• Tidak ada hasil yang ditemukan

2.2 CAPM

2.2.6 Penggolongan Saham yang efisien berdasarkan CAPM

Saham efisien adalah saham dengan return individual yang berada di atas return yang diharapkan [(Ri) > E (Ri)]. Ketentuan mengenai investasi saham yang efisien dan tidak efisien ialah sebagai berikut:

a. Saham efisien

Investor harus memilih apakah akan membeli atau menjual saham.

Pengembalian saham individu (Ri) lebih besar dari pengembalian yang diharapkan (E (Ri)) dalam keadaan saham yang efisien.

b. Saham tidak efisien

Investor memutuskan untuk menjual saham sebelum nilainya turun. Tingkat pengembalian individu (Ri) kurang dari tingkat pengembalian yang diharapkan [E (Ri)] dalam kondisi stok yang tidak efisien. (Jogiyanto, 2015).

19 2.3 Penelitian Terdahulu

Tabel 2.1 Daftar Penelitian Terdahulu No Peneliti/ Judul Tahun Sampel/ Periode Metode

Penelitian

Hasil Perbedaan dengan Penelitian yang dilakukan

22 company mempunyai saham yang efisien dan terdapat 22 company yang memiliki saham tidak efisien

Peneliti terdahulu menggunakan sampel dan periode penelitian yang berbeda yaitu berfokus pada perusahaan yang masuk kriteria pada Indeks IDX30 BEI di periode 2014-2018

2 Susanti. Analisis Penggunaan sektor perbankan ditemukan bahwa terdapat 8 saham yang efisien atau dapat dijadikan preferensi ketika berinvestasi

Peneliti terdahulu menggunakan sampel dan periode penelitian yang berbeda yaitu berfokus pada perusahaan yang termasuk dalam sub sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia dengan periode tahun 2014-2018

20

2020 Saham Company yang terdaftar pada

Hasil penelitian menunjukan sebanyak 15 perusahaan memiliki saham perusahaan yang efisien dan terdapat 17 perusahaan yang mempunyai saham yang tidak efisien

Peneliti terdahulu menggunakan sampel, periode penelitian dan teknik analisis data yang berbeda yaitu berfokus pada perusahaan yang terdaftar dalam Indeks LQ45 di BEI dengan periode tahun 2015-2018 dan menambahkan formula Reward to Variaility Ratio (RVAR)

4 Deny Saputra,

Hasil penelitian menunjukan 21 saham company tergabung dalam kelompok saham efisien dan 16 saham company termasuk dalam kelompok saham yang tidak efisien

Peneliti terdahulu menggunakan sampel dan periode penelitian yang berbeda yaitu berfokus pada company yang termasuk dalam kriteria Indeks KOMPAS100 dengan periode tahun 2015-2015

21

2016 Saham-saham pada company yang tergabung dalam sektor infrastruktur, utilitas dan

transportasi di BEI

Teknik

Hasil penelitian menunjukan dari 20 sampel saham company terdapat 15 saham company yang termasuk undervalued

Peneliti terdahulu menggunakan sampel dan periode penelitian yang berbeda yaitu berfokus pada company yang tergabung dalam sektor infrastruktur, utilitas dan transportasi di BEI dengan periode tahun 2015-2016

2015 Saham-saham yang terdaftar dalam

Hasil penelitian menunjukan Portofolio optimal jatuh kepada portofolio saham Model CAPM

Peneliti terdahulu meneliti saham yang tergabung dalam Indeks Bisnis-27 dan dengan Periode waktu tahun 2015-2014

7 Darminto, Ilona.

Penerapan CAPM

2014 Saham-saham yang terdaftar di Bursa

Teknik

analisis data

Hasil penelitian menunjukan dari 28 sampel saham company

Peneliti terdahulu menggunakan sampel dan periode penelitian yang

22

berbeda yaitu berfokus pada company yang tergabung dalam perusahaan sektor Consumer Good Industry di Bursa Efek Indonesia

2021 Saham-saham yang terdaftar di

Hasil dari decision support system dalam pemililihan stock menggunakan metode CAPM dapat dijadikan sebagai rekomendasi bagi investor dalam memilih investasi optimal.

