• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB I PENDAHULUAN

D. Kegunaan Penelitian

Adapun kegunaan penelitian ini adalah sebagai berikut :

1. Sebagai bahan masukan bagi PTP. Nusantara XIV (Persero) Pabrik Gula Camming Kabupaten Bone untuk mempertimbangkan penerapan akuntansi sumber daya manusia dalam laporan keuangannya.

2. Sebagai bahan pustaka atau referensi bagi pihak-pihak yang mengadakan penulisan lanjutan untuk masalah yang sama.

6 A. Akuntansi Sumber Daya Manusia

Menurut Simanjuntak dalam Dwi Maria Widianingsih (2014), menyebutkan bahwa sumber daya manusia mengandung pengertian :

1. Usaha yang diberikan dalam produksi.

Hal ini mencerminkan kualitas yaitu usaha yang diberikan seseorang dalam waktu tertentu menghasilkan barang dan jasa.

2. Manusia yang mampu bekerja untuk memberikan jasa atau usaha kerja tersebut.

Hal ini mencerminkan kualitas yaitu jumlah manusia yang bekerja pada suatu perusahaan.

Sumber daya manusia sebagai salah satu faktor produksi yang sangat penting bagi perusahaan, terutama pada perusahaan jasa dimana kekuatan pokok perusahaan terletak pada staf profesionalnya. Dan memang kalau kita jujur, dalam perusahaan itu perkiraan kas, aktiva tetap, aktiva berwujud dan tidak berwujud itu sebenarnya dikendalikan oleh manusia. Tanpa manusia, sumber daya manusia perusahaan itu tidak akan bisa menghasilkan laba. Kemampuan dan kebijaksanaan yang dimiliki manusia memiliki arti penting dan peranan yang sangat besar dalam mengelola suatu perusahaan. Akan tetapi, sayangnya dalam laporan keuangan

perusahaan kita jarang melihat ada nilai sumber daya manusia itu dalam laporan keuangan baik di neraca maupun di laporan laba rugi.

Menurut Belkaoui (2006:358) mendefenisikan bahwa akuntansi sumber daya manusia adalah proses pengidentifikasian dan pengukuran data mengenai sumber daya manusia dan mengkomunikasikan kepada pihak-pihak berkepentingan.

Menurut anonim (15 Januari 2010) akuntansi sumber daya manusia merupakan suatu proses penggunaan jasa manusia untuk mencapai tujuan organisasi.

B. Teori Nilai sumber daya manusia

Konsep dari nilai manusia (human value) diperoleh dari teori nilai ekonomi secara umum. Menurut Belkaoui, terdapat dua model hakikat dan determinan dari nilai sumber daya manusia- model pertama dikemukakan oleh Flamholtz dan yang lainnya dikemukakan oleh Likert dan Bowers :

1. Determinan dari nilai individu

Dalam model Flamholtz, ukuran dari harga seseorang adalah nilai realisasi yang dapat diharapkan darinya. Model Flamholtz menyarankan bahwa pengukuran dari nilai individual (individual value) seperti itu adalah sebagai hasil dari interaksi dua jenis variabel: (1) nilai persyaratan yang diharapkan dari individu yang bersangkutan, dan (2) tingkat probabilitas bahwa individu tersebut akan tetap menjaga keanggotannya dalam organisasi.

Nilai persyaratan (conditional value) individu adalah jumlah yang secara potensial dapat direalisasikan oleh organisasi dari pelayanan orang tersebut. Nilai persyaratan adalah suatu variabel multidimensional yang terdiri atas tiga faktor: produktivitas, kemungkinan untuk dipindahkan, dan kemungkinan untuk dipromosikan.

