• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.2 Dugaan Parameter Persamaan Struktural

6.2.4 Kelapa Sawit

a. Luas Areal Kebun Kelapa Sawit

Hasil pendugaan parameter persamaan luas areal kebun kelapa sawit memberikan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 96.28 persen. Hal ini berarti variasi variabel-variabel penjelas di dalam persamaan tersebut dapat menjelaskan 96.28 persen fluktuasi variabel luas areal kebun kelapa sawit. Variabel endogen di dalam persamaan luas areal kebun kelapa sawit dipengaruhi secara nyata oleh variabel-variabel penjelas secara bersama-sama pada taraf nyata (α) 0.01 yang ditunjukkan oleh statistik F dengan nilai 103.59.

Tabel 23 menunjukkan hasil pendugaan persamaan luas areal kebun kelapa sawit. Luas areal kebun kelapa sawit secara nyata dipengaruhi oleh produksi minyak kelapa sawit, nilai tukar rupiah terhadap US Dollar dan pengeluaran pemerintah sektor infrastruktur dengan nilai parameter dugaan 0.277500, 0.000194 dan 0.050112.

Tabel 23. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Luas Areal Kebun Kelapa Sawit Indonesia Tahun 1988 – 2009

VARIABEL Parameter

Dugaan Prob ITI Signifikansi AREA Luas Areal Kebun Kelapa Sawit Indonesia

Intercept -0.14206 0.7698

Lag Harga Domestik CPO (LDCPO) 0.000357 0.6946

Produksi Minyak Kelapa Sawit (QCPO) 0.277500 0.0001 A

Suku Bunga (SB) -0.00011 0.9948

Nilai Tukar (ER) 0.000194 0.0013 A

Pengeluaran Pemerintah Sektor Infrastruktur (GEIS)

0.050112 0.0094 A

F-Hitung = 103.59 ; R2 = 0.9628 ; Dw = 1.844549

Produksi minyak kelapa sawit merupakan faktor yang berpengaruh nyata terhadap luas areal kebun kelapa sawit dengan nilai parameter dugaan 0.277500. Jika produksi minyak kelapa sawit naik sebesar 1 juta ton per tahun maka luas areal kebun kelapa sawit akan meningkat sebesar 0.277500 juta hektar.

Peningkatan produksi minyak kelapa sawit menyebabkan kebutuhan akan tandan buah segar kelapa sawit ikut meningkat sehingga memberikan insentif kepada petani dan perkebunan besar untuk memperluas areal perkebunan kelapa sawit untuk meningkatkan produksi tandan buah segar kelapa sawit.

Nilai tukar rupiah terhadap US Dollar juga merupakan faktor yang berpengaruh nyata terhadap luas areal kebun kelapa sawit dengan nilai parameter dugaan 0.000194. Jika nilai tukar rupiah naik sebesar Rp.1 per US Dollar maka luas areal kebun kelapa sawit akan meningkat sebesar 0.000194 juta ha. Kenaikan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar atau terjadinya pelemahan nilai tukar Rupiah terhadap US Dollar menyebabkan permintaan ekspor minyak kelapa sawit akan meningkat dan mendorong terjadinya peningkatan produksi minyak kelapa sawit. Peningkatan produksi minyak kelapa sawit memberikan insentif kepada petani dan perkebunan besar untuk memperluas areal perkebunan kelapa sawit mereka.

Faktor lain yang berpengaruh nyata terhadap luas areal kebun kelapa sawit adalah besarnya pengeluaran pemerintah sektor infrastruktur dengan nilai parameter dugaan 0.050112. Jika pengeluaran pemerintah sektor infrastruktur naik sebesar Rp. 1 trilyun per tahun maka luas areal kebun kelapa sawit akan meningkat sebesar 0.050112 juta hektar. Meningkatnya pengeluaran pemerintah untuk sektor infrastruktur menyebabkan transportasi dan distribusi semakin lancar sehingga memberikan insentif kepada petani dan perkebunan besar untuk mengembangkan lahan-lahan mereka yang terpencil sekalipun untuk diolah menjadi perkebunan kelapa sawit.