Perancangan sistem peneliti terdahulu menggunakan konteks diagram, HIPO, DAD, dan desain basis data, yang dimana sistem dibuat dalam program dengan bahasa pemrograman PHP.

2020 109 Stock Company yang tercatat di BEI selama tahun

Hasil penelitian ditemukan bahwa terdapat 54 stock company tergabung dalam kategori saham efisien dam 55 stock company tergabung

Peneliti terdahulu menggunakan accumulated distribution line dalam penentuan kelompok saham-saham yang termasuk efisien.

23

2019 Saham-saham yang terdaftar pada

Hasil penelitian menunjukan dari 68 sampel saham company terdapat 34 saham terklasifikasi sebagai saham efisien, dan 34 saham terklasifikasi tidak efisien.

Peneliti terdahulu berfokus kepada saham-saham yang tergabung dalam Indeks LQ-45 di BEI selama periode 2013-2018.

Hasil penelitian menunjukan dari 19 sampel saham company terdapat 14 yang tergolong saham undervalued dan 5 saham yang tergolong overvalued.

Peneliti terdahulu berfokus kepada saham-saham yang termasuk dalam sektor properti dan real estate di BEI periode 2010-2012

12 Anisha, Christian.

What Is the

Consumption-2016 Mempertimbangkan model penetapan harga aset di mana

Peneliti menggunakan pendekatan

Hasil penelitian menunjukan SDF memiliki pola siklus bisnis dan korelasi yang

Peneliti terdahulu berfokus pada kerangka teori – informasi untuk analisis model penetapan harga aset.

24

signifikan dengan kehancuran pasar

13 Alecia. Analisis CAPM dalam

Hasil penelitian menunjukan dari 31 saham perbankan, terdapat 31 saham perbankan positif dan 9 sisanya yaitu sebaliknya.

Peneliti terdahulu berfokus kepada sektor perbankan yang tercatat di BEI periode 2016-2018

14 Zhang. The Investment CAPM.

2017 Literatur pada consumption

Hasil penelitian ditemukan bahwa mengintegrasikan literatur anomali pada bidang keuangan dan akuntansi dengan ekonomi neoklasik, investasi dengan CAPM

Peneliti terdahulu berfokus kepada CAPM sebagai paradigma penetapan harga aset terkemuka.

25 dengan

ekonomi neoklasik

berhasil membangun market yang efisien

15 Nugraha, Susanti.

Investment

Decisions Using CAPM in the Coal Mining Su Sector Period 2012-2016

2019 Saham-saham perusahaan sub sektor

pertambangan dan batu bara periode 2012-2016

Teknik

analisis data menggunakan Metode formula CAPM.

Hasil penelitian menunjukan dari 16 saham sub sektor Coal Mining, terdapat 11 saham companies studies yang tergolong efisien dan 5 saham su sektor Coal Mining tergolong tidak efisien.

Peneliti terdahulu berfokus kepada perusahaan sub sektor pertambangan dan batu bara yang terdaftar di BEI pada periode 2012-2016.

Sumber : Olahan Peneliti (2021)

26 2.4 Kerangka Pemikiran

Basicnya keinginan dari seorang investor ketika melakukan investasi yaitu mengharapkan return yang tinggi dengan risiko yang rendah. Untuk menentukan dalam mengambil keputusan terhadap suatu saham pada sebuah perusahaan butuh adanya keputusan investasi yang terbaik. Perhitungan estimasi atas return yang akan diperoleh di masa mendatang dan risiko yang diperoleh dalam investasi tersebut.

