• Tidak ada hasil yang ditemukan

6.2 Dugaan Parameter Persamaan Struktural

6.2.7 Permintaan Agregat

Hasil pendugaan parameter persamaan konsumsi memberikan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 99.41 persen. Hal ini berarti variasi variabel- variabel penjelas di dalam persamaan tersebut dapat menjelaskan 99.41 persen fluktuasi variabel konsumsi. Variabel endogen di dalam persamaan konsumsi

dipengaruhi secara nyata oleh variabel-variabel penjelas secara bersama-sama pada taraf nyata (α) 0.01 yang ditunjukkan oleh statistik F dengan nilai 959.10. Tabel 33. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Konsumsi Tahun 1988 – 2009

VARIABEL Parameter

Dugaan Prob ITI Signifikansi C Konsumsi

Intercept -44.6824 0.0008

Total Produksi Nasional Per Kapita (RAS) 96.17933 0.0002 A

Inflasi (INF) -0.17195 0.2128

Lag C (LC) 0.528082 0.0005 A

F-Hitung = 959.10 ; R2 = 0.99413 ; Dw = 2.247151

Tabel 33 menunjukkan hasil pendugaan persamaan konsumsi. Konsumsi secara nyata dipengaruhi oleh total produksi nasional per kapita dan konsumsi tahun lalu. Masing-masing dengan nilai parameter dugaan 96.17933 dan 0.528082.

Total produksi nasional per kapita merupakan faktor yang berpengaruh nyata dalam meningkatkan konsumsi. Hal ini tercermin dari nilai parameter dugaan sebesar 96.17933, artinya peningkatan total produksi nasional per kapita sebesar Rp. 1 trilyun per kapita akan menaikkan konsumsi sebesar Rp. 96.17933 trilyun.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap konsumsi adalah besarnya konsumsi tahun lalu dengan nilai parameter dugaan 0.528082. Ini berkaitan dengan kebijakan penggunaan nilai konsumsi tahun lalu sebagai nilai rujukan untuk konsumsi tahun berikutnya.

b. Investasi Sektor Pertanian

Hasil pendugaan parameter persamaan investasi sektor pertanian memberikan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 78.73 persen. Hal ini berarti variasi variabel-variabel penjelas di dalam persamaan tersebut dapat menjelaskan 78.73 persen fluktuasi variabel investasi sektor pertanian. Variabel endogen di

dalam persamaan investasi sektor pertanian dipengaruhi secara nyata oleh variabel-variabel penjelas secara bersama-sama pada taraf nyata (α) 0.01 yang ditunjukkan oleh statistik F dengan nilai 14.81.

Tabel 34. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Investasi Sektor Pertanian Tahun 1988 – 2009

VARIABEL Parameter

Dugaan Prob ITI Signifikansi INVA Investasi Sektor Pertanian

Intercept -3.67223 0.3631

Selisih SB dan Lag SB (DSB) -0.06425 0.1734 D

Nilai Produksi Sektor Pertanian (GDPA) 0.077919 0.1584 D

Upah Rata-Rata Sektor Pertanian (WP) -9.78E-8 0.9753

Lag INVA (LINVA) 0.975751 0.0001 A

F-Hitung = 14.81 ; R2 = 0.7873 ; Dw = 1.589606

Tabel 34 menunjukkan hasil pendugaan persamaan investasi sektor pertanian. Investasi sektor pertanian secara nyata dipengaruhi oleh selisih suku bunga sekarang dengan suku bunga tahun lalu, nilai produksi sektor pertanian dan nilai investasi sektor pertanian tahun lalu. Masing-masing dengan nilai parameter dugaannya adalah -0.06425, 0.077919 dan 0.975751.

