• Tidak ada hasil yang ditemukan

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMUR TIRAM PADA CV. GANESHA MYCOSOFT, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMUR TIRAM PADA CV. GANESHA MYCOSOFT, KECAMATAN CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT"

Copied!
163
0
0

Teks penuh

(1)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMUR TIRAM PADA CV. GANESHA MYCOSOFT, KECAMATAN

CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT

Dina Anggraeni Dewi 11140920000061

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018/1440 H

(2)

ANALISIS STRATEGI PENGEMBANGAN USAHA JAMUR TIRAM PADA CV. GANESHA MYCOSOFT, KECAMATAN

CISARUA, KABUPATEN BANDUNG BARAT

Dina Anggraeni Dewi 11140920000061

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pertanian Pada Program Studi Agribisnis

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA

2018/1440 H

(3)
(4)
(5)

v DAFTAR RIWAYAT HIDUP

Nama : Dina Anggraeni Dewi

Nama Panggilan : Dina

NIM : 11140920000061

Tempat/Tanggal Lahir : Cimahi , 19 Juli 1996 Jenis Kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Telepon/HP : 082123014786

Alamat : Jl. Kabel Atas No 29 RT 04 RW 05, Pondok Karya, Pondok Aren, Bintaro, Tangerang Selatan, 15225.

E-mail : [email protected]

Pendidikan Formal

2001 – 2002 : TK Al-Hidayah 2002 – 2008 : SDN Bintaro 012 Pagi 2008 – 2011 : SMPN 177 Jakarta 2011 – 2014 : SMAN 90 Jakarta

2014 – 2018 : Agribisnis, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

Pengalaman Organisasi

2011 - 2014 : Anggota Tari Saman SMAN 90 Jakarta 2015 - 2016 : Sekretaris 2 HMJ Agribisnis

2016 - 2017 : Kepala Divisi Danus Saman Agribisnis 2016 - 2017 : Sekretaris 1 HMJ Agribisnis

Pengalaman Kerja

2017 : Magang di PT. Bimandiri Agro Sedaya, Kab. Bandung Barat

(6)

vi RINGKASAN

Dina Anggraeni Dewi Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram pada CV. Ganesha Mycosoft, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Di bawah bimbingan Ujang Maman dan Siti Rochaeni

Hortikultura merupakan komoditas yang tidak akan pernah habis dan di perlukan oleh masyarakat sebagai bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan.

Hortikultura dikelompokkan menjadi empat yaitu buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan tanaman obat-obatan. Sayuran merupakan salah satu komoditas yang sangat banyak di Indonesia sehingga untuk berpotensi untuk dikembangkan.

Jamur sebagai salah satu komoditi sayuran yang dikenal oleh masyarakat merupakan bahan makanan nabati dan memiliki nilai gizi tinggi dan khasiat obat.

Salah satu jamur konsumsi yang disukai masyarakat adalah jamur tiram. Jamur tiram memiliki nilai protein yang tinggi diantara jamur lainnya. Jawa barat merupakan salah satu provinsi yang mengembangkan jamur dan penghasil jamur terbesar. Kab. Bandung Barat merupakan salah satu penghasil jamur terbesar di Jawa Barat. Salah satu sentra jamur tiram di kabupaten Bandung Barat berada di kecamatan Cisarua. CV. Ganesha Mycosoft merupakan perusahaan bergerak di bidang agribisnis dari hulu hingga hilir, komoditas salah satunya jamur tiram.

Permasalahan yang dihadapi CV. Ganesha Mycosoft adalah manajemen kurang baik, kuliner jamur belum maksimal, panen jamur tiram yang fluktuatif, banyaknya pesaing. Permasalahan di CV. Ganesha Mycosoft perlu adanya strategi yang tepat.

Usaha CV. Ganesha Mycosoft yang sedang berkembang membutuhkan langkah-lagkah strategi yang tepat. Tujuan dari dilakukannya penelitian ini adalah: 1) Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi pengembangan usaha jamur di CV. Ganesha Mycosoft, 2) Merumuskan strategi alternatif pengembangan yang tepat bagi usaha jamur di CV. Ganesha Mycosoft, 3) Menentukan strategi prioritas dalam pengembangan usaha jamur tiram CV.

Ganesha Mycosoft.

Berdasarkan pengelolaan data menggunakan matriks IFE menghasilkan faktor yang menjadi kekuatan utama dari CV. Ganesha Mycosoft yaitu fasilitas produksi perusahaan dengan total skor 0,354 dan faktor yang menjadi kelemahan utama yaitu rangkap jabatan 0,129 dengan total skor sebesar . Pengelolaan matriks EFE menghasilkan fator yang menjadi peluang utama dari CV. Ganesha Mycosoft yaitu kesadaran masyarakat akan kesehatan dengan skor total sebesar 0.369 dan faktor yang menjadi ancaman utama yaitu ancaman pendatang baru dengan skor sebesar 0.325

Berdasarkan analisis matriks Internal External, posisi perusahaan terdapat pada divisi II “tumbuh dan kembangkan” (grow and build) dengan total nilai IFE sebesar 2,673 dan EFE sebesar 3,023. Strategi yang digunakan adalah strategi

(7)

vii intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau strategi integrasi (integrasi kedepan, ke belakang dan horizontal).

Metode analisis matriks SWOT digunakan untuk mengetahui alternatif strategi yag dapat digubakan untuk pengembangan usaha CV. Ganesha Mycosoft.

Hasil pengolahan matriks SWOT didapatkan tujuh alternatif strategi yaitu meningkatkan kapasitas produksi yang diiringi dengan pengembangan pasar ke arah yang lebih luas, memaksimalkan kegiatan promosi, memanfaatkan peranan teknologi untuk sistem informasi manajemen perusahaan , meningkatkan kualitas jamur tiram seperti bibit, baglog siap jual, jamur tiram segar dan produk olahan, menjalin hubungan baik dengan pemasok dan konsumen, memperbaiki sistem manajemen perusahaan untuk meningkatkan kualitas perusahaan dan membeli lahan

Metode analisis matriks QSP digunakan untuk mengetahui prioritas strategi pengembangan usaha CV. Ganesha Mycosoft. Berdasarkan hasil pengolahan data dengan matriks QSP, Prioritas strategi yang dapat dijalankan CV. Ganesha Mycosoft yaitu memperbaiki sistem manajemen perusahaan untuk meningkatkan kualitas perusahaan dengan ∑TAS sebesar 5.614.

Kata Kunci: Strategi, Pengembangan Usaha, Jamur Tiram

(8)

viii KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala nikmat dan rahmat yang diberikan kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul “Analisis Strategi Pengembangan Usaha Jamur Tiram pada CV. Ganesha Mycosoft, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat”.

Dalam penyelesaian skripsi ini, tidak terlepas dari bantuan berbagai pihak, penulis mengucapkan banyak terimakasih dan penghargaan yang sebesar-besarnya kepada :

1. Bapak Dr. Ujang Maman, M.Si selaku dosen pembimbing I yang telah mencurahkan tenaga, waktu, serta memberikan ilmunya secara tulus demi terselesaikannya skripsi ini.

2. Ibu Ir. Siti Rochaeni, M.Si selaku dosen pembimbing II yang selalu meluangkan waktu dan pikiran untuk memberikan nasihat, saran, kritik, solusi, dan dukungan kepada penulis selama proses penyusunan skripsi.

3. Dr. Ir. Edmon Daris, MS selaku ketua Program Studi Agribinis dan Dr. Iwan Aminudin, M.Si selaku sekretaris Program Studi Agribinis atas segala bimbingan dan arahan yang diberikan.

4. Seluruh dosen Program Studi Agribinis yang tidak dapat disebutkan satu persatu, atas ilmu yang telah diberikan sejak awal masuk perkuliahan hingga lulus.

(9)

ix 5. Dr. Agus Salim, M.Si selaku dosen Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah mengesahkan karya tulis ini.

6. Bapak Rial Aditya selaku Direktur Utama CV. Ganesha Mycosoft yang telah mengizinkan penulis melakukan penelitian serta memberikan waktu dan ilmunya selama penulis melakukan penelitian.

7. Karyawan CV. Ganesha Mycosoft yang telah membantu penulis serta memberikan ilmunya pada waktu penelitian.

8. Keluarga tercinta, Ayahanda Dedi Hamdani, Ibunda Warsiah, Adik Adilul Hisyam, dan Keluarga yang berada di Bandung yang telah memberikan limpahan kasih sayang, saran, dan motivasi kepada penulis.

9. Sahabat-sahabat penulis yaitu Alvina Mumtaza Yusuf, Libya Auranti, Mutia Nurul Fatya, Novia Jackxander, Titus Vita Sari, Rizka Nurlaily, Irma Irfiana, Aldys Maulida atas dukungan dan semangat yang diberikan saat penulisan skripsi.