Pada proses menentukan decision investasi berdasarkan metode CAPM, yaitu dideskripsikan melalui Security Market Line (SML). SML memperlihatkan ikatan hubungan antara besarnya risiko sistematis dan dengan tingkat pengembalian yang diharapkan atau diinginkan.

Berdasarkan SML yakni memilih saham yang efisien dalam pengelompokkan sahamnya. Saham yang efisien yaitu saham yang mempunyai tingkat pengembalian saham individu lebih besar daripada tingkat pengembalian yang diharapkan atau yang diinginkan [Ri > E(Ri)] akan nampak terlihat berada diatas garis SML.

Sedangkan mengeliminasi saham yang tidak efesien dimana saham terseut mempunyai tingkat pengembalian saham individu lebih kecil daripada tingkat pengembalian yang diharapkan atau yang diinginkan [Ri < E(Ri)], saham tersebut akan nampak terlihat berada pada bawah garis SML (Jogiyanto, 2015). Adapun kerangka pemikiran atau framework dari penelitian ini yaitu :

27 Gambar 2.2 Framework Penelitian

Sumber : Olahan Peneliti (2021) Mengkalkulasi Tingkat

Pengembalian Saham

Mengkalkulasi Rata-rata Tingkat Pengembalian

Mengkalkulasi Tingkat Pengembalian Pasar

Mengkalkulasi Rata-rata Tingkat Pengembalian

Melakukan compare Ri dengan E(Ri)

Mengkalkulasi Tingkat Pengembalian Bebas Risiko

Mengkalkulasi Risiko Beta

Mengkalkulasi Tingkat Pengembalian yang diharapkan

Ri > E(Ri) Ri < E(Ri)

Saham tidak efisien Saham

efisien

28

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Tujuan penulis dalam melakukan penelitian ini yaitu untuk mengetahui hasil dari analisis yang dilakukan terhadap investasi saham perusahaan pada sub sektor farmasi dan riset kesehatan sehingga dapat menentukan portofolio optimal dengan memanfaatkan penggunaan metode Capital Asset Pricing Model atau yang biasa disingkat dengan metode CAPM. Maka dari itu, berdasarkan teori dan metode yang digunakan jenis penelitian ini ialah deskriptif kuantitatif. Berdasarkan pendapat Sugiyono (2015:14) terdapat beragam jenis penelitian, diantaranya ialah penelitian kuantitatif yang merupakan penelitian dimana dalam memperoleh datanya yaitu yang berbentuk angka. Jenis penelitian lainnya ialah penelitian kualitatif yaitu ialah merupakan penelitian dnegan data yang berbentuk kata, skema dan gambar. Based on teori itu, maka penelitian ini merupakan penelitian yang termasuk dalam penelitian deskriptif kuantitatif. Penelitian yang tidak melakukan compare variabel pada sampel lain. Sedangkan, mencari ikatan hubungan tersebut dengan variabel lain dikatakan penelitian deskriptif (Sugiyono, 2015:35). Penelitian ini tidak mengintervensi data dikarenakan data yang terdapat pada penelitian ini tidak berubah.

Tabel 3.1 Jenis Penelitian

No Karakteristik Riset Penelitian Jenis

1 Berdasarkan Metode Kuantitatif

2 Berdasarkan Tujuan Deskriptif

3 Berdasarkan Tipe Penyelidikan Deskriptif

4 Berdasarkan Keterlibatan Peneliti Tidak Mengintervensi Data 5 Berdasarkan Unit Analisis Individu

6 Berdasarkan Waktu Pelaksanaan Time Series Sumber : Olahan Peneliti (2021)

29 3.2 Variabel Operasional

Segala sesuatu yang memiliki bentuk apa saja yang ditetapkan oleh penulis penelitian ialah merupakan variabel penelitian untuk dipelajari sehingga mendapatkan informasi tentang hal tersebut lalu kemudian menyimpulkannya (Sugiyono, 2015:38).