b. Produksi Tandan Buah Segar Kelapa Sawit

Hasil pendugaan parameter persamaan produksi tandan buah segar kelapa sawit memberikan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 97.26 persen. Hal ini berarti variasi variabel-variabel penjelas di dalam persamaan tersebut dapat menjelaskan 97.26 persen fluktuasi variabel produksi tandan buah segar kelapa sawit. Variabel endogen di dalam persamaan produksi tandan buah segar kelapa sawit dipengaruhi secara nyata oleh variabel-variabel penjelas secara bersama- sama pada taraf nyata (α) 0.01 yang ditunjukkan oleh statistik F dengan nilai 201.78.

Tabel 24 menunjukkan hasil pendugaan persamaan produksi tandan buah segar kelapa sawit. Produksi tandan buah segar kelapa sawit secara nyata dipengaruhi oleh luas area kebun kelapa sawit dan produksi tandan buah segar kelapa sawit tahun lalu. Masing-masing nilai parameter dugaan adalah 5.83924 dan 0.58407.

Tabel 24. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Produksi Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Indonesia Tahun 1988 – 2009

VARIABEL Parameter

Dugaan Prob ITI Signifikansi QTBS Produksi Tandan Buah Segar Kelapa Sawit

Intercept -5.98836 0.3063

Harga TBS (PTBS) 0.011579 0.4019

Luas Areal Kebun Kelapa Sawit (AREA) 5.839246 0.0086 A

Lag QTBS (LQTBS) 0.58407 0.0010 A

F-Hitung = 201.78 ; R2 = 0.9726 ; Dw = 1.599566

Jika luas areal kebun kelapa sawit meningkat sebesar 1 juta ha maka produksi tandan buah segar kelapa sawit akan meningkat sebesar 5.839 juta ton. Naiknya produksi tandan buah segar kelapa sawit menjadi 1 juta ton didorong oleh perluasan areal kebun kelapa sawit sebesar 0.17126220 juta ha. Peningkatan

luas areal perkebunan kelapa sawit otomatis mendorong peningkatan produksi tandan buah segar kelapa sawit.

Faktor lain yang mempengaruhi produksi tandan buah segar kelapa sawit adalah produksi tandan buah segar kelapa sawit tahun sebelumnya. Ini berkaitan dengan penggunaan data produksi tandan buah segar kelapa sawit tahun sebelumnya sebagai acuan dalam penentuan target produksi tandan buah segar kelapa sawit tahun berikutnya.

c. Harga Tandan Buah Segar Kelapa Sawit

Hasil pendugaan parameter persamaan harga tandan buah segar kelapa sawit memberikan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 84.09 persen. Hal ini berarti variasi variabel-variabel penjelas di dalam persamaan tersebut dapat menjelaskan 84.09 persen fluktuasi variabel harga tandan buah segar kelapa sawit. Variabel endogen di dalam persamaan harga tandan buah segar kelapa sawit dipengaruhi secara nyata oleh variabel-variabel penjelas secara bersama-sama pada taraf nyata (α) 0.01 yang ditunjukkan oleh statistik F dengan nilai 21.14.

Tabel 25 menunjukkan hasil pendugaan persamaan harga tandan buah segar kelapa sawit. Harga tandan buah segar kelapa sawit secara nyata dipengaruhi oleh harga domestik minyak kelapa sawit, produksi tandan buah segar kelapa sawit, luas areal kebun kelapa sawit, upah rata-rata sektor pertanian dan harga tandan buah segar kelapa sawit tahun lalu. Masing-masing dengan nilai dugaan parameter 0.586988, -0.28103, -48.0309, 0.000157 dan -0.21897.