10. Teman KKN Ergonomic 133 yang telah memberikan semangat dan dukungan.

11. HMJ Agribisnis yang telah memberikan pengalaman saat masa perkuliahan.

12. Teman-teman seperjuangan Agribisnis 2014 yang telah membantu dan menjadi tempat bertukar pikiran penulis selama menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis.

13. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu, hanya ucapan terimakasih dan untaian doa yang penulis dapat persembahkan.

(10)

x Penulis menyadari bahwa dalam penelitian ini masih jauh dari sempurna.

Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun penulis harapkan untuk penelitian ini. Akhir kata, semoga penelitian ini dapat bermanfaat bagi berbagai pihak.

Jakarta, Oktober 2018

Dina Anggraeni Dewi

(11)

xi DAFTAR ISI

PENGESAHAN UJIAN ... iii

SURAT PERNYATAAN ... iv

DAFTAR RIWAYAT HIDUP ... v

RINGKASAN ... viii

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xvi

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 5

1.3 Tujuan Penelitian ... 8

1.4 Manfaat Penelitian ... 8

1.5 Ruang Lingkup Penelitian ... 9

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 10

2.1 Agribisnis ... 10

2.1.1 Agribisnis Jamur Tiram ... 12

2.1.2 Manfaat Jamur Tiram ... 14

2.2 Pengembangan Usaha ... 15

2.3 Strategi ... 16

2.3.1 Manajemen Strategi ... 16

2.3.2 Model Manajemen Strategi ... 17

2.3.3 Manfaat Manajemen Strategi ... 17

2.3.4 Jenis Strategi ... 18

2.4 Perumusan Strategi ... 19

2.4.1 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan ... 19

(12)

xii

2.4.2 Analisis Lingkungan Perusahaan... 20

2.4.2.1 Analisis Lingkungan Internal Perusahaan ... 20

2.4.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan ... 23

2.5 Penerapan Strategi ... 27

2.6 Evaluasi Strategi ... 28

2.7 Matriks IFE dan EFE ... 28

2.8 Matriks IE ... 29

2.9 Matriks SWOT ... 30

2.10 Matriks QSP ... 31

2.11 Penelitian Terdahulu ... 33

2.12 Kerangka Pemikiran ... 35

BAB III METODELOGI PENELITIAN ... 38

3.1 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 38

3.2 Sumber dan Jenis Data ... 38

3.3 Metode Pengumpulan Data ... 39

3.4 Metode Analisis Data ... 40

3.4.1 Tahapan Masukan ... 41

3.4.2 Tahapan Pencocokan ... 45

3.4.3 Tahapan Keputusan ... 48

3.5 Definisi Operasional ... 50

BAB IV GAMBARAN UMUM CV.GANESHA MYCOSOFT ... 52

4.1 Sejarah CV. Ganesha Mycosoft ... 52

4.2 Lokasi dan Letak Geografis CV. Ganesha Mycososft ... 53

4.3 Visi dan Misi CV. Ganesha Mycososft ... 53

4.4 Struktur Organisasi CV. Ganesha Mycosoft ... 54

4.6 Sumber Daya CV. Ganesha Mycosoft ... 57

4.7 Produk CV. Ganesha Mycosoft ... 58

4.8 Kegiatan Operasional CV.Ganesha Mycosoft ... 58

BAB V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 69

5.1 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal CV. Ganesha Mycosoft………...69

(13)

xiii

5.1.1 Matriks IFE (Internal Factor Evaluation) ... 69

5.1.2 Matriks EFE (External Factor Evaluation) ... 75

5.2 Analisis Posisi CV. Ganesha Mycosoft ... 83

5.3 Perumusan alternatif strategi CV. Ganesha Mycosoft ... 85

5.4 Penentuan Prioritas Strategi CV. Ganesha Mycosoft ... 91

BAB VI KESIMPULAN DAN SARAN ... 93

6.1 Kesimpulan ... 93

6.2 Saran ... 94

DAFTAR PUSTAKA ... 95 LAMPIRAN

(14)

xiv DAFTAR TABEL

Nomor Halaman

1. Produksi Hortikultura di Indonesia Tahun 2012-2016... 1

2. Perkembangan Konsumsi Jamur dan Nilai Masyarakat Indonesia Tahun 2010-2014 ... 2

3. Perbandingan Kandungan Gizi Jamur dengan Bahan Makanan Lain ... 3

4. Produksi Jamur Berdasarkan Wilayah di Indonesia Tahun 2012-2016 ... 3

5. Produksi Jamur di Jawa Barat Tahun 2013-2016 ... 4

6. Jenis Strategi Alternatif ... 18

7. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ... 29

8. Matriks External Factor Evaluation (EFE) ... 29

9. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) ... 32

10. Penilaian Bobot Faktor Strategi Internal Perusahaan... 43

11. Penilaian Bobot Faktor Strategi Eksternal Perusahaan ... 43

12. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) ... 45

13. Matriks External Factor Evaluation (EFE) ... 45

14. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) ... 50

15. Nama Karyawan di CV. Ganesha Mycosoft ... 56

16. Harga produk CV. Ganesha Mycosoft ... 58

17. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) CV. Ganesha Mycosoft ... 70

18. Matriks External Factor Evaluation (EFE) CV. Ganesha Mycosoft ... 76

19. Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2010-2016 ... 78

20. Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Barat tahun 2010-2016 ... 78

(15)

xv 21. Sumbangan Sektor Pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto

(PDRB) ... 79

22. Kondisi Geografi dan Iklim di Kabupaten Bandung Barat ... 81

23. Perusahaan Jamur Tiram di Jawa Barat ... 82

24. Matriks SWOT pada CV. Ganesha Mycosoft. ... 86

25. Prioritas Strategi CV. Ganesha Mycosoft ... 92

(16)

xvi DAFTAR GAMBAR

Nomor Halaman

1. Panen Jamur Tiram CV. Ganesha Mycosoft ... 6

2. Konsep Sistem dan Usaha Agribisnis ... 11

3. Model Manajemen Strategi Komprehensif ... 17

4. Model Lima Kekuatan Porter ... 27

5. Matriks Internal-Eksternal ... 29

6. Matriks SWOT ... 31

7. Alur Kerangka Pemikiran ... 37

8. Matriks Internal-Eksternal ... 47

9. Matriks SWOT ... 48

10. Peta Lokasi CV.Ganesha Mycosoft ... 53

11. Struktur Organisasi CV. Ganesha Mycososft ... 54

12. Pencampuran media ... 64

13. Pembuatan baglog ... 64

14. Sterilisasi ... 65

15. Pendinginan ... 65

16. Media jamur yang diinokulasi bibit ... 66

17. Inkubasi ... 67

18. Pertumbuhan tubuh buah... 67

19. Panen ... 68

20. Promosi pada CV. Ganesha Mycosoft ... 72

21. Matriks IE CV. Ganesha Mycosoft ... 83

(17)

xvii DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Halaman

1. Daftar Pertanyaan Wawancara ... 98

2. Daftar faktor- faktor internal dan eksternal CV. Ganesha Mycosoft ... 105

3. Kuesioner Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Utama ... 106

4. Hasil penentuan faktor utama internal dan eksternal ... 109

5. Kuesioner Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal Utama ... 111

6. Hasil Penilaian Bobot Faktor Internal dan Eksternal ... 114

7. Kuesioner Penetapan Rating Faktor Internal dan Eksternal ... 122

8. Hasil Penilaian Rating Faktor Internal dan Eksternal ... 125

9. Hasil Skor Faktor Internal dan Eksternal ... 126

10. Kuisioner Penentuan Strategi ... 128

11. Hasil Rata-Rata prioritas strategi ... 132

12. Hasil penilaian prioritas strategi... 139

13. Produk di CV. Ganesha Mycosft ... 141

14. Denah CV. Ganesha Mycosoft ... 143

(18)

1 BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hortikultura merupakan komoditas yang tidak akan pernah habis dan di perlukan oleh masyarakat sebagai bahan pangan untuk memenuhi kebutuhan.

Hortikultura dikelompokkan menjadi empat yaitu buah-buahan, sayuran, tanaman hias dan tanaman obat-obatan. Sayuran merupakan salah satu komoditas yang sangat banyak di Indonesia sehingga berpotensi untuk dikembangkan. Sayuran merupakan bahan pangan yang dikonsumsi dengan jumlah yang cukup tinggi.

Perkembangan produksi hortikultura di Indonesia tahun 2012-2016 disajikan pada Tabel 1.

