BAB II KAJIAN TEORITIS
H. Situasi Pengamanan Lapas Klas IIA Salemba
I. Struktur Pejabat Lembaga Pemasyarakatan Klas IIA Salemba 74
2. Kegiatan Pembinaan Karakter
Adapun hasil yang peneliti temukan pada saat proses kegiatan pemberian materi etika dasar yang diterapkan oleh Bapak Iskandar terhadap anak didik pemasyarakatan adalah sebagai berikut :
- Anak didik pemasyarakatan memperhatikan dengan baik saat pembina menjelaskan mengenai etika dasar.
- Ketika anak didik pemasyarakatan mulai memahami apa yang dijelaskan oleh pembina, mereka menunjukkan sikap ingin memiliki etika yang baik yaitu pada saat pembina bertanya “kenapa kalian berada di dalam Lapas Salemba ini ?” mereka
menjawab, “karena melakukan pelanggaran hukum”. Kemudian pembina bertanya lagi, “apakah kalian ingin melakukan pelanggaran hukum lagi setelah keluar dari Lapas Salemba ?”
mereka menjawab, “tidaaaak”. Dan setelah itu pembina memberikan nasihat, “Maka setelah keluar dari Lapas Salemba, kalian harus memiliki etika yang baik agar kalian dapat diterima kebali oleh orang-orang yang ada disekitar kalian”.dan anak didik pemasyarakatan menjawab“iyaaaaa”dengan ekspresi wajah yang bersungguh-sungguh.
Tabel 13
Hasil Pemberian Materi Pembentukan Karakter
Kegiatan
Teori Teori
Hasil Pembelajaran Proses Keputusan
Sosial Inovasi
Atensi
Pengenalan Anak didik
Persuasi pemasyarakatan
memiliki pemahaman terhadap materi
Retensi Keputusan Anak didik
Materi Produksi Konfirmasi pemasyarakatan
Pembinaan berkeinginan
memiliki
Karakter etika yang baik
Motivasi
Proses Adopsi Dapat dilihat ketika
Kesadaran anak didik
Menaruh Minat pemasyarakatan Penilaian kembali mengikuti Percobaan kegiatan pembinaan
Maka dari observasi yang telah peneliti lakukan di atas, dapat disimpulkan bahwa materi etika dasar yang diterapkan pembina dapat diterima dengan baik oleh anak didik pemasyarakatan melalui tahap atensi dan proses keputusan inovasi. Yaitu dengan proses pengenalan, anak didik pemasyarakatan memiliki pemahaman mengenai etika yang baik dan tidak baik. Kemudian pada saat anak didik pemasyarakatan mendengarkan dengan baik materi etika yang disampaikan pembina, maka dapat dikatakan mereka menyukai materi yang disampaikan oleh pembina. Dan pada saat mereka berkeinginan untuk memiliki etika yang baik setelah keluar dari Lapas Salemba, mereka telah berada dalam tahap retensi dan produksi untuk memberikan keputusan dan konfirmasi pada proses keputusan inovasi. Ketika anak didik pemasyarakatan kembali mengikuti kegiataan pembinaan karakter, maka mereka telah mendapat motivasi untuk mengadopsi keputusan inovasi.
Adapun hasil yang peneliti temukan pada saat proses pemutaran film tentang kehidupan yang diterapkan oleh Bapak Iskandar terhadap anak didik pemasyarakatan adalah sebagai berikut :
- Anak didik pemasyarakatan sangat antusias terhadap film yang ditayangkan. Mereka memperhatikan dengan seksama mulai awal sampai dengan film selesai.
- Setelah selesai menonton film, pembina bertanya kepada anak didik pemasyarakatan “apa yang kamu dapat setelah menonton film tersebut?” kemudian anak didik pemasyarakatan menjawab,
“kita tidak boleh menyerah dalam menjalani hidup dan harus rajin beribadah.”