Selisih suku bunga sekarang dengan suku bunga tahun lalu merupakan faktor yang berpengaruh nyata terhadap investasi sektor pertanian dengan nilai parameter dugaan -0.06425. Jika selisih suku bunga sekarang dengan suku bunga tahun lalu meningkat sebesar 1 persen atau terjadi kenaikan suku bunga sebesar 1 persen maka investasi sektor pertanian akan menurun sebesar Rp. 0.06425 trilyun. Nilai produksi sektor pertanian merupakan faktor yang berpengaruh nyata terhadap investasi sektor pertanian. Hal ini tercermin dari nilai parameter dugaan sebesar 0.077919, artinya setiap kenaikan nilai produksi sektor pertanian sebesar Rp. 1 trilyun dapat meningkatkan nilai investasi sektor pertanian sebesar Rp. 0.077919 trilyun.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap investasi sektor pertanian adalah nilai investasi sektor pertanian tahun lalu dengan nilai parameter dugaan 0.975751. Ini berkaitan dengan pengunaan nilai investasi sektor pertanian tahun lalu sebagai acuan untuk penentuan target nilai investasi tahun berikutnya.

c. Investasi Sektor Industri

Hasil pendugaan parameter persamaan investasi sektor industri memberikan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 48.06 persen. Hal ini berarti variasi variabel-variabel penjelas di dalam persamaan tersebut dapat menjelaskan 48.06 persen fluktuasi variabel investasi sektor industri. Variabel endogen di dalam persamaan investasi sektor industri dipengaruhi secara nyata oleh variabel- variabel penjelas secara bersama-sama pada taraf nyata (α) 0.01 yang ditunjukkan oleh statistik F dengan nilai 3.70.

Tabel 35. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Investasi Sektor Industri Tahun 1988 – 2009

VARIABEL Parameter

Dugaan Prob ITI Signifikansi

INVI Investasi Sektor Industri

Intercept -12.5522 0.4717

Selisih SB dan Lag SB (DSB) -0.18421 0.3898

Nilai Produksi Sektor Industri (GDPI) 0.216673 0.1128 C

Upah Rata-Rata Sektor Industri (WI) -0.00002 0.1228 C

Lag INVI (LINVI) 0.375437 0.1560 C

F-Hitung = 3.70 ; R2 = 0.4806 ; Dw = 1.912234

Tabel 35 menunjukkan hasil pendugaan persamaan investasi sektor industri. Investasi sektor industri secara nyata dipengaruhi oleh nilai produksi sektor industri, upah rata-rata sektor industri dan nilai investasi sektor industri tahun lalu. Masing-masing dengan nilai parameter dugaannya adalah 0.216673, - 0.00002 dan 0.375437.

Nilai produksi sektor industri merupakan faktor yang berpengaruh nyata terhadap nilai investasi sektor industri. Hal ini tercermin dari nilai parameter dugaan sebesar 0.216673, artinya setiap kenaikan nilai produksi sektor industri sebesar Rp. 1 trilyun dapat meningkatkan nilai investasi sektor industri sebesar Rp. 0.216673 trilyun.

Upah rata-rata sektor industri merupakan faktor yang juga berpengaruh nyata dalam meningkatkan investasi sektor industri. Hal ini tercermin dari nilai parameter dugaan sebesar -0.00002, artinya setiap kenaikan upah rata-rata sektor industri sebesar Rp. 1 per bulan akan menurunkan investasi sektor industri sebesar Rp. 0.00002 trilyun.

Faktor lain yang berpengaruh terhadap investasi sektor industri adalah nilai investasi sektor industri tahun lalu dengan nilai parameter dugaan 0.375437. Ini berkaitan dengan nilai investasi sektor industri tahun lalu dijadikan acuan untuk pencapaian target nilai investasi sektor industri tahun berikutnya.

d. Nilai Ekspor

Hasil pendugaan parameter persamaan nilai ekspor memberikan nilai koefisien determinasi (R2) sebesar 96.11 persen. Hal ini berarti variasi variabel- variabel penjelas di dalam persamaan tersebut dapat menjelaskan 96.11 persen fluktuasi variabel nilai ekspor. Variabel endogen di dalam persamaan nilai ekspor dipengaruhi secara nyata oleh variabel-variabel penjelas secara bersama-sama pada taraf nyata (α) 0.01 yang ditunjukkan oleh statistik F dengan nilai 99.07.

Tabel 36 menunjukkan hasil pendugaan persamaan nilai ekspor. Nilai ekspor secara nyata dipengaruhi oleh nilai tukar rupiah terhadap US Dollar, ekspor minyak kelapa sawit, nilai produksi sektor pertanian dan penawaran tenaga

kerja. Masing-masing dengan nilai parameter dugaannya adalah 0.005122, 1.779343, 0.451003, dan 0.548997.