Tabel 1. Produksi Hortikultura di Indonesia Tahun 2012-2016

No. Komoditas Produksi (Ton)

2012 2013 2014 2015 2016

1 Bawang Merah 964.195 1.010.773 1.233.984 1.229.184 1.446.680

2 Bawang Putih 17.638 15.766 16.893 20.295 21.150

3 Bawang Daun 596.805 579.973 584.624 512.486 537.921 4 Kentang 1.094.232 1.124.282 1.347.815 1.219.270 1.213.038 5 Kubis 1.450.037 1.480.625 1.435.833 1.443.232 1.513.315 6 Kembang Kol 135.837 151.288 136.508 118.388 142.844 7 Petsai/Sawi 594.911 635.728 602.468 600.188 601.198

8 Wortel 465.527 512.112 495.798 522.520 537.521

10 Kacang Merah 93.416 103.376 100.316 42.384 37.165 11 Kacang Panjang 455.615 450.859 450.709 395.514 388.056 12 Cabe Besar 954.360 1.012.879 1.074.602 1.045.182 1.045.587 13 Cabe Rawit 702.252 713.502 800.473 869.938 915.988

14 Paprika 8.615 5.698 7.031 5.655 5.254

15 Jamur 40.886 44.565 37.410 38.464 40.914

16 Tomat 893.504 992.780 915.987 877.792 883.233

17 Terung 518.827 545.646 557.040 514.320 509.727

18 Buncis 322.145 327.378 318.214 291.314 275.509

19 Ketimun 511.525 491.636 477.976 447.677 430.201

20 Labu Siam 428.061 387.617 357.552 431.2013 603.314

21 Kangkung 320.144 308.477 319.607 305.071 297.112

22 Bayam 155.118 140.980 134.159 150.085 160.247

Sumber : Kementerian Pertania (2017)

(19)

2 Berdasarkan Tabel 1 menunjukan jumlah produksi jamur dari tahun 2012- 2016, produksi jamur mengalami fluktuasi. Jumlah produksi jamur setiap tahunnya meningkat, namun produksi jamur dari tahun 2013-2014 menurun.

Jamur sebagai salah satu komoditi sayuran yang dikenal oleh masyarakat merupakan bahan makanan nabati yang memiliki nilai gizi tinggi dan khasiat obat (Aditya dan Saraswati, 2011:6). Perkembangan konsumsi jamur dan nilai di Indonesia dapat disajikan pada Tabel 2.

Tabel 2. Perkembangan Konsumsi Jamur dan Nilai Masyarakat Indonesia Tahun 2010-2014

No Tahun Kuantitas (Ons) Nilai (Rp)

1 2010 0.417 1.095,00

2 2011 0.574 1.668,57

3 2012 0.574 1.512,14

4 2013 0.574 1.616,43

5 2014 0.886 1.981,43

Sumber: Badan Pusat Statistik (2018)

Berdasarkan Tabel 2 menunjukan bahwa konsumsi jamur dari tahun 2010- 2011 dan 2013-2014 mengalami peningkatan, sedangkan dari tahun 2011-2013 mengalami stagnan. Dengan meningkatnya konsumsi jamur di Indonesia, menunjukan bahwa permintaan jamur untuk memenuhi kebutuhan masyarakat mengalami peningkatan

Salah satu jamur konsumsi yang disukai masyarakat adalah jamur tiram.

Jamur tiram merupakan salah satu jenis jamur yang dikenal masyarakat luas.

Jamur tiram sering dikonsumsi masyarakat karena memiliki tekstur daging yang lembut dan digemari karena dapat diolah menjadi berbagai masakan dan camilan yang menyehatkan (Sumarsih, 2015:8). Kandungan gizi jamur tiram lebih lengkap dibandingkan nutrisi komoditas sayuran yang lain disajikan pada Tabel 3.

(20)

3 Tabel 3. Perbandingan Kandungan Gizi Jamur dengan Bahan Makanan Lain

Bahan Makanan Protein (%) Lemak (%) Karbohidrat (%)

Jamur Merang 1.8 0.3 4.0

Jamur Tiram 27.6 1.6 58.0

Jamur Kuping 8.4 0.5 82.8

Bayam - 2.2 1.7

Kentang 2.0 - 20.9

Kubis 1.5 0.1 4.2

Daging Sapi 21.0 5.5 0.5

Sumber: Martawijaya dan Nurjayadi (2010)

Berdasarkan Tabel 3 dapat diketahui bahwa jamur tiram memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang lebih tinggi jika dibandingkan dengan komoditas sayuran lain seperti kentang dan kubis. Jamur tiram memiliki kandungan karbohidrat dan protein yang tinggi. Hal ini menunjukan bahwa jamur tiram dapat menggantikan bahan makanan lainnya, sehingga berpeluang untuk dikembangkan. Menurut Achmad, Tias dan Chotimatul (2011:23) permintaan konsumen terhadap komoditas jamur yang cukup besar membuat peluang bisnis jamur masih terbuka lebar. Bisnis jamur dapat dilakukan pada semua lini mulai dari bisnis pengadaan bahan baku, penanaman jamur, sampai bisnis pemasaran jamur olahan (segar dan kering). Bisnis jamur saat ini kedepannya masih merupakan bisnis yang memiliki prospek sangat bagus. Saat ini, jamur hanya dihasilkan di beberapa kota di Indonesia dan sebagian besar berada di Pulau Jawa.

Produksi jamur berdasarkan wilayah di Indonesia disajikan pada Tabel 4.

Tabel 4. Produksi Jamur Berdasarkan Wilayah di Indonesia Tahun 2012-2016

Provinsi Produksi (Kg)

2012 2013 2014 2015 2016

Jawa Barat 31.835.222 32.683.883 23.188.908 18.139.833 25.194.471 Jawa Timur 3.428.350 6.336.838 10.873.382 7.909.278 6.723.890 Jawa Tengah 1.918.838 2.469.706 4.533.292 4.104.781 2.366.645 Yogyakarta 513.156 1.636.509 1.349.305 1.431.573 1.396.296

Sumber : Badan Pusat Statistik (2018)

(21)

4 Berdasarkan Tabel 4 provinsi penghasil jamur terbesar di Indonesia adalah Jawa Barat. Jawa Barat merupakan daerah yang potensial untuk ditanami jamur.

Produksi jamur di provinsi Jawa Barat mengalami fluktuasi. Berikut produksi jamur di Jawa Barat disajikan pada Tabel 5.

Tabel 5. Produksi Jamur di Jawa Barat Tahun 2013-2016

Kabupaten

Produksi (Kg)

2013 2014 2015 2016

Kab. Karawang 16.619.054 9.098.904 5.242.394 8.061.555 Kab. Bandung Barat 7.282.585 7.183.141 4.248.600 7.094.810 Kab. Bogor 3.769.320 3.209.852 2.492.926 2.577.382

Sumber : Badan Pusat Statistik (2018)

Berdasarkkan Tabel 5 Kabupaten Karawang dan Kabupaten Bandung Barat merupakan penghasil jamur terbesar di Jawa Barat, kemudian disusul oleh Kabupaten Bogor sebagai penghasil terbesar ketiga di Jawa Barat. Produksi jamur ketiga kabupaten mengalami penurunan jumlah produksi dari tahun 2013-2015 dan mengalami kenaikan jumlah produksi pada tahun 2016.

Sentra produksi jamur tiram di Jawa Barat salah satunya berada di Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Kabupaten Bandung Barat menjadi salah satu kabupaten yang memproduksi jamur terbesar di Jawa Barat karena memiliki kondisi geografis yang cocok untuk budidaya jamur konsumsi.

CV. Ganesha Mycosoft merupakan perusahaan yang bergerak di bidang agribisnis dan kuliner jamur meliputi usaha dari hulu hingga hilir, mulai dari bibit jamur, produksi/budidaya jamur, dan produk olahan jamur tiram.

(22)

5 1.2 Rumusan Masalah

Budidaya jamur tiram di Bandung Barat banyak dikembangkan oleh petani dan perusahaan jamur tiram, namun permintaan jamur tiram setiap harinya mengalami peningkatan. Dilihat dari prospek pasar dan kemudahan dalam membudidayakannya, jamur tiram layak untuk dikembangkan dikarenakan daya serap pasar tinggi dan terus meningkat, permintaan jamur relatif stabil, bahan baku (media tumbuh) mudah diperoleh dan murah, proses pemeliharaan tergolong mudah, tidak memerlukan lahan yang luas, budidaya jamur tidak mengenal musim sehingga dapat menghasilkan keuntungan sepanjang tahun, jamur merupakan pangan alternatif yang lezat, sehat dan bernilai gizi tinggi (Aditya dan Saraswati, 2011:7). Hal ini merupakan peluang bagi CV. Ganesha Mycosoft untuk melakukan pengembangan usaha jamur tiram.

CV. Ganesha Mycosoft berada di Jl.Ciloa, Desa Pasirhalang, Kecamatan Cisarua, Kabupaten Bandung Barat. Hasil panen jamur tiram segar di distribusikan kepada pengepul dan diolah untuk kuliner jamur. Konsumen dari jamur tiram segar pada CV. Ganesha Mycosoft terdiri atas dua pengepul yang di distribusikan ke pasar yang berada di kota bandung dan kota cimahi seperti pasar induk caringin, pasar antri, pasar atas, pasar andir serta pasar ciroyom. CV.

