• Tidak ada hasil yang ditemukan

HASIL DAN PEMBAHASAN

5.1 Identifikasi Faktor Internal dan Eksternal CV. Ganesha Mycosoft

5.1.2 Matriks EFE (External Factor Evaluation)

Tujuan matriks EFE untuk menganalisis faktor-faktor external perusahaan yang berkaitan dengan peluang dan ancaman perusahaan. Faktor – faktor external

76 utama yang telah diidentifikasi menjadi peluang dan ancaman, selanjutnya dilakukan pemberian bobot dan rating untuk masing-masing faktor sehingga akan terlihat skor total yang tercantum pada Matriks External Factor Evaluation (EFE).

Nilai skor yang diperoleh dapat memberikan gambaran tentang faktor utama yang menjadi peluang utama, peluang kecil, ancaman utama dan ancaman kecil bagi CV. Ganesha Mycosoft. Matriks EFE CV. Ganesha Mycosoft disajikan pada Tabel 18.

Tabel 18. Matriks Eksternal Faktor Evaluation (EFE) CV. Ganesha Mycosoft Faktor Eksternal Kunci Bobot

rata-rata

Pertumbuhan ekonomi yang positif 0.113 2.5 0.282

Peran pemerintah 0.125 2.25 0.281

Peranan teknologi 0.086 4 0.344

Peningkatan permintaan jamur tiram 0.083 3.75 0.312

Kesadaran masyarakat akan kesehatan 0.099 3.75 0.369

Hubungan yang baik dengan pemasok 0.088 3.25 0.284

Sub Total 1.873

Ancaman

Kondisi iklim dan cuaca serta serangan hama

dan penyakit 0.085 3.75

0.317

Ancaman pendatang baru 0.108 3 0.325

Masuknya produk subtitusi 0.105 2.25 0.237

Persaingan usaha sejenis 0.109 2.5 0.271

Sub Total 1.150

TOTAL 3.023

Sumber: Data Primer, diolah (2018)

Berdasarkan hasil analisis faktor eksternal pada matriks EFE didapatkan enam peluang dan empat ancaman pada CV. Ganesha Mycosoft. Peluang eksternal kunci perusahaan sebagai berikut.

77 1. Peluang terbesar yang dimiliki oleh perusahaan adalah kesadaran masyarakat

akan kesehatan dengan skor sebesar 0.369.

Masyarakat kini sudah semakin cerdas akan arti kesehatan terutama masyarakat kota yang sebagian besar mulai beralih ke makanan yang sehat. Jamur tiram memiliki kandungan gizi yang tinggi dan bermanfaat bagi kesehatan. Nilai kandungan gizi jamur tiram disajikan pada Tabel 3. Masyarakat semakin sadar akan pola hidup sehat, salah satu caranya mengkonsumsi makanan sehat. Salah satu makanan tersebut adalah jamur tiram, dikarenakan jamur tiram memiliki nilai gizi dan manfaat yang baik untuk kesehatan.

2. Peluang kedua adalah peranan teknologi dengan skor sebesar 0.344.

Pemanfaatan teknologi dan informasi yang saat ini semakin berkembang dapat memberikan pertumbuhan positif bagi usaha jamur tiram. Peranan teknologi setiap waktu semakin berkembang. Teknologi dalam kegiatan produksi akan mempermudah dan mempercepat proses produksi sehingga mendapatkan hasil yang maksimal. Teknologi informasi dan komunikasi pada perusahaaan seperti telepon genggam akan mempermudah perusahaan dalam kegiatan promosi.

3. Peluang ketiga adalah peningkatan permintaan jamur tiram dengan skor 0.312.

Konsumsi pemintaan jamur setiap tahunya mengalami peningkatan. Salah satu hal mengakibatkan konsumsi permintaan jamur adalah meningkatnya jumlah penduduk di Indonesia. Hal ini akan berdampak bagi perusahaan untuk mengembangkan usaha jamur tiram. Konsumsi jamur dan nilai masyarakat Indonesia dapat dilihat pada Tabel 2. Peningkatan jumlah penduduk berpengaruh terhadap peningkatan konsumsi sayuran menjadi peluang perkembangan

78 komoditas jamur tiram. Perkembangan jumlah penduduk Indonesia tahun 2010-2016 disajikan pada Tabel 19.

Tabel 19. Jumlah Penduduk Indonesia Tahun 2010-2016

Tahun Jumlah Penduduk (Juta Jiwa) Laju Pertumbuhan (%)

2010 237.6 -

Sumber: BPS Indonesia (2018)

Pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia yang mengalami peningkatan setiap tahunnya terjadi di seluruh Indonesia. Salah satu wilayah Indonesia yang mengalami peningkatan jumlah penduduk provinsi Jawa Barat. Pertumbuhan jumlah penduduk di Jawa Barat disajikan pada Tabel 20.