Harga domestik minyak kelapa sawit merupakan faktor yang berpengaruh nyata terhadap harga tandan buah segar kelapa sawit dengan nilai parameter dugaan 0.586988. Jika harga domestik minyak kelapa sawit naik sebesar Rp. 1 per

kg maka harga tandan buah segar kelapa sawit akan naik sebesar Rp. 0.58 per kg. Kenaikan harga domestik minyak kelapa sawit mendorong petani dan perkebunan besar untuk menjual tandan buah segar kelapa sawitnya dengan harga yang lebih tinggi.

Tabel 25. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Harga Tandan Buah Segar Kelapa Sawit Indonesia Tahun 1988 – 2009

VARIABEL Parameter

Dugaan Prob ITI Signifikansi

PTBS Harga Tandan Buah Segar Kelapa Sawit

Intercept -6.75768 0.9513

Harga Domestik CPO (DCPO) 0.586988 0.0001 A

Produksi TBS (QTBS) -0.28103 0.0743 B

Luas Areal Kebun Kelapa Sawit (AREA) -48.0309 0.0032 A

Upah Rata-Rata Sektor Pertanian (WP) 0.000157 0.1973 D

Lag PTBS (LPTBS) -0.21897 0.1562 D

F-Hitung = 21.14 ; R2 = 0.8409 ; Dw = 1.227515

Produksi tandan buah segar kelapa sawit merupakan faktor yang juga berpengaruh nyata terhadap harga tandan buah segar kelapa sawit dengan nilai parameter dugaan -0.28103. Jika produksi tandan buah segar kelapa sawit naik sebesar 1 juta ton per tahun maka harga tandan buah segar kelapa sawit akan turun sebesar Rp. 0.28 per kg. Ini dipengaruhi oleh kelebihan pasokan tandan buah segar kelapa sawit yang cenderung menekan harga tandan buah segar kelapa sawit.

Luas areal kebun kelapa sawit merupakan faktor yang juga berpengaruh nyata terhadap harga tandan buah segar kelapa sawit dengan nilai parameter dugaan -48.0309. Jika luas areal kebun kelapa sawit meningkat sebesar 1 juta hektar maka harga tandan buah segar kelapa sawit akan turun sebesar Rp. 48.03 per kg. Kenaikan luas areal kebun kelapa sawit berpotensi mendorong peningkatan produksi tandan buah segar kelapa sawit yang berdampak pada kelebihan pasokan tandan buah segar kelapa sawit yang cenderung menekan harga tandan buah segar kelapa sawit.

Upah rata-rata sektor pertanian juga berpengaruh nyata terhadap harga tandan buah segar kelapa sawit dengan nilai parameter dugaan 0.000157. Jika upah rata-rata sektor pertanian meningkat sebesar Rp. 1 per bulan maka harga tandan buah segar kelapa sawit akan naik sebesar Rp. 0.000157 per kg. Kenaikan upah rata-rata sektor pertanian menyebabkan biaya produksi tandan buah segar kelapa sawit meningkat yang berdampak kepada kenaikan harga tandan buah segar kelapa sawit.

Faktor lain yang mempengaruhi harga tandan buah segar kelapa sawit adalah harga tandan buah segar kelapa sawit tahun lalu. Ini terkait dengan penentuan harga tandan buah segar kelapa sawit biasanya dipengaruhi juga oleh harga tandan buah segar kelapa sawit tahun lalu.

6.2.5 Bahan Bakar Diesel a. Produksi Minyak Diesel

Hasil pendugaan parameter persamaan produksi minyak diesel Indonesia memberikan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 86.38 persen. Hal ini berarti variasi variabel-variabel penjelas di dalam persamaan tersebut dapat menjelaskan 86.38 persen fluktuasi variabel produksi minyak diesel Indonesia. Variabel endogen di dalam persamaan produksi minyak diesel Indonesia dipengaruhi secara nyata oleh variabel-variabel penjelas secara bersama-sama pada taraf nyata (α) 0.01 yang ditunjukkan oleh statistik F dengan nilai 19.03.