Variabel yang dimanfaatkan dalam penelitian ini akan dipaparkan ke dalam tabel variabel operasional dibawah berikut ini, diantaranya yaitu :

Tabel 3.2 Variabel Operasional

No Variabel Keterangan Indikator Skala

1 Return Market (RM)

Pengembalian atau return yang diperoleh atau didapatkan investor dari investasi pada beragam saham yang tergambar atau tercermin dari perubahan indeks harga untuk waktu periode tertentu

π‘…π‘šπ‘‘

Tingkat pengembalian rata-rata (average) pasar modal pada jangka waktu tertentu yang didapatkan dengan suatu model tertentu yaitu IHSG

𝐸(π‘…π‘š) = βˆ‘π‘π‘–=1π‘…π‘šπ‘‘ 𝑁

Rasio

3 Risk Free Rate (RF)

Tingkat pengembalian bebas risiko pada penelitian ini ialah average tingkat BI 7 Days volatility return sebuah sekuritas atau return portofolio terhadap return market

𝛽𝑖 = π‘†π‘™π‘œπ‘π‘’ (𝑦, π‘₯) Rasio

5 Return Saham (Ri)

Tingkat pengembalian yang didapatkan atau diperoleh dari

𝑅𝑑 = 𝑃tβˆ’ 𝑃t-1

𝑃t-1

Rasio

30 penanaman sejumlah dana

pada investasi saham 6 Expeced

Return Saham E(Ri)

Tingkat pengembalian rata-rata (average) saham individu dalam periode waktu tersebut

𝐸(Ri) =

𝑅 + [𝐸(𝑅m) βˆ’ 𝑅𝑓] 𝐡𝑖 Rasio

Sumber : Olahan Peneliti (2021)

3.3 Populasi dan Sampel

Pada suatu penelitian yang bersifat kuantitatif, wilayah general yang terdiri dari subjek dan objek yang mempunyai jenis karakteristik tertentu dan ditetapkan atau diatur oleh peneliti buat dipelajari dan diambil kesimpulannya ialah pengertian atau definisi dari populasi. Sedangkan sebagian dari populasi itu dikatakan dengan sampel (Sugiyono, 2015:117). Populasi dari penelitian ini ialah perusahaan yang termasuk dalam sektor farmasi dan riset kesehatan yang tercatat atau terdafar di BEI dalam periode waktu tahun 2017 sampai dengan 2022.

Sampel dalam penelitian ini ialah dengan memanfaatkan penggunaan teknik purposive sampling. Adapun kriteria yang dipakai pada penelitian ini yaitu diantaranya sebagai berikut :

1. Company sub sektor farmasi dan kesehatan yang tercatat atau terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI)

2. Company yang termasuk dalam sub sektor farmasi dan riset kesehatan yang tidak pernah delisting di BEI selama tahun pengamatan periode 2017 sampai tahun 2022.

3. Company yang termasuk dalam sub sektor farmasi dan riset kesehaatn yang mempunyai perdagangan aktif di BEI selama tahun pengamatan periode waktu 2017 sampai tahun 2022.

31 Tabel 3.3 Penentuan Kriteria Sampel

No Kriteria Sampel Jumlah

1 Company sub sektor farmasi dan kesehatan yang tercatat atau terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama tahun pengamatan periode waktu 2017 sampai tahun 2022

11

2 Company yang termasuk dalam sub sektor farmasi dan riset kesehatan yang tidak pernah delisting di BEI selama tahun pengamatan periode 2017 sampai tahun 2022

8

3 Company yang termasuk dalam sub sektor farmasi dan riset kesehatan yang mempunyai perdagangan aktif di BEI selama tahun pengamatan periode waktu 2017 sampai tahun 2022

8

Total Sampel 8

Sumber : Olahan Peneliti (2021)

Berdasarkan penentuan kriteria sampel diatas terdapat dua saham perusahaan yang tidak termasuk, hal itu dikarenakan company tersebut belum terdaftar atau tercatat dalam Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun pengamatan yang telah ditentukan oleh penulis. Adapun dua saham perusahaan yang tidak termasuk tersebut, diantaranya yaitu :

