• Tidak ada hasil yang ditemukan

Penelitian ini dilaksanakan melalui beberapa tahapan yang meliputi : 1. Tahap Persiapan pembelajaran

Dalam menjaga kualitas pelaksanaan eksperimen dalam penelitian, peneliti sebelumnya mempersiapkan komponen-komponen yang akan digunakan dalam penelitian sesuai dengan metode yang akan digunakan. Adapun persiapan yang dipersiapkan peneliti meliputi : a. Perumusan standar kompetensi dan kompetensi dasar serta indikator yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran. b. Penyusunan desain pembelajaran yang mengacu pada langkah-langkah atau sintaks pembelajaran menggunakan pendekatan berbasis masalah dengan metode demontrasi dan metode diskusi. c. Menyusun format kegiatan penelitian. d. Menyiapkan alat dan bahan untuk

pelaksanaan eksperimen siswa. e. Menyiapkan format penilaian. f. Penyusunan soal tes untuk mengukur prestasi belajar fisika.

2. Tahap Pelaksanaan Pembelajaran

Pelaksanaan proses kegiatan pembelajaran berlangsung pada tahap ini. Agar kegiatan pebelajaran dapat berlangsung dengan baik maka peneliti harus melaksanakan kegiatan pembelajaran sesuai dengan desain pembelajaran yang telah dipersiapkan sebelumnya.

3. Tahap Pasca Pelaksanaan Pembelajaran

Pada tahap ini peneliti menilai kegiatan siswa dan mengevaluasi proses pembelajaran yang telah dilaksanakan.

F. TEHNIK PENGUMPULAN DATA 1. Instrumen Penelitian

a. Tes Prestasi Belajar Fisika

Metode yang dipergunakan untuk pengumpulan data tentang prestasi belajar fisika adalah metode tes. Metode tes digunakan untuk mengumpulkan data dan mengukur aspek kognitif penguasaan materi pembelajaran fisika yang disusun berdasarkan kurikulum 2004. Tes ini berbentuk pilihan ganda sejumlah 50 soal dengan pemberian skor 1 jika jawaban benar dan skor 0 jika jawaban salah.

b. Angket Konsep Diri

Data hasil konsep diri siswa dengan mempergunakan angket yang dibuat Peneliti, dengan menguji cobakan terlebih dahulu. Angket konsep diri siswa terdiri dari 40 soal dengan bentuk pilihan.

c. Silabus

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu kelompok mata pelajaran tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi pokok pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar. Pada penelitian ini dibuat silabus dengan materi Pokok Bahasan Pengukuran dengan model Pembelajaran Berbasis Masalah.

d. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) adalah rencana yang menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam standar isi dan telah dijabarkan dalam silabus. Lingkup rencana pembelajaran paling luas mencakup satu kompetensi dasar yang terdiri atas satu atau beberapa indikator untuk satu kali pertemuan atau lebih. Pada penelitian ini RPP yang disusun untuk menunjang pelaksanaan model pembelajaran berbasis masalah pada materi Pengukuran tingkat SMP.

e. Format Kegiatan

Format kegiatan siswa digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran, berisi petunjuk-petunjuk dan pertanyaan untuk dijawab. Dalam kegiatan belajar mengajar dapat dilakukan di dalam laboratorium atau di kelas yang dikerjakan oleh siswa sendiri, sedangkan guru bertindak sebagai mativator dan pembimbing siswa yang mengalami kesulitan sehingga siswa dapat lebih aktif, kreatif dan mandiri

2. Uji Coba Instrumen Penelitian

Setelah instrumen disusun selanjutnya dilakukan uji coba (try out). Hal ini dilakukan agar dapat diketahui instrumen/alat ukur yang akan dipergunakan dalam penelitian merupakan instrumen yang baik, karena baik tidaknya intrumen akan

berpengaruhi terhadap data yang akan diperoleh sehingga sangat menentukan kualitas data yang dihasilkan.

