• Tidak ada hasil yang ditemukan

SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Bisnis Program Studi Administrasi Bisnis

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2022

Membagikan "SKRIPSI. Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Bisnis Program Studi Administrasi Bisnis"

Copied!
88
0
0

Teks penuh

(1)

i

ANALISIS PENERAPAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) DALAM MENENTUKAN KEPUTUSAN INVESTASI

PADA SAHAM

(Studi Kasus pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi dan Riset Kesehatan di BEI Periode 2017-2022)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Bisnis

Program Studi Administrasi Bisnis

Disusun Oleh : Nur Amalia Podungge

1501181092

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG

2022

(2)

ii

ANALISIS PENERAPAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) DALAM MENENTUKAN KEPUTUSAN INVESTASI

PADA SAHAM

(Studi Kasus pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi dan Riset Kesehatan di BEI Periode 2017-2022)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Bisnis

Program Studi Administrasi Bisnis

Disusun Oleh : Nur Amalia Podungge

1501181092

PROGRAM STUDI ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG

2022

(3)

iii

HALAMAN PERSETUJUAN

ANALISIS PENERAPAN METODE CAPITAL ASSET PRICING MODEL (CAPM) DALAM MENENTUKAN KEPUTUSAN INVESTASI

PADA SAHAM

(Studi Kasus pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi dan Riset Kesehatan di BEI Periode 2017-2022)

SKRIPSI

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Bisnis

Program Studi Administrasi Bisnis

Disusun Oleh : Nur Amalia Podungge

1501181092

Pembimbing

Budi Rustandi Kartawinata, S.E., M.M.

PROGRAM STUDI S1 ADMINISTRASI BISNIS FAKULTAS KOMUNIKASI DAN BISNIS

UNIVERSITAS TELKOM BANDUNG

2022

(4)

iv

(5)

v

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, karena atas ridho dan hidayah-Nya, penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi yang berjudul

“Analisis Penerapan Metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) dalam Menentukan Keputusan Investasi pada Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi dan Riset Kesehatan di BEI Periode 2017-2022)”, sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Administrasi Bisnis, Program Studi Administrasi Bisnis, Fakultas Komunikasi Bisnis, Universitas Telkom.

Penulis juga mengucapkan terima kasih kepada Universitas Telkom, khususnya Program Studi Administrasi Bisnis, Fakultas Komunikasi Bisnis atas kesempatan dan didikan yang diberikan selama ini. Tidak lupa penulis ucapkan terima kasih kepada kedua orang tua yang telah memberikan dukungan serta doa.

Penulis menyadari bahwa Skripsi ini tidak akan selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebesar- besarnya kepada semua pihak yang turut terlibat dalam penyusunan skripsi ini.

1. Budi Rustandi Kartawinata, S.E., M.M. selaku dosen pembimbing yang telah berkontribusi besar meluangkan waktu, pikiran dan perhatiannya untuk memberikan bimbingan, arahan dan saran bagi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

2. Mahir Pradana, SE., M.Sc.BA selaku dosen penguji, baik penguji proposal maupun penguji tugas akhir.

3. Seluruh dosen pengajar program studi Administrasi Bisnis yang telah memberikan ilmu, wawasan, pemahaman serta pengalamannya selama penulis mengikuti studi di Fakultas Komunikasi dan Bisnis, Universitas Telkom.

4. Seluruh staf administrasi program studi Administrasi Bisnis atas kelancaran informasi dan dukungan administrasi selama mengikuti program pendidikan ini.

5. Seluruh rekan-rekan mahasiswa Angkatan 18 yang telah bekerjasama dengan baik selama kegiatan studi berlangsung.

6. Semua pihak yang penulis tidak dapat sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan maupun dukungan, semoga Allah SWT melimpahkan rahmat dan karunianya kepada mereka semua.

(6)

vi Penulis menyadari bahwa skripsi ini jauh dari kesempurnaan, baik dalam teknik penulisan, struktur bahasa, ataupun persepsi ilmiah. Untuk itu, penulis sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun untuk perbaikan di masa mendatang.

Panulis juga berharap semoga skripsi ini dapat bermanfaat khususnya bagi diri penulis sendiri, dan umumnya bagi mahasiswa Universitas Telkom.

Jakarta, 12 Juni 2022

Nur Amalia Podungge

(7)

vii

ABSTRAK

Investasi di pasar modal memiliki daya tarik tersendiri bagi para investor.

Harga saham pada setiap perusahaan yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia terkadang selalu mengalami perubahan baik kenaikan maupun penurunan harga saham. Oleh karena itu, investor seringnya mengalami kesulitan dalam memilih saham mana yang mempunyai risiko kecil tapi dapat menghasilkan return yang besar.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat pengembalian yang diharapkan saham-saham sub sektor farmasi dan riset kesehatan berdasarkan penggunaan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM).

Metode penelitian yang digunakan yaitu Capital Asset Pricing Model (CAPM) untuk mengetahui estimasi tingkat pengembalian atau keuntungan yang diharapkan (expected return) dan mengetahui risk dan return yang relevan pada setiap aset ketika pasar modal dalam kondisi yang seimbang. Populasi dari penelitian ialah saham perusahaan sub sektor farmasi dan riset kesehatan 2017-2022. Sampel penelitian menggunakan purposive sample method dan menghasilkan 8 company yang tidak mengalami delisting dan tercatat dalam BEI selama periode penelitian.

Saham efisien yaitu saham dengan tingkat pengembalian individu lebih besar dari tingkat pengembalian yang diharapkan. Terdapat 5 saham dengan tingkat pengembalian rata-rata positif dan tergabung dalam kelompok saham efisien dan 3 yang tergabung dalam kelompok saham tidak efisien.

Keywords : CAPM, Expected Return, Farmasi dan Riset Kesehatan, Beta

(8)

viii

ABSTRACT

Investment in the capital market has its own charm for investors. The share price of each company listed on the Indonesia Stock Exchange sometimes changes, either increasing or decreasing the share price. Therefore, investors often have difficulty in choosing which stocks have a small risk but can generate a large return.

This study aims to determine the expected return on stocks of the pharmaceutical and health research sub-sectors based on the use of the Capital Asset Pricing Model (CAPM) method.

The research method used is the Capital Asset Pricing Model (CAPM) to determine the estimated rate of return or expected return and to determine the relevant risk and return on each asset when the capital market is in a balanced condition. The population of the study is the shares of companies in the pharmaceutical and health research sub-sector 2017-2022. The research sample used a purposive sample method and resulted in 8 companies that did not experience delisting and were listed on the IDX during the study period.

Efficient stocks are stocks with individual returns greater than the expected rate of return. There are 5 stocks with a positive average return and are included in the efficient stock group and 3 are included in the inefficient stock group.

Keywords : CAPM, Expected Return, Pharmacy and Health Research, Beta

(9)

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN PERSETUJUAN ... iii

HALAMAN PERNYATAAN ... iv

KATA PENGANTAR ...v

ABSTRAK ... vii

ABSTRACT ... viii

DAFTAR ISI ... ix

DAFTAR TABEL ... xi

DAFTAR GAMBAR ... xii

DAFTAR LAMPIRAN ... xiii

BAB I ...1

PENDAHULUAN ...1

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ...1

1.2 Latar Belakang Penelitian ...2

1.3 Identifikasi Masalah ...8

1.4 Tujuan Penelitian ...8

1.5 Kegunaan Penelitian ...9

1.6 Sistematika Penelitian ... 10

BAB II ... 11

TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Saham ... 11

2.1.1 Pengertian Saham ... 11

2.1.2 Return Saham ... 11

2.1.3 Risiko Saham ... 12

2.1.4 Tingkat Pengembalian Saham Individu ... 12

2.1.5 Tingkat Pengembalian Pasar ... 13

2.1.6 Tingkat Pengembalian Bebas Risiko ... 13

2.2 CAPM ... 14

2.2.1 Pengertian CAPM ... 14

2.2.2 Asumsi-Asumsi CAPM ... 14

2.2.3 Beta Pasar... 15

2.2.4 Security Market Line (SML) atau Garis Pasar Sekuritas ... 16

2.2.5 Portofolio Optimal ... 17

2.2.6 Penggolongan Saham yang efisien berdasarkan CAPM ... 18

(10)

x

2.3 Penelitian Terdahulu ... 19

2.4 Kerangka Pemikiran ... 26

BAB III ... 28

METODE PENELITIAN ... 28

3.1 Jenis Penelitian ... 28

3.2 Variabel Operasional ... 29

3.3 Populasi dan Sampel ... 30

3.4 Pengumpulan Data ... 32

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data ... 32

3.4.2 Jenis Data ... 33

3.5 Teknik Analisis Data ... 33

BAB IV ... 36

ANALISA DAN PEMBAHASAN ... 36

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian ... 36

4.2 Statistik Deskriptif ... 38

4.3 Analisis Hasil dan Pembahasan ... 40

4.3.1 Harga Penutupan Saham Sub Sektor Farmasi dan Riset Kesehatan ... 40

4.3.2 BI 7-Day (Reverse) Repo Rate (BI7DRR) ... 40

4.3.3 Tingkat Pengembalian Pasar ... 41

4.4 Hasil Analisis dan Pembahasan ... 42

4.4.1 Hasil Analisis Tingkat Pengembalian Saham Individu (Return Saham) ... 42

4.4.2 Hasil Analisis Risk Free Rate ... 44

4.4.3 Hasil Analisis Tingkat Pengembalian Pasar (Market Return) ... 45

4.4.4 Hasil Analisis Risiko Sistematis Masing-masing Saham Individu ... 48

4.4.5 Hasil Analisis Tingkat Pengembalian yang Diharapkan E(Ri) ... 50

4.4.6 Pengelompokan Saham-saham Efisien dan Keputusan Investasi ... 51

4.5 Implikasi Manajerial ... 52

BAB V ... 54

KESIMPULAN DAN SARAN ... 54

5.1 Kesimpulan ... 54

5.2 Saran ... 54

5.3 Keterbatasan Penelitian ... 55

DAFTAR PUSTAKA ... 56

LAMPIRAN ... 58

(11)