Tabel 3.4 Saham yang Tidak Termasuk dalam Kriteria No Kode

Emiten

Nama Emiten Tanggal IPO

1 PEHA Phapros Tbk 26 Desember 2018

2 SOHO Soho Global Health Tbk 08 September 2020 Sumber : Olahan Peneliti (2021)

Berdasarkan kriteria sampel tersebut, maka diperoleh jumlah sampel atau sampling dari populasi perusahaan sub sektor farmasi dan riset kesehatan pada penelitian ini yaitu diantaranya sebagai berikut :

32 Tabel 3.5 Sampel Company

No Kode Emiten

Nama Emiten Konsisten Tanggal

2016 2017 2018 2019 2020 IPO Sumber : Olahan Peneliti (2021)

3.4 Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data dalam penelitian ini ialah memanfaatkan atau menggunakan data sekunder. Data sekunder diperoleh berdasarkan :

1. Daftar saham perusahaan sub sektor farmasi dan riset kesehatan yang terdaftar kedalam Bursa Efek Indonesia selama periode atau waktu pengamatan yaitu dari tahun 2017 sampai dengan tahun 2022.

2. Source lain yang diperlukan yaitu berupa buku dan memanfaatkan jaringan internet yaitu jurnal, artikel, serta website resmi dan hasil penelitian sebelumnya yang berkaitan dengan penelitian ini.

33 3.4.2 Jenis Data

Dalam penelitian ini, peneliti memanfaatkan atau menggunakan jenis data sekunder, dimana merupakan data yang tidak secara langsung diberikan atau dibagikan oleh sumber kepada yang membutuhkan atau pengumpul data, yaitu melainkan melalui dokumen atau orang lain. (Sugiyono, 2015:193).

3.5 Teknik Analisis Data

Teknik analisis data yang digunakan atau dimanfaatkan pada penelitian ini yaitu deskriptif kuantitatif serta menggunakan metode penelitian Capital Asset Pricing Model atau CAPM, dimana dalam statistik deksriptif kuantitatif tersebut memberikan gambaran deskripsi atau memperlihatkan tampilan distribusi frekuensi data berupa histogram dan beberapa hitungan pokok statistik contohnya rata-rata maksimum, minimum dan lainnya (Winarno, 2017). Metode penelitian yang digunakan adalah Capital Asset Pricing Model (CAPM) yaitu untuk melihat return dan risiko yang relevan atau sesuai, serta untuk mencari perkiraan atau estimasi tingkat keuntungan yang diharapkan oleh investor atau expected return pada setiap aset jika pasar modal dalam keadaan seimbang (ekulibrium). Penelitian ini ialah jenis data kuantitatif, yaitu data yang bisa diukur dengan memanfaatkan penggunaan skala numerik. Sumber data yang digunakan dalam penelitian ini ialah dengan menggunakan data sekunder harga saham (perusahaan sub sektor farmasi dan riset kesehatan) penutupan atau closing price per setiap bulan selama periode 2017-2022, IHSG, dan BI Rate serta source penunjang lainnya berupa jurnal yang diperlukan, dan lainnya.

Data diolah atau dikerjakan sesuai relevan dengan operasional variabel mengggunakan bantuan Microsoft Excel. Berikut dibawah ini adalah teknik pengolahan data, dimana langkah-langkah yang dilakukan oleh peneliti dalam mengolah data yaitu :

1. Mengumpulkan data saham perusahaan sub sektor farmasi dan riset kesehatan periode waktu tahun 2017 sampai dengan tahun 2022.

