• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penulis telah berusaha maksimal mungkin untuk mendapatkan hasil penelitian yang optimal, namun demikian penulis menyadari masih banyak kelemahan dan keterbatasan. Penelitian yang telah dilakukan penulis terdapat kelemahan dan keterbatasan dalam hal :

1. Instrumen penelitian yang berupa butir soal prestasi belajar fisika dan angket konsep diri siswa merupakan instrumen yang baru diuji cobakan dua kali, sehingga perlu diuji cobakan sekali lagi sebagai penentu sehingga dapat menjadikan instrumen yang baku.

2. Metode pembelajaran ini baru diujicobakan pada satu SMP sebagai sampel, jika eksperimen dilakukan kepada subyek lain mungkin hasilnya akan berbeda, hal ini disebabkan oleh perbedaan karakteristik yang dimiliki sampel masing-masing. Sehubungan dengan hal tersebut penelitian ini belum dapat digeneralisasikan secara umum.

A. SIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis data yang disajikan pada bab IV, dapat diambil simpulan, bahwa :

1. Terdapat pengaruh penggunaan pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi dan penggunaan pembelajaran berbasis masalah dengan metode diskusi terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok pengukuran. Penggunaan pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi lebih efektif daripada penggunaan pembelajaran berbasis masalah dengan metode diskusi. Hal ini dimungkinkan melalui pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi pada proses pembelajarannya setelah disajikan dengan jalan menunjukkan atau memperlihatkan suatu proses dengan prosedur yang benar dengan disertai penjelasan maka dapat membantu untuk membuktikan atau memecahkan suatu permasalahan dunia nyata, siswa memperoleh kesempatan mencoba sendiri, bertukar pikiran maupun berpendapat secara bebas sarta dapat menumbuhkan partisipasi aktif dikalangan peserta didik untuk memecahkan masalah yang dihadapi.

2. Terdapat pengaruh tingkat konsep diri siswa tinggi dengan tingkat konsep diri rendah terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok pengukuran. Siswa yang mempunyai tingkat konsep diri tinggi, cenderung memperoleh prestasi belajar fisika yang lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang tingkat konsep dirinya rendah. Siswa yang konsep diriya tinggi mempunyai minat, rasa ingin tahu, daya imajinasi yang tinggi dan ketrampilan dalam memecahkan masalah yang muncul.

3. Terdapat interaksi antara metode demontrasi dan diskusi pada pembelajaran berbasis masalah dengan konsep diri terhadap prestasi belajar fisika pada materi pokok pengukuran. Secara khusus ternyata siswa yang mempunyai konsep diri tinggi pada proses pembelajarannya menggunakan pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi mempunyai prestasi belajar fisika paling baik, dan siswa yang mempunyai konsep diri rendah pada proses pembelajarannya menggunakan pembelajaran berbasis masalah dengan metode diskusi mempunyai prestasi belajar fisika yang paling kurang.

B. IMPLIKASI

1. Dengan terbuktinya bahwa prestasi belajar siswa dipengaruhi oleh konsep diri siswa, khususnya fisika, maka dalam proses belajar mengajar di sekolah hendaknya guru lebih memberikan kesempatan yang banyak kepada siswa untuk terlibat secara aktif, kreatif serta menumbuhkan perasaan senang mengikuti pelajaran sehingga berdampak dengan meningkatnya adanya kemauan, kepercayaan diri dan timbulnya kesadaran untuk belajar pada diri siswa untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan ketrampilan dalam memecahkan masalah, yang dapat menumbuhkan perkembangan konsep diri siswa.

2. Adanya pengaruh metode pada pembelajaran hendaknya menjadikan pertimbangan bagi guru untuk memilih metode yang sesuai bagi siswa sehingga siswa menjadi tertarik untuk belajar dan mendapatkan pengalaman baru dari apa yang dipelajari yang nantinya dapat diterapkan dalam kehidupan mereka sehari-hari.