2. Determinan dari nilai kelompok

Model Flamholtz melihat determinan dari nilai individu bagi sebuah organisasi,sedangkan model Likert-Bowers melihat determinan dari nilai kelompok (group value). Dengan maksud untuk menggambarkan kemampuan produktif dari organisasi manusia dari setiap perusahaan atau unit di dalam nya, model ini mengidentifikasi tiga variabel yang memengaruhi efektivitas dari organisasi manusia perusahaan:

a. Variabel kausal (causal variable) adalah variabel-variabel independen yang dapat secara langsung atau secara sengaja diganti atau diubah oleh organisasi dan manajemennya dan kemudian berikutnya menentukan arah dari perkembangan yang ada dalam organisasi tersebut. Variabel-variabel kausal ini hanya meliputi Variabel-variabel yang dapat dikendalikan oleh organisasi dan manajemennya.

b. Variabel yang memengaruhi (intervening variable) mencerminkan status internal, kesehatan, dan kemampuan kinerja dari organisasi; yaitu kesetiaan, sikap, motivasi, sasaran kinerja, dan persepsi dari seluruh anggotanya dan kemampuan kolektif yang mereka miliki untuk melakukan suatu tindakan yang efektif.

c. Variabel hasil akhir (end-result variable ) adalah variabel-variabel dependen yang mencerminkan hasil yang dicapai oleh organisasi yang bersangkutan,seperti produktifitas, biaya, kerugian barang sisa, pertumbuhan, pangsa pasar, dan laba.

C. Tujuan dan Fungsi Akuntansi Sumber Daya Manusia

Adapun tujuan akuntansi sumber daya manusia yaitu:

1. Mengidentifikasikan nilai sumber daya manusia

2. Mengukur biaya dan nilai manusia yang dikontribusikan kepada perusahaan.

3. Mengkaji pengaruh pemahaman informasi ini dan dampaknya pada perilaku manusia.

Secara umum fungsi akuntansi sumber daya manusia adalah sebagai berikut :

1. Untuk melengkapi informasi tentang nilai sumber daya manusia untuk digunakan dalam proses pengambilan keputusan tentang perolehan, alokasi, pengembangan, pemeliharaan sumber daya manusia agar tercapai efektivitas tujuan organisasi.

2. Untuk memberikan informasi kepada manajer personalia agar dia dapat secara efektif memonitor dan menggunakan sumber daya manusia.

3. Memberikan indikator dalam pengawasan aktiva. Misalnya apakah aktiva ini dipertahankan, dijual atau dinaikkan, berapakah nilainya, apakah nilai sumber daya ini berkurang atau naik selama suatu periode tertentu.

4. Membantu pengembangan prinsip manajemen dengan menjelaskan akibat dari berbagai pihak akuntansi sumber daya manusia.

Menurut Sofyan Safri Harahap (2007:422) ada dua alasan utama untuk memperlakukan investasi sumber daya manusia sebagai aktiva dalam laporan keuangan perusahaan yaitu :

1. Investor sekarang dan investor yang akan datang (potensial investor) memerlukan informasi untuk menentukan nilai dari suatu perusahaan.

2. Investasi sumber daya manusia memenuhi kriteria untuk diperlakukan sebagai aktiva. Sumber daya manusia memberikan jasa sekarang dan masa yang akan datang yang tidak dimiliki oleh mesin dan aktiva lain.

D. Ruang Lingkup Akuntansi Sumber Daya Manusia 1. Human Resource Cost Accounting

Menurut Flamholtz dalam Dwi Maria Widianingsih (2014), biaya sumber daya manusia (Human Resource Cost Accounting) adalah pengukuran dan pelaporan biaya yang timbul untuk pencarian, pengembangan dan penggantian tenaga sebagai sumber daya organisasi.

Ada dua jenis biaya yang berkenaan dengan Human Resource Cost Accounting, yaitu :

a. Personal Cost Accounting b. Human Aset Accounting

2. Human Resource Value Accounting a. Menurut Flamholtz

Ukuran nilai seseorang adalah nilai yang diharapkan dapat terealisasi oleh orang tersebut. Ukuran ini merupakan hasil interaksi dari dua variable :

1. Expected conditional value adalah jumlah dapat direalisasi dari seseorang yang bekerja dalam suatu perusahaan, yang diukur dari productivity,transferability dan promotability.

2. Probability adalah kemungkinan orang itu akan tinggal dalam suatu organisasi.

Model ini menggambarkan kemampuan produktif organisasi manusia. Ada tiga variable yang mempengaruhi efektifitas organisasi manusia (human organization), yaitu :

1. Causal variables

Adalah variable yang independen yang dapat secara langsung diganti/diubah oleh organisasi dan manajemenya, yaitu variable ini menentukan arah perkembangan dari suatu organisasi.