Tabel 20. Jumlah Penduduk Provinsi Jawa Barat tahun 2010-2016

Tahun Jumlah Penduduk (Juta Jiwa) Laju Pertumbuhan (%)

2010 43.227.107 -

Sumber: BPS Jawa Barat (2018)

Berdasarakan tabel jumlah penduduk Jawa Barat mengalami peningkatan.

Peningkatan jumlah penduduk setiap tahunnya berdampak pada peningkatan jumlah konsumsi makanan.

4. Peluang keempat adalah hubungan yang baik dengan pemasok dan konsumen dengan skor sebesar 0.284.

79 Pemasok menjadi peran utama dalam keberlangsungan suatu usaha.

Perusahaan melakukan kerjasama dengan pemasok tetap dalam memasok bahan baku utama seperti serbuk kayu, dedak, kapur, jagung dan millet. Serbuk kayu diperoleh dari daerah cililin, sekitar wilayah Kab. Bandung Barat dan Kota Cimahi. Dedak, kapur, jagung dan millet didapatkan dari toko pertanian di sekitar wilayah perusahaan. Hubungan yang baik terhadap pemasok akan mempengaruhi operasional seperti kegiatan produksi.

5. Peluang kelima adalah pertumbuhan ekonomi yang positif dengan skor 0.282.

Pertumbuhan ekonomi di Indonesia khususnya pada bagian hortikultura yang mengalami peningkatan memberikan peluang kepada industri sayuran khususnya jamur tiram putih untuk terus berkembang. Indikator untuk mengetahui kinerja suatu sektor atau subsektor adalah Produk Domestik Regional Bruto (PDRB). Hortikultura merupakan salah satu subsektor dari sektor pertanian yang mengalami peningkatan PDRB dari tahun ke tahun. Hal tersebut dapat dilihat pada nilai PDRB dari tahun 2012 hingga tahun 2016 disajikan pada Tabel 21.

Tabel 21. Sumbangan Sektor Pertanian terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)

Lapangan Usaha 2012 2013 2014* 2015** 2016***

Tanaman Pangan 263.076,2 268.268,2 268.426,9 277.773,1 78.347,4 Tanaman

Hortikultura 117.424,5 118.207,7 124.300,9 127.401,1 30.379,7 Tanaman

Perkebunan 301.019,5 319.532,6 338.502,2 350.490,3 74.012,8 Peternakan 119.249,8 125.302,3 132.221,1 136.312,6 34.800,7 Jasa Pertanian dan

Perburuan 15.534,4 16.452,9 16.938,4 17.593,7 4.496,4

Sumber: Badan Pusat Statistik (2018) Ket :

* Angka sementara

** Angka sangat sementara

*** Angka Sangat Sangat Sementara

80 Berdasarkan Tabel 21 dapat dilihat nilai PDRB Hortikultura mengalami peningkatan setiap tahunnya. Dengan terjadinya peningkatan pertumbuhan PDRB tersebut memberikan prospek yang baik untuk kegiatan pertanian komoditas hortikultura salah satunya jamur tiram. Jamur tiram saat ini mulai diminati oleh masyarakat dan dijadikan salah satu produk unggulan sayuran yang meningkatkan pendapatan pemerintah setempat.

6. Peluang keenam adalah peran pemerintah dengan skor 0.281.

Peran pemerintah mengembangkan usaha mikro, kecil dan menengah (UMKM) mampu mengatasi masalah yang dihadapi oleh perusahaan serta berdampak baik bagi perusahaan. Bantuan dari pemerintah Bandung Barat seperti adanya penyuluhan bagi pengusaha dan petani jamur tiram di Kabupaten Bandung Barat.

Pada faktor eksternal kunci terdapat empat ancaman eksternal pada CV.

Ganesha Mycosoft sebagai berikut.

1. Faktor ancaman utama yang ada di lingkungan perusahaan adalah pendatang baru dengan skor sebesar 0.325.

Ancaman masuknya pendatang baru dikarenakan prospek usaha jamur tiram terbuka luas dan banyak yang tertarik untuk masuk usaha jamur tiram. Jamur tiram memiliki daya serap pasar yang tinggi dan terus meningkat permintaannya yang. Usaha jamur tiram tergolong mudah dalam membudidayakan dikarenakan bahan baku yang mudah, proses pemeliharaan tergolong dan tidak memerlukan lahan yang luas.

81 2. Ancaman kedua adalah kondisi iklim dan cuaca serta serangan hama dan

penyakit dengan skor sebesar 0.317.