Ganesha Mycosoft juga memproduksi, bibit jamur tiram, baglog produksi, produk olahan.

CV. Ganesha Mycosoft berdiri sejak 13 tahun lalu yang diketuai oleh Bapak Rial Aditya, karyawan CV. Ganesha Mycosoft terdiri atas 12 karyawan dengan keahliannya. Manajemen perusahaan yang kurang tersusun dengan baik

(23)

6 menjadi salah satu faktor yang mengakibatkan kondisi perusahaan kurang stabil.

Perusahaan ini banyak terjadi rangkap jabatan. Keseluruhan kondisi perusahaan dipegang oleh pemilik. Pengelola perusahaan sendiri merangkap untuk mengelola kondisi keuangan, laboraturium dan administrasi. Kondisi tersebut menyebabkan perusahaan kurang mampu untuk mengkoordinasi perkembangan perusahaan.

Panen jamur tiram yang kurang optimal untuk memenuhi permintaan pasar yang semakin meningkat. Berikut Panen Jamur Tiram disajikan pada Gambar 1.

Gambar 1. Panen Jamur Tiram CV. Ganesha Mycosoft

Sumber: CV. Ganesha Mycosoft (2018)

Berdasarkan Gambar 1 bahwa hasil panen jamur tiram bulan Maret 2017 sampai Februari 2018 mengalami fluktuasi. Panen jamur tiram tertinggi pada bulan Mei 2017 dan terendah pada bulan Maret 2017. Panen jamur tiram yang selalu terserap oleh pasar di Jawa Barat, karena selalu habis terjual setiap harinya.

Penurunan panen yang terjadi menurut pemilik dikarenakan proses sterilisasi

(24)

7 dikarenakan suhu yang tidak sesuai, kadar air terlalu tinggi dan ruangan inkubasi yang kurang steril .

CV. Ganesha Mycosoft menyediakan bibit jamur, baglog dan kuliner jamur . Kuliner jamur di produksi jika ada pemesanan. Hal ini menunjukan potensi pasar dari CV. Ganesha Mycosoft sangat besar, adanya peluang untuk melakukan pengembangan usaha jamur tiram selain jamur tiram segar. Kabupaten Bandung Barat terutama kecamatan Cisarua merupakan sentra jamur tiram yang menyebabkan bahwa CV. Ganesha Mycosoft memiliki pesaing dengan petani jamur dan perusahaan jamur lainnya.

Sistem manajemen perusahaan yang masih lemah, panen jamur tiram yang mengalami fluktuasi, kuliner jamur tiram yang tidak berkala, adanya pesaing merupakan beberapa kendala yang dihadapi CV. Ganesha Mycosoft.

Permasalahan tersebut diharapkan dapat menemukan solusi yang tepat untuk mengatasinya agar perusahaan mampu untuk bertahan untuk menghadapi persaingan yang semakin kompetitif. Hal ini menyebabkan CV. Ganesha Mycosoft perlu membuat suatu perencanaan strategi jangka panjang yang jelas dan menyeluruh guna mempertahankan dan mengembangkan skala usahanya.

Perumusan strategi dilakukan dengan merumuskan plihan-pilihan strategi sehingga menghasilkan alternatif yang mungkin diterapkan pada usaha jamur di CV. Ganesha Mycosoft. Dari alternatif tersebut dapat diurutkan prioritas strategi yang disarankan untuk diterapkan pada perusahaan CV. Ganesha Mycosoft.

Berdasarkan uraian diatas rumusan masalah dalam penelitian sebagai berikut.

(25)

8 1. Apa faktor-faktor internal eksternal seperti kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman yang mempengaruhi pengembangan usaha CV. Ganesha Mycosoft?

2. Apa strategi alternatif pengembangan yang tepat pada CV. Ganesha Mycosoft?

3. Apa strategi prioritas yang dapat diterapkan dalam CV. Ganesha Mycosoft?

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang perumusan masalah di atas, maka tujuan dari penelitian ini adalah:

1. Mengidentifikasi faktor-faktor lingkungan internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman bagi pengembangan usaha jamur di CV. Ganesha Mycosoft.

2. Merumuskan strategi alternatif pengembangan yang tepat bagi usaha jamur di CV. Ganesha Mycosoft.

3. Menentukan strategi prioritas dalam pengembangan usaha jamur tiram CV.

Ganesha Mycosoft.

1.4 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat sebagai berikut.

1. Bagi penulis, penelitian ini dapat dijadikan sebagai wadah dalam mengaplikasikan ilmu yang telah diperoleh penulis selama menempuh pendidikan di Program Studi Agribisnis.

(26)

9 2. Bagi perusahaan, penelitian ini dapat menjadi bahan referensi dalam melakukan pengembangan usaha khususnya saat pengambilan keputusan strategis.

3. Bagi pembaca, diharapkan penelitian ini dapat menjadi tambahan informasi dan referensi dalam penyususnan penelitian selanjutnya atau penelitian yang sejenis dan sumber informasi bagi yang ingin melakukan usaha jamur tiram.

1.5 Ruang Lingkup Penelitian

Berdasarkan perumusan masalah dan tujuan penelitian ini maka penelitian ini di fokuskan pada jamur tiram di CV. Ganesha Mycosoft. Penelitian ini menggunakan alat analisis matriks IFE (Internal Factor Evaluation) dan EFE (External Factor Evaluation) untuk mengetahui faktor internal dan faktor eksternal perusahaan yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang, dan ancaman utama. Matriks IE (Internal External) dan matriks SWOT (Strength, Weakness, Opportunity, and Threat) untuk mengetahui alternatif strategi yang digunakan untuk pengembangan usaha. Matriks QSP (Quantitative Strategic Planning) untuk mengetahui prioritas strategi. Penelitian ini hanya sampai pada tahap perumusan dari manajemen strategi, sedangkan untuk tahap implementasi dan evaluasi strategi menjadi wewenang manajemen CV. Ganesha Mycosoft.

(27)

10 BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Agribisnis

Menurut Wastra (2015:8), istilah “agribusiness” berasal dari bahasa inggris (agribusiness) yang berasal dari agriculture (pertanian) dan business (bisnis).

Agribisnis adalah keseluruhan dari serangkaian operasi yang terlibat dalam produksi dan distribusi masukan pertanian, operasi produksi di lahan pertanian, penyimpanan, pengolahan dan distribusi komoditas pertanian lainnya. Menurut Arsyad dkk (1985) dalam Soekartawi (2003:2) agribisnis adalah satu kegiatan usaha yang meliputi satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian. Agribisnis diartikan sebagai kegiatan pertanian yang menghasilkan, menyediakan prasarana dan sarana input bagi pertanian dan kegiatan usaha yang menggunakan hasil pertanian sebagai input. Agribisnis sebagai suatu sistem yang terpadu dan berkesinambungan dari hulu hingga hilir.

Menurut Suparta (2005:22) konsep sistem agribisnis yaitu keseluruhan aktivitas bisnis dibidang pertanian yang saling terkait dan saling tergantung satu sama lain, mulai dari subsistesm pengadaan dan penyaluran sarana produksi, subsistem usahatani, subsistem pengolahan dan penyimpanan hasil (agroindustri), subsistem pemasaran dan subsistem jasa penunjang, seperti pada Gambar 2.

Hubungan antara satu subsistem dengan subsistem yang lain sangat erat dan saling tergantung sehingga gangguan pada satu subsistem dapat menyebabkan terganggunya keseluruhan subsistem.

(28)

11 Gambar 2. Konsep Sistem dan Usaha Agribisnis

Sumber: Suparta (2005)

Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi berfungsi untuk menghasilkan dan menyediakan sarana produksi pertanian terbaik agar mampu menghasilkan produk usaha tani yang berkualitas (Suparta, 2005:24). Subsistem pengadaan dan penyaluran sarana produksi juga sering disebut sebagai agribisnis hulu (upstream agribusiness) diartikan sebagai kegiatan yang menginovasi, memproduksi dan mendistribusikan sarana produksi pertanian, baik industri alat mesin pertanian, pupuk, benih serta obat pengendalian hama dan penyakit (Saragih, 2001:18). Subsistem pasca panen dan pengolahan lanjutan dapat berfungsi untuk mengadakan pengolahan lanjut baik tingkat primer, sekunder dan tersier untuk mengurangi susut nilai atau meningkatkan mutu produk agar dapat memenuhi kebutuhan dan selera konsumen, serta berfungsi memperlancar pemasaran hasil melalui perencanaan sistem pemasaran yang baik (Suparta,

Subsistem perusahaan produksi usahatani:

a. Pangan b. Hortikultura c. Ternak Subsistem

perusahaan pengadaan dan

penyaluran sarana produksi : a. Bibit b. Pupuk c. Pakan d. Obat-obatan e. Alat dan mesin

Subsistem perusahaan pengolahan hasil

(Agroindustri):

a. Penanganan pasca panen b. Pengolahan lanjutan

Subsistem perusahaan pemasaran hasil:

a. Perdagangan domestik b. Perdagangan ekspor

Subsistem jasa penunjang:

Pengaturan, penelitian, penyuluhan, informasi, kredit modal, transportasi, asuransi agribisnis dan pasar.