2. Intervening variables

Menggambarkan keadaan intern organisasi dan kemampuannya untuk menghasilkan, yaitu loyalitas, sikap/tindakan-tindakan, motivasi, perfomence goals dan persepsi semua anggota organisasi, kemampuan kolektif mereka untuk mengambil tindakan secara efektif, interaksi, komunikasi, dan pengambilan keputusan, pengendalian, serta koordinasi.

3. End result variable

Adalah dependent variable yang mencerminkan hasil yang dicapai organisasi seperti produktivitas, kepuasan, tingkat biaya, kerugian, pertumbuhan market share, earnings, dan financial perfomence.

E. Metode Pengukuran Akuntansi Sumber Daya Manusia

Pada dasarnya ada dua metode pengukuran (Human Resource Cost Accounting) yaitu :

1. Historical Cost Of Human Resource, yaitu sumber-sumber yang telah dikeluarkan dalam rangka memperoleh dan mengembangkan tenaga kerja sehingga dalam hal ini akan mencakup biaya rekrutmen,selection,hiring, and placement.

2. Replacement Cost Of Human Resource, yaitu mencakup semua biaya yang akan dikeluarkan perusahaan untuk menggantikan sumber daya manusia yang sekarang dipekerjakannya.

F. Keunggulan Akuntansi Sumber Daya Manusia

Kendati beberapa perusahaan kurang antusias, sebagai perusahaan kecil yang terdaftar pada American Stock Exchange, mengembangkan suatu sistem akuntansi sumber daya manusia. Sebagaimana salah seorang karyawannya mengatakan bahwa “apa sebabnya sebuah perusahaan kecil dengan pertumbuhan yang baik meskipun tidak spektakuler, produk-produk yang baik namun tidak romantic, teknologi yang baik namun tidak dramati tertarik dalam pengembangan sistem akuntansi untuk sumber daya manusia dari bisnisnya ?

Pertanyaan serupa yang diajukan oleh perusahaan lain, Belkoui (2006:358) menyebutkan tiga fakta, yaitu :

1. Pendekatan mengkapitalisasi harga pokok sumber daya manusia secara konseptual adalah lebih sah daripada pendekatan yang menganggapnya sebagai beban.

2. Informasi mengenai “aktiva yang berupa manusia” kemungkinan sekali akan relevan dengan keputusan yang sangat bervariasi yang dibuat oleh para pemakai ekstern atau intern ataupun keduanya.

3. Akuntansi aktiva yang berupa manusia ini merupakan suatu pengakuan yang tegas mengenai dasar pikiran bahwa orang merupakan suatu bagian yang integral dari suatu pendapatan berbagai sumber daya.

G. Pengertian Laporan Keuangan

Posisi keuangan memberikan gambaran tentang bagaimana susunan kekayaan yang dimiliki perusahaan dan sumber-sumber kekayaan itu didapat. Perubahan posisi keuangan menunjukkan kemajuan perusahaan, memberikan gambaran tentang apakah perusahaan memperoleh laba dalam melaksanakan kegiatannya, dan apakah perusahaan mengalami perkembangan yang menunjukkan manajemen telah mengelola perusahaan dengan berhasil.

Menurut Sofyan Safri Harahap (2008:105) mendefenisikan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menggambarkan posisi keuangan dan hasil usaha suatu perusahaan pada suatu saat tertentu dan jangka waktu tertentu.

Menurut Hery (2009:11) mendefenisikan bahwa laporan keuangan adalah hasil dari proses akuntansi yang dapat digunakan sebagai alat untuk

mengkomunikasikan data keuangan atau aktifitas perusahaan kepada pihak-pihak yang berkepentingan.

Menurut L.M Samryn (2012:30) mendefenisikan bahwa laporan keuangan adalah meliputi ikhtisar-ikhtisar yang menggambarkan posisi keuangan, hasil usaha, dan arus kas serta perubahan ekuitas sebuah organisasi dalam satu periode waktu periode.