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 1.1 Perusahaan Sub Sektor Farmasi dan Riset Kesehatan...2

Tabel 1.2 Perkembangan Harga Saham Tahunan Perusahaan Sub Sektor Farmasi dan Riset Kesehatan Periode 2016-2020 ...5

Tabel 1.3 Perhitungan Capital Asset Pricing Model saham perusahaan Kimia Farma Tbk ...6

Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu ... 19

Tabel 3.1 Jenis Penelitian ... 28

Tabel 3.2 Variabel Operasional ... 29

Tabel 3.3 Penentuan Kriteria Sampel ... 31

Tabel 3.4 Saham yang Tidak Termasuk dalam Kriteria ... 31

Tabel 3.5 Sampel Company ... 32

Tabel 4.1 Penetuan Kriteria Sampel ... 36

Tabel 4.2 Saham yang Tidak Termasuk dalam Kriteria ... 37

Tabel 4.3 Company yang dijadikan Sampel Penelitian Periode 2017 - 2022 ... 37

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif ... 38

Tabel 4.5 Tingkat Pengembalian Rata-rata yang Mempunyai Saham Positif... 43

Tabel 4.6 Tingkat Pengembalian Rata-rata Saham yang Mempunyai Saham Negatif Periode Januari 2017 – April 2022 ... 43

Tabel 4.7 BI 7-Days (Reverse) Repo Rate Periode Januari 2017 – April 2022 ... 44

Tabel 4.8 Tingkat Pengembalian Rata-rata Pasar (Rm) Periode Januari 2017 – April 2022... 46

Tabel 4.9 Saham yang Mempunyai β > 1 ... 48

Tabel 4.10 Saham yang Mempunyai β < 1 ... 49

Tabel 4.11 Saham yang Mempunyai β < 0 ... 49

Tabel 4.12 Tingkat Pengembalian yang Diharapkan ... 50

Tabel 4.13 Daftar Saham Efisien ... 51

Tabel 4.14 Daftar Saham Tidak Efisien ... 52

(12)

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 1.1 Perkembangan Harga Saham Perusahaan Sub Sektor Farmasi dan Riset Kesehatan di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020 ...5 Gambar 2.1 Garis Pasar Sekuritas (GPS) ... 17 Gambar 2.2 Framework Penelitian ... 27 Gambar 4.1 Perkembangan BI 7- Day (Reverse) Repo Rate Periode Januari 2017 – April 2022 ... 41 Gambar 4.2 Pergerakan IHSG Periode Januari 2017 – April 2022 ... 42

(13)

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Daftar Return serta Closing Price Masing-Masing Saham Periode Januari 2017 – April 2022 ... 58 Lampiran 2 : Perhitungan Capital Asset Pricing Model saham perusahaan Kimia Farma Tbk ... 65 Lampiran 3 : Perhitungan Masing-Masing Beta Saham Periode Januari 2017 – April 2022... 66

(14)

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Bursa Efek Indonesia (BEI) atau biasa dikenal dengan sebutan Indonesia Stock Exchange (IDX) merupakan sebuah instansi yang berfungsi menyediakan berbagai macam instrumen keuangan yang dapat diperjualbelikan ataupun diperdagangkan pada pasar modal Indonesia serta merupakan suatu sistem sarana yang mempertemukan seller dan buyer ataupun pihak-pihak lain dalam melakukan penawaran efek dengan tujuan perdagangan.

Pada mulanya terdapat dua bursa efek yang ada pada negara Indonesia yakni dimana terbentuk berdasarkan penggabungan pasar modal yang dilakukan pemerintah dari Bursa Efek Jakarta (BEJ) dan Bursa Efek Surabaya (BES) yang mulai beroperasi di 1 Desember 2007. Adapun visi dari Bursa Efek Indonesia itu sendiri yakni menjadi bursa yang bersaing secara sehat dengan integritas maupun kejujuran tingkat dunia.

Adapun misi dalam mencapai visi Bursa Efek Indonesia (BEI) tersebut yakni mendesain prasarana pasar keuangan yang dapat diandalkan dan kredibel dalam memanifestasikan pasar yang teratur, wajar, dan efisien dan mampu diakses oleh semua stakeholders lewat produk serta layanan yang inovatif dengan nilai-nilai inti perusahaan diantaranya yaitu Teamwork, senantiasa berkolaborasi secara sinergis dalam mencapai tujuan bersama. Integrity, Konsistensi antara thought, ujaran, dan aktivitas dengan senantiasa menjunjung tinggi honest, transparency dan independensi setimbal dengan values perusahaan dan norma yang valid. Professionalism, menunjukan sikap, appearance dan kompetensi dengan penuh tanggungan kewajiban untuk meneruskan hasil terbaik dan service excellence, senantiasa memberikan servis terbaik bagi para stakeholder perusahaan.

Bursa Efek Indonesia (BEI) memiliki banyak daftar sektor, salah satunya adalah sektor kesehatan. Sektor kesehatan terdiri dari beragam sub sektor dimana salah satu sub sektor-nya adalah farmasi dan riset kesehatan. Tercatat terdapat 11 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada sektor kesehatan, sub sektor farmasi dan riset Kesehatan.

(15)

2 Tabel 1.1 Perusahaan Sub Sektor Farmasi dan Riset Kesehatan

No Nama Emiten Kode Saham

1 Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA

2 Indofarma Tbk INAF

3 Kimia Farma Tbk KAEF

4 Kalbe Farma Tbk KLBF

5 Merck Tbk MERK

6 Phapros Tbk PEHA

7 Pyridam Farma Tbk PYFA

8 Organon Pharma Indonesia Tbk SCPI

9 Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk SIDO

10 Soho Global Health Tbk SOHO

11 Tempo Scan Pasific Tbk TSPC

Sumber : Bursa Efek Indonesia

1.2 Latar Belakang Penelitian

Bursa Efek Indonesia yakni merupakan sebuah wadah bagi para pelaku investor untuk memperjualbelikan setiap saham ataupun efek yang dimiliki. company yang terdaftar dan menjual sahamnya pada Bursa Efek Indonesia (BEI) ialah merupakan company yang sudah go public atau dapat dikatakan perusahaan terbuka.

Saham-saham yang tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) akan tertera pada indeks harga saham gabungan. Pada dasarnya keputusan investasi memiliki sifat individual serta tergantung pada investor sebagai pribadi yang bebas. Dalam melakukan pembelian sekuritas saham, investor tidak hanya membeli sesuai keinginan, hal ini didasarkan pada goals awal dilakukan kegiatan investasi yakni mendapatkan perolehan return atau keuntungan dengan berbagai pertimbangan di dalamnya.

Pasar Modal merupakan pertemuan antara pihak yang mempunyai kelebihan dana dengan pihak yang membutuhkan dana dengan cara memperjualbelikan sekuritas. Pasar modal di Indonesia dibentuk untuk menghubungkan investor sebagai pemodal dengan perusahaan atau institusi pemerintah. Investasi di pasar modal memiliki daya tarik tersendiri bagi para investor, dikarenakan berinvestasi di pasar modal yang mempunyai tingkat pengembalian yang lebih besar. Berinvestasi di pasar

(16)

3 modal juga bisa dijadikan solusi dalam menghadapi inflasi yang terjadi. Dengan terbentuknya pasar modal, investor bisa melakukan diversifikasi investasi dengan cara pembentukan portofolio sesuai dengan risiko yang sedia ditanggung dengan tingkat keuntungan yang diharapkan. Pasar modal berdiri dalam rangka mempertemukan pembeli dan penjual sekuritas. Sekuritas yang dijual pada pasar modal antara lain saham, obligasi, serta surat berharga lainnya. Sedangkan saham ialah merupakan sekuritas yang sering diperjualbelikan pada pasar modal.