Tabel 26 menunjukkan hasil pendugaan persamaan produksi minyak diesel Indonesia. Produksi minyak diesel Indonesia secara nyata dipengaruhi oleh harga minyak bumi, subsidi bahan bakar minyak, produksi olein dan stearin dan

produksi minyak diesel Indonesia tahun lalu. Masing-masing dengan nilai parameter dugaan adalah -0.00007, 0.000248, 0.00111 dan 0.638102.

Tabel 26. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Produksi Minyak Diesel Indonesia Tahun 1988 – 2009

VARIABEL Parameter

Dugaan Prob ITI Signifikansi QDSL Produksi Minyak Diesel Indonesia

Intercept 5.305811 0.0157

Harga Minyak Bumi (WOIL) -0.00007 0.0782 B

Impor Minyak Diesel (MDSL) -0.15916 0.4570

Subsidi Bahan Bakar (SBDL) 0.000248 0.0779 B

Produksi Olein (QOL) 0.000888 0.0436 A

Produksi Stearin (QST) 0.000222 0.0872 B

Lag QDSL (LQDSL) 0.638102 0.0038 A

F-Hitung = 19.03 ; R2 = 0.8638 ; Dw = 1.788955

Harga minyak bumi merupakan faktor yang berpengaruh nyata terhadap produksi minyak diesel Indonesia dengan nilai parameter dugaan -0.00007. Jika harga minyak bumi naik sebesar USD 1 per barrel maka produksi minyak diesel akan turun sebesar 0.00007 kiloliter.

Besarnya subsidi bahan bakar minyak merupakan faktor yang juga berpengaruh nyata terhadap produksi minyak diesel Indonesia dengan nilai parameter dugaan 0.000248. Jika subsidi bahan bakar minyak meningkat sebesar Rp. 1 milyar per tahun maka produksi minyak diesel Indonesia akan meningkat sebesar 0.000248 juta kiloliter per tahun. Peningkatan besarnya subsidi bahan bakar menyebabkan produsen mendapatkan keuntungan lebih besar sehingga memberikan insentif untuk meningkatkan produksi.

Produksi olein dan stearin merupakan faktor yang juga berpengaruh nyata terhadap produksi minyak diesel Indonesia dengan nilai parameter dugaan masing-masing 0.000888 dan 0.000222. Jika produksi olein dan stearin meningkat masing-masing sebesar 1000 ton per tahun maka produksi minyak diesel

Indonesia akan naik berturut-turut sebesar 0.000888 juta kiloliter dan 0.000222 juta kiloliter.

Faktor lain yang mempengaruhi produksi minyak diesel Indonesia adalah produksi minyak diesel Indonesia tahun sebelumnya. Hal ini berkaitan dengan penggunaan data produksi minyak diesel Indonesia tahun sebelumnya sebagai acuan dalam penentuan produksi minyak diesel tahun berikutnya.

b. Konsumsi Minyak Diesel

Hasil pendugaan parameter persamaan konsumsi minyak diesel memberikan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 99.50 persen. Hal ini berarti variasi variabel-variabel penjelas di dalam persamaan tersebut dapat menjelaskan 99.50 persen fluktuasi variabel konsumsi minyak diesel. Variabel endogen di dalam persamaan konsumsi minyak diesel dipengaruhi secara nyata oleh variabel- variabel penjelas secara bersama-sama pada taraf nyata (α) 0.01 yang ditunjukkan oleh statistik F dengan nilai 464.37.

Tabel 27 menunjukkan hasil pendugaan persamaan konsumsi minyak diesel. Konsumsi minyak diesel secara nyata dipengaruhi oleh permintaan minyak diesel sektor transportasi, permintaan minyak diesel sektor industri, permintaan minyak diesel sektor kelistrikan, nilai produksi sektor industri dan konsumsi minyak diesel tahun lalu. Masing-masing nilai dugaan parameternya adalah 0.696460, 0.683627, 1.229026, 0.004975 dan 0.129769.

