1. Definisi : Infeksi P.Falsiparum bentuk aseksual (ring-form/tropozoit) dengan gejala klinik/laboratorik :
* Malaria hiperparasitemia > 5%(++++) * Malaria serebral
* Malaria biliosa (ikterik), bilirubin 3 mg % * Malaria dengan gagal ginjal, kreatinin > 3 mg % * Malaria algid
* Malaria dengan kencing hitam
* Malaria dengan asidosis, pH < 7,25 atau bicarbonat < 15 mmol/L
* Malaria dengan edema paru/ARDS * Malaria dengan Hb < 5 gr%, Ht<15% * Malaria dengan hiperpireksia, rectal > 40 C * Malaria dengan perdarahan
* Malaria dengan hipoglikemi, gula darah < 40 mg% * Malaria dengan gangguan sirkulasi, sistolik < 70 mmHg * Malaria dengan konvulsi > 2 x 24 jam
* Malaria dengan muntah terus-menerus
# Ditemukannya p.falsiparum bentuk aseksual pada darah tepi # Mengenyampingkan penyakit lain yang dapat memberikan gejala menyerupai komplikasi malaria
# bila P. Vivax atau malaria negative, hanya bila penyakit lain disingkirkan dan berespon hanya dengan obat malaria
3. Etiologi : malaria falsiparum, malaria campuran, kadang-kadang vivax 4. P.Penunjang : Hb, darah malaria, hitung parasit, serum bilirubin, SGOT,
SGPT, ureum, kreatinin 5. Penanganan
5.1 Pemberian OAM (obt anti malaria) secara parenteral :
5.1.1 Artesunat IV 2,4 mg/KgBB jam 0, 12, 24 lalu tiap 24 jam sampai keadaan umum baik, dilanjutkan dengan pengobatan oral dengan artesunat amodiakuin
5.1.2 Kina HCl ( 1 ampul = 500 mg)
Dosis 10 mg/KgBB (500mg untuk BB 40-50Kg) dalam infus 5% dekstrose 500cc selama 2-4 jam diulang tiap 8 jam sampai penderita sadar (diberikan melalui mikro-drip)
Catatan:
- Pemberian paling cepat 2 jam/100cc cairan
- Dosis awal 20 mg/BB (1000mg) kina HCl hanya bila tidak memakai kina/klorokuin/meflokuin 48 jam sebelumnya
- Bila penderita sadar, kina dilanjutkan peroral dengan dosis 3 x 400 – 600mg (10-20mg/KgBB)/ hari sampai hari ke 7
5.2.1 Pemberian cairan :
Kebutuhan cairan tergantung status dehidrasi, BB dan temperatur badan
Kebutuhan dasar : Koreksi dehidrasi
BB 40-50 Kg : 1500 cc +(3-5)% (dehidrasi ringan)
51-60 Kg : 1750 cc +(6-10)% (dehidrasi sedang) 61-70 Kg : 2000 cc +(11-15)% (dehidrasi berat)
* Paling tepat cairan diberikan dengan monitoring CVP * cairan yang dipilih ialah dektrose 5%
* Bila syok/hipotensi dipilih cairan N.Saline
5.3 Komplikasi-komplikasi :
5.3.1 Hipoglikemi (Gula darah < 50 mg%) Sering terjadi pada : - penggunaan kina
- malaria serebral - malaria biliosa - malaria kehamilan Penanganan :
Bila gula darah 30 – 50 mg%
* Berikan dextrose 40% 1 ml/KgBB, dilanjutkan dengan dextrose 10%
Bila gula darah < 30 mg%
* Berikan dextrose 40%, 2ml/KgBB, dilanjutkan dengan dextrose 10% * Kontrol gula darah tiap 4 jam
5.3.2 Gagal ginjal (kreatinin > 3 mg% / oliguria) - Takar urin , BJ urin, analisa urin
- Na & urea pada urin Dehidrasi : BJ urin > 1,015
Na urin < 20 meq/L
Gagal ginjal : * sering pre-renal karena dehidrasi
* tubuler nekrosis akut – 10% (BJ urin < 1,010)
Bila setelah pemberian cairan, urin , < 400 ml/24 jam atau < 1 ml/menit, diberikan furosemide 40 mg iv. Furosemide dapat diulang/dinaikkan bila diuresis tidak terjadi sampai dosis 160 mg iv. Bila hari ke 3 kreatinin tidak turun/diuresis kurang dosis kina diturunkan setengahnya. Bila gagal dengan diuretika disiapkan untuk dialisis.