Tabel 14
Hasil Pemutaran Film Dokumenter
Kegiatan
Teori Teori
Hasil Pembelajaran Proses Keputusan
Sosial Inovasi
Atensi
Pengenalan Anak didik
Persuasi Pemasyarakatan
memahami dan menerima tayangan
Retensi Keputusan Anak didik
PemutaranFilm Produksi Konfirmasi Pemasyarakatan
Memaknai memberikan
kesimpulan
Hidup terhadap tayangan
Motivasi
Proses Adopsi Dapat dilihat ketika anak didik
Kesadaran Pemasyarakatan
Menaruh Minat kembali mengikuti Penilaian kegiatan pembinaan Percobaan dan perubahan sikap Penerimaan pada masa yang akan
Datang
Maka dari hasil observasi yang peneliti temukan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemutaran film tentang kehidupan anak didik pemasyarakatan dapat menerima dan memahami tayangan film tersebut. Yaitu melalui tahap atensi dan proses pengenalan, mereka berusaha memperhatikan dengan seksama film tentang kehidupan tersebut. Dan
pada saat mereka menyimpulkan mengenai apa yang mereka dapat setelah menonton film tersebut, mereka telah berada dalam tahap retensi dan produksi untuk memberikan keputusan dan konfirmasi pada proses keputusan inovasi.
Adapun hasil yang peneliti temukan pada saat proses diskusi yang diterapkan oleh Bapak Iskandar terhadap anak didik pemasyarakatan adalah sebagai berikut :
- Saat anak didik pemsyarakatan ditunjuk oleh pembina untuk maju ke depan dan menceritakan hal pengalaman mereka. Pada awalnya mereka tidak berkenan untuk maju karena merasa malu, tetapi pembina memberikan pengertian kepada mereka bahwa diskusi yang sedang dilakukan adalah sekedar sharing mengenai pengalaman dan pada akhirnya mereka berkenan untuk satu per satu maju ke depan dan menceritakan pengalaman mereka. Mereka menceritakan sebab dari pelanggaran hukum yang mereka lakukan hingga masuk ke Lapas Salemba. Sebab dari pelanggaran hukum yang mereka lakukan kebanyakan dikarenakan pergaulan, keuangan dan keadaan keluarga mereka yang tidak baik.
- Setelah anak didik pemasyarakatan menceritakan pengalaman mereka, pembina memberikan motivasi “Kalian bisa berubah menjadi lebih baik untuk orang-orang disekitar kalian setelah kalian keluar dari Lapas dengan cara bekerja dan berusaha. Masa depan kalian masih panjang, yang masih sekolah lanjutkan sekolahnya dengan baik, yang bekerja maka cari pekerjaan yang
baik dan jangan lupa untuk selalu menyisihkan waktu beribadah kepada Allah” kemudian anak didik pemasyarakatan menjawab
“iya paak” dengan menunjukkan ekspresi yang bersungguh-sungguh.
Tabel 15
Hasil Kegiatan Diskusi
Kegiatan
Teori Teori
Hasil Pembelajaran Proses Keputusan
Sosial Inovasi
Atensi
Pengenalan Anak didik
Persuasi Pemasyarakatan
memahami penjelasan dari pembina
Retensi Keputusan Anak didik
Produksi Konfirmasi Pemasyarakatan
berkenan menceritakan Diskusi pengalaman pribadinya dan menyetujui nasihat pembina Proses Adopsi Dapat dilihat ketika
Kesadaran anak didik
Menaruh Minat Pemasyarakatan
Motivasi Penilaian kembali mengikuti
Percobaan kegiatan pembinaan Penerimaan dan perubahan sikap
pada masa yang akan Datang
Maka dari hasil observasi yang peneliti temukan di atas, dapat disimpulkan bahwa pada tahap atensi dan pengenalan kegiatan diskusi yang diterapkan oleh pembina pada awalnya tidak diterima oleh anak didik pemasyarakatan karena mereka merasa malu menceritakan pengalaman
pribadi mereka. Tetapi setelah pembina memberi penjelasan, melalui proses pengenalan anak didik pemasyarakatan memahami penjelasan yang disampaikan oleh pembina. Kemudian, pada saat anak didik pemasyarakatan berkenan menceritakan pengalaman pribadinya dan menyetujui nasihat dari pembina maka mereka telah memberikan keputusan dan konfirmasi terhadap proses keputusan inovasi.
Adapun hasil yang peneliti temukan pada saat proses kegiatan praktek shalat tasbih yang diterapkan oleh Bapak Iskandar terhadap anak didik pemasyarakatan adalah sebagai berikut :
- Anak didik pemasyarakatan memperhatikan dengan seksama penjelasan dari pembina tentang tata cara melaksanakan shalat tasbih.
- Saat praktek shalat tasbih dimulai, anak didik pemasyarakatan mengikuti proses shalat tasbih dari awal sampai selesai dengan khusyu.