Investasi dapat dikatakan sebagai komitmen sejumlah uang maupun sumber daya lainnya yang dilakukan sekarang atau saat ini dengan harapan mendapatkan benefit pada masa mendatang. Dalam tataran praktik, investasi biasanya dikaitkan dengan aktivitas yang terkait dengan penanaman dana pada berbagai macam alternatif aset baik yang termasuk sebagai real assets contohnya tanah, properti, emas, maupun yang berbentuk financial assets contohnya berbagai bentuk surat berharga seperti reksadana, obligasi, saham. Sebelum melakukan investasi terdapat hal mendasar dalam proses keputusan investasi yakni pemahaman mendasar terkait pola hubungan antara return yang diharapkan dan risiko dalam suatu investasi. Secara umum, hubungan risiko dan return yang diharapkan dari suatu investasi merupakan tautan yang linear dengan makna semakin besar risiko sebuah investasi maka semakin besar juga tingkatan return yang diharapkan dari investasi yang dilakukan begitupun sebaliknya. Relasi itulah yang menjawab pertanyaan mengapa banyak investor yang melakukan diversifikasi atas aset yang dimiliki, selain memperhatikan return yang tinggi, investor mempertimbangkan tingkat risiko yang harus ditanggung pula.

Dasar keputusan investasi terdiri dari tingkat return yang diharapkan, tingkat risiko serta hubungan relasi antara return dan risk. Pada bahasan manajemen investasi tingkat keuntungan investasi disebut dengan return. Konteksnya dalam bahasan manajemen investasi, perlu dibedakan antara expected return dengan return yang terjadi (realized return). Expected return atau return yang diharapkan merupakan tingkatan return yang diantisipasi investor di masa yang akan datang. Sedangkan return aktual atau return yang terjadi ialah merupakan tingkat return yang sudah benar-benar diperoleh atau didapatkan investor. Sedangkan ketika membahas risiko, terdapat hal penting yang harus selalu dipertimbangkan, yaitu seberapa tinggi risiko yang harus ditanggung dari pemilihan investasi tersebut. Pada umumnya semakin tinggi risiko maka semakin tinggi pula tingkat return yang diharapkan

(17)

4 Metode Capital Asset Pricing Model menjelaskan sebuah metode yang menghubungkan tingkat return harapan dari suatu aset berisiko dengan risiko dari aset tersebut pada kondisi pasar ekuilibrium ataupun seimbang (Tandelilin, 2010). CAPM bisa menolong investor-investor dalam menentukan tingkat expected return sebuah investasi beresiko. CAPM dapat mengkalkulasi risiko pada suatu portofolio (Sekarwati & Margasari, 2015). Capital Asset Pricing Model ialah salah satu model penentuan harga aset yang diharapkan dalam penilaian sekuritas serta dengan daya tarik intuitif kesederhanaannya, telah menjadikan CAPM sebagai alat pengukur yang bermanfaat yang digunakan atau dimanfaatkan dalam praktik (Shaikh, 2015).

Walaupun CAPM hanya tentang risiko pasar dan pengembalian aset portofolio, tetapi beta yang ada tetap bisa menerangkan hasil yang diharapkan, dengan portofolio pasar menjadi proksi dari semua aset berisiko. CAPM tetap dimanfaatkan pada banyak industri serta bergantung pada model ini ketika menentukan market price (Elbannan, 2015).

CAPM mempunyai dua keunggulan utama untuk menghitung biaya modal perusahaan yang berkaitan dengan saham (Keown et al, 2014). Keunggulan pertama yaitu modelnya sederhana dan mudah dimengerti dan diimplementasikan. Variabel model sudah tersedia dari sumber public dan keunggulan kedua yaitu karena model tidak bergantung pada dividen atau asumsi apapun tentang pertumbuhan dalam dividen. CAPM sangat menarik dalam logis dan rasional dalam tingkatan intelektualnya. Setelah seseorang memahami teori CAPM, bereaksi menerima tanpa memberikan pertanyaan. Salah satu penelitian (Subrahmanyam, 2015) sudah mengidentifikasi sekitar 50 variabel yang digunakan dalam memperkirakan return saham, CAPM tetap menjadi basic konseptual dalam seluruh model variabel yang ada.

Capital Asset Pricing Model ialah suatu model keseimbangan ekuilibrium yang bisa menentukan saham-saham yang dikatakan efisien berdasarkan relasi maupun hubungan antara risk dan return yang akan didapatkan oleh investor.

Informasi mengenai kinerja saham bisa dilihat pada Bursa Efek Indonesia (BEI). Saham-saham yang tercatat ataupun terdaftar di BEI terbagi menjadi beberapa sektor. Sedangkan penelitian ini berfokus pada sektor kesehatan dimana didalamnya terdapat sub sektor farmasi dan riset kesehatan, dimana perkembangan harga saham pada perusahaan sub sektor farmasi dan riset kesehatan dari periode 2016 sampai dengan 2020 dapat dilihat pada gambar dan tabel dibawah ini

(18)

5 Gambar 1.1 Perkembangan Harga Saham Perusahaan Sub Sektor Farmasi dan Riset

Kesehatan di Bursa Efek Indonesia Periode 2016-2020

Sumber : Finance.yahoo (data diolah penulis, 2021)

Tabel 1.2 Perkembangan Harga Saham Tahunan Perusahaan Sub Sektor Farmasi dan Riset Kesehatan Periode 2016-2020

Kode Saham

Nama Emiten 2016 2017 2018 2019 2020

DVLA Darya-Varia Laboratoria Tbk 1755 1960 1940 2250 2420

INAF Indofarma Tbk 4680 5900 6500 870 4030

KAEF Kimia Farma Tbk 2750 2700 2600 1250 4250 KLBF Kalbe Farma Tbk 1515 1690 1520 1620 1480

MERK Merck Tbk 9200 8500 4300 2850 3280

PYFA Pyridam Farma Tbk 200 183 189 198 975

SIDO Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

258 270 416 632 798

TSPC Tempo Scan Pasific Tbk 1970 1800 1390 1395 1400 Sumber : Finance.yahoo (data diolah penulis, 2021)

Berdasarkan Gambar 1.1 dan Tabel 1.1 memperlihatkan bahwa harga saham perusahaan sub sektor farmasi dan riset kesehatan pada Bursa Efek Indonesia setiap tahunnya mengalami perubahan baik kenaikan harga saham ataupun penurunan harga saham. Pada perusahaan dengan kode DVLA, INAF, KAEF, MERK, PYFA, SIDO,

0 2000 4000 6000 8000 10000 12000

27/12/2014 10/05/2016 22/09/2017 04/02/2019 18/06/2020 31/10/2021

Perkembangan Harga Saham Perusahaan Sub Sektor Farmasi dan Riset Kesehatan Periode 2016-2020

DVLA INAF KAEF KLBF MERK PYFA SIDO TSPC

(19)

6 TSPC mengalami kenaikan pada periode 2020, kenaikan ini bisa saja terjadi dikarenakan oleh adanya pandemi yang secara tidak sadar telah membuka pikiran semua orang tentang pentingnya perangkat medis, obat-obatan serta tenaga kesehatan, dimana telah terjadi perlombaan antar negara dalam melakukan pengembangan vaksin COVID-19 sehingga menyebabkan banyak para investor berlomba-lomba dalam berinvestasi terkait dengan pengembangan tersebut.

Tabel 1.3 Perhitungan Capital Asset Pricing Model saham perusahaan Kimia Farma Tbk

Tanggal KAEF Return

1/4/2017 2450 0.2673

1/4/2018 2150 -0.0186

1/4/2019 3000 -0.1900

1/4/2020 1330 0.0150

1/4/2021 2800 0.0857

Rata-rata return 3.19%

Resiko (std Dev) 16.6%

(Rm-Ri) 0.0656

Beta 0.397

BI 7-Day Reverse Repo

Rate 0.035

CAPM Rf + b (Rm-Ri)

CAPM 6.10%

Sumber : Olahan Peneliti (2021)

Berdasarkan No.23/332/Dkom Rapat Dewan Gubernur (RDG) Bank Indonesia pada 15-16 Desember 2021 memutuskan untuk mempertahankan BI 7-Day Reverse Repo Rate (BI7DRR) sebesar 3,50%, dan total equity risk premium Indonesia sebesar 6,56 % pada data update terakhir country default spreads and risk premium di tanggal 08 Januari 2021, dan angka beta dari perusahaan Kimia Farma Tbk (KAEF) menunjukan angka 0,397 pada dokumen Pefindo Beta Stock edisi 23 Desember 2021.

Dari hasil contoh perhitungan CAPM diatas bisa kita ketahui bahwa return saham KAEF < CAPM yaitu 3.19% lebih kecil dari 6.10% , hal ini menunjukan bahwa saham tersebut tidak bagus digunakan untuk berinvestasi dalam jangka waktu yang panjang.

