• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.2. Analisis Lingkungan Eksternal

6.2.5. Kekuatan Pesaing

a) Ancaman Masuknya pendatang Baru

Masuknya pendatang baru dalam suatu industri akan menimbulkan sejumlah implikasi bagi perusahaan yang ada, antara lain : perebutan pasar, perebutan sumber daya produksi dan peningkatan kapasitas. Ancaman pendatang baru sangat bergantung pada hambatan dalam memasuki suatu industri yaitu skala ekonomis, diferensiasi produk, kebutuhan modal, keunggulan biaya, akses saluran distribusi dan peraturan pemerintah.

Mie Kering dan bihun merupakan produk yang sudah lama dikenal masyarakat. Proses pembuatannya relatif mudah karena tidak membutuhkan teknologi yang terlalu canggih. Produk tersebut dapat dibuat dengan menggunakan peralatan sederhana. Bahan baku pembuatan Mie mudah didapat. Selain itu modal yang dibutuhkan untuk melakukan usaha pengolahan ini relatif rendah tergantung besar usahanya dan tidak adanya peraturan pemerintah untuk memasuki industri ini menyebabkan rendahnya hambatan masuk ke industri mie ini. Rendahnya hambatan masuk kedalam usaha ini akan menjadi ancaman karena masuknya pendatang baru potensial yang mampu bersaing pada usaha ini tergolong cukup tinggi.

b) Kekuatan Tawar Menawar Pemasok

Pemasok memiliki peran yang sangat signifikan bagi tiap perusahaan sebagai mitra usahanya. Seperti diketahui bahwa tidak banyak perusahaan yang menguasai sendiri sumber-sumber suplai bahan mentah dan bahan baku untuk diolah lebih lanjut dalam proses produksi. Oleh karenanya terdapat ketergantungan antara satu perusahaan yang menghasilkan satu produk tertentu dengan pemasoknya.

Perusahaan telah memiliki pemasok tetap untuk bahan baku utama terigu. Bahan baku terigu diperoleh dari PT Bogasari dan PT Indofood Sukses makmur Tbk. Pemasok ini memiliki kekuatan tawar yang kuat karena PT Kuala Pangan bergantung pada perusahaan tersebut dalam pemenuhan bahan baku terigunya. Untuk bahan baku tepung telur diperoleh dari PT Armindo Mandiri Pratama pemasok ini juga memiliki kekuatan tawar yang kuat pula karena ketergantungan perusahaan terhadap produk mereka. Sementara untuk bahan baku lainnya di peroleh dari perusahaan berbeda pula seperti garam dari PT Saltindo Perkasa, pewarna makanan dari PT Roha Larutan Pewarna, Potasium Karbonat dari PT Belia Jaya Sinar Gemilang tidak memiliki kekutan tawar yang kuat, karena perusahaan dapat membelinya di perusahaan lain. Kekuatan tawar yang kuat atau lemah dari perusahaan-perusahaan pemasok bahan baku tidak berpengaruh besar bagi PT Kuala Pangan, hal ini dikarenakan PT Kuala Pangan selalu menjaga hubungan baik dan memiliki perjanjian yang jelas dengan semua pemasok bahan bakunya sehingga para pemasok loyal terhadap perusahaan.

c) Kekuatan Tawar Menawar Pembeli

Pembeli mempengaruhi industri melalui kemampuan mereka untuk menekan turunnya harga, permintaan terhadap kualitas atau jasa yang lebih baik dan memainkan peran untuk melawan satu pesaing dan lainnya. Kualitas produk dan pelayanan, informasi produk, jumlah pembeli, serta kemudahan konsumen beralih ke produk pesaing yang sejenis maupun substitusinya adalah faktor-faktor yang berpengaruh kuat terhadap kekuatan tawar-menawar pembeli.