Tabel 36. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Ekspor Tahun 1988 – 2009

VARIABEL Parameter

Dugaan Prob ITI Signifikansi

X Ekspor

Intercept -22.5163 0.1365

Nilai Tukar Rupiah Thd Dollar (ER) 0.005122 0.0024 A

Ekspor Minyak Kelapa Sawit (XCPO) 1.779343 0.0861 B

Nilai Produksi Sektor Pertanian (GDPA) 0.451003 0.1611 D

Penawaran Tenaga Kerja (SEM) 0.548997 0.0926 B

Lag Ekspor (LX) 0.102060 0.5860

F-Hitung = 99.07 ; R2 = 0.9611 ; Dw = 1.61668

Nilai tukar rupiah terhadap US Dollar merupakan faktor yang berpengaruh nyata dalam meningkatkan nilai ekspor. Hal ini tercermin dari nilai parameter dugaan sebesar 0.005122, artinya peningkatan nilai tukar rupiah terhadap US Dollar sebesar Rp. 1 per US Dollar akan menaikkan nilai ekspor sebesar Rp. 0.005122 trilyun.

Ekspor minyak kelapa sawit merupakan faktor yang juga berpengaruh nyata terhadap ekspor dengan nilai parameter dugaan 1.779343. Jika ekspor minyak kelapa sawit naik sebesar 1 juta ton per tahun maka ekspor akan meningkat sebesar Rp. 1.779343 trilyun.

Nilai produksi sektor pertanian merupakan faktor yang juga berpengaruh nyata terhadap ekspor dengan nilai parameter dugaan 0.451003. Jika nilai produksi sektor pertanian meningkat sebesar Rp. 1 trilyun maka nilai ekspor juga akan meningkat sebesar Rp. 0.451003 trilyun.

Faktor lain yang juga berpengaruh nyata terhadap ekspor adalah penawaran tenaga kerja dengan nilai parameter dugaan 0.548997. Jika penawaran tenaga kerja meningkat sebesar 1 juta orang maka nilai ekspor akan meningkat sebesar Rp. 0.548997 trilyun.

e. Nilai Impor

Hasil pendugaan parameter persamaan nilai impor memberikan nilai

koefisien determinasi (R2) sebesar 87.27 persen. Hal ini berarti variasi variabel- variabel penjelas di dalam persamaan tersebut dapat menjelaskan 87.27 persen fluktuasi variabel nilai impor. Variabel endogen di dalam persamaan nilai impor dipengaruhi secara nyata oleh variabel-variabel penjelas secara bersama-sama pada taraf nyata (α) 0.01 yang ditunjukkan oleh statistik F dengan nilai 38.87.

Tabel 37 menunjukkan hasil pendugaan persamaan nilai impor. Nilai impor secara nyata dipengaruhi oleh impor minyak diesel dan nilai impor tahun lalu. Masing-masing dengan nilai parameter dugaannya adalah 2.218392 dan 0.465530.

Tabel 37. Hasil Pendugaan Parameter Persamaan Impor Tahun 1988 – 2009

VARIABEL Parameter

Dugaan Prob ITI Signifikansi

M Impor

Intercept 9.785877 0.2552

Penawaran Agregat (AS) 0.072627 0.3077

Impor Minyak Diesel (MDSL) 2.218392 0.1254 C

Lag Impor (LM) 0.468530 0.0517 B

F-Hitung = 38.87 ; R2 = 0.8727 ; Dw = 2.093519

Impor minyak diesel merupakan faktor yang berpengaruh nyata dalam meningkatkan nilai impor. Hal ini tercermin dari nilai parameter dugaan sebesar 2.218392, artinya setiap kenaikan impor minyak diesel sebesar 1 juta kiloliter akan menaikkan nilai impor sebesar Rp. 2.218392 trilyun.

Nilai impor tahun lalu merupakan faktor yang juga berpengaruh nyata terhadap nilai impor dengan nilai parameter dugaan 0.468530. Ini berhubungan dengan data nilai impor tahun lalu yang digunakan sebagai referensi untuk menentukan impor tahun yang akan datang.