Oleh karena itu penggunaan metode CAPM sangat bermanfaat dalam berinvestasi, hasil dari metode akan memberikan prediksi maupun ramalan yang tepat terkait hubungan antara risk sebuah aset dengan return yang diekspektasikan sehingga bisa

(20)

7 dijadikan preferensi dalam menentukan kelompok saham yang tepat untuk kebutuhan berinvestasi.

Farmasi maupun kesehatan menjadi sebuah sektor dengan potensi yang paling menjanjikan di negara Indonesia. Pemerintah Indonesia dalam usahanya merealisasikan Making Indonesia 4.0. Program dengan otomatis juga mengupayakan adanya peningkatan daya saing sektor farmasi dengan mendorong transformasi digital yang berbasis teknologi. Pemerintah Indonesia sudah menyiapkan arah jalan untuk mempercepat pembangunan industri farmasi, termasuk didalamya prosedur dan sasaran pengembangan produk yang dimana memiliki fokus jangka panjang dalam membantu industri farmasi menjadi industri yang mandiri. (bpkm.go.id). Oleh karena itu dengan adanya pandemi COVID-19 memberikan pengaruh yang positif terhadap kinerja saham perusahaan-perusahaan yang ada pada sub sektor farmasi seiring dengan adanya pengembangan dan pemasaran terkait vaksin COVID-19, perangkat medis ataupun obat-obatan tersebut yang dapat meningkatkan daya tahun tubuh di masa pandemi. Sehingga dengan alasan-alasan diataslah yang membuat para investor semakin tertarik dan memilih untuk memburu saham-saham yang ada pada sektor farmasi. Penelitian ini menganalisis saham perusahaan sub sektor farmasi dan riset kesehatan di Bursa Efek Indonesia, selain dikarenakan oleh adanya fluktuasi perkembangan harga saham serta uraian fenomena diatas, maka sektor farmasi ini sangat berpengaruh dalam pertumbuhan perekonomian di Indonesia, sehingga penulis tertarik dalam menganalisis kelayakan investasi yang dilakukan oleh para investor pada saham-saham yang ada pada perusahaan sub sektor farmasi dan riset kesehatan pada Bursa Efek Indonesia (BEI) dengan judul penelitian “Analisis Penerapan Metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) dalam Menentukan Keputusan Investasi pada Saham (Studi Kasus pada Perusahaan Sub Sektor Farmasi dan Riset Kesehatan di BEI Periode 2017-2022)”

(21)

8 1.3 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah dijelaskan diatas, pasar modal dalam perkembangannya ikut memiliki pengaruh terhadap kesadaran masyarakat ketika melakukan investasi. Seiring dengan terus meningkatnya kebutuhan hidup dan untuk melawan inflasi yang terjadi setiap tahun mengakibatkan masyarakat harus mampu melindungi kekayaan ataupun aset yang dimilikinya dengan harapan ketika melakukan investasi memperoleh keuntungan yang lebih besar di masa yang akan datang. Fenomena tentang saham sektor farmasi di masa pandemi yang mengalami peningkatan dinilai akan terus meningkat seiring dengan pengembangan riset, obat- obatan serta kesehatan. Oleh karena itu setiap investor yang memiliki pandangan rasional akan memutuskan untuk berinvestasi, yang tentu saja sebelum membeli saham akan mempertimbangkan pemilihan saham yang dianggap efisien dengan mengetahui terlebih dahulu bentuk dari portofolio yang optimal, sehingga investor bisa cakap dalam memperkecil maupun menghindari risiko yang akan diterima ketika memutuskan untuk berinvestasi pada saham yang dipilihnya. Dari permasalahan tersebut maka dirumuskan pertanyaan penelitian, diantaranya sebagai berikut :

1. Berapakah besar return dan risk dari masing-masing saham perusahaan sub sektor farmasi dan riset kesehatan ?

2. Berapakah besar tingkat pengembalian yang diharapkan dari masing-masing saham perusahaan sub sektor farmasi dan riset kesehatan

3. Bagaimana penilaian dan pengelompokkan saham-saham perusahaan sub sektor farmasi dan riset kesehatan yang efisien dan tidak efisien berdasarkan penerapan metode Capitas Asset Pricing Model (CAPM)

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan permasalahan dan perumusan pertanyaan penelitian diatas, maka tujuan penelitiannya adalah sebagai berikut :

1. Menganalisis dan mengetahui besarnya return dan risk dari masing-masing saham perusahaan sub sektor farmasi dan riset kesehatan

2. Menganalisis dan mengetahui besarnya tingkat pengembalian yang diharapkan dari masing-masing saham perusahaan sub sektor farmasi dan riset kesehatan

(22)

9 3. Menilai dan mengelompokkan saham-saham perusahaan sub sektor farmasi dan riset kesehatan yang efisien dan tidak efisien berdasarkan penerapan metode Capital Asset Pricing Model (CAPM)

1.5 Kegunaan Penelitian

Kegunaan atau manfaat dari penelitian ini yakni sebagai berikut : 1. Aspek Teoritis

Penelitian ini memiliki tujuan untuk menambah serta memperluas wawasan ilmu pengetahuan terkait investasi, portofoliio saham yang optimal serta pengambilan keputusan dalam melakukan investasi.

2. Aspek Praktis

a. Bagi investor, adapun kegunaan penelitian ini bagi investor yaitu bisa digunakan sebagai referensi ataupun acuan ketika ingin memutuskan untuk memilih saham pada sub sektor farmasi dan riset kesehatan di pasar modal.

Acuan dalam pembentukan portofolio optimal dengan memanfaatkan penerapan metode Capitas Asset Pricing Model (CAPM) sehingga bisa mengetahui bagaimana kinerja portofolio setelah penggunaan metode Capitas Asset Pricing Model (CAPM) dan bertindak rasional ketika mengambil keputusan berinvestasi.

b. Bagi peneliti, adapun kegunaan penelitian ini bagi peneliti yaitu untuk dapat memberi pengetahun dan pemaham terkait kelayakan suatu investasi dengan memanfaatkan penggunaan metode Capitas Asset Pricing Model (CAPM).

c. Bagi pihak lain, adapun kegunaan penelitian ini bagi pihak lain yaitu untuk dapat menambah pengetahuan dan bisa dijadikan sebagai bahan referensi, khususnya dalam melakukan kajian yang berkaitan dengan topik-topik yang dibahas dalam penelitian ini.

(23)

10 1.6 Sistematika Penelitian

Penelitian ini membutuhkan deskripsi penggambaran yang jelas, oleh karena itu terdapat susunan sistematika penulisan yang menjadi informasi terkait hal-hal yang akan dibahas pada setiap bab. Sistematika penulisan penelitian ini yakni sebagai berikut :

BAB I PENDAHULUAN

Pada Bab I Pendahuluan ini terdiri dari gambaran umum objek penelitian, latar belakang penelitian, identifikasi masalah serta rumusan masalah, tujuan penelitian, kegunaan penelitian, dan sistematika penulisan.

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

Pada Bab II Tinjauan pustaka terdapat tinjauan pustaka yang berisi materi yang memiliki kaitan dengan topik dan variabel penelitan yang dijadikan sebagai rujukan dalam penyusunan kerangka pemikiran. Terdiri dari rangkuman teori, tabel penelitian terdahulu, dan kerangka pemikiran.

BAB III METODE PENELITIAN

Pada Bab III Metode penelitian ini terdapat penjelasan terkait jenis penelitian, operasionalisasi variabel dan skala pengukuran, populasi, sampel, teknik dalam pengumpulan data, dan teknik untuk analisis data.

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada Bab IV Hasil penelitian dan pembahasan menjelaskan hasil penelitian dan dibahas dengan diuraikan dengan sistematis dan sesuai dengan identifikasi masalah serta tujuan penelitiannya.

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

Pada Bab V Kesimpulan dan saran menyajikan kesimpulan atas hasil analisi data yang dilakukan yang menjawab pertanyaan penelitian pada identifikasi masalah serta peneliti memberikan masukan ataupun saran atas temuan hasil yang didapatkan oleh peneliti.

(24)

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Saham

2.1.1 Pengertian Saham

Interpretasi Bambang Riyanto (2015: 240) tentang saham adalah merupakan sebuah fitur yang berpartisipasi dalam suatu P.T. dalam industri yang bersangkutan, dan hasil dari penjualan saham yang ditanam dalam industri selama sisa hidup investor, meskipun itu bukan investasi permanen bagi pemegang saham itu sendiri karena pemegang saham dapat menjual sahamnya.

Berinvestasi adalah membuat komitmen saat ini untuk keuangan dan sumber daya lainnya dengan harapan menghasilkan keuntungan di masa depan. Investor yang saat ini membeli sejumlah saham dengan harapan dapat memetik keuntungan dari kenaikan harga saham atau berbagai deviden di masa mendatang. Mereka yang berpartisipasi dalam operasi investasi disebut sebagai investor. (Tandelilin, 2010)

2.1.2 Return Saham

Pengembalian aktual yang diperkirakan berdasarkan data historis dikenal sebagai pengembalian yang direalisasikan. Realisasi pengembalian yang digunakan sebagai ukuran keberhasilan perusahaan dan sebagai dasar untuk prediksi pengembalian yang diharapkan atau pengembalian yang diharapkan dari investor di masa depan, dianggap penting. Pengembalian yang diharapkan, berbeda dengan realisasi yang telah terjadi, memiliki karakter yang belum terwujud.

