• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kegunaan atau manfaat dari penelitian ini yakni sebagai berikut : 1. Aspek Teoritis

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menambah serta memperluas wawasan ilmu pengetahuan terkait investasi, portofoliio saham yang optimal serta pengambilan keputusan dalam melakukan investasi.

2. Aspek Praktis

a. Bagi investor, adapun kegunaan penelitian ini bagi investor yaitu bisa digunakan sebagai referensi ataupun acuan ketika ingin memutuskan untuk memilih saham pada sub sektor farmasi dan riset kesehatan di pasar modal.

Acuan dalam pembentukan portofolio optimal dengan memanfaatkan penerapan metode Capitas Asset Pricing Model (CAPM) sehingga bisa mengetahui bagaimana kinerja portofolio setelah penggunaan metode Capitas Asset Pricing Model (CAPM) dan bertindak rasional ketika mengambil keputusan berinvestasi.

b. Bagi peneliti, adapun kegunaan penelitian ini bagi peneliti yaitu untuk dapat memberi pengetahun dan pemaham terkait kelayakan suatu investasi dengan memanfaatkan penggunaan metode Capitas Asset Pricing Model (CAPM).

c. Bagi pihak lain, adapun kegunaan penelitian ini bagi pihak lain yaitu untuk dapat menambah pengetahuan dan bisa dijadikan sebagai bahan referensi, khususnya dalam melakukan kajian yang berkaitan dengan topik-topik yang dibahas dalam penelitian ini.

10 1.6 Sistematika Penelitian

Penelitian ini membutuhkan deskripsi penggambaran yang jelas, oleh karena itu terdapat susunan sistematika penulisan yang menjadi informasi terkait hal-hal yang akan dibahas pada setiap bab. Sistematika penulisan penelitian ini yakni sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab I Pendahuluan ini terdiri dari gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, identifikasi masalah serta rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab II Tinjauan pustaka terdapat tinjauan pustaka yang berisi materi yang memiliki kaitan dengan topik dan variabel penelitan yang dijadikan sebagai rujukan dalam penyusunan kerangka pemikiran. Terdiri dari rangkuman teori, tabel penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada Bab III Metode penelitian ini terdapat penjelasan terkait jenis penelitian, operasionalisasi variabel dan skala pengukuran, populasi, sampel, teknik dalam pengumpulan data, dan teknik untuk analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan menjelaskan hasil penelitian dan dibahas dengan diuraikan dengan sistematis dan sesuai dengan identifikasi masalah serta tujuan penelitiannya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab V Kesimpulan dan saran menyajikan kesimpulan atas hasil analisi data yang dilakukan yang menjawab pertanyaan penelitian pada identifikasi masalah serta peneliti memberikan masukan ataupun saran atas temuan hasil yang didapatkan oleh peneliti.

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Saham

2.1.1 Pengertian Saham

Interpretasi Bambang Riyanto (2015: 240) tentang saham adalah merupakan sebuah fitur yang berpartisipasi dalam suatu P.T. dalam industri yang bersangkutan, dan hasil dari penjualan saham yang ditanam dalam industri selama sisa hidup investor, meskipun itu bukan investasi permanen bagi pemegang saham itu sendiri karena pemegang saham dapat menjual sahamnya.

Berinvestasi adalah membuat komitmen saat ini untuk keuangan dan sumber daya lainnya dengan harapan menghasilkan keuntungan di masa depan. Investor yang saat ini membeli sejumlah saham dengan harapan dapat memetik keuntungan dari kenaikan harga saham atau berbagai deviden di masa mendatang. Mereka yang berpartisipasi dalam operasi investasi disebut sebagai investor. (Tandelilin, 2010)

2.1.2 Return Saham

Pengembalian aktual yang diperkirakan berdasarkan data historis dikenal sebagai pengembalian yang direalisasikan. Realisasi pengembalian yang digunakan sebagai ukuran keberhasilan perusahaan dan sebagai dasar untuk prediksi pengembalian yang diharapkan atau pengembalian yang diharapkan dari investor di masa depan, dianggap penting. Pengembalian yang diharapkan, berbeda dengan realisasi yang telah terjadi, memiliki karakter yang belum terwujud.