C. SARAN-SARAN

Berdasarkan simpulan dan implikasi hasil penelitian ini dalam usaha mengembangkan dan memajukan proses belajar mengajar di sekolah, maka penelitian ini mengajukan beberapa saran :

1. Dalam proses belajar mengajar, hendaknya guru memperhatikan konsep diri siswa dengan memberikan kesempatan yang lebih banyak kepada siswa untuk berlatih bicara atau berpendapat maupun bertanya di depan teman-temannya sehingga rasa percaya diri akan kemampuannya menjadi lebih meningkat.

2. Guru diharapkan dapat memilih metode mengajar yang tepat dan menarik sehingga siswa merasa mendapatkan pengalaman baru ketika belajar di kelas.

DAFTAR PUSTAKA

Abdul Khalim, Hari Subagya, Agus Taranggono. 2004. Sains Fisika. Jakarta : Bumi Aksara.

Amit Abraham. 2005. Mengupas Kepribadian Anda. (Edisi terjemahan oleh Anindito Aditomo). Jakarta : PT. Bhuana Ilmu Populer.

Arends, R.I. 2008. Learning To Teach. Belajar untuk Mengajar . (Edisi terjemahan oleh Helly Prajitno Soetjipto, Sri Mulyantini Soetjipto). Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Bertens, K. 2003.Sejarah Filsafat Yunani. Yogjakarta : Kanisius

Burn, R. 1979. The Self Consept: Theory, Measurement, and Behaviour. London: Longman.

Calhoun, J dan Acocella, J. 1995. Psikologi tentang Penyesuaian dan Hubungan Kemanusiaan. (Edisi terjemahan oleh Satmoko, R.S). Semarang : IKIP Semarang Press.

Clarke, A, Friedman, S, Koch, J. 1985. Child Development. Canada : John Wiley & Sons. Inc.

Cohen, L. 1976. Educational Research in Classrooms and Schools: A Manual of Materials and Methods. London: Harper & Row Ltd.

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional. Jakarta : Depdiknas.

__________________________. 2004. Pedoman Khusus Pengembangan Sistem

Penilaian Berbasis Kompetensi SMP Mata Pelajaran Pengetahuan Alam. Jakarta : Depdiknas.

_______ ___________________. 2007. Sosialisasi dan Pelatihan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SMP.Jakarta : Depdiknas.

Hurlock, E. 1980. Developmetal Psychology. New York : McGraw-Hill, Inc.

________. 1992. Psikologi Perkembangan Suatu Pendekatan Sepanjang Rentang Kehidupan. Jakarta : Erlangga.

Pudjijogyanti, Clara, R. 1988. Konsep Diri dalam Pendidikan. Jakarta : Arcan.

Paul Suparno. 2007.Metodologi Pembelajaran Fisika. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.

Ratna Willis Dahar. 1989. Teori-teori Belajar. Jakarta : Erlangga.

Rakhmat Jalaluddin. 1993. Komunikasi Antar Pribadi. Bandung : Remaja Rosdakarya.

Roestiyah, N.K. 1996. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rajawali Press.

Sardiman, A.M. 2000. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT. Raja Grafindo Persada.

Suharsimi Arikunto. 2006.Dasar-dasar Evaluasi Pendidikan (Edisi Revisi). Jakarta : Bumi Aksara.

Sri Esti Wuryani Djiwandono. 2002. Psikologi Pendidikan. Jakarta : PT. Grasindo

Suryana, D. 2002. Petunjuk Guru belajar Aktif Fisika. Jakarta : CV.Tanjung Putri.

Sudjiman, Panuti. 1989. Sosiologi Pendidikan Perspektif Pendahuluan yang analitis. Jakarta : Bhrataro.

Sudjana. 1992. Metode Statistika. Bandung : Tarsito.

Syaiful Sagala. 2003.Konsep dan Makna Pembelajaran. Bandung : Alfabeta.

Lampiran 1

Dokumen terkait