Saham yang diprediksi akan mengungguli sebelum atau selama periode berikutnya disebut sebagai pengembalian yang diharapkan, karena ini adalah ekspektasi yang bisa lebih besar atau lebih buruk dalam kenyataan. Pengembalian rata- rata setiap periode di masa lalu didasarkan pada harapan individu. (Jogiyanto, 2015)

(25)

12 2.1.3 Risiko Saham

Selisih atau varians antara tingkat pengembalian yang diharapkan (expected rate of return) dan tingkat pengembalian yang sebenarnya (rate of return sebenarnya dicapai) dikenal sebagai risiko (Halim, 2015).

Menurut perspektif (Husnan, 2015), hampir semua jenis investasi memiliki beberapa tingkat risiko atau ketidakpastian. Karena investasi harus dilakukan atau dilakukan, ada risiko bahwa pengembalian investasi tidak akan mencapai harapan.

Kurangnya pengembalian dari nilai atau nilai yang diharapkan, ketidakpastian pengembalian di masa depan, dan peluang kejadian sebaliknya adalah contoh risiko.

Berikut ini adalah bahaya yang akan dihadapi, menurut perspektif (Utami, 2015) : a. Tidak adanya pembayaran atau pembagian dividen.

Dividen adalah pembagian keuntungan perusahaan, yang mengeluarkan bagian dari keuntungan yang dibuat oleh perusahaan. Dividen hanya dibayarkan jika pemegang saham menyetujuinya dalam rapat umum pemegang saham, atau RUPS.

b. Kehilangan modal

Capital loss terjadi ketika investor harus menjual ekuitas pada harga jual yang lebih rendah dari harga beli. Pada dasarnya, membeli dan menjual saham, terkadang untuk meminimalkan risiko kerugian besar yang terkait dengan jatuhnya pasar saham yang sedang berlangsung. Akibatnya, investor rela menjual saham dengan merugi, atau yang dikenal dengan istilah cut loss.

c. Kekhawatiran Likuiditas

Saham perusahaan akan secara otomatis dikeluarkan dari bursa jika suatu perusahaan bangkrut atau dilikuidasi, sesuai dengan undang-undang pencatatan saham Bursa Efek.

2.1.4 Tingkat Pengembalian Saham Individu

Berdasarkan perspektif (Tandelilin, 2010) tingkat pengembalian adalah satu dari berbagai faktor yang memberikan motivasi investor dalam berinteraksi serta juga termasuk dalam imbalan atas keberanian investor menanggung risiko atas investasi yang dilakukan.

(26)

13 𝑅𝑡 = 𝑃t− 𝑃t-1

𝑃t-1

Keterangan rumus :

Pt = value atau nilai investasi pada saat t Pt-1 = value atau nilai investasi ketika t-1 Rt = total return pada saat t

Total return dapat memiliki nilai positif ataupun nilai negatif. Investor akan mendapatkan keuntungan apabila total return memiliki nilai positif dan akan mendapatkan kerugian apabila total return memiliki nilai negatif.

2.1.5 Tingkat Pengembalian Pasar

Berdasarkan perspektif (Suad, 2015) tingkat pengembalian pasar yaitu pengembalian yang didapatkan investor dari hasil investasi pada berbagai saham yang tercermin dari perubahan indeks harga dalam periode waktu tertentu.

Berdasarkan perspektif (Martalena, 2016) Indeks harga saham ialah merupakan indikator yang memperlihatkan pergerakan kedinamisan harga saham.

Indikator tren pasar sebagai fungsi dari indeks memiliki makna pergerankan indeks menunjukan kondisi suatu pasar, apakah pasar sedang aktif atau sebaliknya pasar sedang lesu. Sedangkan menurut (Jogiyanto, 2015) formula dari tingkat pengembalian pasar yaitu dibawah ini :

𝑅𝑚 = 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 𝑡 − 𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 t-1

𝑖𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑝𝑎𝑠𝑎𝑟 t-1

Keterangan rumus :

Indeks Pasar t = Nilai IHSG saat waktu ke-t Indeks Pasar t-1 = Nilai IHSG saat waktu ke-t-1

Rm = return pasar saat waktu ke-t (t= bulan, minggu, hari, dan lain-lain)

2.1.6 Tingkat Pengembalian Bebas Risiko

Tingkat pengembalian bebas risiko untuk penelitian ini yaitu dengan rata-rata BI 7-day (reverse) Repo Rate yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia. Berdasarkan perspektif (Keown et al., 2014) tingkat pengembalian bebas risiko adalah pengembalian yang diperoleh investor based on perjanjian yang sudah disetujui tanpa adanya risiko. Berdasarkan perspektif (Husnan, 2015) menerangkan bahwa tingkat

(27)

14 pengembalian bebas risiko ialah ukuran tingkat pengembalian minimum pada waktu risiko beta (𝛽𝑖) yang memiliki value atau bernilai nol.

𝑅𝑓 =∑ 𝑅𝑓 𝑁

Tingkat pengembalian bebas risiko diwakilkan oleh BI 7 days Repo Rate yang telah ditetapkan oleh Bank Indonesia (Jogiyanto, 2015).

2.2 CAPM

2.2.1 Pengertian CAPM

CAPM didefinisikan sebagai kumpulan prakiraan untuk proyeksi laba bersih atas aset yang berisiko. CAPM adalah model keterkaitan yang memprediksi pengembalian yang diharapkan atas investasi berisiko dalam lingkungan pasar yang seimbang. Pengembalian yang diharapkan oleh investor yang telah berinvestasi dalam saham tunduk pada risiko sistematis yang terkait dengan saham tersebut, sebagaimana dihitung oleh CAPM. Semakin besar risiko sistemik, jika ada, semakin baik kemungkinan mencapai keuntungan. Tujuan utama CAPM adalah untuk menentukan pengembalian yang diharapkan dari investasi berbahaya sambil meminimalkan risiko.

CAPM juga dapat membantu investor dalam memperkirakan risiko yang terkait dengan portofolio yang tidak dapat melakukan diversifikasi dan membandingkannya dengan tingkat pengembalian yang diharapkan (rate of return). (Wihartati, 2021) Berdasarkan formula CAPM yaitu :

𝐸(𝑅𝑖) = 𝑅𝑓 + [𝐸(𝑅m) − 𝑅𝑓] 𝐵𝑖 Keterangan rumus :

Rf = Average return bunga investasi bebas risiko 𝛽𝑖 = Ukuran risiko saham ke-i

E (Rm) = tingkat pengembalian rata-rata pasar

E (Ri) = Tingkat pengembalian yang diharapkan terhadap sekuritas i

2.2.2 Asumsi-Asumsi CAPM

Berdasarkan perspektif (Bodie et al., 2015) CAPM memperkirakan ikatan antara risiko dan tingkat pengembalian yang diinginkan pada saat keadaan pasar ekuilibrium pada aset berisiko.

(28)

15 Hipotesis-hipotesis dalam CAPM diantaranya yaitu :

1. Karena perdagangan individu mereka, investor tidak dapat mempengaruhi harga.

2. Berdasarkan portofolio mereka, semua investor memiliki ekspektasi pengembalian dan standar deviasi yang sama.

3. Pada tingkat bunga bebas risiko, setiap investor dapat meminjamkan sejumlah uang tertentu atau meminjam dalam jumlah yang tak terhitung.

4. Dengan menggunakan metode mean-variance yang optimal, semua investor dapat membuat portofolio mereka lebih efisien.

5. Investasi memaksimalkan kekayaan atau aset dengan memaksimalkan utilitas yang diproyeksikan selama periode waktu yang sama.

6. Tidak ada biaya transaksi atau pajak penghasilan.

7. Investor memiliki peran sebagai price taker

8. keseluruhan aset beresiko diperdagangkan secara publik atau umum

2.2.3 Beta Pasar

Risiko fluktuasi harga saham di pasar diukur dengan beta (β). Dengan kata lain, beta adalah standar deviasi pengembalian saham jika dibandingkan dengan pengembalian pasar. Pemisahan kovarians dan varians dapat digunakan untuk menghitung beta (β). Beta (β) secara alternatif dapat didefinisikan sebagai hubungan antara pasar dan pengembalian saham. (Turlinda, 2020)

Metrik risiko yang sesuai atau relevan yang tidak dapat tersebar di seluruh portofolio adalah beta. Dalam sistem pengambilan keputusan manajemen portofolio, beta merupakan ukuran atau parameter yang harus dipertimbangkan investor. Beta yaitu ukuran skala ikatan antara pengembalian sekuritas contohnya saham biasa dan pengembalian portofolio dari keseluruhan aset beresiko.