5.3.3 Malaria Ikterik (Malaria Biliosa, bilirubin > 3mg%) DD : * Hepatitis akut (tidak panas, SGOT/SGPT > 5x)
* Kolesistitis akut (AlkPO4 & G–GT meningkat) * Abses hati
* Leptospirosis Penanganan :
* OAM (seperti di depan)
* Bila pada hari ke 3 bilirubin tidak menurun, kina diturunkan setengah dosis * Hati-hati pada hipoglikemia
* Vitamin K 10 mg/hari (selama 3 hari) untuk memperbaiki faktor koagulasi 5.3.4 Anemia berat
Bila Hb < 6 gr% atau PCV < 19% Penanganan :
* Transfusi Packed Red Cell sampai dengan Hb > 10gr% 5.3.5 Trombositopenia berat (trombosit < 10.000/mm3)
Penanganan :
Pemberian trombosit konsentrat
6. Follow up : Gangguan kesadaran, hipoglikemia, produksi urin, febris, hitung parasit, serum bilirubin dan kreatinin pada hari ke 3
7. Komplikasi : hipoglikemi, gagal ginjal, edema paru 8. Tempat rawat : ICU
9. Lama rawat : 1 minggu 10. Masa pulih : 2 minggu 11. Konsultasi :
--12. Prognosa : dubious
TIFOID BERAT
1. Definisi : Penderita dengan diagnosa klinis dan/laboratoris demam tifoid disertai dengan gejala-gejala tifoid dengan encephalopathy, tifoid dengan peritonitis dan tifoid dengan perdarahan/syok
2. Gejala : Secara klinis tifoid, riwayat demam > 5 hari, keluhan abdominal (nyeri perut, diare/konstipasi), lidah kotor, hepoto/splenomegali dan doughy abdomen
Leukopenia, serologi, tes widal positif, kultur darah/urin/tinja
3. Etiologi : Salmonella typhosa
4. P.Penunjang : Hb, leukosit, diff. Leukosit, widal, serum bilirubin, kreatinin
5. Penanganan : 5.1 Pemberian Antibiotika
5.1.1 Pefloxacin parenteral 2 x 400 mg per-infus dua hari dilanjutkan peroral 400 mh/hari sampai hari ke 7 atau ofloxacin 2 x 400 mg selama 10 hari
5.1.2 Ceftriaxone 2 x 1 gr atau cefoperazone 100 mg/kg/hari dalam 2 dosis sampai panas turun dilanjutkan dengan pefloxacin oral atau chloramphenicol 3 x 500 mg sampai hari ke 14
5.1.3 Kloramfenikol, dosis 50 mg/Kg/hari, parenteral/i.v atau parenteral Trimethoprim-sulphamethoxazole 6,5-10 mg/kg/hari
6. Follow Up : kesadaran, tanda abdomen akut, perdarahan intestinal
7. Komplikasi : Tifoid encephalopati, peritonitis, syok/ perdarahan, pneumonia, meningitis
7.1 Tifoid dengan encephalopathy : - mortalitas 40 %
- gejala klinik : tifoid dengan gangguan neuro-psikiatri:disorientasi—delirium, obtundasi, stupor dan koma, kejang, meningitis, schizophrenia, depresi dan katatonia
Penanganan
Dexamethasone 3 mg/kg i.v diberikan dalam 30 menit dilanjutkan 1 mg/kg/i.v 30 menit tiap 6 jam untuk 8 x (total pemberian selama 48 jam)
7.2 Tifoid dengan peritonitis/perforasi
7.2.1 Bila terjadi perforasi : tindakan operasi 7.2.2 Bila hanya peritonitis :
Antibiotik, pipa lambung, pemberian cairan, darah, oksigen, dan bila syok diberi kortikosteroid. Steroid dapat menghambat penyembuhan luka
Mortalitas 10 - 32% 7.3 Tifoid dengan perdarahan/syok :
7.3.1 tindakan suportif : transfusi darah, jarang diperlukan transfusi trombosit, fresh frozen plasma, ataupun tindakan reseksi usus
Bila tak ada gangguan kesadaran/syok, mortalitas < 1%
8. Tempat Rawat : ICU atau ruang rawat umum
9. Lama rawat : 10 hari
10. Masa pulih : 14 – 20 hari
11. Konsultasi : Bila ada perforasi perlu ahli bedah
12. Prognosa : Dubious
DEMAM BERDARAH DENGUE (DHF/DSS)
1. Definisi : Infeksi virus dengue dengan gejala klinis berupa panas tiba-tiba, malaise, sakit kepala, batuk, anoreksia dan muntah disertai gejala perdarahan di bawah kulit atau perdarahan spontan, takikardia dan hipotensi
2. Gejala/Klasifikasi : Klasifikasi Demam dengue berdarah :
* DHF I : trombosit < 100.000/mm3 & Ht > +20% * DHF II : perdarahan spontan
* DHF III : gagal sirkulasi, dingin, hipotensi, berkeringat * DHF IV : Syok, tensi tak terukur, nadi cepat
3. Etiologi : Virus Dengue
4. P.Penunjang : Hb, hematocrit(PCV), trombosit, tes serologik : titer fase akut 4 x lipat fase penyembuhan, IgM antibodi setelah minggu ke 4
5. Penanganan :
5.1. Cairan RL atau 0,5 N Saline 10 – 20 ml/KgBB/Jam. Cairan oral tak dibatasi
5.2. Observasi tanda vital tiap 30 menit, hematocrit/1 jam, daftar intake dan output serologi, isolasi, X-Match darah
5.3. Cairan diteruskan tergantung Ht, tanda vital, muntah/tidak, produksi urin/B.J, gas darah dan elektrolit. KU stabil boleh pulang
5.4 Cairan N Salin/RL 10 – 20 ml/Kg/1 jam
5.5 Monitor : Ht, produksi urin, serum elektrolit, gas darah, asidosis, elektrolit 5.6 Bila tak ada perbaikan ( Ht, tensi >100, nadi)
Infus dekstran 40 / albumin / plasma. perbaikan
5.7 Bila tak ada perbaikan hati-hati edema paru, bila perlu furosemide 2 mg/Kg per oral 5.8 Cari adanya perdarahan, bila perlu transfusi darah 10 – 20 ml/Kg
6. Follow up : Tanda-tanda vital, kesadaran, perdarahan
7. Komplikasi : Perdarahan, syok
8. Tempat rawat : ICU atau ruang rawat umum
9. Lama rawat : 7 hari
10. Masa pulih : 7 – 14 hari
11. Konsultasi :
12. Prognosa : Baik