Saham yang diprediksi akan mengungguli sebelum atau selama periode berikutnya disebut sebagai pengembalian yang diharapkan, karena ini adalah ekspektasi yang bisa lebih besar atau lebih buruk dalam kenyataan. Pengembalian rata-rata setiap periode di masa lalu didasarkan pada harapan individu. (Jogiyanto, 2015)

12 2.1.3 Risiko Saham

Selisih atau varians antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) dan tingkat pengembalian yang sebenarnya (rate of return sebenarnya dicapai) dikenal sebagai risiko (Halim, 2015).

Menurut perspektif (Husnan, 2015), hampir semua jenis investasi memiliki beberapa tingkat risiko atau ketidakpastian. Karena investasi harus dilakukan atau dilakukan, ada risiko bahwa pengembalian investasi tidak akan mencapai harapan.

Kurangnya pengembalian dari nilai atau nilai yang diharapkan, ketidakpastian pengembalian di masa depan, dan peluang kejadian sebaliknya adalah contoh risiko.

Berikut ini adalah bahaya yang akan dihadapi, menurut perspektif (Utami, 2015) : a. Tidak adanya pembayaran atau pembagian dividen.

Dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan, yang mengeluarkan bagian dari keuntungan yang dibuat oleh perusahaan. Dividen hanya dibayarkan jika pemegang saham menyetujuinya dalam rapat umum pemegang saham, atau RUPS.

b. Kehilangan modal

Capital loss terjadi ketika investor harus menjual ekuitas pada harga jual yang lebih rendah dari harga beli. Pada dasarnya, membeli dan menjual saham, terkadang untuk meminimalkan risiko kerugian besar yang terkait dengan jatuhnya pasar saham yang sedang berlangsung. Akibatnya, investor rela menjual saham dengan merugi, atau yang dikenal dengan istilah cut loss.

c. Kekhawatiran Likuiditas

Saham perusahaan akan secara otomatis dikeluarkan dari bursa jika suatu perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, sesuai dengan undang-undang pencatatan saham Bursa Efek.

2.1.4 Tingkat Pengembalian Saham Individu

Berdasarkan perspektif (Tandelilin, 2010) tingkat pengembalian adalah satu dari berbagai faktor yang memberikan motivasi investor dalam berinteraksi serta juga termasuk dalam imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukan.

13 𝑅𝑑 = 𝑃tβˆ’ 𝑃t-1

𝑃t-1

Keterangan rumus :

Pt = value atau nilai investasi pada saat t Pt-1 = value atau nilai investasi ketika t-1 Rt = total return pada saat t

Total return dapat memiliki nilai positif ataupun nilai negatif. Investor akan mendapatkan keuntungan apabila total return memiliki nilai positif dan akan mendapatkan kerugian apabila total return memiliki nilai negatif.

2.1.5 Tingkat Pengembalian Pasar

Berdasarkan perspektif (Suad, 2015) tingkat pengembalian pasar yaitu pengembalian yang didapatkan investor dari hasil investasi pada berbagai saham yang tercermin dari perubahan indeks harga dalam periode waktu tertentu.

Berdasarkan perspektif (Martalena, 2016) Indeks harga saham ialah merupakan indikator yang memperlihatkan pergerakan kedinamisan harga saham.

Indikator tren pasar sebagai fungsi dari indeks memiliki makna pergerankan indeks menunjukan kondisi suatu pasar, apakah pasar sedang aktif atau sebaliknya pasar sedang lesu. Sedangkan menurut (Jogiyanto, 2015) formula dari tingkat pengembalian pasar yaitu dibawah ini :

π‘…π‘š = π‘–π‘›π‘‘π‘’π‘˜π‘  π‘π‘Žπ‘ π‘Žπ‘Ÿ 𝑑 βˆ’ π‘–π‘›π‘‘π‘’π‘˜π‘  π‘π‘Žπ‘ π‘Žπ‘Ÿ t-1

π‘–π‘›π‘‘π‘’π‘˜π‘  π‘π‘Žπ‘ π‘Žπ‘Ÿ t-1

Keterangan rumus :

