• Tidak ada hasil yang ditemukan

CIRI KHAS KEHIDUPAN ORANG PERCAYA

Dalam dokumen Dei Verbum: MENCOBA MEMAHAMI MAKSUD TUHAN (Halaman 51-57)

12 Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, 13 karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. 14 Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan ber-bantah-bantahan, 15 supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, 16 sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat ber-megah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah. (Filipi 2:12-16)

KEHADIRAN orang Kristen ditengah dunia merupakan sebuah beban dan tanggung jawab yang mulia dari Tuhan dimana mereka harus menjadi saksi bagi Kristus (lih. Kisah Para Rasul 1:8). Setiap orang percaya wajib untuk menjadi saksi bagi Kristus, dan tentunya harus menjalani kehidupan yang dapat diteladani oleh sesama; dan hal itu harus terlihat nyata dari bukti ke-hidupannya sebagai orang Kristen. Kehidupan Kristen yang dijalani harus betul-betul memberikan kesaksian hidup yang baik sehingga ada nilai evangelisasi di dalamnya. Tujuannya supaya banyak orang melihat ke-hidupan Kristen yang dapat diteladani. Keke-hidupan

Kristen yang benar akan terlihat dari ciri khas berikut ini, yaitu:

Hidup Dengan Bertanggung Jawab

Hai saudara-saudaraku yang kekasih, kamu senantiasa taat; karena itu tetaplah kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar, bukan saja seperti waktu aku masih hadir, tetapi terlebih pula sekarang waktu aku tidak hadir, karena Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. (Filipi

2:12-13)

Pada waktu kalimat: tetaplah kerjakan

keselamat-anmu dalam Filipi 2:12 disampaikan; setidaknya telah

memunculkan berbagai tafsiran berkaitan dengan doktrin keselamatan, sebab kalimat tersebut mengundang per-bincangan serius karena sifatnya multitafsir.

Dalam kalangan Kristen telah terjadi perbantahan antara mereka yang percaya keselamatan itu kekal dan kelompok yang meyakini bahwa keselamatan itu bisa saja hilang. Beberapa orang telah menjadikan ayat diatas sebagai dasar untuk mengajarkan bahwa keselamatan adalah usaha manusia atau usaha bersama antara manusia dan Allah, dan ini tentunya kuranglah tepat se-bagaimana yang dinyatakan dalam Alkitab (lih. Efesus 2:8-9).

Ungkapan kerjakan keselamatanmu tidak berarti bahwa jemaat Filipi belum diselamatkan, atau sama sekali tidak diselamatkan, atau bahkan tidak yakin akan ke-selamatan mereka, atau bahwa keke-selamatan mereka bisa hilang. Kata kerjakanlah berasal dari kata bahasa Yunani

katergazesthe (κατεργάζεςθε) yang berasal dari kata

kerja katergazomai (κατεργάζομαι) yang berarti to bring

to completion atau selesaikanlah.

Jadi, ungkapan kerjakan keselamatanmu berarti seorang percaya yang sudah diselamatkan itu wajib untuk menyelesaikannya dengan baik, dalam arti kehidupan yang sudah terselamatkan itu.

Seorang ahli Perjanjian Baru, William Barclay11

mengatakan: kata yang dipakai Paulus katergazesthai (κατεργάζεςθαι) yang selalu berupa gagasan tentang me-nyelesaikan sesuatu hingga sempurna. Dengan demikian Paulus seakan hendak berkata Jangan berhenti di tengah

jalan, berjalanlah terus, sampai karya keselamatan ter-wujud dengan lengkap di dalam kamu. Jadi perintah ini

bukan menyuruh seseorang bekerja demi keselamatan-nya, melainkan mengerjakan keselamatan yang sudah di-peroleh dengan anugerah itu.

Banyak orang Kristen yang untuk pertama kalinya percaya kepada Yesus Kristus sebagai Tuhan dan Juru-selamat secara pribadi, begitu semangat dan berapi-api di dalam berdoa, membaca Alkitab, beribadah, mengikuti kelas Pemahaman Alkitab, bersaksi, melayani, mem-beritakan Injil, dan kegiatan Kristen lainnya; tetapi mereka tidak bisa mempertahankan konsistensinya sehingga pada akhirnya mereka menjadi malas, acuh tak acuh dan mengalami kemunduran dalam kerohanian mereka.

Demikian juga banyak persekutuan doa dan gereja yang awal mulanya begitu bersemangat di dalam ber-ibadah, bersaksi dan melayani, tetapi mereka lalu menjadi kurang bersemangat dan mati. Jangan mundur dan ber-henti, namun teruslah mengikuti Tuhan dengan

11 William Barclay (1907-1978) adalah teolog Skotlandia yang banyak menulis buku. Ia mengajar di Universitas Glasgow selama 28 tahun, dan dikenal luas sebagai salah satu cendekiawan Kristen dari Britania Raya. Barclay pernah menggambarkan dirinya sebagai liberal evangelical sebuah ungkapan yang agak kontradiktif, karena profesor Barclay menyampaikan gagasan-gagasan modernis teologis. Sayangnya salah satu pengajaran yang kontradiktif adalah tidak percaya pada kelahiran Yesus dari perawan Maria, termasuk mujizat lima roti dan dua ikan, yang menurutnya hanya sekedar motivasi bagi orang banyak untuk ikut berbagi kepada sesama. (lih. https://www.christiancourier.com/articles/681-enigmatic-william-barclay-the, diakses pada tanggal 5 September 2019, pkl. 12.45 WIB.)

semangat, dengan mengerjakan keselamatan secara terus menerus. Jangan berhenti!

