 28 Desember 1949.

42

Dalam harian Kedaulatan Rakyat, Presiden Soekarno berkata: “Perdjuangan

Republik Indonesia sbg. Pelopor tjita2 bangsa seluruhnja jg dikagumi dunia, kini terwudjud. Saja menjatakan ere-saluut kepada Republik Indonesia dan pemimpin2nja jang bertahan dalam mempertahankan negara kita. Kepada acting presiden Assaat disampaikan terima kasihnja akan segala pekerdjaannja selama 7 bulan lebih”. Sumber: “Eresaluut pada Republik Indonesia!: Jogja berachir sebagai ibu kota, perdjuangan belum selesai”, Kedaulatan Rakyat,2 Desember 1948.

43 Sumber: “Selamat Djalan”, Kedaulatan Rakyat, 28 Desember 1949;

adapula kesannya yang lain: “Djokdjakarta mendjadi termasjhur oleh karena djiwa -kemerdekaannja. Hidupkanlah terus djiwa-kemerdekaan itu!”. Sumber: “Masjhur

KMB. Kedaulatan Rakyat menjadi salah satu surat kabar yang mengirimkan wartawannya untuk meliput jalannya perundingan. Bukan hanya pada KMB tetapi pada pertemuan Kaliurang, para wartawan Kedaulatan Rakyat secara langsung meliput jalannya pertemuan yang dilakukan antara pihak RI dan Belanda.

Dokumen terkait