Menurut Zaki Baridwan (2008:17) mendefenisikan bahwa laporan keuangan adalah ringkasan dari suatu proses pencatatan, merupakan suatu ringkasan dari transaksi-transaksi keuangan yang terjadi selama tahun buku yang bersangkutan.

Menurut Kasmir (2014:7) mendefenisikan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang menunjukkan kondisi keuangan perusahaan pada saat ini atau dalam suatu periode tertentu.

Menurut Jumingan (2016:4) mendefenisikan bahwa laporan keuangan adalah hasil tindakan pembuatan ringkasan data keuangan perusahaan.

Menurut Arief Sugiono (2016:1) mendefenisikan bahwa laporan keuangan adalah hasil akhir dari kegiatan akuntansi (siklus akuntansi) yang mencerminkan kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan.

Jadi, dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan adalah laporan yang didalamnya berupa posisi keuangan perusahaan atau hasil akhir dari kegiatan akuntansi (siklus akuntansi) dalam suatu periode tertentu.

H. Tujuan Laporan Keuangan

Menurut Kasmir (2008:11) tujuan laporan keuangan adalah sebagai berikut :

1. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah aktiva yang dimiliki perusahaan pada saat ini.

2. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah kewajiban dan modal yang dimiliki pada saat ini.

3. Memberikan informasi tentang jenis dan jumlah pendapatan yang diperoleh pada suatu saat tertentu.

4. Memberikan informasi tentang jumlah biaya dan jenis biaya yang dikeluarkan perusahaan dalam suatu periode tertentu.

5. Memberikan informasi tentang perubahan-perubahan yang terjadi terhadap aktiva,passiva dan modal perusahaan.

6. Memberikan informasi tentang kinerja manajemen perusahaan dalam suatu saat tertentu.

7. Catatan atas laporan keuangan.

8. Informasi keuangan lainnya.

I. Sifat Laporan Keuangan

Dalam praktiknya sifat laporan keuangan dibuat :

1. Bersifat Historis

Bersifat historis artinya bahwa laporan keuangan dibuat dan disusun dari data masa lalu atau masa yang sudah lewat dari masa sekarang. Misalnya

laporan keuangan disusun berdasarkan data satu atau dua beberapa tahun ke belakang (tahun atau periode sebelumnya).

2. Bersifat Menyeluruh

Bersifat menyeluruh maksudnya laporan keuangan dibuat selengkap mungkin. Artinya laporan keuangan disusun sesuai dengan standar yang telah ditetapkan. Pembuatan atau penyusunan yang hanya sebagian-sebagian (tidak lengkap) tidak akan memberikan informasi yang lengkap tentang keuangan suatu perusahaan.

J. Karakteristik Kualitatif Laporan Keuangan

Karakteristik kualitatif merupakan ciri khas yang membuat informasi dalam laporan keuangan berguna bagi pengguna. Berdasarkan Standar Akuntansi Keuangan (2007:5) terdapat empat karakteristik kualitatif pokok yaitu :

A. Dapat dipahami

Kualitas penting informasi yang dipandang dalam laporan keuangan adalah kemudahannya untuk segera dapat dipahami oleh pengguna. Untuk maksud ini, pengguna diasumsikan memiliki pengetahuan yang memadai tentang aktifitas ekonomi dan bisnis, akuntansi serta kemauan untuk mempelajari informasi dengan ketekunan yang wajar. Namun demikian, informasi kompleks yang sebenarnya dimasukkan dalam laporan keuangan tidak dapat dikeluarkan hanya atas dasar perkembangan bahwa informasi tersebut terlalu sulit untuk dapat dipahami oleh pengguna.

B. Relevan

Agar bermanfaat, informasi harus relevan untuk memenuhi kebutuhan pengguna dalam proses pengambilan keputusan. Informasi memiliki kualitas relevan kalau dapat mempengaruhi keputusan ekonomi pengguna dengan membantu mereka mengevaluasi peristiwa masa lalu, masa kini atau masa depan, menegaskan atau mengoreksi hasil evaluasi pengguna di masa lalu.