2. Menghitung atau mengkalkulasi tingkat pengembalian saham individu.

Formula yang dimanfaatkan untuk menghitung return saham ialah sebagai berikut :

𝑅𝑑 = 𝑃tβˆ’ 𝑃t-1

𝑃t-1

34 3. Menghitung atau mengkalkulasi tingkat pengembalian saham individu yang diharapkan atau diekspektasikan. Formula yang dimanfaatkan buat menghitung expected return saham ialah sebagai berikut :

𝐸(𝑅𝑖) = βˆ‘π‘π‘–=1(𝑅𝑖) 𝑁

4. Menghitung atau mengkalkulasi tingkat pengembalian pasar. Formula yang dimanfaatkan bat menghitung tingkat pengembalian pasar ialah sebagai berikut :

π‘…π‘šπ‘‘ = πΌπ‘›π‘‘π‘’π‘˜π‘  π‘ƒπ‘Žπ‘ π‘Žπ‘Ÿt

πΌπ‘›π‘‘π‘’π‘˜π‘  π‘ƒπ‘Žπ‘ π‘Žπ‘Ÿt-1

5. Menghitung atau mengkalkulasi rata-rata tingkat pengembalian pasar. Formula yang dimanfaatkan buatmenghitung rata-rata tingkat pengembalian pasar ialah sebagai berikut :

𝐸(π‘…π‘š) = βˆ‘π‘π‘–=1π‘…π‘šπ‘‘ 𝑁

6. Menghitung atau mengkalkulasi beta saham. Rumus yang dimanfaatkan buat menghitung beta adalah sebagai berikut :

𝛽𝑖 = π‘†π‘™π‘œπ‘π‘’ (𝑦, π‘₯)

7. Menghitung atau mengkalkulasi return aset bebas risiko. formula yang dimanfaatkan buat menghitung return aset bebas risiko ialah sebagai berikut :

𝑅𝑓 =βˆ‘ 𝑅𝑓 𝑁

8. Menghitung atau mengkalkulasi return dan risiko dengan metode capital asset pricing model. Formula atau rumus yang digunakan ialah sebagai berikut :

𝐸(𝑅𝑖) = 𝑅𝑓 + [𝐸(𝑅m) βˆ’ 𝑅𝑓] 𝛽𝑖

Keterangan :

E(Ri) = Tingkat pengembalian yang diekspektasikan atau diharapkan terhadap sekuritas i

E(Rm) = Tingkat pengembalian rata-rata pasar (market) Rf = average return bunga investasi bebas risiko 𝐡𝑖 = Ukuran risiko saham ke-i

35 9. Klasifikasi saham sebagai keputusan investasi yaitu jika Ri > E(Ri) maka

saham tersebut ialah termasuk saham yang efisien dan jika Ri > E(Ri) maka saham tersebut ialah termasuk saham yang tidak efisien.

36

BAB IV

ANALISA DAN PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian

Objek pada penelitian ini yaitu saham sub sektor farmasi dan riset kesehatan yang tercatat pada Bursa Efek Indonesia, yaitu dengan periode penelitian Januari 2017 sampai dengan April 2022. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode purposive sample, kuantitas jumlah observasi yang digunakan pada penelitian yaitu sebanyak 8 company. Tabel dibawah merupakan kriteria yang dipilih dalam pengambilan sampel pada penelitian :

Tabel 4.1

Penentuan Kriteria Sampel

No Kriteria Sampel Jumlah

1 Company sub sektor farmasi dan riset kesehatan yang tercatat atau terdaftar pada Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode pengamatan dari bulan Januari 2017 sampai dengan April 2022

11

2 Company yang termasuk dalam sub sektor farmasi dan riset kesehatan yang tidak pernah delisting di BEI selama periode pengamatan dari bulan Januari 2017 sampai dengan April 2022

8

3 Company yang termasuk dalam sub sektor farmasi dan riset kesehatan yang mempunyai perdagangan aktif di BEI selama periode pengamatan bulan Januari 2017 sampai dengan April 2022

8

Total Sampel 8

Sumber : Data Olahan Penulis (2021)