- Ketika praktek shalat tasbih selesai, pembina memberikan pertanyaan kepada anak didik pemasyarakatan “apa yang kalian rasakan saat setelah melakukan shalat tasbih?”mereka menjawab
“tenang pak rasanya, hati plooong seperti tidak ada beban”. Lalu pembina memberikan anjuaran kedapa anak didik pemasyarakatan “Kalau begitu, lakukanlah shalat tasbih sesering mungkin”
anak didik pemasyarakatan menjawab “iya pak insya Allah saya akan melakukan shalat tasbih”.
Tabel 16
Hasil Praktek Shalat tasbih
Kegiatan
Teori Teori
Hasil Pembelajaran Proses Keputusan
Sosial Inovasi
Atensi
Pengenalan Anak didik
Persuasi Pemasyarakatan
memahami tata cara shalat tasbih
Retensi Keputusan Anak didik
Produksi Konfirmasi Pemasyarakatan
Prakktek dapat mempraktekan
Shalat Tasbih shalat tasbih dengan
baik dan khusyu Proses Adopsi Dapat dilihat ketika
Kesadaran anak didik
Menaruh Minat Pemasyarakatan
Motivasi Penilaian kembali mengikuti
Percobaan kegiatan pembinaan Penerimaan dan melakukan shalat
tasbih pada hari-hari Selanjutnya
Maka dari hasil observasi yang peneliti temukan di atas, dapat disimpulkan bahwa praktek shalat tasbih yang diterapkan oleh pembina dapat diterima dengan baik oleh anak didik pemasyarakatan pada saat proses pengenalan dengan berusaha memahami tata cara shalat tasbih yang
dijelaskan oleh pembina. Kemudian pada saat mereka memperaktekan shalat tasbih dengan baik dan khusyu, mereka telah memberikan keputusan dan konfirmasi pada proses keputusan inovasi.
Adapun hasil yang peneliti temukan pada saat proses pemutaran video ayat-ayat Al-Quran yang diterapkan oleh Bapak Iskandar terhadap anak didik pemasyarakatan adalah sebagai berikut :
- Anak didik pemasyarakatan memperhatikan dengan baik saat video ayat-ayat Al-Quran diputar.
- Setelah menonton video tersebut pembina menjelaskan “Mengeluh adalah sifat setiap manusia, maka Allah mempersiapkan firman-firmannya seperti yang ada di dalam video tadi. Jadi ketika kalian memiliki masalah mintalah kepada Allah untuk dapat diberikan kesabaran, jangan melampiaskan terhadap hal-hal yang buruk.”
Dari penjelasan pembina tersebut ada satu anak didik pemasyarakatan yang kurang fokus memperhatikan dengan posisi duduk yang kurang baik dna menggaruk-garuk kepala, tetapi anak didik pemasyarakatan yang lain dapat fokus memperhatikan penjelasan yang disampaikan oleh pembina.
Tabel 17
Hasil Pemutaran Video Ayat-ayat Al-Quran
Kegiatan
Teori Teori
Hasil Pembelajaran Proses Keputusan
Sosial Inovasi
Pengenalan Anak didik
Persuasi Pemasyarakatan
Atensi memahami isi dari
Video
Retensi Keputusan Anak didik
Produksi Konfirmasi Pemasyarakatan
Pemutaran dapat fokus pada
Video penjelasan yang
Ayat-ayat disampaikan pembina
Al-Quran anak didik
Proses Adopsi Dapat dilihat ketika
Kesadaran Pemasyarakatan
Menaruh Minat kembali mengikuti
Motivasi Penilaian kegiatan pembinaan
Percobaan dan memiliki
perubahan Penerimaan sikap dimasa yang
akan datang
Maka dari hasil observasi yang peneliti temukan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemutaran video ayat-ayat Al-Quran dapat diterima dengan baik pada proses pengenalan dengan memahami isi dari video tersebut. Kemudian pada saat mereka fokus pada penjelasan yang disampaikan oleh pembina, mereka telah memberikan keputusan dan konfirmasi pada proses keputusan inovasi. Dan satu anak yang tidak fokus,
hanya berada pada tahap pengenalan dengan hanya memahami isi dari video.
Adapun hasil yang peneliti temukan pada saat pemberian materi dan pemutaran video tasawuf Jalaluddin Rumi yang diterapkan oleh Bapak Iskandar terhadap anak didik pemasyarakatan adalah sebagai berikut :
- Anak didik pemasyarakatan memperhatikan dengan baik saat pembina menjelakan tasawuf Jalaluddin Rumi dan menonton videonya.
