• Tidak ada hasil yang ditemukan

METODELOGI PENELITIAN

4.8 Kegiatan Operasional CV.Ganesha Mycosoft

Kegiatan operasional usaha di CV. Ganesha Mycosoft berkembang dengan baik. Hal ini didukung karena wilayah dan iklim yang sesuai untuk kegiatan budidaya khususnya jamur tiram. Pada CV. Ganesha Mycosoft melakukan beberapa kegiatan operasional seperti pembuatan bibit, budidaya jamur tiram dan pengolahan jamur tiram.

59 a. Pembuatan PDA (Potato Dextrosa Agar)

Pembuatan PDA merupakan awal dalam proses pembibitan, PDA sebagai media tumbuh bibit jamur sebagai campuran nutrisi yang digunakan untuk menumbuhkan miselium jamur pada proses pembibitan.

1. Siapkan kentang 200 gram, Aquades 1 Liter, Dextrosa 20 gr dan Agar-agar 20 gram .

2. Kupas kentang, potong dengan ukuran ±3 cm, kemudian di cuci bersih.

3. Siapkan tabung reaksi, lalu sterilisasikan dengan merebus dengan air mendidih.

4. Rebus kentang menggunakan aquades selama 15-20 menit (hingga empuk).

5. Saring air rebusan kentang dan dipanaskan kembali, lalu ditambahkan agar-agar dan dextrosa sampai larut.

6. Tuangkan larutan PDA kedalam ¼ botol tabung reaksi setelah itu didinginkan.

7. Tutup botol tabung reaksi tersebut menggunakan kapas dan aluminium foil.

8. Botol yang diisi PDA lalu disterilisasikan menggunakan autoclave selama 50-60 menit.

9. Keluarkan botol PDA dan keluarkan dalam posisi miring untuk memperluas area PDA sehingga pertumbuhan miselium akan banyak.

10. PDA di biarkan selama beberapa hari untuk melihat ada yang terkontaminasi atau tidak , PDA yang terkontaminasi terdapat titik hitam atau lendir putih.

PDA yang terlihat bersih maka siap digunakan inokulasi dengan kultur jaringan jamur tiram.

60 b. Pembuatan bibit jamur tiram

Pembuatan bibit pada CV. Ganesha Mycosoft di mulai dari pembuatan bibit F0 jamur tiram. Tahapan pembuatan bibit F0 atau pembuatan bibit kultur murni jamur tiram sebagai berikut.

1. Isolasi kultur jaringan dilakukan dengan mengambil jaringan jamur untuk ditanam pada media PDA. Jaringan jamur tiram pada bagian pertemuan antara tangkai dan tudung.

2. Bersihkan ruangan isolasi dan semua peralatan dengan menggunakan alkohol kemudian masukkan semua peralatan yang telah dibersihkan ke dalam ruang isolasi

3. Nyalakan lampu UV di dalam ruang isolasi selama 10-15 menit, setelah itu matikan. Lampu UV berfungsi untuk mematikan bakteri-bakteri penyebab kontaminan

4. Setelah peralatan siap, bersihkan kedua tangan dan botol-botol PDA dengan alkohol

5. Masukkan kedua tangan ke dalam ruang isolasi kemudian jarum jara seperti memegang sendok.

6. Bakar ujung jarum jara tersebut beberapa saat dengan menggunakan lampu spirtus untuk membunuh kuman-kuman yang masih menempel. Pastikan jarum jara tidak menyentuh permukaan setelah pembakaran

7. Setelah jarum dingin, siapkan bagian kecil jamur yang akan dikultur dengan cara menyobeknya menggunakan tangan

61 8. Potong jaringan dari dalam jamur dengan menggunakan jarum jara/pisau scalpel dengan ukuran 2 mm x 2 mm. Jaringan yang dipotong kira kira terletak pada bagian tengah antara tudung buah dan batang.

9. Siapkan botol/tabung PDA. Dekatkan dengan api untuk menjaga dari kontaminasi (± 20 cm), lalu buka kapas penutup botol.

10. Secara perlahan lahan masukkanjaringan jamur yang telah dipotong dengan menggunakan jarum jara/pinset ke bagian tengah permukaan PDA, setelah selesai tutup botol PDA segera dengan menggunakan kapas

11. Beri label pada botol PDA dengan menuliskan keterangan-keterangan yang diperlukan seperti tanggal inokulasi, jenis jamur. Simpan pada tempat yang bersih.

12. Lakukan pengamatan secara berkala. Bila terdapat kontaminasi segera pisahkan dan bersihkan.

13. Setelah miselium memenuhi isi botol/tabung reaksi (2-4 minggu masa inkubasi) maka miselium siap digunakan untuk membuat bibit F1/turunan pertama.