Berdasarkan perspektif (Jogiyanto, 2015) beta ialah suatu pengukuran volatilitas (volatility) return sebuah sekuritas atau return portofolio terhadap return pasar maupun market. Makna dari besarnya risiko sistematis sebuah saham tertentu yaitu berikut dibawah ini :

1. Beta < 0 yaitu negatif, yang berarti saham-saham yang berperilaku khusus serta bertentangan dengan capital market. Ketika pasar mengalami kenaikan,

(29)

16 saham-saham jenis ini justru bergerak turun, serta sebaliknya ketika pasar bergerak turun, maka saham saham tersebut bergerak naik.

2. Beta = 1, yang berarti setiap satu persen perubahan return pasar maka return saham maupun portofolionya juga akan berubah sama besarnya mengikuti return market.

3. Saham yang memiliki value nilai beta > 1 dikemukakan mempunyai risiko yang lebih besar dari tingkat risiko average market.

4. Saham yang memiliki value atau nilai beta < 1 dikemukakan sebagai saham yang mempunyai risiko dibawah rata-rata pasar atauoun average market. Serta (Bodie et al, 2015) formulanya yaitu :

𝛽𝑖 = 𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒(𝑦 𝑑𝑎𝑡𝑎 𝑠𝑎ℎ𝑎𝑚, 𝑥 𝐼𝐻𝑆𝐺)

2.2.4 Security Market Line (SML) atau Garis Pasar Sekuritas

Dalam CAPM, pengembalian yang diinginkan atau diharapkan dari suatu aset secara positif terkait dengan risikonya. Semakin tinggi risiko suatu investasi, semakin tinggi keuntungan, investor juga akan memperoleh risiko aset jika pengembalian yang diharapkan sebanding dengan risiko (Ross et al., 2015).

Dalam CAPM terdapat model yang dapat digunakan untuk menggambarkan risiko dan besarnya return yang diinginkan atau diharapkan dari suatu investasi, salah satunya adalah Securities Market Line (SML) atau dikenal dengan istilah garis pasar sekuritas (GPS), yaitu suatu garis, yang menghubungkan pengembalian yang diinginkan atau diharapkan. keamanan E (Ri) dengan risiko sistematis (β)

Dari perspektif (Tandelilin, 2010), garis pasar sekuritas (GPS) atau dikenal sebagai Security Market Line (SML) adalah garis yang menghubungkan tingkat pengembalian yang diharapkan dari suatu sekuritas dengan beta (risiko sistematis).

(30)

17 Gambar 2.1 Garis Pasar Sekuritas (GPS)

Sumber : Tandelilin (2010:195)

Gambar tersebut yakni ialah contoh deskripsi relasi hubungan antara risiko dan dengan tingkat expected return dari suatu sekuritas individu (Tandelilin, 2010:195).

Expected return sebuah sekuritas dapat dikalkulasi dengan menggunakan formula berikut :

𝐸(𝑅𝑖) = 𝑅𝑓 + 𝐵𝑖 [𝐸(𝑅𝑚) − 𝑅𝑓]

2.2.5 Portofolio Optimal

Para Investor selalu berharap untuk portofolionya mempunyai risiko yang rendah dengan tingkat return tertentu atau dengan kata lain para investor bersedia menanggung risiko tertentu dengan tentu saja berharap kepada expected return yang maksimal. Perilaku investor ketika memutuskan untuk berinvestasi akan memperlihatkan bagaimana investor membentuk portofolio yang diharapkan efisien.

Tidak semua investor suka terhadap risiko yang ada. Ketika disuruh memutuskan untuk memilih suatu pilihan opsi yang memberikan tawaran return yang sama tapi dengan risiko yang berbeda, tentu para investor akan condong untuk memilih berinvestasi kepada yang mempunyai risiko lebih rendah (Tandelilin, 2010:157).

Investor akan memutuskan untuk memilih portofolio optimal dari banyaknya pilihan portofolio yang efisien, yang tentunya yang relevan atau sesuai dengan preferensi investor terharap risk dan return yang akan ditanggung (Tandelilin, 2010:157).

(31)

18 Portofolio optimal yaitu merupakan suatu kombinasi antar expected return dengan risiko yang paling baik atau terbaik (Hartono, 2016:367).

2.2.6 Penggolongan Saham yang efisien berdasarkan CAPM

Saham efisien adalah saham dengan return individual yang berada di atas return yang diharapkan [(Ri) > E (Ri)]. Ketentuan mengenai investasi saham yang efisien dan tidak efisien ialah sebagai berikut:

a. Saham efisien

Investor harus memilih apakah akan membeli atau menjual saham.

Pengembalian saham individu (Ri) lebih besar dari pengembalian yang diharapkan (E (Ri)) dalam keadaan saham yang efisien.

b. Saham tidak efisien

Investor memutuskan untuk menjual saham sebelum nilainya turun. Tingkat pengembalian individu (Ri) kurang dari tingkat pengembalian yang diharapkan [E (Ri)] dalam kondisi stok yang tidak efisien. (Jogiyanto, 2015).

(32)

19 2.3 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu No Peneliti/ Judul Tahun Sampel/ Periode Metode

Penelitian

Hasil Perbedaan dengan Penelitian yang dilakukan

1 Herfa Putri, Fianty.

Penggunaan Metode Capital asset Pricing Model dalam memutuskan Investasi Saham

2018 44 Saham perusahaan yang ada pada Indeks IDX30 di BEI Periode tahun 2014- 2018

Teknik

analisis data menggunakan Metode formula CAPM

22 company mempunyai saham yang efisien dan terdapat 22 company yang memiliki saham tidak efisien

Peneliti terdahulu menggunakan sampel dan periode penelitian yang berbeda yaitu berfokus pada perusahaan yang masuk kriteria pada Indeks IDX30 BEI di periode 2014-2018

2 Susanti. Analisis Penggunaan Capital Asset pricing Model sebagai Dasar mengambil Keputusan

2016 21 saham

Perusahaan yang termasuk sub sektor perbankan pada BEI (Bursa Efek Indonesia) periode tahun 2016-2014

Teknik

analisis data menggunakan Metode formula CAPM

21 sampel company pada sub sektor perbankan ditemukan bahwa terdapat 8 saham yang efisien atau dapat dijadikan preferensi ketika berinvestasi

Peneliti terdahulu menggunakan sampel dan periode penelitian yang berbeda yaitu berfokus pada perusahaan yang termasuk dalam sub sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia dengan periode tahun 2014-2018

(33)

20 Investasi Saham

pada Sub Sektor Perbankan di BEI 3 Ikhroman.

Analisis Penerapan Metode CAPM serta Reward to Variability Ratio (RVAR) dalam memutuskan pemilihan Investasi Saham

2020 Saham Company yang terdaftar pada Indeks LQ45 di BEI Periode tahun 2015-2018

Teknik

analisis data menggunakan Metode formula CAPM dan RVAR

Hasil penelitian menunjukan sebanyak 15 perusahaan memiliki saham perusahaan yang efisien dan terdapat 17 perusahaan yang mempunyai saham yang tidak efisien

Peneliti terdahulu menggunakan sampel, periode penelitian dan teknik analisis data yang berbeda yaitu berfokus pada perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ45 di BEI dengan periode tahun 2015- 2018 dan menambahkan formula Reward to Variaility Ratio (RVAR)

4 Deny Saputra, Wildan.

Penggunaan Metode CAPM dalam

menentukan

2015 Saham Perusahaan- perusahaan yang terdaftar pada Indeks Kompas 100 Periode 2015-2015

Teknik

analisis data menggunakan Metode formula CAPM

Hasil penelitian menunjukan 21 saham company tergabung dalam kelompok saham efisien dan 16 saham company termasuk dalam kelompok saham yang tidak efisien

Peneliti terdahulu menggunakan sampel dan periode penelitian yang berbeda yaitu berfokus pada company yang termasuk dalam kriteria Indeks KOMPAS100 dengan periode tahun 2015-2015

(34)

21 saham yang

efisien 5 Dwi, Made.