(29)

12 2005). Menurut Saragih (2001:19) mengemukakan agribisnis hilir (downstream agribusiness) merupakan aktivitas penanganan pasca panen dan pengolahan berbagai hasil usahatani menjadi berbagai produk olahan dan produk turunan (agroindustri).

Subsistem pemasaran mencakup hasil-hasil usahatani dan agroindustri baik untuk pasar domestik maupun ekspor. Kegiatan utama subsistem ini adalah pemantauan dan pengembangan informasi pasar domestik maupun luar negeri.

Subsistem jasa penunjang yang meliputi, penyuluhan, penelitian, informasi agribisnis, pengaturan, kredit modal dan transportasi secara aktif maupun pasif berfungsi untuk menyediakan layanan bagi kebutuhan pelaku sistem agribisnis untuk melancarkan aktifitas perusahaan dan sistem agribisnis (Suparta, 2005:24).

2.1.1 Agribisnis Jamur Tiram

Menurut Andoko dan Parjimo (2007:1) jamur merupakan tanaman yang tidak memiliki klorofil sehingga tidak bisa melakukan proses fotosintesis untuk menghasilkan makanan sendiri. Jamur hidup dengan cara mengambil zat-zat makanan seperti selulosa, glukosa, lignin, protein dan senyawa pati dari organisme lain. Jamur digolongkan sebagai tanaman heterotrofik, yaitu tanaman yang kehidupannya tergantung pada organisme lain. Jamur yang biasa dikonsumsi dari ribuan jenis jamur, ada lima jenis yang memiliki nilai ekonomi untuk dibudidayakan yaitu jamur kuping, jamur tiram, jamur merang, jamur champignon dan jamur shitake. Jamur kuping, jamur tiram, dan jamur merang yang cocok dibudidayakan di Indonesia, baik dari segi lingkungan tumbuh maupun nilai ekonominya. Jamur konsumsi kini sudah banyak dimanfaatkan oleh masyarakat

(30)

13 Indonesia. Jamur merupakan sumber bahan pangan nabati yang cukup potensial.

Salah satu jamur konsumsi adalah jamur tiram. Jamur tiram (Pleurotus sp.) berbentuk bulat, lonjong dan melengkung menyerupai cangkang tiram.

Permukaan tudung jamur tiram licin agak berminyak dan tepinya bergelombang diameter mencapai 3-15 cm. Jenis jamur tiram yang banyak dibudidayakan antara lain sebagai berikut.

a. Jamur tiram putih (Pleurotus Ostreatus)

b. Jamur tiram merah muda (Pleurotus Flatellatus) c. Jamur tiram cokelat (Pleurotus Cycstidiosus)

d. Jamur tiram kuning terang (Pleurotus Citrinopelatus) e. Jamur tiram abu-abu (Pleurotus sajor caju)

f. Jamur tiram hitam (Pleurotus Sapidus)

Menurut Aditya dan Saraswati (2011:18) jamur tiram yang tumbuh di daerah dingin biasanya memiliki ciri tudung tebal dan lebar jika dibandingkan dengan jamur tiram yang tumbuh pada suhu lebih panas. Budidaya jamur tiram dapat tumbuh optimal didataran yang letaknya antara 400-800 meter di atas permukaan laut (dpl). Suhu optimal yang diperlukan untuk pertumbuhan vegetatif/miselium yaitu sekitar 22o-28o C, untuk pertumbuhan buah diperlukan suhu yang lebih rendah yaitu 20o-26o C. Syarat tumbuh lainnya yaitu kelembapan yang tinggi. Pada pembentukan miselium diperlukan kelembapan relatif 70-80%.

Saat pembentukan tubuh buah diperlukan kelembapan sekitar 80-90% dengan pH yang ideal untuk pertumbuhan miselium dan tubuh buah yaitu antara 5-7. Jamur tiram cukup toleran terhadap kelembapan 60-70%. Kelembapan di bawah 60%

(31)

14 akan menyebabkan miselium jamur sulit menyerap sari makanan sehingga jamur tumbuh kurus atau tidak tumbuh sama sekali. Teknik budidaya jamur tiram termasuk yang paling mudah di antara jamur konsumsi lainnya. Hal ini karena masa inkubasinya relatif pendek, masa panen cepat dan pasar sudah jelas. Jamur tiram biasanya dipelihara dengan media tanam serbuk gergaji steril yang dikemas dalam kantong plastik sehingga lebih praktis dana aman.

2.1.2 Manfaat Jamur Tiram

Menurut Aditya dan Saraswati (2011:18) jamur tiram mengandung nilai gizi yang tinggi. Jamur tiram mengandung kadar protein sebesar 10-30%. Dalam medis jamur tiram digunakan untuk mengatasi beragam penyakit. Menurut Hendritomo (2010:4) jamur tiram memberikan banyak manfaat bagi kesehatan tubuh. Bahkan diantaranya dapat digunakan untuk mengobati berbagai penyakit.

Manfaat tersebut antara lain:

a. Meningkatkan eritrosit

Jamur tiram mengandung sejumlah bahan penting berupa zat besi dan niasin yang berguna dalama pembentukkan sel-sel darah merah, antara lain bagi hemoglobin.

b. Mencegah kencing manis

Kandungan serat dalam jamur dapat berpengaruh positif terhadap pencegahan penyakit kencing manis. Dengan peningkatan konsumsi serat, diharapkan membentu perbaikan sensitifitas jaringan ujung saraf terhadap insulin, sehingga bisa mengurangi kebutuhan tubuh akan insulin. Dengan demikian, akan

(32)

15 membantu tercapainya efek pengaturan kadar gula darah pada pengidap diabetes mellitus.

c. Menurunkan kolesterol

Meningkatnya kolesterol atau yang biasa disebut sebagai kolesterol jahat adalah salah satu unsur penyebab pengerasan pembuluh darah. Dengan mengonsumsi serat berkadar tinggi, akan sangat berarti dalam mengeluarkan kolesterol dan menurunkan tingkat kepekatan lemak dalam darah. Serat dalam jamur juga sangat bermanfaat dalam mencegah terserapnya lemak dari makanan yang telah dikonsumsi.

d. Mengobati kanker

Menurut penuturan Dr. Ir. Kusno MSc seorang staf peneliti pada Biotrop, Institut Pertanian Bogor, mengatakan bahwa jamur tiram putih mengandung senyawa polisakarida lentinan yang dapat menekan pertumbuhan sel-sel kanker, khususnya kanker kolon.

2.2 Pengembangan Usaha

Pengembangan Usaha adalah kegiatan atau aktivitas agar diperoleh hasil lebih baik. Menurut Anoraga (2007:66) pengembangan suatu usaha adalah tanggung jawab dari setiap pengusaha atau wirausaha yang membutuhkan pandangan ke depan, motivasi dan kreativitas. Pengembangan usaha membutuhkan untuk mempertahankan dan memperluaskan usaha tersebut agar dapat berjalan dengan baik. Pengembangan usaha dibutuhkan dukungan dari berbagai aspek seperti produksi dan pengolahan, pemasaran , SDM, keuangan, dan lain-lain.

(33)

16 2.3 Strategi

Strategi merupakan proses penentuan rencana pemimpin puncak berfokus pada tujuan jangka panjang organisasi disertasi penyusunan cara atau upaya bagaimana agar tujuan dapat di capai (Sedarmayanti, 2014:2). Menurut David (2008:1) strategi adalah alat untuk mencapai tujuan jangka panjang. Strategi merupakan tindakan potensial yang membutuhkan keputusan manajemen tingkat atas dan sumber daya perusahaan dalam jangka panjang dan berorientasi ke masa depan.

2.3.1 Manajemen Strategi

Menurut David (2008:5) manajemen strategi merupakan seni dan pengetahuan merumuskan, mengimplemetasikan, serta mengevaluasi keputusan- keputusan lintas fungsional yang memungkinkan sebuah organisasi mencapai tujuannya. Berfokus pada usaha untuk mengintegrasikan, manajemen, pemasaran, keuangan/akuntansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, serta informasi komputer untuk mecapai keberhasilan organisasi. Menurut Sedarmayanti (2014:3) manajemen strategi merupakan suatu rangkaian aktivitas terhadap pegambilan keputusan yang bersifat mendasar dan komperehensif, disertai penetapan cara aplikasinya yang dibuat pimpinan dan dilaksanakan seluruh pihak terlibat di suatu perusahaan dalam mencapai tujuan yang diharapkan. Manajemen strategi suatu sistem yang digunakan sebagai satu kesatuan dalam memiliki beragam komponen saling berkaitan dan mempengaruhi antara satu dan lainnya serta bergerak secara serentak menuju arah yang sama.

