• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB IV : ANALISIS DATA TENTANG MODEL PENDIDIKAN

STRUKTUR ORGANISASI DAN TATA KERJA PEMERINTAH DESA BENER

B. Keberagaman Keluarga muslim Desa Bener

1. Kegiatan Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu

HARSONO SEKRETARIS DESA T DARTO KadusDesa Cebongan

--- r

SUGIARTO KAUR KEUANGAN T T PURWANTO KASI UMUM T LUKITO Kadus Desa Tugu

PUJI PURWANTO KAUR

SUW ANOI BUDIONO Kadus Desa Kadus Desa Karangbalong Kadipurwo

B. Keberagaman Keluarga muslim Desa Bener

Untuk mengetahui keberagaman keluarga muslim Desa Bener pada umumnya dapat dikatakan sangat dinamis dan agamis. Banyak sekali kegiatan-kegiatan khususnya tentang pendidikan Islam yang diadakan di keluarga dalam sehari-hari. Bahkan nuansa Islami langsung dapat kita rasakan begitu kita memasuki Desa tersebut. Hal ini tentu mempunyai dampak yang cukup baik dan sangat kondusif terhadap beragamnya keluarga muslim. Adapun kegiatan tentang pendidikan Islam yang mewujudkan beragamnya keluarga muslim tersebut antara lain.

1. Kegiatan Bapak-Bapak dan Ibu-Ibu

Kegiatan ibu-ibu untuk aktivitas kegiatan dalam masyarakat cukup banyak dengan melalui kegiatan tingkat RT, melalui kegiatan tingkat

51

pesantren, sampai tingkat desa. Kegiatannyapun cukup bervariasi mulai dari pengajian sampai kesenian yang bernuansa Islami.

Kegiatan-kegiatan tersebut meliputi:

a. Pengajian bapak-bapak tingkat desa yang diadakan setiap satu bulan sekali. Adapun pengasuh pengajian ini adalah bapak K.Sinun dan kegiatannya dilaksanakan setiap minggu kliwon malam hari.

b. Pengajian bapak tingkat RT juga diisi dengan pembacaan shalawat dan al-barjanji yang diadakan setiap selapan (35 hari) sekali.

c. Pengajian dzikir bersama-sama antara masyarakat dengan anak-anak Pondok Pesantren yang diadakannya selapan (35 hari) sekali setiap hari minggu wage.

d. Pengajian yang diadakan setiap malam jum’at, adapun pelaksanaannya dilakukan secara berpindah-pindah.

Meskipun jumlah warga masyarakat masih banyak yang belum mengikuti kegiatan tersebut, namun dapat memberikan nuansa Islami yang cukup besar pada keluarga muslim tersebut. Dan keberagamaan keluarga muslim Desa Bener saat ini masih lebih baik dan sangat teijaga dalam kerukunan dan keharmonisan antara sesama keluarga muslim lainnya. Padahal kalau ditinjau lebih jauh keluarga muslim desa Bener merupakan desa yang berada di lingkungan Pesantren, tapi warga masyarakat desa bener juga banyak yang tidak melakukan ajaran agama Islam melainkan ada juga warga masyarakat Desa Bener banyak yang memeluk agama non Islam.

C. Deskripsi Model Pendidikan Keagamaan Anak dalam Keluarga Muslim Seorang pendidik yang sadar akan pendidikan anak-anaknya akan selalu berusaha mencari metode yang lebih efektif dan mencari pedoman- pedoman pendidikan Agama Islam yang berpengaruh dalam usaha mempersiapkan anak secara materi, moral, spiritual dan sosial. Dengan demikian anak tersebut mampu meraih puncak kesempumaaan, kedewasaan, dan kematangan dalam berpikir.

Orang-orang yang akan dijadikan responden dalam penelitian ini adalah anak, atau keluarga yang dekat dengan lingkungan pondok pesantren. 1. Keadaan Keluarga

a. Keluarga Bapak Kyai. Sinun

Keluarga Bapak Kyai. Sinun adalah keluarga yang harmonis, beliau menjadi kepala keluarga sejak umur 30 tahun, dari hasil perkawinannya memiliki tiga anak, yaitu satu anak laki-laki, dua anak perempuan yang sekarang belajar di Universitas IAIN Walisongo Semarang dan di MTs Al Manar.

Masa mudanya Bapak Kyai. Sinun dimanfaatkan untuk belajar di Pondok Pesantren Al Manar Bener dan beliau menjadi seorang ulama di desa tersebut (seorang khafid Al-Qur’an). Sumber ekonomi keluarga Bapak Sinun didapatkan dari hasil bekeija sebagai pengusaha makanan ringan dan hadiah yang beliau terima sebagai tokoh masyarakat.

53

Bapak Kyai. Sinun yang sebagai pengusaha makanan ringan dan sebagai ustadz di Pondok Pesantren Al Manar, pendidikan Islam yang diterapkan dalam keluarga berupa :

1. Akidah : Menanamkan tauhid, berupa dua kalimat syahadat, yang sebagai bukti kemuslimannya juga menjelaskan tentang rukun-rukun iman dan rukun-rukun Islam. 2. Ibadah : Mengajarkan dan membiasakan anak untuk sholat

ketika waktu sholat tiba.