Pembuatan media bibit induk F1, pembibitan bibit induk F1 merupakan tahap memperbanyak sekaligus tahap perantara dari media PDA ke media produksi berupa biji-bijian seperti jagung dan millet. Media bibit F1 pada CV.

Ganesha Mycosoft dibuat 100 media dalam seminggu. Satu tabung reaksi kultur murni F0 untuk 5-10 media bibit F1. Wadah media menggunakan botol atau plastik. Proses pembuatan media bibit jamur tiram F1 adalah sebagai berikut.

62 1. Millet atau jagung dicuci dan direndam selama 6-12 jam kemudian dikukus selama 10-15 menit hingga biji-bijian agak mekar setelah itu diperas dan ditiriskan menggunakan kipas angin untuk mempercepat proses pengeringan.

2. Tambahkan sedikit kapur 1% dari berat bijian yang digunakan, aduk hingga rata kemudian masukkan ke dalam botol sebanyak ¾ volume botol atau plastik.

3. Tutup botol dengan menggunakan plastik kemudiaan diikat dengan karet.

4. Sterilisasi menggunakan steamer kecil selama 2 jam.

5. Inokulasikan/memindahkan miselium kultur murni F0 ke dalam media F1 yang telah disterilkan sebanyak satu-dua sendok spatula kecil. Inkubasi selama 10-14 hari hingga miselium memenuhi seluruh botol F1, semakin lama miselium akan semakin padat. Bibit F1 biasanya memiliki daya tahan 2-3 bulan.

Pembuatan media bibit starter F2, pembibitan bibit induk F2 merupakan tahap memperbanyak sekaligus tahap perantara dari media F1 ke media F2. Media pada F2 berupa biji-bijian seperti jagung dan millet. Media bibit F2 pada CV.

Ganesha Mycosoft dibuat 200 media waktu sehari atau menyesuaikan ketersediaan bibit F1. Satu tabung reaksi kultur murni F1 untuk 50-60 media bibit F2. Wadah media menggunakan botol atau plastik. Proses pembuatan media bibit jamur tiram F2 adalah sebagai berikut.

1. Millet atau jagung dicuci dan direndam selama 6-12 jam kemudian direbus/dikukus selama 10-15 menit hingga biji-bijian agak mekar setelah itu

63 diperas dan ditiriskan menggunakan kipas angin untuk mempercepat proses pengeringan.

2. Tambahkan sedikit kapur 1% dari berat bijian yang digunakan, aduk hingga rata kemudian masukkan ke dalam botol sebanyak ¾ volume botol atau plastik.

3. Tutup botol dengan menggunakan plastik tahan panas kemudian diikan dengan karet. Sterilisasi menggunakan steamer kecil selama 2 jam.

4. Inokulasikan/memindahkan miselium kultur murni F1 ke dalam media F2 yang telah disterilkan sebanyak satu-dua sendok spatula kecil.

5. Inkubasi selama 10-14 hari hingga miselium memenuhi seluruh botol F2, semakin lama miselium akan semakin padat.

b. Budidaya Jamur Tiram Putih CV. Ganesha Mycosoft

Proses bududaya jamur tiram pada CV. Ganesha Mycosoft meliputi pengomposan, pengantongan baglog, sterilisasi, pendinginan, inokulasi, inkubasi, pertumbuhan dan panen. Berikut proses budidaya pada CV. Ganesha Mycosoft.

1. Pencampuram media (pengomposan)

Pancampuran media atau pengomposan dilakukan dengan cara menimbun campuran serbuk kayu, dedak dan kapur. Dengan perbandingan 100 kg serbuk kayu , 10 kg dedak, 3 kg kapur, 5 kg tepung jagung, 0,25 kg gula merah, 0,5 kg Gypsum dan kadar air 65 % kemudian aduk bahan tersebut. Setelah itu, ditutup dengan rapat menggunakan plastik selama 3-5 hari. Proses pengomposan yang baik ditandai dengan kenaikan suhu timbunan sekitar 50ºC, setelah itu kompos

64 baru bias digunakan. Pengomposan tidak boleh terlalu asam, terjadi proses pengomposan ini dibuat melihat ketersediaan dari bibit F2.