Permintaan minyak diesel untuk sektor transportasi merupakan faktor yang berpengaruh nyata dalam meningkatkan konsumsi minyak diesel dengan nilai parameter dugaan sebesar 0.696460. Jika permintaan minyak diesel untuk sektor

transportasi naik sebesar 1 juta kiloliter maka konsumsi minyak diesel akan meningkat sebesar 0.696460 juta kiloliter.

Tabel 27. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Konsumsi Minyak Diesel Indonesia Tahun 1988 – 2009

VARIABEL Parameter

Dugaan Prob ITI Signifikansi CDSL Konsumsi Minyak Diesel

Intercept 0.891592 0.1969

Permintaan Minyak Diesel Transportasi (TRDL)

0.696460 0.0007 A

Permintaan Minyak Diesel Industri (INDL) 0.683627 0.0056 A

Permintaan Minyak Diesel Listrik (ELDL) 1.229026 0.0001 A

Produksi Minyak Diesel (QDSL) 0.040867 0.6495

Nilai Produksi Sektor Industri (GDPI) 0.004975 0.0001 A

Subsidi Bahan Bakar Minyak (SBDL) 0.000025 0.4923

Lag Konsumsi Minyak Diesel (LCDSL) 0.129769 0.1845 D

F-Hitung = 464.37 ; R2 = 0.9950 ; Dw = 1.135316

Permintaan minyak diesel untuk sektor industri juga berpengaruh nyata terhadap konsumsi minyak diesel dengan nilai parameter dugaan 0.683627. Jika permintaan minyak diesel untuk sektor industri naik sebesar 1 juta kiloliter maka konsumsi minyak diesel akan meningkat sebesar 0.683627 juta kiloliter.

Permintaan minyak diesel untuk sektor kelistrikan juga berpengaruh nyata terhadap konsumsi minyak diesel dengan nilai parameter dugaan sebesar 1.229026. Jika permintaan minyak diesel untuk sektor kelistrikan naik sebesar 1 juta kiloliter maka konsumsi minyak diesel akan meningkat sebesar 1.229026 juta kiloliter.

Nilai produksi sektor industri juga berpengaruh nyata terhadap konsumsi minyak diesel dengan nilai parameter dugaan 0.004975. Jika nilai produksi sektor industri meningkat sebesar Rp. 1 trilyun maka konsumsi minyak diesel akan meningkat sebesar 0.004975 kiloliter.

Faktor lain yang berpengaruh nyata terhadap konsumsi minyak diesel adalah konsumsi minyak diesel tahun lalu. Ini terkait dengan data konsumsi

minyak diesel tahun lalu yang sering dijadikan acuan sebagai referensi untuk perkiraan konsumsi minyak diesel.

c. Harga Minyak Diesel

Hasil pendugaan parameter persamaan harga minyak diesel memberikan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 79.01 persen. Hal ini berarti variasi variabel-variabel penjelas di dalam persamaan tersebut dapat menjelaskan 79.01 persen fluktuasi variabel harga minyak diesel. Variabel endogen di dalam persamaan harga minyak diesel dipengaruhi secara nyata oleh variabel-variabel penjelas secara bersama-sama pada taraf nyata (α) 0.01 yang ditunjukkan oleh statistik F dengan nilai 15.06.

Tabel 28 menunjukkan hasil pendugaan persamaan harga minyak diesel. Harga minyak diesel secara nyata dipengaruhi oleh harga minyak bumi, subsidi bahan bakar minyak dan jumlah penduduk Indonesia. Masing-masing nilai dugaan parameternya adalah 0.01089, -0.03073 dan 5.63811.