Pembeli terhadap produk PT Kuala Pangan kebanyakan merupakan pedagang penyalur, pengusaha restoran, katering, dan pengusah hotel namun tidak tertutup kemungkinan sampai pada para pedagang pengecer. Banyakna produk mie kering dan bihun yang beredar di masyarakat membuat daya tawar konsumen terhadap produk semakin kuat terhadap produk PT Kuala pangan. Untuk meningkatkan daya tawar produk terhadap konsumen PT Kuala Pangan selalu memperhatikan mutu dari produknya sehingga konsumen menjadi puas sehingga loyal terhadap produk perusahaan. Selain itu PT Kuala Pangan selalu menjaga hubungan baik dengan para kosumennya dengan memberikan pelayanan yang baik mulai dari pemesanan sampai barang diantarkan sehingga dapat meningkatkan posisi tawar produk.

d) Ancaman Produk Subtitusi

Keberadaan produk substitusi ini akan membatasi potensi suatu usaha. Jika suatu usaha tidak mampu meningkatkan kualitas produk, maka laba dan pertumbuhan usaha tersebut dapat terancam. Produk substitusi ditentukan oleh banyaknya jumlah produk yang memiliki fungsi yang sama dengan produk usaha yang dapat mempengaruhi eksistensinya di pasar.

Produk subtitusi yang dapat mengancam produk dari PT Kuala Pangan yaitu produk yang mudah dibuat dan mengenyangkan seperti mie instan (Indomie, Mie Sedap, Sarimi), Super Bubur, Spageti instan, soun instan, dan lain-lain. Tingginya produk substitusi dari mie kering dan bihun memberikan ancaman bagi perusahaan untuk menguasai pasar dengan inovasi produk, sehingga konsumen bebas memilih produk yang sesuai dengan selera masing-masing.

e) Persaingan Antara Perusahaan Sejenis

Persaingan dalam industri makanan khususnya industri mie sangat kompetitif. Departemen Perindustrian Republik Indonesia menyebutkan bahwa hingga tahun 2008, tercatat ada 312 perusahaan yang bergerak di sektor industri sejenis mie. Beberapa perusahaaan tersebut adalah PT Indofood, PT Wingsfood, PT Nissin, PT ABC, PT Barokah Inkopontren, PT Jakarna Tama, PT Olagafood, PT Tiga Pilar Sejahtera, dan lain-lain.

Secara umum, persaingan yang terjadi pada industri mie adalah persaingan pasar, mutu dan harga jual produk. Persaingan pasar terjadi jika jumlah pelaku usaha yang beroperasi semakin banyak sehingga para pelaku usaha harus jeli dan hati-hati dalam menentukan wilayah pemasaran produk yang dihasilkan. Selain itu, terdapat persaingan mutu produk karena setiap pelaku usaha berlomba-lomba dalam mempromosikan produk yang dijualnya agar dapat dapat diterima oleh konsumen baik kualitas rasa, variasi bentuk kemasan maupun ukuran.Oleh karena itu, agar produknya dapat diterima dengan baik oleh konsumen maka para pelaku usaha harus mampu melihat selera konsumen terhadap produk yang dihasilkan.

Persaingan harga jual produk juga salah satu faktor persaingan diantara pesaing yang ada. Biasanya persaingan dalam penentuan harga sering terjadi sebagai dampak persaingan pasar maupun mutu produk. Persaingan yang terjadi dalam suatu industri merupakan hal yang wajar, dengan demikian para pelaku usaha diajak untuk berpikir kreatif dalam memposisikan produknya dengan sebaik-baiknya.

Dengan persaingan yang kompetitif ini PT Kuala Pangan semakin terancam oleh kegiatan promosi dan distribusi yang luas yang dilakukan perusahaan yang telah dikenal seperti PT Wingsfood ataupun PT Indofood. Walaupun demikian PT Kuala Pangan selalu memperhatikan kualitas dan mutu produknya, memberikan pelayanan secara maksimal kepada konsumennya serta memberikan harga khusus bagi konsumen yang setia membeli produknya agar loyalitas konsumen tetap terjaga.

VII FORMULASI DAN PEMILIHAN STRATEGI