C. Keandalan

Agar bermanfaat, informasi juga harus andal (reliable). Informasi memiliki kualitas andal jika bebas dari pengertian yang menyesatkan, kesalahan material, dan dapat diandalkan penggunanya sebagai penyajian yang tulus atau jujur (faithful representation) dari yang seharusnya disajikan atau yang secara wajar diharapkan dapat diandalkan.

D. Dapat dibandingkan

Pengguna harus dapat membandingkan laporan keuangan perusahaan antar periode untuk mengidentifikasi kecenderungan (tren) posisi dan kinerja keuangan. Pengguna juga harus dapat membandingkan laporan keuangan antar perusahaan untuk mengevaluasi posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi keuangan secara relatif. Oleh karena itu, pengukuran dan penyajian dampak keuangan dari transaksi dan peristiwa lain yang serupa harus dilakukan secara konsisten untuk perubahan tersebut, antar periode perusahaan yang sama dan untuk perusahaan yang berbeda.

K. Kualitas dan Keterbatasan Laporan Keuangan

Karena akuntansi berfungsi sebagai penyedia data untuk menyusun laporan keuangan, data tersebut harus bersifat obyektif dan informatif agar fungsi-fungsi tersebut dapat dipenuhi maka diperlukan konsep-konsep akuntansi dalam pencatatan guna penyusunan laporan keuangan tersebut,yaitu :

1. Konsep kesatuan usaha (business entity)

Konsep yang yang menyatakan bahwa pencatatan kegiatan perusahaan harus dipisahkan dari kegiatan pemiliknya.

2. Konsep kelangsungan hidup (going concern)

Perusahaan didirikan tidak untuk sementara waktu tetapi diharapkan akan berjalan terus sepanjang waktu.

3. Konsep harga pokok (cost)

Sehubungan dengan konsep kelangsungan hidup, maka data akuntansi akan dicatat menurut harga perolahannya (at cost) pada waktu terjadinnya.

4. Konsep satuan pengukuran (unit of measurement)

Kegiatan mencatat, menggolongkan, meringkas dan menyajikan transaksi-transaksi perusahaan dan hasil-hasilnya, dalam akuntansi digunakan satuan pengukuran uang.

5. Konsep stabilnya nilai uang (stable monetary unit)

Fluktuasi nilai uang dianggap tidak ada pengaruhnya terhadap jumlah-jumlah yang ditunjukkan dalam laporan kondisi keuangan perusahaan.

6. Konsep periode waktu (time period)

Karena aktivitas perusahaan berjalan sepanjang waktu maka proses penyajian kondisi keuangan dan hasil operasi perusahaan perlu dipecah dalam periode-periode tertentu.

7. Konsep obyektifitas (objective evidence)

Untuk keperluan pencatatan akuntansi dibutuhkan dukungan bukti-bukti transaksi yang bersifat obyektif dan dapat diuji kebenarannya.

8. Konsep keterbukaan (disclosure)

Semua fakta-fakta perlu diungkap secara terbuka supaya laporan kondisi keuangan dan hasil usaha perusahaan sedapat mungkin bersifat informatif dan memberi arti (tidak menyesatkan).

9. Konsep konsistensi (consistency)

Didalam akuntansi terdapat beberapa metode yang dapat dipergunakan, misalnya dalam menilai persediaan, menafsir kerugian piutang tak tertagih, penyusutan aktiva tetap. Sekali suatu metode telah terpilih maka secara konsisten harus dipertahankan dari periode ke periode selanjutnya. Dengan demikian laporan keuangan dapat diperbandingkan diantara interval waktu tertentu. Hal ini tidak berarti bahwa akuntan mengabaikan sama sekali kemungkinan adanya perubahan metode akuntansi yang digunakan. Apabila terjadi perubahan metode akuntansi tersebut ke metode lain, catatan kaki harus dibuat, dimana ditunjukkan pengaruhnya akibat adanya perubahan metode tersebut.