- Setelah menonton video, anak didik pemasyarakatan berkenan maju satu per satu untuk memperaktekan tarian Jalaluddin Rumi.
Tabel 18
Hasil Pemutaran Video dan Pemberian Materi Tasawuf Jalaluddin Rumi
Kegiatan
Teori Teori
Hasil Pembelajaran Proses Keputusan
Sosial Inovasi
Pengenalan Anak didik
Persuasi Pemasyarakatan
Atensi memperhatikan
dengan baik isi video dan materi
yang disampaikan
PemutaranVideo oleh pembina
dan Pemberian Retensi Keputusan Anak didik
Materi Tasawuf Produksi Konfirmasi Pemasyarakatan
Jalaluddin mempraktekan tarian
Rumi Jalaluddin Rumi
Proses Adopsi Dapat dilihat ketika
Kesadaran anak didik
Menaruh Minat Pemasyarakatan
Penilaian kembali mengikuti
Motivasi Percobaan kegiatan pembinaan
Penerimaan dn menerapkan dzikir yang telah dipelajari
dalam kehidupan sehari-hari
Maka dari hasil observasi yang peneliti temukan di atas, dapat disimpulkan bahwa pemberian materi dan pemutaran video tasawuf Jalaluddin Rumi dapat diterima dengan baik oleh anak didik pemasyarakatan dalam proses pengenalan terhadap inovasi dengan memperhatikan dengan baik materi dan video yang disampaikan oleh pembina. Dan pada saat mereka memiliki keinginan mempraktekan tarian Jalaluddin Rumi, mereka memberikan keputusan dan konfirmasi pada proses keputusan inovasi.
Adapun hasil yang peneliti temukan pada saat kegiatan hipnoterapy yang diterapkan oleh Bapak Iskandar terhadap anak didik pemasyarakatan adalah sebagai berikut :
- Anak didik pemasyarakatan mengikuti arahan pembina untuk kembali memngingat masa lalu mereka dengan beridiri dan memejamkan mata.
- Kemudian setelah lima menit mengingat masa lalu mereka dan mengikuti arahan pembina, ada beberapa anak didik pemasyarakatan yang menangis.
Tabel 19
Hasil Kegiatan Hipnoterapy
Kegiatan
Teori Teori
Hasil Pembelajaran Proses Keputusan
Sosial Inovasi
Atensi
Pengenalan Anak didik
Persuasi Pemasyarakatan
mengikuti arahan dari pembina
Retensi Keputusan Anak didik
Produksi Konfirmasi Pemasyarakatan
terbawa suasana
Hipnoterapy dengan menangis
Motivasi
Proses Adopsi Dapat dilihat ketika anak didik
Kesadaran Pemasyarakatan
Menaruh Minat kembali mengikuti Penilaian kegiatan pembinaan
Percobaan dan memiliki
perubahan sikap dimasa yang
akan datang
Maka dari hasil observasi yang peneliti temukan di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan hipnoterapy yang diterapkan oleh pembina dapat dengan baik diterima oleh anak didik pemasyarakatan melalui proses pengenalan terhadap inovasi. Yaitu dengan mengikuti arahan dari pembina, kemudian pada saat mereka terbawa suasana dengan menangis mereka telah memberikan keputusan dan konfirmasi terhadap proses keputusan inovasi.
Adapun hasil yang peneliti temukan pada saat kegiatan penulisan khat yang diterapkan oleh Bapak Iskandar terhadap anak didik pemasyarakatan adalah sebagai berikut :
- Anak didik pemasyarakatan dapat dengan baik mengikuti tulisan khat yang ditulis oleh pembina dipapan tulis.
- Dan anak didik pemasyarakatan menulis khat ayat kursi sampai dengan selesai.
Tabel 20
Hasil Kegiatan Menulis Khat
Kegiatan
Teori Teori
Hasil Pembelajaran Proses Keputusan
Sosial Inovasi
Atensi
Pengenalan Anak didik
Persuasi Pemasyarakatan
memahami cara penulisan khat
Retensi Keputusan Anak didik
Produksi Konfirmasi Pemasyarakatan
menulis khat
Menulis Khat sampai selesai
Motivasi
Proses Adopsi Dapat dilihat ketika anak didik
Kesadaran Pemasyarakatan
Menaruh Minat kembali mengikuti Penilaian kegiatan pembinaan
Percobaan dan tulisan khat
mereka semakin baik
Maka dari hasil observasi yang peneliti temukan di atas, dapat disimpulkan bahwa kegiatan menulis khat dapat diterima dengan baik oleh anak didik pemasyarakatan dengan proses pengenalan melalui pemahaman mereka dalam menulis khat tersebut. Dan pada saat mereka menulis ayat-ayat dalam khat tersebut, mereka memberikan keputusan dan konfirmasi terhadap proses keputusan inovasi.
