• Tidak ada hasil yang ditemukan

3.1. Kerangka Pemikiran Teoritis

3.1.1. Konsep Manajemen Strategi

Manajemen adalah proses perencanaan, pengorganisasian, pemimpinan, dan pengendalian upaya anggota organisasi dalam proses penggunaan semua lain-lain sumber daya organisasi untuk tercapainya tujuan organisasi yang telah ditetapkan (Stoner dan Freeman, 1992). Manajemen merupakan seni dalam mengelola sumber daya manusia untuk mencapai tujuan organisasi. Manajemen mengacu pada lima fungsi dasar yaitu perencanaan (palaning), pengorganisasian (organizing), penyusunan staf (staffing), kepemimpinan (leading), dan pengendalian (controling).

Strategi berasal dari bahasa Yunani strategos dan strategia, berarti pengetahuan dan seni mengenai sumber-sumber yang tersedia dari suatu perusahaan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu yang diinginkan (Chandradhy,1978). Berdasarkan definisi tersebut, maka strategi bertujuan untuk memanfaatkan sumber daya yang dimiliki agar bisa digunakan secara efektif dalam mencapai suatu tujuan perusahaan.

Menurut Jauch dan Glueck strategi adalah rencana yang disatukan, luas, dan terintegrasi yang menghubungkan keunggulan strategis perusahaan dan tantangan lingkungan yang dirancang untuk memastikan bahwa tujuan utama dari perusaan itu dapat dicapai melalui pelaksanaan yang tepat oleh organisasi. Strategi merupakan rencana yang menyatukan, luas, dan terpadu. Rencana yang menyatukan artinya strategi menjadi alat yang menyatukan dan mengikat keseluruhan organisasi menjadi satu. Strategi bersifat luas artinya strategi meliputi seluruh aspek penting dalam organisasi. Strategi merupakan rencana yang saling berkaitan satu dengan yang lain artinya strategi bersifat terpadu.

Strategi adalah rencana para manajer yang berskala besar dan berorientasi pada masa depan untuk berinteraksi dengan lingkungan pesaing guna mencapai sasaran perusahaan ( Pearce dan Robinson, 1997). Definisi lain mengatakan bahwa strategi merupakan cara untuk mencapai sasaran jangka panjang( David 2006). Dengan demikian strategi yang ditetapkan suatu perusahaan bersifat

keperluan jangka pendek, terlebih lagi untuk keperluan jangka panjang masa depan perusahaan.

Porter (1997) menyebutkan strategi adalah penciptaan posisi unik dan bernilai mencakup perangkat kegiatan yang berbeda. Perusahaan yang di posisikan secara strategis melakukan kegiatan yang berbeda dengan pesaing atau melakukan kegiatan yang sama dengan cara yang berbeda. Strategi bisnis dapat termasuk perluasan geografis, diversifikasi, akuisisi, pengembangan produk, penetrasi pasar, likuidasi, divestasi, dan join venture.

Strategi sangat menentukan bagaimana perkembangan dan kemajuan organisasi dalam jangka panjang. Karena itu, para penyusun strategi merupakan individu yang paling menentukan kemajuan dan masa depan suatu organisasi.

Manajemen strategis merupakan suatu tindakan yang direncanakan dan dilakukan untuk menghasilkan strategi yang efektif agar tujuan perusahaan dapat tercapai. Manajemen strategis (strategic Management) dapat didefinisikan sebagai seni dan ilmu untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi keputusan lintas fungsi dan memungkinkan organisasi dapat mencapai tujuannya (David, 2006). Menurut Dirgantoro (2004), manajemen strategis adalah suatu proses berkesinambungan yang membuat organisasi secara keseluruhan dapat match dengan lingkungannya atau dengan kata lain organisasi secara keseluruhan dapat selalu responsif terhadap perubahan-perubahan di dalam lingkungan baik yang bersifat internal maupun eksternal.

Proses manajemen strategis adalah jalan yang dilalui oleh para pengambil keputusan strategi untuk menentukan sasaran organisasi dan membuat kesimpulan strategis yang berkesinambungan. Manajemen strategi merupakan serangkaian keputusan dan tindakan manajerial yang menentukan kinerja perusahaan dalam jangka panjang (Hunger dan Wheeleen, 2003).

Fokus dalam manajemen strategi mengintergrasikan manajemen, pemasaran, keuangan/akutansi, produksi/operasi, penelitian dan pengembangan, dan sistem informasi untuk mencapai keberhasilan dalam organisasi. Manajemen strategi dibutuhkan oleh organisasi agar dapat menang dalam kompetisi. Manajemen strategi menghasilkan rencana dari pilihan berbagai alternatif yang baik. Tujuan dari manajemen strategi adalah untuk mengeksploitasi dan

menghasilkan peluang baru yang berbeda untuk masa mendatang (perencanaan jangka panjang) dan mencoba mengoptimalkan tren sekarang untuk masa mendatang (David, 2006).