Hidup Dengan Sukacita

Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan ber-bantah-bantahan, (Filipi 2:14)

Ketika rasul Paulus menyatakan kalimat berikut ini, yaitu: Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak

ber-sungut-sungut dan berbantah-bantahan, (Filipi 2:14),

maka akan nampak dua hal pokok dalam ayat ini, yaitu:

Pertama, Lakukanlah dengan tidak

bersungut-sungut, dimana kata bersungut-sungut yang diterjemah-kan langsung dari kata Yunani goggusmos (γογγυςμόσ) yang juga setara dengan kata bahasa Ibrani tekinah yang artinya mengomel atau dengan memberengut. Dalam Alkitab terjemahan bahasa Inggris baik King James

Version maupun New International Version menggunakan

istilah grumble yang artinya mengeluh, menggerutu atau

mengomel. Ketahuilah bahwa bersungut-sungut adalah

sikap menggerutu dan mengomel karena kondisi atau sebab lain yang disadari atau tidak yang sebenarnya ditujukan kepada Tuhan, dan bangsa Israel telah me-lakukan persungutan itu. Kehidupan Kristen haruslah terbebas dari persungutan.

Kedua, tidak berbantah-bantah yang diterjemah-kan langsung dari kata bahasa Yunani dialogismos (διαλογιςμόσ) yang memiliki pengertian tidak rela dalam melakukan sesuatu yang harusnya dikerjakannya. Ke-tidakrelaan inilah yang melahirkan perbantahan. Ada upaya untuk menghindari dari kewajiban melakukan sesuatu.

Kedua hal tersebut diatas, yaitu bersungut-sungut dan berbantah-bantahan pada akhirnya menghilangkan suka cita dalam diri. Itulah sebabnya, seorang Kristen

yang baik, maka ia akan menjalani kehidupannya dengan penuh sukacita.

Hidup Dengan Tidak Bernoda

supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil berpegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah. (Filipi 2:15-16)

Rasul Paulus berkata: supaya kamu tiada beraib

dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia, sambil ber-pegang pada firman kehidupan, agar aku dapat bermegah pada hari Kristus, bahwa aku tidak percuma berlomba dan tidak percuma bersusah-susah. (Filipi 2:15-16). Ketika

memperhatikan bagian ini, maka akan baik sekali jika memperhatikan apa yang dijelaskan rasul Paulus dalam bagian ini, Paulus memakai dua sinonim kata, yaitu: tiada

beraib dan tiada bernoda dan bengkok hati dan sesat.

Perlu diketahui bahwa dalam dunia sastra, pe-makaian dua kata sinonim yang bersamaan, biasanya bertujuan untuk memberikan penekanan; sehingga frase

tiada beraib dan tiada bernoda ini diartikan sungguh-sungguh saleh dan baik; sementara kalimat bengkok hati dan sesat diartikan sebagai sungguh-sungguh jahat atau keadaan yang benar-benar korup hati dan pemikirannya.

Jelas terlihat bahwa seorang percaya harus mampu me-lihat ukuran yang ditetapkan Tuhan untuk menjadi se-orang Kristen yang baik.

Orang percaya harus menjadi orang yang baik, walaupun ia menjalani kehidipan ditengah-tengah mereka yang tidak baik. Paulus menuntut kehidupan yang

baik sebagai pembuktian jati diri orang percaya sebagai

anak Allah yang tidak bercela.

Seorang penafsir mengatakan bahwa konsep tidak

bercela ini dilatar-belakangi oleh kisah mitologi seorang

dewa Yunani bernama Momus (Μώμοσ)12 yaitu dewa yang tugasnya hanya menganggur dan menyalahkan sesuatu atau orang lain. Ketika Paulus mengatakan tidak bercela ia memakai kata amoma yang secara literal berarti tidak

momus. Hal ini mengindikasikan bahwa kesalehan dan

kebaikan orang Kristen harus sungguh-sungguh baik, supaya dewa Momus yang kerjanya tukang menyalahkan itu, tidak lagi bisa menyalahkan orang percaya.

Dengan demikian maka setiap orang Kristen wajib menjalani kehidupan yang dapat diteladani oleh setiap orang, dan hal itu terlihat dari bukti kehidupannya sebagai orang Kristen. Kehidupan Kristen yang benar akan terlihat dari ciri khas berikut ini, yaitu: Pertama: Hidup dengan bertanggung jawab, Kedua: Hidup dengan sukacita, dan Ketiga: Hidup dengan tidak bernoda. Bertekadlah mulai sekarang untuk menjalani kehidupan Kristen secara bertanggung jawab.

12 Momus (Μώμοσ) dalam mitologi Yunani dikenal sebagai dewa sindiran, ejekan, dan penyair. Namanya berarti 'menyalahkan' atau 'celaan' dan dia digambarkan sebagai pribadi yng mengangkat topeng dari wajahnya. Dia adalah putra dewi Titan Nyx. Dikisahkan bagaimana Momus terus-menerus mengejek Olympians, dan karena perilakunya yang demikian akhirnya para dewa bersepakat untuk mengusir dia dan diasingkan dari gunung Olympus. (lih. https://www.greekmythology.com/Other_Gods/Momus/momus.htm l, diakses pada tanggal 5 September 2019, pkl. 12.45 WIB.)

Dalam dokumen Dei Verbum: MENCOBA MEMAHAMI MAKSUD TUHAN (Halaman 51-57)