Kondisi iklim akan mempengaruhi proses produksi seperti pembibitan dan budidaya jamur tiram. Kondisi Kabupaten Bandung Barat sesuai dengan syarat tumbuh jamur tiram. Kondisi geografi dan iklim di Kabupaten Bandung Barat disajikan pada Tabel 22.

Tabel 22. Kondisi Geografi dan Iklim di Kabupaten Bandung Barat

Indikator Ukuran

Temperatur Udara Maksimum 32.0 oC

Minimum 16.2 oC Rata-rata 25.7 oC

Kelembapan Udara Maksimum 98 %

Minimum 29 %

Intensitas Matahari 51.58 %

Curah Hujan Maksimum 112.6 %

Minimum 0 %

Sumber: BPS Bandung Barat (2018)

Keadaan cuaca atau iklim untuk bisnis jamur tiram seeperti untuk proses pembibitan dan budidaya memerlukan suhu yang stabil dan rendah sekitar 22OC–

28 OC. Kondisi iklim di Kabupaten Bandung Barat sesuai dengan syarat tumbuhnya jamur tiram. Namun, pemanasan global mengakibatkan terjadinya perubahan iklim dan cuaca yang ekstrem.

Perkembangan hama dan penyakit dalam usaha jamur tiram selalu mengancam pertumbuhan jamur tiram. Hama dan penyakit yang menyerang jamur tiram disebabkan beberapa hal seperti Udara, Air, Tanah dan Manusia.

Udara yang tidak menentu akan menyebabkan hama dan penyakit pada jamur tiram seperti hama serangga, laba-laba, siput dan rayap. Penyakit yang terjadi seperti Trichoderma spp (bitnik atau noda pada baglog). Penanggulangan penyakit

82 ini dapat dilakukan dengan cara memisahkan baglog yang terkontaminasi oleh penyakit dengan baglog yang sehat. Hal ini dilakukan untuk menghindari baglog lain yang terserang penyakit yang sama.

3. Ancaman ketiga adalah persaingan usaha sejenis dengan skor sebesar 0.271 Menurut pemilik CV. Ganesha Mycososft terdapat banyak perusahaan dan petani jamur tiram di daerah wilayah Jawa Barat terutama Kabupaten Bandung Barat. Perusahaan-perusahaan berdiri dengan bermacam-macam karakter mulai dari luas area, jumlah bangunan, kapasitas, pasar yang dituju dan modal yang digunakan. Pesaing tersebut banyak yang menjual jamur tiram ke pasar-pasar wilayah Jawa barat, adanya persaingan usaha sejenis dapat menjadi ancaman bagi CV. Ganesha Mycosoft.

Persaingan usaha sejenis pada CV. Ganesha Mycosoft didaerah Cisarua terdapat usaha jamur tiram dikarenakan kecamatan Cisarua merupakan sentra jamur tiram dan provinsi Jawa Barat merupakan penghasil jamur terbesar.

Perusahaan Jamur Tiram yang berdiri di wilayah jawa barat di sajikan pada Tabel 23.

Tabel 23. Perusahaan Jamur Tiram di Jawa Barat

No Nama Alamat

1 CV. IDEAS Indonesia Jalan Cisebe No 1, Cibeunying Kidul, Kota Bandung, Jawa Barat

2 Jamur Tiram Bina Usaha Kampung Cibereum Setu Leutik Desa Dramaga, Kab. Bogor

3. CV. Wahyu Makmur

Sejahtera

Kampung Gadog RT 03/RW 03, Desa Pandan Sari, Kecamatan Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat

4. CV. Citi Mandiri Agritech Jalan Kolmasturi No.290, kertawangi, Cisarua, Kab. Bandung Barat, Jawa Barat 5. CV. Java Servindo Perum talaga pesona blok L27/12 , Kec.

Cikarang Barat, Kab. Bekasi, Jawa Barat

Sumber: Data sekunder,diolah (2018)

83 4. Ancaman yang keempat adalah masuknya produk subtitusi dengan skor 0.237.

Produk subtitusi merupakan produk pengganti atau produk yang bisa menggantikan produk lainnya. Produk pengganti jamur tiram seperti produk yang memiliki kandungan yang hampir sama dengan jamur tiram. Jenis jamur yang dapat menjadi produk subtitusi yaitu jamur merang, jamur kancing dan jamur shitake. Jamur termasuk kedalam hortikultura sayuran. Produk subtitusi dari jamur tiram adalah kelompok sayuran seperti wortel, selada, kubis, bayam, kangkung dan lain-lain. Produk subtitusi dari jamur tiram banyak namun jamur tiram memiliki kandungan gizi yang tinggi seperti protein dan karbohidrat.

Dokumen terkait