Manajemen merupakan hal yang dinamis dan berkelanjutan. Perubahan komponen utama dalam model manajemen strategi dapat mengakibatkan perubahan dalam semua komponen lain dan model manajemen strategi. Aplikasi manajemen strategis berbeda untuk setiap organisasi. Langkah formal dalam manajemen strategis biasanya ditetapkan dalam organisasi yang besar, memiliki banyak divisi, pasar maupun produk. Berikut ini model komperhensif manajemen strategi menurut David (2004).

Gambar 1. Model Komperhensif Manajemen Strategis

Sumber : David (2004)

Model komperhensif tersebut merupakan model manajemen strategis yang telah diterima secara luas. Namun dalam penerapannya model tersebut tidak menjamin keberhasilan dalam menerapkan manajemen strategis. Model tersebut membantu dalam menjelaskan proses manajemen strategis untuk memformulasi, mengimplementasi, dan mengevaluasi strategi.

Bisnis yang menerapkan manajemen strategis akan mendapatkan manfaat bagi organisasinya baik secara finansial maupun non finansial. Bisnis merupakan manajemen strategis akan berdampak positif dalam peningkatan profitabilitas, penjualan, dan produktivitas. Manfaat non finansial yang bisa didapat adalah meningkatnya kesadaran atas ancaman eksternal, pemahaman yang lebih baik atas

Mengem bangkan pernyata an Visi dan Misi Mengukur dan mengevalua si kinerja Menjalankan Audit Eksternal Menjalankan Audit Internal Menetap kan tujuaan jangka panjang Merumuskan Mengevaluasi Dan Memilih Strategi Implementasi Strategi- Isu manajemen Implementasi Strategi isu-isu pemasaran. Keuangan akutansi penelitian dan pengembangan Sistem informasi manajemen

strategi pesaing, meningkatnya produktivitas karyawan, mengurangi keengganan untuk berubah, pengertian yang lebih baik atas hubungan antara kinerja dan penghargaan (David, 2006).

Proses dalam manajemen strategis terdiri dari tiga tahapan (David, 2006) yaitu perumusan strategi, implementasi strategi, dan evaluasi strategi.

1) Perumusan Strategi

Dalam perumusan strategi dilakukan pengembangan visi dan misi, mengidentifikasi peluang dan ancaman eksternal, mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan internal, menetapkan tujuan jangka panjang, merumuskan alternatif strategi, dan memilih strategi tertentu yang akan dijalankan.

Perumusan strategi didasarkan pada analisis yang menyeluruh terhadap pengaruh faktor lingkungan internal dan eksternal perusahaan (Rangkuti, 2001). Tahap formulasi strategi pengambil keputusan akan menentukan bisnis apa yang akan dimasuki, bisnis yang harus ditinggalkan, cara mengalokasikan sumber daya organisasi, melakukan ekspansi atau diversifikasi bisnis, dan bagaimana mencegah pengambil alihan secara paksa.

Pengambil keputusan harus menentukan alternatif strategi yang akan menguntungkan organisasi dengan mempertimbangkan keterbatasan sumber daya yang dimiliki oleh organisasi.

2) Implementasi Strategi

Implementasi strategi yaitu tahapan dimana alternatif pilihan strategi dijalankan dengan memanfaatkan sumber daya yang dimiliki untuk mencapai tujuan organisasi, disebut juga sebagai tahap pelaksanaan alternatif strategi pilihan. Implementasi strategi mensyaratkan perusahaan untuk menetapkan obyektif tahunan, membuat kebijakan, memotivasi karyawaan dan mengalokasikan sumber daya, sehingga strategi yang dirumuskan dapat dijalankan. Implementasi strategi berarti memobilisasi karyawan dan manajer untuk mengubah strategi yang dirumuskan menjadi tindakan. Implementasi strategi sering dianggap sebagai tahap paling sulit dalam manajemen strategi, karena itu membutuhkan disiplin pribadi, komitmen dan pengorbanan.

3) Evaluasi Strategi

Tahapan evaluasi strategi merupakan tahap terakhir dalam manajemen strategi. Evaluasi strategi dilakukan untuk mengetahui apakah strategi berjalan dengan baik sesuai dengan harapan atau tidak. Tahap evaluasi strategi berarti mengevaluasi hasil implementasi dan memastikan bahwa strategi telah disesuaikan agar dapat mencapai tujuan perusahaan (Jauch dan Glueck, 1998). Terdapat tiga aktifitas dasar dalam evaluasi strategi yaitu meninjau ulang faktor internal dan eksternal yang menjadi dasar strategi saat ini, mengukur kinerja, dan mengambil tindakan kolektif. Evaluasi dibutuhkan karena faktor eksternal dan internal dalam organisasi selalu berubah sehingga selalu membutuhkan penyesuaian dalam menghadapi perubahan-perubahan tersebut.