10. Konsep konservatisme (conservatism)

Umumnya diartikan sebagai pencatatan aktiva milik perusahaan dengan harga yang lebih rendah dari pada harga perolehannya (cost) atau mencatat hutang lebih tinggi (over-stated). Selain prinsip ini mengakui kemungkinan rugi yang akan terjadi tetapi tidak mengantisipasikan laba yang belum direalisir (tidak diakui sebagai beban periode itu).

11. Konsep realisasi (realization)

Penghasilan (revenue) direalisir apabila penjualan telah dilakukan atau apabila suatu jasa telah dilakukan.

12. Konsep perbandingan hasil-biaya (matching principle revenue & cost)

Pendapatan bersih diperoleh dengan membandingkan antara penghasilan (revenue) dan pengeluaran (cost) dalam periode waktu tertentu. Dalam akuntansi perbandingan ini tidak selalu dapat dilakukan dengan tepat karena penggunaan “accrual basis” dalam perhitungan rugi laba. Pendapatan bersih tidak selalu identik dengan uang tunai (cash basis). Dengan adannya konsep ini pengeluaran dapat dibedakan menjadi pengeluaran modal (capital expenditure), demikian juga penerimaan (capital receipt dan revenue receipt).

Keterbatasan-keterbatasan dalam laporan keuangan dapat disimpulkan sebagai berikut :

1. Pembuatan laporan keuangan disusun berdasarkan sejarah (historis), di mana data-data yang diambil dari data masa lalu.

2. Laporan keunagan dibuat umum, artinya untuk semua orang, bukan hanya untuk pihak tertentu saja.

3. Proses penyusunan tidak terlepas dari taksiran-taksiran dan pertimbangan-pertimbangan tertentu.

4. Laporan keuangan bersifat konservatif dalam menghadapi situasi ketidakpastian. Misalnya dalam suatu peristiwa yang tidak menguntungkan selalu dihitung kerugiannya. Sebagai contoh harta dan pendapatan, nilainya dihitung dari yang paling rendah.

5. Laporan keuangan selalu berpegang teguh kepada sudut pandang ekonomi dalam memandang peristiwa-peristiwa yang terjadi bukan kepada sifat formalnya.

L. Pemeriksaan Laporan Keuangan (Audit)

Dalam praktiknya pemeriksaan laporan keuangan dapat dilakukan oleh dua pihak, yaitu :

1. Pihak dalam (intern) perusahaan

Pemeriksaan laporan keuangan oleh intern perusahaan, artinya oleh pemeriksaan yang memang sudah disiapkan pihak perusahaan. Dalam hal ini mereka dapat memperoleh data secara bebas sesuai dengan data aslinya.

2. Pihak luar (ektern) perusahaan

Pemeriksaan oleh pihak luar perusahaan dilakukan oleh akuntan publik yang sudah memperoleh izin. Akuntan akan memberi penilaian setelah meneliti dengan standar dan prosedur pemeriksaan yang lazim. Pendapat wajar atau tidak wajar akan diberikan apabila laporan keuangan disusun telah sesuai dengan prinsip-prinsip akuntansi yang lazim dan telah

diterapkan secara konsisten dari tahun ke tahun. Dengan demikian,laporan ini dapat digunakan oleh pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengambil keputusan.

M. Pihak- Pihak Yang Memerlukan Laporan Keuangan

Berikut ini pihak-pihak yang berkepentingan terhadap laporan keuangan :

1. Pemilik

Pemilik pada saat ini adalah mereka yang memiliki usaha tersebut. Hal ini tercermin dari kepemilikan saham yang dimilikinya.

2. Manajemen

Kepentingan pihak manajemen perusahaan terhadap laporan keuangan perusahaan yang mereka juga buat juga memiliki arti tertentu. Bagi pihak manajemen laporan keuangan yang dibuat merupakan cermin kinerja mereka dalam suatu suatu periode tertentu.

3. Kreditor

Kreditor adalah pihak penyandang dana bagi perusahaan. Artinya pihak pemberi dana seperti bank atau lembaga keuangan lainnya. Kepentingan pihak kreditor terhadap laporan keuangan perusahaan adalah dalam hal memberi pinjaman atau pinjaman yang telah berjalan sebelumnya. Bagi pihak kreditor, prinsip kehati-hatian dalam menyalurkan dana (pinjaman) kepada berbagai perusahaan sangat diperlukan.