Penerapan

Metode CAPM as Pertimbangan dalam mengambil keputusan

Investasi Saham

2016 Saham-saham pada company yang tergabung dalam sektor infrastruktur, utilitas dan

transportasi di BEI

Teknik

analisis data menggunakan Metode formula CAPM

Hasil penelitian menunjukan dari 20 sampel saham company terdapat 15 saham company yang termasuk undervalued

Peneliti terdahulu menggunakan sampel dan periode penelitian yang berbeda yaitu berfokus pada company yang tergabung dalam sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi di BEI dengan periode tahun 2015-2016

6 Suhartono, Anton. Analisis Kinerja

Portofolio Optimal CAPM dan Model Black Litterman

2015 Saham-saham yang terdaftar dalam Indeks Bisnis-27 Periode 2015-2014

Teknik analisi data

Menggunakan Metode formula CAPM dan Model Black Litterman

Hasil penelitian menunjukan Portofolio optimal jatuh kepada portofolio saham Model CAPM

Peneliti terdahulu meneliti saham yang tergabung dalam Indeks Bisnis-27 dan dengan Periode waktu tahun 2015-2014

7 Darminto, Ilona.

Penerapan CAPM

2014 Saham-saham yang terdaftar di Bursa

Teknik

analisis data

Hasil penelitian menunjukan dari 28 sampel saham company

Peneliti terdahulu menggunakan sampel dan periode penelitian yang

(35)

22 Menentukan

Pilihan Investasi pada Saham (Studi pada Perusahaan Sektor Consumer Good Industry)

Efek Indonesia Periode 2010-2012

menggunakan Metode formula CAPM.

terdapat 20 saham efisien, 8 saham tidak efisien.

berbeda yaitu berfokus pada company yang tergabung dalam perusahaan sektor Consumer Good Industry di Bursa Efek Indonesia Periode 2010-2012).

8 Andriani, Tino.

Decision Support System for Share Investment Using The Capital Asset Pricing Method (CAPM)

2021 Saham-saham yang terdaftar di

Indonesia Stock Exchange selama periode 2019

Teknik

analisis data menggunakan Metode formula CAPM.

Hasil dari decision support system dalam pemililihan stock menggunakan metode CAPM dapat dijadikan sebagai rekomendasi bagi investor dalam memilih investasi optimal.

Perancangan sistem peneliti terdahulu menggunakan konteks diagram, HIPO, DAD, dan desain basis data, yang dimana sistem dibuat dalam program dengan bahasa pemrograman PHP.

9 Arly, Hasnawati.

CAPM dan Accumulated or Distribution Line dalam Penentuan

2020 109 Stock Company yang tercatat di BEI selama tahun

pengamatan 2016- 2019

Teknik

analisis data menggunakan Metode

Hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat 54 stock company tergabung dalam kategori saham efisien dam 55 stock company tergabung

Peneliti terdahulu menggunakan accumulated distribution line dalam penentuan kelompok saham-saham yang termasuk efisien.

(36)

23 Kelompok

Saham-saham Efisien.

formula CAPM.

dalam kategori saham tidak efisien.

10 Jumarni. CAPM As an Analysis Tool dalam Pengambilan Keputusan Investasi Saham

2019 Saham-saham yang terdaftar pada Indeks LQ-45 di Bursa Efek Indonesia (BEI) Periode 2013-2018

Teknik

analisis data menggunakan Metode formula CAPM.

Hasil penelitian menunjukan dari 68 sampel saham company terdapat 34 saham terklasifikasi sebagai saham efisien, dan 34 saham terklasifikasi tidak efisien.

Peneliti terdahulu berfokus kepada saham-saham yang tergabung dalam Indeks LQ-45 di BEI selama periode 2013-2018.

11 Rizky, Zahroh.

Analisis Metode CAPM dalam Upaya

Pengambilan Keputusan Stock Investasi

2012 Saham-saham perusahaan sektor properti & real estate pada BEI Periode 2010-2012

Teknik

analisis data menggunakan Metode formula CAPM.

Hasil penelitian menunjukan dari 19 sampel saham company terdapat 14 yang tergolong saham undervalued dan 5 saham yang tergolong overvalued.

Peneliti terdahulu berfokus kepada saham-saham yang termasuk dalam sektor properti dan real estate di BEI periode 2010-2012

12 Anisha, Christian.

What Is the Consumption-

2016 Mempertimbangkan model penetapan harga aset di mana

Peneliti menggunakan pendekatan

Hasil penelitian menunjukan SDF memiliki pola siklus bisnis dan korelasi yang

Peneliti terdahulu berfokus pada kerangka teori – informasi untuk analisis model penetapan harga aset.

(37)

24 CAPM Missing ?

An Information- Theoretic Framework for the Analysis of Asset Pricing Model

SDF dapat difaktorkan dan diamati

entropi relatif.

Analisis model penetapan harga aset

signifikan dengan kehancuran pasar

13 Alecia. Analisis CAPM dalam Pengambilan Keputusan Investasi Saham

2018 Saham-saham perusahaan sektor perbankan di BEI periode 2016-2018

Teknik

analisis data menggunakan Metode formula CAPM.

Hasil penelitian menunjukan dari 31 saham perbankan, terdapat 31 saham perbankan positif dan 9 sisanya yaitu sebaliknya.

Peneliti terdahulu berfokus kepada sektor perbankan yang tercatat di BEI periode 2016-2018

14 Zhang. The Investment CAPM.

2017 Literatur pada consumption CAPM

Integrasi literatur anomali pada bidang

keuangan dan akuntansi

Hasil penelitian ditemukan bahwa mengintegrasikan literatur anomali pada bidang keuangan dan akuntansi dengan ekonomi neoklasik, investasi dengan CAPM

Peneliti terdahulu berfokus kepada CAPM sebagai paradigma penetapan harga aset terkemuka.

(38)

25 dengan

ekonomi neoklasik

berhasil membangun market yang efisien

15 Nugraha, Susanti.

Investment

Decisions Using CAPM in the Coal Mining Su Sector Period 2012-2016

2019 Saham-saham perusahaan sub sektor

pertambangan dan batu bara periode 2012-2016

Teknik

analisis data menggunakan Metode formula CAPM.

Hasil penelitian menunjukan dari 16 saham sub sektor Coal Mining, terdapat 11 saham companies studies yang tergolong efisien dan 5 saham su sektor Coal Mining tergolong tidak efisien.

Peneliti terdahulu berfokus kepada perusahaan sub sektor pertambangan dan batu bara yang terdaftar di BEI pada periode 2012- 2016.

Sumber : Olahan Peneliti (2021)

(39)

26 2.4 Kerangka Pemikiran

Basicnya keinginan dari seorang investor ketika melakukan investasi yaitu mengharapkan return yang tinggi dengan risiko yang rendah. Untuk menentukan dalam mengambil keputusan terhadap suatu saham pada sebuah perusahaan butuh adanya keputusan investasi yang terbaik. Perhitungan estimasi atas return yang akan diperoleh di masa mendatang dan risiko yang diperoleh dalam investasi tersebut.

Pada proses menentukan decision investasi berdasarkan metode CAPM, yaitu dideskripsikan melalui Security Market Line (SML). SML memperlihatkan ikatan hubungan antara besarnya risiko sistematis dan dengan tingkat pengembalian yang diharapkan atau diinginkan.

Berdasarkan SML yakni memilih saham yang efisien dalam pengelompokkan sahamnya. Saham yang efisien yaitu saham yang mempunyai tingkat pengembalian saham individu lebih besar daripada tingkat pengembalian yang diharapkan atau yang diinginkan [Ri > E(Ri)] akan nampak terlihat berada diatas garis SML.

Sedangkan mengeliminasi saham yang tidak efesien dimana saham terseut mempunyai tingkat pengembalian saham individu lebih kecil daripada tingkat pengembalian yang diharapkan atau yang diinginkan [Ri < E(Ri)], saham tersebut akan nampak terlihat berada pada bawah garis SML (Jogiyanto, 2015). Adapun kerangka pemikiran atau framework dari penelitian ini yaitu :

(40)

27 Gambar 2.2 Framework Penelitian

Sumber : Olahan Peneliti (2021) Mengkalkulasi Tingkat

Pengembalian Saham

Mengkalkulasi Rata-rata Tingkat Pengembalian

Mengkalkulasi Tingkat Pengembalian Pasar

Mengkalkulasi Rata-rata Tingkat Pengembalian

Melakukan compare Ri dengan E(Ri)

Mengkalkulasi Tingkat Pengembalian Bebas Risiko

Mengkalkulasi Risiko Beta

Mengkalkulasi Tingkat Pengembalian yang diharapkan

Ri > E(Ri) Ri < E(Ri)

Saham tidak efisien Saham

efisien

(41)

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil dari analisis yang dilakukan terhadap investasi saham perusahaan pada sub sektor farmasi dan riset kesehatan sehingga dapat menentukan portofolio optimal dengan memanfaatkan penggunaan metode Capital Asset Pricing Model atau yang biasa disingkat dengan metode CAPM. Maka dari itu, berdasarkan teori dan metode yang digunakan jenis penelitian ini ialah deskriptif kuantitatif. Berdasarkan pendapat Sugiyono (2015:14) terdapat beragam jenis penelitian, diantaranya ialah penelitian kuantitatif yang merupakan penelitian dimana dalam memperoleh datanya yaitu yang berbentuk angka. Jenis penelitian lainnya ialah penelitian kualitatif yaitu ialah merupakan penelitian dnegan data yang berbentuk kata, skema dan gambar. Based on teori itu, maka penelitian ini merupakan penelitian yang termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian yang tidak melakukan compare variabel pada sampel lain. Sedangkan, mencari ikatan hubungan tersebut dengan variabel lain dikatakan penelitian deskriptif (Sugiyono, 2015:35). Penelitian ini tidak mengintervensi data dikarenakan data yang terdapat pada penelitian ini tidak berubah.