Indeks Pasar t = Nilai IHSG saat waktu ke-t Indeks Pasar t-1 = Nilai IHSG saat waktu ke-t-1

Rm = return pasar saat waktu ke-t (t= bulan, minggu, hari, dan lain-lain)

2.1.6 Tingkat Pengembalian Bebas Risiko

Tingkat pengembalian bebas risiko untuk penelitian ini yaitu dengan rata-rata BI 7-day (reverse) Repo Rate yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Berdasarkan perspektif (Keown et al., 2014) tingkat pengembalian bebas risiko adalah pengembalian yang diperoleh investor based on perjanjian yang sudah disetujui tanpa adanya risiko. Berdasarkan perspektif (Husnan, 2015) menerangkan bahwa tingkat

14 pengembalian bebas risiko ialah ukuran tingkat pengembalian minimum pada waktu risiko beta (𝛽𝑖) yang memiliki value atau bernilai nol.

𝑅𝑓 =βˆ‘ 𝑅𝑓 𝑁

Tingkat pengembalian bebas risiko diwakilkan oleh BI 7 days Repo Rate yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia (Jogiyanto, 2015).

2.2 CAPM

2.2.1 Pengertian CAPM

CAPM didefinisikan sebagai kumpulan prakiraan untuk proyeksi laba bersih atas aset yang berisiko. CAPM adalah model keterkaitan yang memprediksi pengembalian yang diharapkan atas investasi berisiko dalam lingkungan pasar yang seimbang. Pengembalian yang diharapkan oleh investor yang telah berinvestasi dalam saham tunduk pada risiko sistematis yang terkait dengan saham tersebut, sebagaimana dihitung oleh CAPM. Semakin besar risiko sistemik, jika ada, semakin baik kemungkinan mencapai keuntungan. Tujuan utama CAPM adalah untuk menentukan pengembalian yang diharapkan dari investasi berbahaya sambil meminimalkan risiko.

CAPM juga dapat membantu investor dalam memperkirakan risiko yang terkait dengan portofolio yang tidak dapat melakukan diversifikasi dan membandingkannya dengan tingkat pengembalian yang diharapkan (rate of return). (Wihartati, 2021) Berdasarkan formula CAPM yaitu :

𝐸(𝑅𝑖) = 𝑅𝑓 + [𝐸(𝑅m) βˆ’ 𝑅𝑓] 𝐡𝑖 Keterangan rumus :

Rf = Average return bunga investasi bebas risiko 𝛽𝑖 = Ukuran risiko saham ke-i

E (Rm) = tingkat pengembalian rata-rata pasar

E (Ri) = Tingkat pengembalian yang diharapkan terhadap sekuritas i

2.2.2 Asumsi-Asumsi CAPM

Berdasarkan perspektif (Bodie et al., 2015) CAPM memperkirakan ikatan antara risiko dan tingkat pengembalian yang diinginkan pada saat keadaan pasar ekuilibrium pada aset berisiko.

15 Hipotesis-hipotesis dalam CAPM diantaranya yaitu :

1. Karena perdagangan individu mereka, investor tidak dapat mempengaruhi harga.

2. Berdasarkan portofolio mereka, semua investor memiliki ekspektasi pengembalian dan standar deviasi yang sama.

3. Pada tingkat bunga bebas risiko, setiap investor dapat meminjamkan sejumlah uang tertentu atau meminjam dalam jumlah yang tak terhitung.

4. Dengan menggunakan metode mean-variance yang optimal, semua investor dapat membuat portofolio mereka lebih efisien.

5. Investasi memaksimalkan kekayaan atau aset dengan memaksimalkan utilitas yang diproyeksikan selama periode waktu yang sama.