Gambar 12. Pencampuran media 2. Pengantongan (logging)

Pengantongan atau pembuatan baglog dilakukan dengan memasukkan media yang telah dikompos ke dalam plastik. Pengantongan kompos menggunakan plastik ukuran 17 x 35 cm dengan plastik khusus yaitu polypropylene (PP) karena jenis plastik ini tahan terhadap panas. Pengisian kompos ke dalam plastik, dilakukan menggunakan mesin membuat baglog. Media yang telah dimasukan ke plastik dipadatkan lalu di ikat menggunakan tali rapia atau karet.

Gambar 13. Pembuatan baglog 3. Sterilisasi

Baglog yang telah siap selanjutnya disterilisasi melalui proses pasteurisasi dengan cara dikukus. Sterilisasi adalah suatu proses yang dilakukan untuk

65 menginaktifkan mikroba, baik bakteri, kapang, maupun khamir yang dapat mengganggu pertumbuhan jamur tiram yang ditanam. dilakukan pada suhu 80-90ºC selama 7 jam. Proses sterilisasi menggunakan steamer besar. Kapasitas steamer besar adalah ±1000 baglog.

Gambar 14. Sterilisasi 4. Pendinginan

Pendinginan merupakan proses menurunkan suhu baglog yang sudah di sterilisasi. Proses pendinginan dilaksanakan selama 14-16 jam. Ruangan untuk mendinginkan berupa kumbung untuk proses pendinginan, kumbung ini juga berfungsi sebagai ruang inokulasi (penanaman bibit).

Gambar 15. Pendinginan 5. Inokulasi

Inokulasi adalah proses pengisian bibit ke dalam media tanam atau baglog . Hal yang perlu diperhatikan pada saat melakukan kegiatan ini yaitu kebersihan, kualitas bibit, serta teknik inokulasi. Pada proses ini bibit yang

66 digunakan berasal dari bibit yang dihasilkan oleh perusahaan sendiri. Pengisisan bibit pada media tanam dengan cara menaburkan bibit F2. Teknik inokulasi dilakukan dengan teknik taburan sebanyak 2-5 sendok makan bibit F2. Media yang telah diisi bibit selanjutnya ditutup dengan menggunakan kapas sisa pintalan. Penutupan media dimaksudkan untuk menciptakan kondisi yang baik bagi pertumbuhan miselium jamur karena miselium jamur tumbuh dengan baik pada kondisi tidak terlalu banyak oksigen.

Gambar 16. Media jamur yang diinokulasi bibit 6. Inkubasi

Tahap inkubasi adalah masa pertumbuhan miselium hingga memenuhi media secara merata. Inkubasi dengan cara menyimpan media tanam yang telah diisi dengan bibit pada kondisi tertentu agar miselia jamur tumbuh. Suhu yang dibutuhkan untuk pertumbuhan miselium adalah antara 22-28ºC. Upayakan suhu di ruangan inkubasi dijaga agar tetap stabil untuk menghasilkan pertumbuhan yang optimal. Waktu yang dibutuhkan untuk tahap inkubasi adalah selama 35-40 hari, sampai media penuh dengan miselium berwarna putih secara merata.

67 Gambar 17. Inkubasi

7. Pertumbuhan tubuh buah

Tahap ini merupakan masa setelah inkubasi hingga panen, memerlukan suhu yang lebih rendah dibandingkan pada saat pertumbuhan miselium (tahap inkubasi) dan juga kelembapan yang optimal. Diamkan selama 1 minggu, setelah itu buka plastik media tumbuh yang sudah penuh dengan miselium jamur. Pembukaan media bertujuan untuk memberikan oksigen yang cukup untuk pertumbuhan tubuh buah jamur sekaligus beradaptasi dengan lingkungan sekitar, setelah plastik dibuka lalu tunggu sampai 10 hari agar jamur tiram tumbuh. Produksi per baglog bisa tumbuh 3-7 kali. Pemeliharaan selama masa pertumbuhan dilakukan dengan penyiraman yang dilakukan 1 kali sehari pada pagi hari.

Gambar 18. Pertumbuhan tubuh buah 8. Panen

Panen dilakukan setiap hari dengan melihat diameter jamur, yaitu rata-rata antara 4-12 cm. Produksi rata-rata per baglog sebesar 500 gram. Panen dilakukan

68 pada waktu pagi hari dan secara manual dengan pencabutan jamur langsung dari media tanamnya. Panen dilakukan pada pagi hari dikarenakan para pengepul akan mengambil jamur tiram pada siang hari. Usia produktif berlangsung 3-4 bulan dengan produksi satu baglog sekitar 0,5 kg. Pemanenan dilakukan dengan meletakkan jamur ke dalam kontainer, setelah itu di timbang lalu dimasukan kedalam plastik ukuran 5 kg.

Gambar 19. Panen

69 BAB V

Dokumen terkait