3. Akhlak : Mengajarkan dan memberikan contoh kepada anak dalam tata cara bergaul dengan baik. (Hasil wawancara keluarga Bapak Kyai. Sinun, selaku Ustadz Pondok Pesantren tanggal: 20- 05-09)

b. Keluarga Bapak Kyai. Sodiq

Bapak Kyai. Sodiq berusia 65 tahun, beliau menjadi kepala keluarga semenjak berumur 28 tahun dari perkawinannya memiliki dua anak laki-laki berusia 16 tahun dan 12 tahun. Yang masih menimba ilmu di Madrasah Aliyah dan Madrasah Ibtidaiyah Al Manar, Bener. Dalam pembinaan anak mengupayakan pendidikan di pondok pesantren dan di rumah. Adapun Pendidikan Islam di rumah berupa :

1. Akidah : Menanamkan tauhid, dengan mengucapkan dua kalimat syahadat.

2. Ibadah : Anak dilatih untuk memahami tentang pendidikan agama Islam.

3. Akhlak : Mengajarkan tata krama dan mengajarkan anak berbahasa kromo inggil pada orang yang lebih tua. Dari upaya tersebut, diharapkan memiliki iman yang kuat, taat beribadah, serta memiliki akhlakul karimah yang baik, sehingga anak dapat hidup di masyarakat dengan sopan santun selain itu juga dapat menyejukkan hati orang tuanya. Dengan pendidikan yang berangkat dari orang tuanya dan dari pondok pesantren diharapkan mampu membentuk anak yang saleh salekhah, dengan demikian tercapailah pendidikan keagamaan Islam pada anak. (Hasil wawancara keluarga Bapak Kyai. Sodiq tanggal: 20-05-09)

c. Keluarga Ibu Sholikah

Keluarga Ibu Sholihah adalah keluarga yang harmonis dan mandiri, beliau berumur 40 tahun. Dari hasil perkawinannya memiliki dua anak perempuan yang sekarang masih duduk di bangku kelas II di Madrasah Aliyah Al Manar. Sumber ekonomi ibu Sholikhah bekeija sebagai penjahit busana. Beliau menjadi ibu singgle parent sejak beliau berumur 35 tahun, ditinggal suaminya karena kecelakaan.

Pendidikan Islam yang beliau terapkan kepada anaknya yaitu, antara lain :

1. Akidah : Di samping mempelajari pendidikan Islam pada anak beliau juga mengajarkan tentang berakhlakul karimah.

55

3. Akhlak : Melatih anak untuk mengucapkan salam ketika hendak masuk dan keluar rumah, memberikan contoh berakhlak yang baik terhadap orang yang lebih tua. (Hasil wawancara keluarga Ibu. Solikhah tanggal: 22-05-09)

d. Keluarga Bapak Samsodin

Bapak Samsodin, beliau berumur 50 tahun, yang bekeija sebagai tani, di samping juga sebagai ustadz di Pondok Pesantren Al Manar, beliau menjadi kepala keluarga sejak berumur 26 tahun, dari hasil perkawinannya beliau memiliki empat orang anak perempuan, kedua anak perempuan tersebut masih belajar di kelas I di Pondok Pesantren Bina Insani Susukan Tengaran.

Bapak Samsodin dulunya pernah belajar di Pondok Pesantren Al Manar Bener. Beliau mengamalkan ilmu yang didapatkan di pesantren dulu. Pendidikan Islam yang beliau terapkan antara lain :

1. Akidah : Mengajarkan pendidikan Islam.

2. Ibadah : Membiasakan anak-anaknya untuk sholat beijama’ah.

3. Akhlak : Mengajarkan akhlakul karimah kepada orang tua, dan orang yang lebih tua. (Hasil wawancara keluarga Bapak. Samsodin tanggal 22-0509)

e. Keluarga Ibu Sri Lestari

Ibu Sri Lestari, beliau berumur 37 tahun yang bekerja sebagai Guru TK An-Nur Bener, di samping beliau sebangai alumnus (ustadzah Pondok Pesantren Al Manar), beliau menjadi ibu rumah tangga sejak 22 tahun. Dari hasil perkawinannya beliau memiliki dua anak perempuan satu anak laki-laki.

Pendidikan Islam yang beliau terapkan kepada anak-anaknya yaitu, antara lain :

1. Pembentukan Akhlak, meiiputi :

Menghormati kepada orang tua, guru, etika salam, berteman dan berperilaku dengan tetangga dengan sopan santun. 2. Ibadah: Membiasakan anak-anaknya untuk sholat beijama’ah

(Hasil wawancara keluarga Ibu. Solikhah tanggal: 23-05-09).

Seperti yang diungkapkan Bapak Kyai. Sinun, Bapak Samsodin dan Ibu Lestari selaku salah satu staf ustadzah di Pondok Pesantren bahwa anak yang berasal dari lingkungan keluarga muslim desa Bener yang banyak belajar di Pondok Pesantren memiliki prestasi belajar yang tidak kalah dengan anak yang berpendidikan dari luar.