Berdasarkan penentuan kriteria diatas terdapat dua saham yang tidak termasuk, dikarenakan company tersebut belum terdaftar di Bursa Efek Indonesia (BEI) selama periode tahun pengamatan yang ditentukan oleh penulis. Tabel dibawah merupakan dua saham yang tidak termasuk dalam kriteria sampel, yaitu :

37 Tabel 4.2

Saham yang Tidak Termasuk dalam Kriteria

No Kode Emiten Nama Emiten Tanggal IPO

1 PEHA Phapros Tbk 26 September 2018

2 SOHO Soho Global Health Tbk 08 September 2020 Sumber : Data Olahan Penulis (2021)

Metode Capital Asset Pricing Model (CAPM) ialah metode yang dimanfaatkan untuk menentukan decision investasi saham dari 8 saham yang ada pada sub sektor farmasi dan riset kesehatan. Metode CAPM yaitu dengan menghubungkan tingkat pengembalian yang diharapkan dengan risiko sistematis masing-masing individu.

Tabel dibawah merupakan company-company yang dijadikan sampel penelitian : Tabel 4.3

Company yang dijadikan sampel penelitian Periode Januari 2017 – April 2022 No Daftar Perusahaan Farmasi dan Riset

Kesehatan

Kode Tanggal IPO

1 Darya-Varia Laboratoria Tbk DVLA 11 Nov 1994

2 Indofarma Tbk INAF 17 April 2001

3 Kimia Farma Tbk KAEF 04 Juli 2001

4 Kalbe Farma Tbk KLBF 30 Juli 1991

5 Merck Tbk MERK 23 Juli 1981

6 Pyridam Farma Tbk PYFA 16 Okt 2001

7 Industri Jamu dan Farmasi Sido Muncul Tbk

SIDO 18 Des 2015

8 Tempo Scan Pasific Tbk TSPC 17 Juni 1994

Sumber : Data Olahan Penulis (2021)

38 4.2 Statistik Deskriptif

Analisis statistik deskriptif dimanfaatkan dalam menunjukan gambaran secara general untuk variabel yang diuji dalam penelitian dan menunjukan histogram (menndeskripsikan distribusi frekuensi data) serta hitungan pokok statistik misalnya average, minimum, maksimum (Winarno, 2017). Ukuran-ukuran statistik yang dimanfaatkan dalam analisis ini yaitu Standar deviasi, minimum, maximum, median, mean dari masing-masing varibel yang diproksikan dengan risk free (tingkat pengembalian bebas risiko memanfaatkan BI 7 Days Repo rate. Return market IHSG, return individual (tingkat pengembalian saham individu), Beta dan tingkat pengembalian yang diharapkan (CAPM) di company sub sektor farmasi dan riset kesehatan yang tercatat di Bursa Efek Indonesia pada periode pengamatan dari bulan Januari 2017 sampai dengan April 2022. Tabel dibawah merupakan penjelasan statistik data penelitian :

Tabel 4.4 Statistik Deskriptif

BI 7 Days repo rate IHSG RI Beta CAPM

Mean 0.0454 5981.83 0.0147 0.4077 0.0046

Median 0.0450 5995.11 0.0129 0.4534 0.0047

Maximum 0.0600 7228.91 0.0413 1.1151 0.0059

Minimum 0.0350 4538.93 -0.0097 -0.4294 0.0030 Standar

Deviasi 0.0085

551.1933 0.0182 0.4835 0.0009

Observations 64 64 8 8 8

Sumber : Data Olahan Penulis (2022)

Berdasarkan data informasi yang ada pada tabel diatas, berikut merupakan uraian penjelasan statistik deskriptif untuk setiap variabel penelitian, sebagai berikut :

1. BI 7-Day (Reverse) Repo Rate

Berdasarkan olah data dengan memanfaatkan penggunaan microsoft Excel, BI 7-Day (Reverse) Repo Rate mempunyai average dengan value 0,0454 atau 4,54 %. Nilai terendah dengan value sebesar 0,0350 atau 3,50 %.