4. Pemerintah

Pemerintah juga memiliki nilai penting atas laporan keuangan yang dibuat perusahaan. Bahkan pemerintah melalui Departemen Keuangan

mewajibkan kepada setiap perusahaan untuk menyusun dan melaporkan keuangan perusahaan secara periodik.

5. Investor

Investor adalah pihak yang hendak menanamkan dana di suatu perusahaan. Jika suatu perusahaan memerlukan dana untuk memperluas usaha atau kapasitas usahannya di samping memperoleh pinjaman dari lembaga keuangan seperti bank dapat pula diperoleh dari dana investor melalui penjualan saham.

N. Jenis- Jenis Laporan Keuangan

Suatu laporan keuangan yang lengkap terdiri dari neraca, laporan rugi laba, laporan laba ditahan & laporan modal sendiri dan laporan arus kas.

1. Neraca

Menurut Arief Sugiono (2016:13) mendefenisikan bahwa neraca merupakan suatu laporan yang sistematis tentang aktiva (assets), kewajiban (liabilities), dan modal sendiri (equity) dari suatu perusahaan pada tanggal/waktu tertentu. Atau dengan kata lain neraca berisi mengenai data-data informatif mengenai kondisi perusahaan pada waktu tertentu.

Neraca terdiri dari tiga unsur yaitu aktiva, kewajiban dan modal.

 Aktiva

Aktiva dapat berupa barang yang berwujud seperti tanah, gedung, peralatan kantor, uang tunai dan simpanan di bank. Aktiva dapat pula berupa sesuatu yang tidak berwujud, misalnya hak paten dan royalty.

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:9) aktiva adalah sumber daya yang dikuasai oleh perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana manfaat ekonomi masa depan diharapkan akan diperoleh perusahaan.

Jenis–jenis aktiva dibagi dalam dua kelompok besar yaitu :

1. Aktiva lancar adalah uang kas dan aktiva lainnya yang dapat diharapkan untuk dicairkan atau ditukar menjadi uang tunai, dijual dalam periode berikutnya (paling lama satu tahun atau dalam perputaran kegiatan perusahaan yang normal).

2. Aktiva tetap adalah aktiva berwujud yang diperoleh dalam bentuk siap pakai atau dengan dibangun lebih dahulu yang digunakan dalam operasi perusahaan, tidak dimaksudkan untuk dijual dalam langkah kegiatan normal perusahaan dan mempunyai masa manfaat lebih dari satu tahun.

 Kewajiban

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:9) kewajiban merupakan hutang perusahaan perusahaan masa kini yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesainnya diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber daya mengandung manfaat ekonomi.

Jenis-jenis kewajiban sebagai berikut :

1. Kewajiban lancar atau kewajiban jangka pendek adalah kewajiban yang pelunasannya akan memerlukan sumber-sumber yang digolongkan dalam aktiva lancar atau dengan menimbulkan suatu kewajiban baru.

2. Kewajiban jangka panjang digunakan untuk menunjukkan kewajiban-kewajiban yang pelunasannya akan dilakukan dalam waktu lebih dari satu tahun atau dilunasi dari sumber-sumber yang bukan dari kelompok aktiva.

 Ekuitas

Menurut Standar Akuntansi Keuangan (2007:9) ekuitas adalah hak residual atas aktiva perusahaan setelah dikurangi semua kewajiban.

2. Laporan rugi laba

Menurut Arief Sugiono (2016:21) mendefenisikan bahwa laporan rugi laba adalah laporan ringkas tentang jenis dan jumlah pendapatan atau hasil penjualan yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu, biaya selama masa itu dan keuntungan atau kerugian yang diderita selama periode tersebut

Menurut Arief Sugiono (2016:21) mendefenisikan bahwa laporan rugi laba adalah laporan ringkas tentang jenis dan jumlah pendapatan atau hasil penjualan yang diperoleh perusahaan selama periode tertentu, biaya selama masa itu dan keuntungan atau kerugian yang diderita selama periode tersebut

Dokumen terkait