Dari observasi yang peneliti temukan pada kegiatan pembinaan pengajian dan pembinaan karakter di atas, dapat disimpulkan bahwasannya teori pembelajaran sosial dapat menunjukkan secara bertahap setiap proses yang dilalui anak didik pemasyarakatan mulai dari tahap antensi yang menunjukkan perhatian anak didik pemasyarakatan kepada setiap materi yang dijelaskan oleh pembina. Tahap reduksi dan produksi menjelaskan perilaku anak didik menerima materi-materi tersebut dan tahap motivasi terlihat adanya peningkatan anak didik pemasyarakatan setelah mengikuti kegiatan pembinaan rohani Islam.
Sementara, teori proses keputusan inovasi adalah proses pengenalan melalui inovasi atau gagasan yang disampaikan oleh pembina dan diterima dengan baik oleh anak didik pemasyarakatan. Kemudian proses adopsi adalah efek yang diterima oleh anak didik pemasyarakatan dari inovasi atau gagasan yang disampaikan oleh pembina. Proses adopsi dalam kegiatan pembinaan karakter tidak dapat dilihat pada saat proses penerapan yang dilakukan oleh pembina berlangsung, melainkan proses adopsi tersebut dapat dilihat dimasa yang akan datang ketika anak didik memiliki perubahan sikap kearah yang lebih baik dan mengikuti ajaran-ajaran yang telah diterapkan oleh pembina. Karena pada
kegiatan pembinaan karakter, pembina tidak memantau anak didik pemasyarakatan secara intensif. Dan target yang dimiliki oleh pembina hanya pada pemahaman anak didik pemasyarakatan terhadap materi-materi maupun praktek yang diterapkan oleh pembina disetiap kegiatan pembinaan karakter yang berlangsung. Kesimpulan tersebut dapat diperjelas dengan hasil wawancara peneliti terhadap pembina yaitu Bapak Iskandar :
“Manfaat dari setiap kegiatan maupun pemberian materi mengenai pembinaan karakter yang telah diterapkan kepada anak didik pemasyarakatan, dapat dilihat dari perubahan sikap mereka pada masa yang akan datang. Yaitu ketika mereka memiliki keinginan untuk beribadah karena tidak merasa tenang apabila mereka tidak melaksanakan shalat, mereka merasa cemas dan tidak nyaman. Mekera merasa tenang apabila mendengarkan nasihat-nasihat keagamaan. Dan setelah mereka bebas nanti, mereka tidak akan mengulangi kejahatannya lagi dan berbuat baik kepada masyarakat sekitar. Hasil dari pembinaan karakter ini dapat dilihat dimasa yang akan datang, karena pembinaan karakter adalah pembentukan karakter terhadap anak didik pemasyarakatan yang sifatnya menanamkan kebiasan-kebiasaan yang baik sesuai ajaran Islam.”11
Maka dari seluruh observasi yang peneliti lakukan, dapat disimpulkan bahwa hasil strategi pembina rohani Islam dalam peningkatan ibadah shalat anak didik pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Klas II A Salemba Jakarta Pusat pada kegiatan pengajian yaitu, peningkatan ibadah shalat anak didik pemasyarakatan dapat dilihat melalui absensi kehadiran dalam shalat berjamaah yang dibuat oleh Bapak M. Danil dan bacaan shalat anak didik pemasyarakatan disetiap minggunya. Peningkatan tersebut dikarenakan anak didik pemasyarakatan rajin mengikuti pelajaran materi ilmu fiqh dan mendengarkan tausiyah yang
11
Wawancara pribadi dengan pembina dalam kegiatan pembinaan karakter Bapak Iskandar.
diterapkan oleh Bapak Ilham melalui metode cerita, ceramah, diskusi dan simbolisme verbal.
Sementara, peningkatan ibadah shalat anak didik pemasyarakatan dalam pembinaan karakter belum dapat dilihat dalam proses motivasi dan adopsi pada anak didik pemasyarakatan secara langsung karena pembina tidak memantau secara intensif perubahan sikap maupun shalat yang dilakukan oleh anak didik pemasyarakatan dan perubahan sikap tersebut dapat dilihat dimasa yang akan datang.