Nilai terendah terjadi pada periode Februari 2021- April 2022 dikarenakan sejalan dengan perlunya pemerintah menjaga stabilitas nilai tukar dan sistem keuangan di tengah perkiraan inflasi yang rendah serta usaha pemerintah dalam support pertumbuhan ekonomi (bi.go.id). Nilai tertinggi dengan value 0,0600

39 atau 6,00 %, disebabkan oleh upaya governement dalam memperkuat stabilitas eksternal perekonomian serta juga mengendalikan defisit transaksi berjalan dalam batas yang wajar serta mempertahankan daya tarik aset keuangan domestik (bi.go.id)

2. IHSG

IHSG mempunyai average dengan value sebesar 5981.83. Nilai terendah dengan value 4538,93 terjadi pada periode Maret 2020 disebabkan karena adanya trading halt atau penghentian sementara perdagangan relevan sesuai dengan surat keputusan perihal perubahan panduan penanganan kelangsungan perdagangan di Bursa Efek Indonesia dalam kondisi darurat disaat awal virus menyebar. Sedangkan nilai tertinggi dengan value sebesar 7228.91 terjadi pada periode April 2022 disebabkan karena membaiknya ekonomi domestik yang perlahan pulih relevan dengan kebijakan pelonggaran social distancing (bi.go.id).

3. Return Individual (Ri)

Tingkat rata-rata pengembalian saham mempunyai average sebesar 0.0147 atau 1,47 %. Hal tersebut memperlihatkan bahwa tingkat rata-rata pengembalian saham individu memberikan rata-rata keuntungan sebesar 1,47% selama periode pengamatan tersebut. Nilai terendah tingkat pengembalian saham individu sebesar -0.0097 atau -0.97% terdapat di company Merck Tbk (MERK). Sedangkan nilai tertinggi tingkat pengembalian saham individu sebesar 0,0413 atau 4,13 % terdapat di company Indofarma Tbk (INAF). Hal ini menunjukan bahwa tingkat pengembalian saham individu Indofarma Tbk memberikan average profit dengan value sebesar 4,13 % selama periode pengamatan Januari 2017 – April 2022.

4. Beta

Beta mempunyai average dengan value sebesar 0,4077. Nilai tertinggi beta ialah 1.1151 terdapat pada company Merck Tbk (MERK). Beta sebesar 1.1151 bisa dimaknai apabila market sedang mengalami penurunan atau peningkatan sebesar 2 %, maka saham MERK akan mengalami peningkatan sebesar 1.1151 kali dari 2 % dan akan mengalami penurunan sebesar 1.1151 kali dari 2%. Nilai terendah beta ialah -0,4294 pada perusahaan Kimia Farma Tbk (KAEF).

40 5. CAPM

CAPM mempunyai average dengan value sebesar 0,0046. Nilai terendah tingkat pengembalian yang diharapkan ialah 0,0030 atau 0,30%

terdapat pada company Kimia Farma Tbk (KAEF) dan nilai tertinggi tingkat pengembalian yang diharapkan ialah 0,0059 atau 0,59% terdapat di company Merck Tbk (MERK). Hal ini bisa dimaknai bahwa investor mengharapkan tingkat keuntungan sebesar 0,59% pada company Merck Tbk dan mengharapkan tingkat keuntungan sebesar 0,30% pada company Kimia Farma Tbk (KAEF).

4.3 Analisis Hasil dan Pembahasan

4.3.1 Harga Penutupan Saham Sub Sektor Farmasi dan Riset Kesehatan

Closing price bulanan pada saham-saham yang ada pada company sub sektor farmasi dan riset kesehatan yang terdaftar maupun tercatat pada periode penelitian

Closing price bulanan pada saham-saham yang ada pada company sub sektor farmasi dan riset kesehatan yang terdaftar maupun tercatat pada periode penelitian

Dokumen terkait