6. Tidak ada biaya transaksi atau pajak penghasilan.

7. Investor memiliki peran sebagai price taker

8. keseluruhan aset beresiko diperdagangkan secara publik atau umum

2.2.3 Beta Pasar

Risiko fluktuasi harga saham di pasar diukur dengan beta (Ξ²). Dengan kata lain, beta adalah standar deviasi pengembalian saham jika dibandingkan dengan pengembalian pasar. Pemisahan kovarians dan varians dapat digunakan untuk menghitung beta (Ξ²). Beta (Ξ²) secara alternatif dapat didefinisikan sebagai hubungan antara pasar dan pengembalian saham. (Turlinda, 2020)

Metrik risiko yang sesuai atau relevan yang tidak dapat tersebar di seluruh portofolio adalah beta. Dalam sistem pengambilan keputusan manajemen portofolio, beta merupakan ukuran atau parameter yang harus dipertimbangkan investor. Beta yaitu ukuran skala ikatan antara pengembalian sekuritas contohnya saham biasa dan pengembalian portofolio dari keseluruhan aset beresiko.

Berdasarkan perspektif (Jogiyanto, 2015) beta ialah suatu pengukuran volatilitas (volatility) return sebuah sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar maupun market. Makna dari besarnya risiko sistematis sebuah saham tertentu yaitu berikut dibawah ini :

1. Beta < 0 yaitu negatif, yang berarti saham-saham yang berperilaku khusus serta bertentangan dengan capital market. Ketika pasar mengalami kenaikan,

16 saham-saham jenis ini justru bergerak turun, serta sebaliknya ketika pasar bergerak turun, maka saham saham tersebut bergerak naik.

2. Beta = 1, yang berarti setiap satu persen perubahan return pasar maka return saham maupun portofolionya juga akan berubah sama besarnya mengikuti return market.

3. Saham yang memiliki value nilai beta > 1 dikemukakan mempunyai risiko yang lebih besar dari tingkat risiko average market.

4. Saham yang memiliki value atau nilai beta < 1 dikemukakan sebagai saham yang mempunyai risiko dibawah rata-rata pasar atauoun average market. Serta (Bodie et al, 2015) formulanya yaitu :

𝛽𝑖 = π‘†π‘™π‘œπ‘π‘’(𝑦 π‘‘π‘Žπ‘‘π‘Ž π‘ π‘Žβ„Žπ‘Žπ‘š, π‘₯ 𝐼𝐻𝑆𝐺)

2.2.4 Security Market Line (SML) atau Garis Pasar Sekuritas

Dalam CAPM, pengembalian yang diinginkan atau diharapkan dari suatu aset secara positif terkait dengan risikonya. Semakin tinggi risiko suatu investasi, semakin tinggi keuntungan, investor juga akan memperoleh risiko aset jika pengembalian yang diharapkan sebanding dengan risiko (Ross et al., 2015).

Dalam CAPM terdapat model yang dapat digunakan untuk menggambarkan risiko dan besarnya return yang diinginkan atau diharapkan dari suatu investasi, salah satunya adalah Securities Market Line (SML) atau dikenal dengan istilah garis pasar sekuritas (GPS), yaitu suatu garis, yang menghubungkan pengembalian yang diinginkan atau diharapkan. keamanan E (Ri) dengan risiko sistematis (Ξ²)

Dari perspektif (Tandelilin, 2010), garis pasar sekuritas (GPS) atau dikenal sebagai Security Market Line (SML) adalah garis yang menghubungkan tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu sekuritas dengan beta (risiko sistematis).

17 Gambar 2.1 Garis Pasar Sekuritas (GPS)

Sumber : Tandelilin (2010:195)

Gambar tersebut yakni ialah contoh deskripsi relasi hubungan antara risiko dan dengan tingkat expected return dari suatu sekuritas individu (Tandelilin, 2010:195).

Expected return sebuah sekuritas dapat dikalkulasi dengan menggunakan formula berikut :

𝐸(𝑅𝑖) = 𝑅𝑓 + 𝐡𝑖 [𝐸(π‘…π‘š) βˆ’ 𝑅𝑓]

2.2.5 Portofolio Optimal

Para Investor selalu berharap untuk portofolionya mempunyai risiko yang rendah dengan tingkat return tertentu atau dengan kata lain para investor bersedia menanggung risiko tertentu dengan tentu saja berharap kepada expected return yang maksimal. Perilaku investor ketika memutuskan untuk berinvestasi akan memperlihatkan bagaimana investor membentuk portofolio yang diharapkan efisien.