Tabel 3.1 Jenis Penelitian

No Karakteristik Riset Penelitian Jenis

1 Berdasarkan Metode Kuantitatif

2 Berdasarkan Tujuan Deskriptif

3 Berdasarkan Tipe Penyelidikan Deskriptif

4 Berdasarkan Keterlibatan Peneliti Tidak Mengintervensi Data 5 Berdasarkan Unit Analisis Individu

6 Berdasarkan Waktu Pelaksanaan Time Series Sumber : Olahan Peneliti (2021)

(42)

29 3.2 Variabel Operasional

Segala sesuatu yang memiliki bentuk apa saja yang ditetapkan oleh penulis penelitian ialah merupakan variabel penelitian untuk dipelajari sehingga mendapatkan informasi tentang hal tersebut lalu kemudian menyimpulkannya (Sugiyono, 2015:38).

Variabel yang dimanfaatkan dalam penelitian ini akan dipaparkan ke dalam tabel variabel operasional dibawah berikut ini, diantaranya yaitu :

Tabel 3.2 Variabel Operasional

No Variabel Keterangan Indikator Skala

1 Return Market (RM)

Pengembalian atau return yang diperoleh atau didapatkan investor dari investasi pada beragam saham yang tergambar atau tercermin dari perubahan indeks harga untuk waktu periode tertentu

𝑅𝑚𝑡

= 𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟t

𝐼𝑛𝑑𝑒𝑘𝑠 𝑃𝑎𝑠𝑎𝑟t-1

Rasio

2 Expected Market

Return

Tingkat pengembalian rata- rata (average) pasar modal pada jangka waktu tertentu yang didapatkan dengan suatu model tertentu yaitu IHSG

𝐸(𝑅𝑚) = ∑𝑁𝑖=1𝑅𝑚𝑡 𝑁

Rasio

3 Risk Free Rate (RF)

Tingkat pengembalian bebas risiko pada penelitian ini ialah average tingkat BI 7 Days Repo Rate yang diatur oleh Bank Indonesia (BI)

𝑅𝑓 =∑ 𝑅𝑓 𝑁

Rasio

4 Beta (𝛽) Beta ialah suatu pengukur volatility return sebuah sekuritas atau return portofolio terhadap return market

𝛽𝑖 = 𝑆𝑙𝑜𝑝𝑒 (𝑦, 𝑥) Rasio

5 Return Saham (Ri)

Tingkat pengembalian yang didapatkan atau diperoleh dari

𝑅𝑡 = 𝑃t− 𝑃t-1

𝑃t-1

Rasio

(43)

30 penanaman sejumlah dana

pada investasi saham 6 Expeced

Return Saham E(Ri)

Tingkat pengembalian rata- rata (average) saham individu dalam periode waktu tersebut

𝐸(Ri) =

𝑅 + [𝐸(𝑅m) − 𝑅𝑓] 𝐵𝑖 Rasio

Sumber : Olahan Peneliti (2021)

3.3 Populasi dan Sampel

Pada suatu penelitian yang bersifat kuantitatif, wilayah general yang terdiri dari subjek dan objek yang mempunyai jenis karakteristik tertentu dan ditetapkan atau diatur oleh peneliti buat dipelajari dan diambil kesimpulannya ialah pengertian atau definisi dari populasi. Sedangkan sebagian dari populasi itu dikatakan dengan sampel (Sugiyono, 2015:117). Populasi dari penelitian ini ialah perusahaan yang termasuk dalam sektor farmasi dan riset kesehatan yang tercatat atau terdafar di BEI dalam periode waktu tahun 2017 sampai dengan 2022.

Sampel dalam penelitian ini ialah dengan memanfaatkan penggunaan teknik purposive sampling. Adapun kriteria yang dipakai pada penelitian ini yaitu diantaranya sebagai berikut :

1. Company sub sektor farmasi dan kesehatan yang tercatat atau terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

2. Company yang termasuk dalam sub sektor farmasi dan riset kesehatan yang tidak pernah delisting di BEI selama tahun pengamatan periode 2017 sampai tahun 2022.

3. Company yang termasuk dalam sub sektor farmasi dan riset kesehaatn yang mempunyai perdagangan aktif di BEI selama tahun pengamatan periode waktu 2017 sampai tahun 2022.

(44)

31 Tabel 3.3 Penentuan Kriteria Sampel

No Kriteria Sampel Jumlah

1 Company sub sektor farmasi dan kesehatan yang tercatat atau terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun pengamatan periode waktu 2017 sampai tahun 2022

11

2 Company yang termasuk dalam sub sektor farmasi dan riset kesehatan yang tidak pernah delisting di BEI selama tahun pengamatan periode 2017 sampai tahun 2022

8

3 Company yang termasuk dalam sub sektor farmasi dan riset kesehatan yang mempunyai perdagangan aktif di BEI selama tahun pengamatan periode waktu 2017 sampai tahun 2022

8

Total Sampel 8

Sumber : Olahan Peneliti (2021)

Berdasarkan penentuan kriteria sampel diatas terdapat dua saham perusahaan yang tidak termasuk, hal itu dikarenakan company tersebut belum terdaftar atau tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun pengamatan yang telah ditentukan oleh penulis. Adapun dua saham perusahaan yang tidak termasuk tersebut, diantaranya yaitu :

Tabel 3.4 Saham yang Tidak Termasuk dalam Kriteria No Kode

Emiten

Nama Emiten Tanggal IPO

1 PEHA Phapros Tbk 26 Desember 2018

2 SOHO Soho Global Health Tbk 08 September 2020 Sumber : Olahan Peneliti (2021)

Berdasarkan kriteria sampel tersebut, maka diperoleh jumlah sampel atau sampling dari populasi perusahaan sub sektor farmasi dan riset kesehatan pada penelitian ini yaitu diantaranya sebagai berikut :

(45)

32 Tabel 3.5 Sampel Company

No Kode Emiten

Nama Emiten Konsisten Tanggal

2016 2017 2018 2019 2020 IPO 1 DVLA Darya-Varia

Laboratoria Tbk

√ √ √ √ √ 11 Nov

1994

2 INAF Indofarma Tbk √ √ √ √ √ 17 April

2001

3 KAEF Kimia Farma Tbk √ √ √ √ √ 04 Juli

2001

4 KLBF Kalbe Farma Tbk √ √ √ √ √ 30 Juli

1991

5 MERK Merck Tbk √ √ √ √ √ 23 Juli

1981 6 PYFA Pyridam Farma

Tbk

√ √ √ √ √ 16 Okt

2001 7 SIDO Industri Jamu dan

Farmasi Sido Muncul Tbk

√ √ √ √ √ 18 Des

2015 8 TSPC Tempo Scan

Pasific Tbk

√ √ √ √ √ 17 Juni

1994 Sumber : Olahan Peneliti (2021)

3.4 Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ialah memanfaatkan atau menggunakan data sekunder. Data sekunder diperoleh berdasarkan :

1. Daftar saham perusahaan sub sektor farmasi dan riset kesehatan yang terdaftar kedalam Bursa Efek Indonesia selama periode atau waktu pengamatan yaitu dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2022.

2. Source lain yang diperlukan yaitu berupa buku dan memanfaatkan jaringan internet yaitu jurnal, artikel, serta website resmi dan hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

Referensi

Dokumen terkait

ANALISIS PENGARUH TINGKAT KESEHATAN BANK DENGAN METODE RISK BASED BANK RATING (RBBR) TERHADAP RETURN SAHAM BANK KONVENSIONAL YANG TERDAFTAR DI BURSA EFEK.. INDONESIA (BEI)

Dengan ini saya yang bertanda tangan di bawah ini menyatakan bahwa skripsi dengan judul “Perbedaan Likuiditas Saham Sebelum dan Sesudah Perubahan Lot Size dan Tick Size di Bursa

Hasil dari penelitian ini adalah terdapat pengaruh antara variabel Event marketing Soundsation Bandung 2018 terhadap Brand image Rokok Sampoerna A-Mild sebesar 59% sedangkan

yaitu pada perusahaan Property dan Real Estate yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia, yang membedakan hanya tahun pengamatan, dimana pertumbuhan penjualan tidak

Judul Skripsi : Pengaruh Kinerja Perusahaan berdasarkan Piotroski F-Score terhadap Return Saham Perusahaan Makanan dan Minuman yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia

Puji syukur peneliti panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat, rahmat, dan karunia- Nya, sehingga peneliti dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis

Judul Skripsi : Implikasi Struktur Modal, Kepemilkan Manajerial, Dan Kebijakan Dividen Terhadap Nilai Perusahaan Pada Sub Sektor Properti Dan Real Estate Yang Terdaftar Di

“Pengaruh Firm Size, Fee Audit, dan Leverage terhadap Audit Delay Pada Perusahaan Pertambangan Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Pada Tahun 2017-2019” dengan