Sedangkan hubungan sosial antara anak dari keluarga muslim desa Bener dengan anak atau para santri Pondok Pesantren teijalin dengan baik. Karena orang tuanya menerapkan keyakinan pada diri anak bahwa manusia sama dihadapan Allah SWT dan

57

juga didukung oleh sikap guru yang tidak membeda-bedakan anak dari kalangan masyarakat desa Bener maupun anak atau para santri pondok pesantren dan orang tua selalu memberi dorongan dan support pada anak untuk tidak boleh kalah prestasinya dengan anak-anak yang lain. Sehingga dalam diri anak terpupuk motivasi dan semangat untuk belajar keras supaya tidak tertinggal dengan teman-temannya.

Pendidikan Islam dari orang tua cukup baik karena pada masa mudanya dari keluarga masyarakat sebagian besar menuntut ilmu Islam di pesantren, tidak heran pula ketika mereka sudah berkeluarga dan mencari nafkah untuk menghidupi keluarganya dan mendidik anak-anaknya, mereka sempat meluangkan waktu untuk mengikuti pengajian majlis ta’lim.

Dari penuturan informan di atas dapat disimpulkan bahwa pendidikan Islam yang diajarkan dalam keluarga muslim pada anak terbagi menjadi tiga yaitu, antara lain :

a. Penanaman Akidah

Penuturan dari keluarga Bapak Paryono mengatakan bahwa penanaman akidah begitu penting bagi anak. Anak-anak sudah terlatih dibiasakan orang tuanya melafadzkan syahadat, sholawat membaca Al- Qur’an, maka keluarga telah mengajarkan dan melatih anak-anaknya untuk mengenal Tuhan-nya. Mungkin cara pandang dari para informan berbeda-beda ada yang beranggapan bahwa menanamkan akidah itu adalah tuntunan agar tidak tergelincir dan mempunyai pegangan hidup

b. Penanaman Ibadah

Keluarga Bapak Kadir mengategorikan bahwa ibadah adalah pokok-pokok ibadah yang dirumuskan dalam “Arkanul Islam" (hukum Islam). Dalam membiasakan anak untuk melaksanakan ibadah dengan baik dan benar sesuai dengan ajaran Pendidikan Islam.

c. Pembentukan Akhlak

Bapak K.H. Sodiq selaku warga masyarakat Desa Bener, mengungkapkan bahwa materi yang diberikan dalam pembentukan akhlak meliputi hormat kepada orang tua, guru, etika makan, berteman, dan bertetangga dengan baik. Adapun yang juga termasuk akhlak itu tidak hanya sebatas materi tersebut di atas.

Sedangkan H. Ibu Siti Fatimah bahwa mengungkapkan bahwa materi pendidikan Islam sebenarnya banyak sekali yang ditanamkan dalam diri anak, tidak hanya sebatas materi di atas saja. Akan tetapi karena materi diatas diangap cukup mewakili, maka saya menanamkan akhlak yang tersebut di atas.

Bapak Slamet, Bapak Abdurrahman, Ibu Triwahyuni, Ibu Sri Lestari, Ibu Yuli, Ibu H. Fatimah, mengungkapkan bahwa mengajarkan Islam dan menanamkan akhlak seperti berbakti kepada orang tua dan orang yang lebih tua agar selalu berpikir khusnudzan

terhadap orang lain, sehingga akan terpatri dalam diri anak “positif thinking”.

59

Dengan berpikir khusnudzan, maka anak tidak akan memiliki sifat buruk seperti prasangka yang menyesatkan orang lain. Hal ini sangat dibutuhkan untuk ditanamkan dalam diri anak, sehingga akan tercipta suasana yang jauh dari keburukan-keburukan dan jauh dari sifat tercela.

Menurut paparan bapak K.Sinun, sesuai dengan kondisi kelurahan Desa Bener yang mempunyai jenjang pendidikan satu atap dari tingkat Madrasah Ibtidaiyah sampai Madrasah Aliyah dan disertai dengan sarana tempat ibadah yang memadahi, maka kehidupan keagamaan keluarga muslim desa Bener cukup baik.

Usaha yang dilakukan orang tua dalam melaksanakan pendidikan Islam pada anak secara langsung dilakukan dengan cara antara lain mengajarkan keteladanan yang meliputi pengajaran akidah, pengajaran ibadah, dan pengajaran akhlak seperti ketika makan, terlebih dahulu membaca do’a, berdo’a sebelum pergi dari rumah, bertutur kata yang sopan, ketika mendapatkan nikmat dari Allah SWT untuk membaca do’a Alhamdulillah.

Sedangkan pendidikan Islam yang secara tidak langsung yaitu dilakukan dengan menyekolahkan anak atau remaja mereka di sekolahan yang Islami atau pun pendidikan yang satu atap dengan Pondok pesantren agar kepribadian anak tersebut memiliki kepribadian yang baik. Semua usaha pendidikan Islam pada orang tua terhadap anak baik itu berupa pendidikan yang secara langsung maupun tidak langsung, yang intinya bertujuan agar

ANALISIS MODEL PENDIDIKAN ISLAM DALAM KELUARGA