Tidak semua investor suka terhadap risiko yang ada. Ketika disuruh memutuskan untuk memilih suatu pilihan opsi yang memberikan tawaran return yang sama tapi dengan risiko yang berbeda, tentu para investor akan condong untuk memilih berinvestasi kepada yang mempunyai risiko lebih rendah (Tandelilin, 2010:157).

Investor akan memutuskan untuk memilih portofolio optimal dari banyaknya pilihan portofolio yang efisien, yang tentunya yang relevan atau sesuai dengan preferensi investor terharap risk dan return yang akan ditanggung (Tandelilin, 2010:157).

18 Portofolio optimal yaitu merupakan suatu kombinasi antar expected return dengan risiko yang paling baik atau terbaik (Hartono, 2016:367).

2.2.6 Penggolongan Saham yang efisien berdasarkan CAPM

Saham efisien adalah saham dengan return individual yang berada di atas return yang diharapkan [(Ri) > E (Ri)]. Ketentuan mengenai investasi saham yang efisien dan tidak efisien ialah sebagai berikut:

a. Saham efisien

Investor harus memilih apakah akan membeli atau menjual saham.

Pengembalian saham individu (Ri) lebih besar dari pengembalian yang diharapkan (E (Ri)) dalam keadaan saham yang efisien.

b. Saham tidak efisien

Investor memutuskan untuk menjual saham sebelum nilainya turun. Tingkat pengembalian individu (Ri) kurang dari tingkat pengembalian yang diharapkan [E (Ri)] dalam kondisi stok yang tidak efisien. (Jogiyanto, 2015).

19 2.3 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu No Peneliti/ Judul Tahun Sampel/ Periode Metode

Penelitian

Hasil Perbedaan dengan Penelitian yang dilakukan

22 company mempunyai saham yang efisien dan terdapat 22 company yang memiliki saham tidak efisien

Peneliti terdahulu menggunakan sampel dan periode penelitian yang berbeda yaitu berfokus pada perusahaan yang masuk kriteria pada Indeks IDX30 BEI di periode 2014-2018

2 Susanti. Analisis Penggunaan sektor perbankan ditemukan bahwa terdapat 8 saham yang efisien atau dapat dijadikan preferensi ketika berinvestasi

Peneliti terdahulu menggunakan sampel dan periode penelitian yang berbeda yaitu berfokus pada perusahaan yang termasuk dalam sub sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia dengan periode tahun 2014-2018

20

2020 Saham Company yang terdaftar pada

Hasil penelitian menunjukan sebanyak 15 perusahaan memiliki saham perusahaan yang efisien dan terdapat 17 perusahaan yang mempunyai saham yang tidak efisien

Peneliti terdahulu menggunakan sampel, periode penelitian dan teknik analisis data yang berbeda yaitu berfokus pada perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ45 di BEI dengan periode tahun 2015-2018 dan menambahkan formula Reward to Variaility Ratio (RVAR)

4 Deny Saputra,

Hasil penelitian menunjukan 21 saham company tergabung dalam kelompok saham efisien dan 16 saham company termasuk dalam kelompok saham yang tidak efisien

Peneliti terdahulu menggunakan sampel dan periode penelitian yang berbeda yaitu berfokus pada company yang termasuk dalam kriteria Indeks KOMPAS100 dengan periode tahun 2015-2015

21

2016 Saham-saham pada company yang tergabung dalam sektor infrastruktur, utilitas dan

transportasi di BEI

Teknik

Hasil penelitian menunjukan dari 20 sampel saham company terdapat 15 saham company yang termasuk undervalued

Peneliti terdahulu menggunakan sampel dan periode penelitian yang berbeda yaitu berfokus pada company yang tergabung dalam sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi di BEI dengan periode tahun 2015-2016

2015 Saham-saham yang terdaftar dalam

Hasil penelitian menunjukan Portofolio optimal jatuh kepada portofolio saham Model CAPM

Peneliti terdahulu meneliti saham yang tergabung dalam Indeks Bisnis-27 dan dengan Periode waktu tahun 2015-2014

7 Darminto, Ilona.

Penerapan CAPM

2014 Saham-saham yang terdaftar di Bursa

Teknik

analisis data

Hasil penelitian menunjukan dari 28 sampel saham company

Peneliti terdahulu menggunakan sampel dan periode penelitian yang

22

berbeda yaitu berfokus pada company yang tergabung dalam perusahaan sektor Consumer Good Industry di Bursa Efek Indonesia

2021 Saham-saham yang terdaftar di

Hasil dari decision support system dalam pemililihan stock menggunakan metode CAPM dapat dijadikan sebagai rekomendasi bagi investor dalam memilih investasi optimal.