(34)

17 2.3.2 Model Manajemen Strategi

Menurut David (2008:18), cara belajar dan mengaplikasikan proses manajemen strategis adalah dengan menggunakan suatu model. Model tersebut digunakan untuk memformulasi, mengimplementasi dan mengevaluasi strategi.

Model manajemen strategis dapat dilihat pada Gambar 3.

Gambar 3. Model Manajemen Strategi Komprehensif

Sumber: David (2008)

2.3.3 Manfaat Manajemen Strategi

Manurut David (2008:20) manfaat utama manajemen strategi telah membantu organisasi dalam merencanakan kegiatannya dengan lebih baik melalui pendekatan yang lebih sistematik, logis dan rasional. Dalam manajemen strategi, komunikasi adalah hal yang penting. Komunikasi yang baik, pemahaman dapat terwujud dan mempengaruhi komitmen setiap elemen perusahaan kearah

Mengem- bangkan pernyataan visi dan misi

Mengu-kur dan meng-

evaluasi kinerja Menetap-

kan tujuan- tujuan jangka panjang

Merumuskan , meng- evaluasi dan

memilih strategi Menjalank-

an audit Eksternal

Menjalankan audit Internal

Perumusan strategi

Penerapan strategi

Evaluasi strategi Implemen-

tasi strategi

(35)

18 peningkatan. Secara garis besar, manfaat manajemen strategi dapat dibedakan menjadi manfaat finansial dan manfaat non finansial. Manfaat finansial menunjukkan perubahan kearah perbaikan signifikan dari penjualan, profitabilitas dan produktivitas dibandingkan perusahaan tanpa perencanaan sistematis.

Manfaat nonfinansial diantaranya adalah meningkatnya kesadaran atas ancaman eksternal, pemahaman yang lebih baik atas strategi pesaing, meningkatnya produktivitas karyawan, mengurangi keengganan untuk berubah dan pengertian yang lebih baik atas hubungan kinerja dan penghargaan.

2.3.4 Jenis Strategi

Menurut David (2008:228) terdapat beberapa strategi alternatif yang dapat dijalankan perusahaan disajikan pada Tabel 6 .

Tabel 6. Jenis Strategi Alternatif

Strategi Definisi

Strategi Integrasi

Integrasi ke Depan Memperoleh kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas distributor atau pengecer

Integrasi ke Belakang Mencari kepemilikan atau meningkatkan kontrol atas pemasok perusahaan

Integrasi horizontal Mencari kepemilikan atau meningkatkan atas pesaing Strategi Intensif

Penetrasi Pasar Meningkatkan pangsa pasar untuk produk saat ini di pasar melalui pemasaran yang besar

Pengembangan Pasar Memperkenalkan produk saat ini ke area geografis yang baru

Pengembangan Produk Meningkatkan penjualan melalui peraikan produk saat ini atau mengembangkan produk baru

Strategi Diversifikasi Diversifikasi

Konsentrik

Menambahkan produk baru yang masih berkaitan dengan produk lama

Diversifikasi Horizontal

Menambahkan produk baru yang tidak berkaitan, kepada pelanggan saat ini

Diversifikasi Konglomerat

Menambahkan produk baru yang tidak berkaitan dengan produk lama

(36)

19 Strategi Defensif

Retrenchment Mengelompokan ulang melalui pengurangan biaya dan asset terhadap penurunan penjualan dan laba

Divestasi Menjual satu divisi atau bagian perusahaan

Likuidasi Menjual seluruh asset perusahaan, sepotong-sepotong, untuk nilai riilnya

Sumber : David (2008:227)

2.4 Perumusan Strategi

Menurut David (2008:67) perumusan strategi mencakup pengembangan visi, misi, identifikasi peluang dan ancaman eksternal suatu organisasi, kesadaran akan kekuatan dan kelemahan internal, penetapan tujuan jangka panjang, pencarian strategi alternatif dan pemilihan strategi untuk mencapai tujuan. Pada tahap perumusan strategi, perusahaan dapat menggunakan proses manajemen strategi yang terdiri sebagai berikut.

2.4.1 Visi, Misi dan Tujuan Perusahaan

Menurut Hubies dan Najieb (2014:65) visi merupakan mimpi atau keinginan masa depan yang ingin diwujudkan organisasi. Visi sebagai pernyataan umum perusahaan yang ditujukan untuk memberikan arahan yang dapat membangkitkan emosional anggota-anggota organisasi. Visi perusahaan yang jelas akan memberikan dasar untuk mengembangkan pernyataan misi yang komprehensif. Misi merupakan pernyataan yang memberikan jawaban atas pertanyaan mengenai alasan dasar keberadaan organisasi atau penjelasann lebih jauh dan operasional dari visi organisasi atau pernyataan yang komprehensif mengenai visi akan diwujudkan. Suatu organisasi memiliki cita-cita dan tujuan akhir yang ingin dicapai jangka panjang disebut dengan visi, untuk mencapai

(37)

20 mewujudkan visi tersebut organisasi merumuskan upaya yang akan dilakukan disebut dengan misi. Tujuan sebagai hasil yang spesifik yang ingin dicapai suatu organisasi untuk menjalankan misi dasarnya. Menurut David (2008:15) tujuan dalam organisasi sangat penting untuk keberhasilan organisasi, untuk menentukan tujuan, membantu evaluasi, menciptakan sinergi, menunjukan prioritas, menekankan koordinasi dan memberi dasar untuk aktivitas perencanaan yang efektif, pengorganisasian, alat motivasi dan pengendalian.

2.4.2 Analisis Lingkungan Perusahaan

Menurut Hubeis dan Najib (2014:29) analisis merupakan penelusuran kondisi internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan sampai pada pangkalnya sehingga perusahaan mewaspadai dan memahami implikasi-implikasi perubahan untuk kemudian dapat bersaing secara lebih efektif.

2.4.2.1 Analisis Lingkungan Internal Perusahaan

Menurut Hubeis dan Najib (2014:45) lingkungan internal adalah lingkungan organisasi yang berada dalam organisasi dan secara normal memliki implikasi langsung dan khusus pada perusahaan. Analisis lingkungan internal merupakan analisis yang bertujuan untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan yang dimiliki oleh perusahaan.

a. Faktor manajemen

Menurut David (2008:171) faktor manajemen yaitu menganalisis kemampuan manajemen suatu perusahaan. Fungsi manajemen terdiri atas lima aktivitas dasar perencanaan, pengorganisasian, pemberian motivasi, pengelolaan staf dan pengendalian. Perencanaan adalah aktivitas yang merupakan persiapan

(38)

21 masa depan. Pengorganisasian adalah seluruh aktivitas yang menghasilkan struktur pekerja dan hubungan otoritas. Pemberian motivasi terkait dengan pembentukan perilaku sumberdaya manusia, sedangkan aktivitas pengendalian diarahkan agar seluruh aktivitas berjalan sesuai dengan rencana dan mendapatkan hasil yang diharapkan. Faktor sumberdaya manusia merupakan sumberdaya manusia yang penting dalam perusahaan. Kualitas sumberdaya manusia dalam organisasi akan menentukan keberhasilan dalam organisasi tersebut.

b. Faktor pemasaran

Menurut David (2008:179) pemasaran dapat digambarkan sebagai proses mengidentifikasi, mengantisipasi, menciptakan, serta memenuhi kebutuhan dan keinginan pelanggan atas barang dan jasa. Analisis pemasaran yaitu menganalisis kekuatan dan kelemahan dari kegiatan pemasaran. Kegiatan tersebut terdiri dari analisis pelanggan, penjualan produk atau jasa, perencanaan produk atas jasa, penetapan harga, distribusi, riset pemasaran dan analisis peluang.

c. Faktor produksi dan operasi

Menurut David (2008:191) analisis faktor produksi dan operasi yaitu menganalisis kekuatan dan kelemahan dari kegiatan produksi atau operasi. Fungsi produksi atau operasi dari suatu bisnis terdiri atas semua aktivitas yang mengubah input menjadi barang dan jasa. Manajemen produksi atau operasi berhubungan dengan input transformasi dan output yang bervariasi antar industri dan pasar.

d. Faktor keuangan

Menurut David (2008:185) kondisi keuangan sering kali dianggap sebagai satu ukuran terbaik untuk posisi kompetitif dan daya tarik keseluruhan suatu

(39)

22 perusahaan yang digunakan untuk menentukan kekuatan dan kelemahan perusahaan terkait area investasi, pendanaan dan deviden. Beberapa hal yang dikaji dalam aspek keuangan yaitu mengenai bagaimana analisis keuangan perusahaan, kemampuan perusahaan menghasilkan modal jangka pendek dan jangka panjang, kecukupan modal, kebijakan pembayaran deviden, serta hubungan dengan investor dan pemegang saham.

e. Faktor penelitian dan pengembangan

Menurut David (2008:200) banyak perusahaan yang tidak memiliki divisi litbang tetapi banyak pula perusahaan yang bergantung pada aktivitas litbang yang berhasil untuk tetap bertahan. Perusahaan yang menjalankan strategi pengembangan produk perlu memiliki orientasi litbang yang kuat. Manajemen fungsi litbang yang efektif membutuhkan kemitraan yang strategis dan operasional antara fungsi litbang dengan fungsi-fungsi bisnis penting lainnya.

f. Sistem informasi manajemen

Menurut David (2008:202) informasi menghubungkan semua fungsi bisnis dan menyediakan landasan bagi semua keputusan manajerial. Informasi menunjukan sumber utama dari kekuatan dan kelemahan kompetitif manajemen.