Tabel 28. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Harga Minyak Diesel

Indonesia Tahun 1988 – 2009

VARIABEL Parameter

Dugaan Prob ITI Signifikansi

PDSL Harga Minyak Diesel

Intercept -1116.15 0.0703

Harga Minyak Bumi (WOIL) 0.01089 0.0002 A

Subsidi BBM (SBDL) -0.03073 0.0176 A

Lag Inflasi (LINF) 0.15313 0.9401

Jumlah Penduduk Indonesia (POP) 5.63811 0.0894 B

F-Hitung = 15.06 ; R2 = 0.7901 ; Dw = 2.604832

Harga minyak bumi merupakan faktor yang berpengaruh nyata dalam meningkatkan harga minyak diesel. Hal ini tercermin dari nilai parameter dugaan sebesar 0.01089, artinya peningkatan harga minyak bumi sebesar Rp. 1 per barrel akan menaikkan harga minyak diesel sebesar Rp. 0.01089 per liter.

Besarnya subsidi bahan bakar minyak juga berpengaruh nyata terhadap harga minyak diesel. Hal ini tercermin dari nilai parameter dugaan sebesar - 0.03073, artinya peningkatan subsidi bahan bakar minyak sebesar Rp. 1 milyar akan menurunkan harga minyak diesel sebesar Rp. 0.03073 per liter. Sebaliknya jika subsidi bahan bakar minyak dikurangi sebesar Rp. 1 milyar akan meningkatkan harga minyak diesel sebesar Rp. 0.03073 per liter.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap harga minyak diesel adalah jumlah penduduk Indonesia. Jika jumlah penduduk Indonesia bertambah sebesar 1 juta orang maka harga minyak diesel akan meningkat sebesar Rp. 5.64 per liter. Jika terjadi penambahan jumlah penduduk dengan harga minyak diesel tidak berubah maka subsidi bahan bakar minyak yang harus disediakan pemerintah akan meningkat.

d. Impor Minyak Diesel

Hasil pendugaan parameter persamaan impor minyak diesel memberikan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 91.66 persen. Hal ini berarti variasi variabel-variabel penjelas di dalam persamaan tersebut dapat menjelaskan 91.66 persen fluktuasi variabel impor minyak diesel. Variabel endogen di dalam persamaan impor minyak diesel dipengaruhi secara nyata oleh variabel-variabel penjelas secara bersama-sama pada taraf nyata (α) 0.01 yang ditunjukkan oleh statistik F dengan nilai 62.31.

Tabel 29 menunjukkan hasil pendugaan persamaan impor minyak diesel. Impor minyak diesel secara nyata dipengaruhi oleh konsumsi minyak diesel, produksi minyak diesel dan jumlah impor minyak diesel tahun lalu. Masing- masing nilai parameter dugaannya adalah 0.806163, -0.58049 dan 0.206007.

Konsumsi minyak diesel merupakan faktor yang berpengaruh nyata dalam meningkatkan impor minyak diesel. Hal ini tercermin dari nilai parameter dugaan sebesar 0.806163, artinya peningkatan konsumsi minyak diesel sebesar 1 juta kiloliter akan menaikkan impor minyak diesel sebesar 0.806163 juta kiloliter.

Tabel 29. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Impor Minyak Diesel

Indonesia Tahun 1988 – 2009

VARIABEL Parameter

Dugaan Prob ITI Signifikansi MDSL Impor Minyak Diesel

Intercept -2.99026 0.0258

Konsumsi Minyak Diesel (CDSL) 0.806163 0.0001 A

Produksi Minyak Diesel (QDSL) -0.58049 0.0057 A

Lag MDSL (LMDSL) 0.206007 0.1729 D

F-Hitung = 62.31 ; R2 = 0.91664 ; Dw = 1.406726

Produksi minyak diesel juga berpengaruh nyata terhadap impor minyak diesel dengan nilai parameter dugaan -0.58049. Artinya, jika produksi minyak diesel meningkat sebesar 1 juta kiloliter maka impor minyak diesel berkurang sebesar 0.58049 juta kiloliter.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap impor minyak diesel adalah besarnya impor minyak diesel tahun sebelumnya. Hal ini terkait dengan kebijakan pemerintah yang menggunakan nilai impor minyak diesel tahun sebelumnya sebagai acuan untuk melakukan impor minyak diesel dari negara-negara penghasil minyak bumi untuk kebutuhan konsumsi domestik.