Perancangan sistem peneliti terdahulu menggunakan konteks diagram, HIPO, DAD, dan desain basis data, yang dimana sistem dibuat dalam program dengan bahasa pemrograman PHP.

2020 109 Stock Company yang tercatat di BEI selama tahun

Hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat 54 stock company tergabung dalam kategori saham efisien dam 55 stock company tergabung

Peneliti terdahulu menggunakan accumulated distribution line dalam penentuan kelompok saham-saham yang termasuk efisien.

23

2019 Saham-saham yang terdaftar pada

Hasil penelitian menunjukan dari 68 sampel saham company terdapat 34 saham terklasifikasi sebagai saham efisien, dan 34 saham terklasifikasi tidak efisien.

Peneliti terdahulu berfokus kepada saham-saham yang tergabung dalam Indeks LQ-45 di BEI selama periode 2013-2018.

Hasil penelitian menunjukan dari 19 sampel saham company terdapat 14 yang tergolong saham undervalued dan 5 saham yang tergolong overvalued.

Peneliti terdahulu berfokus kepada saham-saham yang termasuk dalam sektor properti dan real estate di BEI periode 2010-2012

12 Anisha, Christian.

What Is the

Consumption-2016 Mempertimbangkan model penetapan harga aset di mana

Peneliti menggunakan pendekatan

Hasil penelitian menunjukan SDF memiliki pola siklus bisnis dan korelasi yang

Peneliti terdahulu berfokus pada kerangka teori – informasi untuk analisis model penetapan harga aset.

24

signifikan dengan kehancuran pasar

13 Alecia. Analisis CAPM dalam

Hasil penelitian menunjukan dari 31 saham perbankan, terdapat 31 saham perbankan positif dan 9 sisanya yaitu sebaliknya.

Peneliti terdahulu berfokus kepada sektor perbankan yang tercatat di BEI periode 2016-2018

14 Zhang. The Investment CAPM.

2017 Literatur pada consumption

Hasil penelitian ditemukan bahwa mengintegrasikan literatur anomali pada bidang keuangan dan akuntansi dengan ekonomi neoklasik, investasi dengan CAPM

Peneliti terdahulu berfokus kepada CAPM sebagai paradigma penetapan harga aset terkemuka.

25 dengan

ekonomi neoklasik

berhasil membangun market yang efisien

15 Nugraha, Susanti.

Investment

Decisions Using CAPM in the Coal Mining Su Sector Period 2012-2016

2019 Saham-saham perusahaan sub sektor

pertambangan dan batu bara periode 2012-2016

Teknik

analisis data menggunakan Metode formula CAPM.

Hasil penelitian menunjukan dari 16 saham sub sektor Coal Mining, terdapat 11 saham companies studies yang tergolong efisien dan 5 saham su sektor Coal Mining tergolong tidak efisien.

Peneliti terdahulu berfokus kepada perusahaan sub sektor pertambangan dan batu bara yang terdaftar di BEI pada periode 2012-2016.

Sumber : Olahan Peneliti (2021)

26 2.4 Kerangka Pemikiran

Basicnya keinginan dari seorang investor ketika melakukan investasi yaitu mengharapkan return yang tinggi dengan risiko yang rendah. Untuk menentukan dalam mengambil keputusan terhadap suatu saham pada sebuah perusahaan butuh adanya keputusan investasi yang terbaik. Perhitungan estimasi atas return yang akan diperoleh di masa mendatang dan risiko yang diperoleh dalam investasi tersebut.