Kegunaan sistem informasi manajemen adalah untuk memperbaiki kinerja suatu perusahaan dengan memperbaiki kualitas keputusan manajerial. Sistem informasi yang efektif dengan demikian mengumpulkan, memberi simbol/kode, menyimpan, mensintesis dan menyajikan informasi dalam bentuk yang dapat menjawab berbagai pertanyaan operasi dan strategi. Jantung dari sistem

(40)

23 manajemen adalah database yang berisi berbagai catatan dan data penting dari manajer.

2.4.2.2 Analisis Lingkungan Eksternal Perusahaan

Analisis lingkungan eksternal merupakan faktor di luar kendali yang mampu mempengaruhi pilihan perusahaan mengenai arah dan tindakan, akhirnya mempengaruhi struktur organisasi dan proses internalnya. Analisis lingkungan eksternal meliputi analisis lingkungan umum perusahaan dan analisis lingkungan industri perusahaan.

Menurut Hubeis dan Najib (2014:34) lingkungan umum adalah lingkungan dalam lingkungan eksternal organisasi yang menyusun faktor-faktor yang memiliki ruang lingkup luas yang pada dasarnya berada di luar dan terlepas dari operasi perusahaan.

a. Aspek ekonomi

Menurut Hubies dan Najieb (2014:35) keadaan ekonomi suatu negara akan memengaruhi kinerja perusahaan dan industri. Faktor ekonomi mengacu pada sifat, cara dan arah perekonomian tempat perusahaan akan atau sedang berkompetisi. Menurut David (2008:108) aspek ekonomi terdiri dari faktor-faktor yang mempengaruhi daya beli dan pola membeli konsumen. Faktor-faktor yang dimaksud adalah tahapan siklus bisnis yang terjadi, gejala deflasi dan inflasi, kebijakan keuangan, suku bunga, dan devaluasi atau revaluasi dalam hubungannya dengan uang asing, kebijakan fiskal serta neraca perdagangan, surplus atau defisit dalam hubungannya dengan perdagangan luar negeri.

(41)

24 b. Aspek politik dan hukum

Menurut Hubeis dan Najib (2014:35) arah dan stabilitas faktor politik dan hukum merupaka pertimbangan utama bagi manajer dalam merumuskan strategi perusahaan. Kendala-kendala politik diberlakukan terhadap perusahaan melalui keputusan perdagangan yang wajar, program perpajakan, penentuan upah minimum, kebijakan polusi dan harga, serta berbagai tindakan lain yang bertujuan untuk meindungi karyawan, konsumen, masyarakat umum dan lingkungan.

Tindakan politik dan hukum bertujuan untuk memeberikan manfaat dan perlindungan perusahaan. Tindakan tersebut, diantaranya hak paten, subsidi pemerintah.

c. Aspek Teknologi

Menurut Hubies dan Najieb (2014:36) faktor teknologi dalam lingkungan umum merefleksikan kesempatan dan ancaman bagi perusahaan. Kemajuan teknologi secara dramatis telah mengubah produk, jasa, pasar, pemasok, distributor, pesaing, pelanggan, proses manufaktur, praktik-praktik pemasaran dan posisi persaingan. Perubahan teknologi dapat mengurangi atau menghilangkan perbedaan biaya antar perusahaan, menciptakan proses produksi yang lebih singkat, menciptakan kelangkaan pada tenaga teknikal serta mampu mengubah nilai-nilai dan harapan para stakeholders.

d. Aspek sosial, budaya, demografi dan lingkungan

Menurut David (2008:112) perubahan sosial budaya, demografi dan lingkungan memiliki pengaruh besar terhadap hampir semua produk jasa, pasar dan pelanggan. Organisasi kecil, besar, berorientasi laba dan nirlaba dalam semua

(42)

25 industri telah dikejutkan dan ditantang oleh peluang dan ancaman yang berasal dari perubahan variabel sosial, budaya, demografi dan lingkungan. Menurut Hubies dan Najieb (2014:35) faktor-faktor sosial yang mempengaruhi suatu perusahaan mencakup keyakinan, nilai sikap, opini yang berkembang dan gaya hidup orang-orang di lingkungan tempat perusahaan beroperasi. Faktor-faktor ini biasanya dikembangkan dari kondisi kultural, ekologis, pendidikan dan etnis.

Faktor sosial berbagai produk dan aktivitas juga turut mengalami perubahan.

Lingkungan sosial akan berdampak bagi jalannya suatu usaha. Demografi merupakan fakor penting untuk menjalankan usaha karena karakteristik, jumlah populasi perubahannya dapat memberikan gambaran mengenai potensi pasar.

Menurut Hubies dan Najieb (2014:36) lingkungan industri adalah tingkatan dari lingkungan eksternal organisasi yang menghasilkan komponen- komponen yang secara normal memiliki implikasi yang lebih spesifik dan langsung terhadap operasionalisasi perusahaan.

a. Ancaman masuknya pendatang baru

Menurut Hubies dan Najieb (2014:37) pendatang baru dalam industri biasanya dapat mengancam pesaing yang ada karena adanya hambatan masuk dan keluar dari pasar serta faktor-faktor yang menarik dalam bidang usaha. Ancaman ini dapat timbul karena pendatang baru sering kali membawa kapasitas baru, keinginan untuk merebut pangsa pasar dan memiliki sumber daya yang besar sehingga dapat menurunkan harga atau meningkatkan biaya dan akibatnya dapat mengurangi kemampulabaan. Kekuatan tawar-menawar pemasok

(43)

26 Menurut David (2008:134) kekuatan tawar-menawar pemasok dapat mempengaruhi intensitas persaingan jika terdapat sejumlah pemasok yang besar, sedikitnya produk substitusi yang memiliki kualitas baik, serta biaya mengganti bahan baku yang mahal.

b. Kekuatan tawar-menawar pembeli

Menurut David (2008:134) konsumen yang membeli dalam jumlah besar, kekuatan tawar-menawar menjadi kekuatan utama pembeli untuk meningkatkan intensitas persaingan atau jasa khusus untuk meningkatkan loyalitas konsumen disaat kekuatan tawar-menawar konsumen besar. Perusahaan pesaing dapat menawarkan garansi yang lebih panjang atau jasa khusus untuk mendapatkan kesetiaan pelanggan ketika kekuatan tawar-menawar konsumen cukup besar.

c. Ancaman produk subtitusi

Menurut David (2008:133) perusahaan bersaing dengan produsen produk substitusi dalam industri yang berbeda. Cara terbaik untuk mengukur kekuatan kompetitif produk substitusi adalah dengan memantau pangsa pasar yang didapat oleh produk-produk tersebut, juga dengan memantau rencana perusahaan untuk meningkatkan kapasitas dan penetrasi pasar.

d. Persaingan antar perusahaan sejenis

Menurut David (2008:131) persaingan antar perusahaan sejenis adalah kekuatan terbesar dalam lima kekuatan kompetitif. Strategi yang dijalankan oleh perusahaan dapat dikatakan berhasil jika telah memberikan keunggulan kompetitif di bandingkan strategi yang dijalankan pesaingnya. Perubahan strategi oleh satu perusahaan mungkin akan mendapat serangan balasan seperti menurunkan harga,

(44)

27 meningkatkan kualitas, menambah feature, menyediakan jasa, memperpanjang garansi dan meningkatkan iklan.

Gambar 4. Model Lima Kekuatan Porter

Sumber: David (2008)

2.5 Penerapan Strategi

Menurut David (2008:334) melaksanakan strategi berarti menggerakkan karyawan dan manajer untuk menempatkan strategi yang telah diformulasi menjadi tindakan untuk dilaksanakan. Penerapan strategi mengisyaratkan perusahaan untuk menetapkan tujuan tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawan dan mengalokasikan sumberdaya sehingga strategi yang telah diformulasikan dapat dijalankan. Dalam pelaksanaannya termasuk mengembangkan budaya yang mendukung strategi, menciptakan struktur organisasi yang efektif dan mengarahkan usaha pemasaran, menyiapkan anggaran, mengembangkan dan memberdayakan sistem informasi, serta menghubungkan kinerja karyawan dengan kinerja organisasi.

Ancaman masuknya pendatang baru

Ancaman produk substitusi Kekuatan tawar

menawar pemasok

Kekuatan tawar menawar

pembeli

v v Persaingan antar perusahaan sejenis

(45)

28 2.6 Evaluasi Strategi

Menurut David (2008:433) penilaian strategi adalah tahap akhir dalam manajemen strategi. Manajer pasti tau kapan ketika strategi tertentu tidak berjalan baik. Evaluasi strategi merupakan cara utama untuk memperoleh informasi semacam ini. Semua strategi terbuka untuk dimodifikasi di masa yang akan datang, karena berbagai faktor eksternal dan internal terus berubah. Tiga aktivitas evaluasi strategi yang mendasar, yaitu: (1) peninjauan ulang faktor eksternal dan internal yang menjadi landasan bagi strategi saat ini, (2) pengukuran kinerja, (3) pengambilan langkah korektif. Evaluasi strategi diperlukan karena keberhasilan hari ini tidak menjamin keberhasilan di masa depan.

2.7 Matriks IFE dan EFE

Menurut David (2008:206) Matriks IFE (internal factor evaluation) meliputi faktor-faktor internal organisasi sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelamahan organisasi yang merupakan petunjuk untuk menemukan posisi perusahaan Matriks IFE (internal factor evaluation) meliputi faktor-faktor internal organisasi sehingga dapat diketahui kekuatan dan kelamahan organisasi yang merupakan petunjuk untuk menemukan posisi perusahaan matiks EFE (external factor evaluation) meliputi faktor-faktor eksternal organisasi sehingga dapat diketahui peluang dan ancaman organisasi yang merupakan petunjuk untuk menentukan posisi perusahaan. Matriks IFE bertujuan untuk mengevaluasi kekuatan dan kelamahan utama dalam suatu fungsi bisnis, sedangkan matriks EFE bertujuan untuk mengevaluasi informasi ekonomi, sosial, budaya, demografi, lingkungan politik, pemerintah, hukum, ekonomi, sosial, lingkungan, teknologi

(46)

29 dan tingkat persaingan (Umar, 2008:143). Matriks IFE dan EFE disajikan pada Tabel 7 dan Tabel 8.

Tabel 7. Matriks Internal Factor Evaluation (IFE) Faktor-Faktor Strategi

Internal

Bobot Rating Bobot x Rating (Skor) Kekuatan Internal

Kelemahan Internal

Total 1,00

Sumber: David (2008)

Tabel 8. Matriks External Factor Evaluation (EFE) Faktor-Faktor Strategi

Eksternal

Bobot Rating Bobot x Rating (Skor) Peluang Eksternal

Ancaman Eksternal

Total 1,00

Sumber: David (2008)

2.8 Matriks IE

Menurut David (2008:300) parameter yang digunakan pada matriks IE (Internal External) meliputi parameter kekuatan internal kelompok dan pengaruh eksternal yang dihadapi. Tujuan penggunaan matriks IE untuk menentukan posisi perusahaan. Matriks IE dapat dilihat pada Gambar 5.

The Ife Total Weighted Scores

4,0 Tinggi 3,0 Sedang 2,0 Rendah 1,0

Kuat 3,0 Rata-Rata 2,0 Lemah 1,0

The Efe Total Weighted

Scores

I Growth and

Build

II Growth and

Build

III Hold and

Maintan IV

Growth and Build

V Hold and

Maintan

VI Harvest or

Divest VII

Hold and Maintan

VIII Harvest or

Divest

IX Harvest or

Divest Gambar 5. Matriks Internal-Eksternal

Sumber: David (2008)

(47)

30 Menurut David (2008:302) matriks IE didasari pada dua dimensi kunci, total rata-rata tertimbang IFE pada sumbu x dan total rata-rata tertimbang EFE pada sumbu y. Pada sumbu x dari matriks IE total rata-rata tertimbang dari 1,0 hingga 1,99 dianggap rendah, nilai dari 2,0 hingga 2,99 adalah menengah dan nilai dari 3,0 hingga 4,0 adalah tinggi. Mariks IE dibagi menjadi tiga daerah utama yang memiliki implikasi strategi berbeda. Pertama, rekomendasi untuk divisi yang masuk dalam sel I,II, atau IV sebagai kondisi tumbuh dan berkembang. Strategi yang dapat diterapkan untuk kondisi ini adalah strategi intensif (penetrasi pasar, pengembangan pasar dan pengembangan produk) atau strategi integrasi (integrasi kedepan, kebelakang dan horizontal), yang termasuk dalam sel tersebut mengejar pertumbuhan dalam keuntungan, penjualan, pangsa pasar dan tujuan utama lainnya. Kedua divisi yang masuk dalam sel III, V atau VII dikendalikan dengan strategi jaga dan pertahanan. Divisi yang berada pada sel tersebut pada umumnya menghindari kehilangan penjualan dan kehilangan profit. Divisi ini termasuk pada kondisi kedewasaan. Strategi yang dapat diterapkan adalah penetrasi pasar dan pengembangan produk. Ketiga rekomendasi pada sel VI, VIII atau IX merupakan kondisi penurunan. Strategi yang sebaiknya digunakan adalah panen atau disvetasi.

2.9 Matriks SWOT

Menurut Umar (2008:224) matriks SWOT (Strengths Weakness Opportunities Threats) menenentukan key success factors untuk lingkungan internal dan eksternal yang dihadapi perusahaan. Matriks ini menghasilkan empat

(48)

31 macam strategi yaitu SO, WO, ST dan WT. Menurut David (2008:285) strategi SO menggunakan kekuatan internal perusahaan untuk memanfaatkan peluang eksternal, strategi WO bertujuan untuk memperbaiki kelemahan internal dengan memanfaatkan peluang eksternal, strategi ST menggunakan kekuatan perusahaan untuk menghindari atau mengurangi pengaruh dari ancaman eksternal. Strategi WT meminimalkan kelemahan internal yang ada serta menghindari ancaman eksternal. Matriks SWOT disajikan pada Gambar 6.

Internal

Eksternal

Strenth – S Kekuatan internal

perusahaan

Weaknesses – W Kelemahan internal

perusahaan

Opportunities – O Peluang eksternal

perusahaan

Strategi S – O Gunakan kekuatan untuk

memanfaatkan peluang

Strategi W – O Meminimumkan kelamahan dengan memanfaatkan peluang Threats –T

Ancaman eksternal perusahaan

Strategi S – T Gunakan kekuatan untuk

menghindari ancaman

Strategi W – T Meminimumkan

kelamahan dan menghindari ancaman Gambar 6. Matriks SWOT

Sumber: David (2008)

2.10 Matriks QSP

Menurut David (2008:308) matriks QSP (Quantitative Strategic Planning) merupakan matriks perencanaan strategi kuantitatif sebagai alat memungkinkan penyusun strategi untuk mengevaluasi alternatif strategi secara objektif, berdasarkan faktor keberhasilan kunci internal dan eksternal yang telah

Gambar

Tabel 2. Perkembangan Konsumsi Jamur dan Nilai Masyarakat Indonesia Tahun  2010-2014
Tabel 4. Produksi Jamur Berdasarkan Wilayah di Indonesia Tahun 2012-2016
Tabel 5. Produksi Jamur di Jawa Barat Tahun 2013-2016
Gambar 1. Panen Jamur Tiram CV. Ganesha Mycosoft
+7

Referensi

Dokumen terkait

Kelebihan dari penggunaan iradiasi gelombang mikro dibandingkan dengan sumber energi konvensional adalah pengontrolan suhu reaksi yang lebih mudah dilakukan, mekanisme

Untuk menentukan tata letak parkir pesawat Boeing 737-800NG pada hangar PT. Batam Aero Technic divisi base maintenance Surabaya dengan menentukan luas area hangar

pada tahap ini yang dilakukan guru adalah menyampaikan topic materi yang diajarkan pada awal pembelajaran, Guru mengelompokkan siswa secara berpasangan, Guru

Sistem Pakar adalah program komputer yang berfungsi dengan cara yang sama seperti ahli manusia, yaitu dengan memberi advis pemakai mengenai cara pemecahan masalah. Pembuatan

subjek penelitian dengan instrumen yang sama dalam kondisi yang berbeda. Derajat konsistensi diperoleh sebagai proporsi varians skor perolehan subjek. Metode yang

c) Terkait dengan kejadian tertentu yang berada diluar kendali Bank, tidak berulang, dan tidak dapat diantisipasi secara wajar oleh Bank. Reklasifikasi aset keuangan

Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan Analisis Daerah Operasional Objek Daya Tarik Wisata Alam (ADO-ODTWA) PHKA tahun 2003, persamaan daya dukung

In sum, the literature on pursuit accidents shows that they occur, in general, when the chase is initiated for traffic violations as well as for criminal matters, that they are