Pada proses menentukan decision investasi berdasarkan metode CAPM, yaitu dideskripsikan melalui Security Market Line (SML). SML memperlihatkan ikatan hubungan antara besarnya risiko sistematis dan dengan tingkat pengembalian yang diharapkan atau diinginkan.

Berdasarkan SML yakni memilih saham yang efisien dalam pengelompokkan sahamnya. Saham yang efisien yaitu saham yang mempunyai tingkat pengembalian saham individu lebih besar daripada tingkat pengembalian yang diharapkan atau yang diinginkan [Ri > E(Ri)] akan nampak terlihat berada diatas garis SML.

Sedangkan mengeliminasi saham yang tidak efesien dimana saham terseut mempunyai tingkat pengembalian saham individu lebih kecil daripada tingkat pengembalian yang diharapkan atau yang diinginkan [Ri < E(Ri)], saham tersebut akan nampak terlihat berada pada bawah garis SML (Jogiyanto, 2015). Adapun kerangka pemikiran atau framework dari penelitian ini yaitu :

27 Gambar 2.2 Framework Penelitian

Sumber : Olahan Peneliti (2021) Mengkalkulasi Tingkat

Pengembalian Saham

Mengkalkulasi Rata-rata Tingkat Pengembalian

Mengkalkulasi Tingkat Pengembalian Pasar

Mengkalkulasi Rata-rata Tingkat Pengembalian

Melakukan compare Ri dengan E(Ri)

Mengkalkulasi Tingkat Pengembalian Bebas Risiko

Mengkalkulasi Risiko Beta

Mengkalkulasi Tingkat Pengembalian yang diharapkan

Ri > E(Ri) Ri < E(Ri)

Saham tidak efisien Saham

efisien

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil dari analisis yang dilakukan terhadap investasi saham perusahaan pada sub sektor farmasi dan riset kesehatan sehingga dapat menentukan portofolio optimal dengan memanfaatkan penggunaan metode Capital Asset Pricing Model atau yang biasa disingkat dengan metode CAPM. Maka dari itu, berdasarkan teori dan metode yang digunakan jenis penelitian ini ialah deskriptif kuantitatif. Berdasarkan pendapat Sugiyono (2015:14) terdapat beragam jenis penelitian, diantaranya ialah penelitian kuantitatif yang merupakan penelitian dimana dalam memperoleh datanya yaitu yang berbentuk angka. Jenis penelitian lainnya ialah penelitian kualitatif yaitu ialah merupakan penelitian dnegan data yang berbentuk kata, skema dan gambar. Based on teori itu, maka penelitian ini merupakan penelitian yang termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian yang tidak melakukan compare variabel pada sampel lain. Sedangkan, mencari ikatan hubungan tersebut dengan variabel lain dikatakan penelitian deskriptif (Sugiyono, 2015:35). Penelitian ini tidak mengintervensi data dikarenakan data yang terdapat pada penelitian ini tidak berubah.

Tabel 3.1 Jenis Penelitian

No Karakteristik Riset Penelitian Jenis

1 Berdasarkan Metode Kuantitatif

2 Berdasarkan Tujuan Deskriptif

3 Berdasarkan Tipe Penyelidikan Deskriptif

4 Berdasarkan Keterlibatan Peneliti Tidak Mengintervensi Data 5 Berdasarkan Unit Analisis Individu

6 Berdasarkan Waktu Pelaksanaan Time Series Sumber : Olahan Peneliti (2021)

29 3.2 Variabel Operasional

Segala sesuatu yang memiliki bentuk apa saja yang ditetapkan oleh penulis penelitian ialah merupakan variabel penelitian untuk dipelajari sehingga mendapatkan informasi tentang hal tersebut lalu kemudian menyimpulkannya (Sugiyono, 2015:38).

Variabel yang dimanfaatkan dalam penelitian ini akan dipaparkan ke dalam tabel variabel operasional dibawah berikut ini, diantaranya yaitu :

Tabel 3.2 Variabel Operasional

No Variabel Keterangan Indikator Skala

1 Return Market (RM)

Pengembalian atau return yang diperoleh atau didapatkan investor dari investasi pada beragam saham

Pengembalian atau return yang diperoleh atau didapatkan investor dari investasi pada beragam saham

Dokumen terkait