Uji coba dilaksanakan pada kelas VII pada sekolah SMP Katolik Yohanes Gabriel, dengan pertimbangan Peneliti juga mengajar pada sekolah tersebut serta ada kesetaraan tingkat kemampuan yang sama dengan kelas eksperimen. Data yang diperoleh dari hasil uji coba intrumen tersebut selanjutnya dianalisis untuk mengetahui taraf kesukaran, daya pembeda, tingkat validitas, dan reliabilitas intrumen yang telah disusun.

a. Taraf Kesukaran

Taraf kesukaran suatu soal ditunjukkan dengan indeks kesukaran. Indeks kesukaran adalah bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal. Taraf kesukaran dalam penelitian ini digunakan untuk menguji soal dari tes prestasi belajar fisika sehingga soal-soal tersebut secara umum bisa digolongkan apakah soal tersebut termasuk sukar, sedang, atau mudah sehingga bisa dijadikan bahan evaluasi. Rumus yang digunakan dalam menghitung taraf kesukaran adalah sebagai berikut:

N

B

TK

Keterangan :

TK = taraf kesukaran masing-masing item soal. B = jumlah responden yang menjawab benar N = jumlah total responden

(Suharsimi Arikunto, 2001: 208)

Pada penelitian ini penggolongan taraf kesukaran suatu soal tes adalah sebagai berikut :

1). Jika taraf kesukaran soal menunjukkan harga kurang atau sama dengan 0,30 maka soal tersebut dikategorikan sukar.

2). Bila taraf kesukaran soal menunjukkan harga antara 0,31 sampai dengan 0,70 maka soal tersebut dikatagorikan sedang.

3). Apabila taraf kesukaran soala menunjukkan harga setara 0,71 sampai dengan 1,00 maka soal tersebut dikatagorikan mudah.

Data hasil uji coba instrumen tes prestasi belajar dihitung taraf kesukarannya dengan bantuan program Microsoft Excel. Dari hasil perhitungan taraf kesukaran instrumen tes prestasi belajar siswa menunjukkan : soal mudah sebanyak 2 soal, yaitu nomor 38 dan 44; soal sedang sebanyak 46 soal, yaitu nomor 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, 9, 10, 11, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 18, 19, 20, 21, 22, 23, 24, 25, 26, 29, 30, 31, 32, 33, 34, 35, 36, 37, 39, 40, 41, 42, 43, 45, 46, 47, 48, 49, 50 sedangkan soal sukar sebanyak 2 soal, yaitu nomor 27 dan 28. Perhitungan secara rinci di lampiran 15 (lanjutan).

b. Daya Pembeda

Daya pembeda soal adalah kemampuan suatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai (berkemampuan tinggi) dan siswa yang kurang pandai (berkemampuan rendah). Pada penelitian ini uji daya beda digunakan untuk menguji instrumen penelitian yang berupa tes prestasi belajar fisika agar bisa membedakan kreteria dari masing-masing soal. Angka yang menunjukkan daya beda disebut indeks diskriminasi. Rumus untuk menunjukkan indeks diskriminasi adalah :

D = BA - B B JA JB

Dimana D menunjukkan indeks diskriminasi, BA menyatakan jumlah peserta kelompok atas yang menjawab benar sedangkan BB adalah peserta kelompok bawah

yang menjawab benar. JA dan JB masing-masing menyatakan jumlah peserta tes kelompok atas dan jumlah peserta tes kelompok bawah.

Sedangkan untuk klasifikasi indeks pembeda soal adalah sebagai berikut : Jika dalam perhitungan indeks diskriminasi menunjukkan nilai dibawah angka 0,20 maka termasuk katagori daya beda soal adalah jelek (poor), dan untuk indeks diskiminasi antara 0,20 sampai dengan 0,39 dikatagorikan daya beda soal adalah sedang (satisfactory). Untuk indeks diskriminasi menunjukkan angka 0,40 sampai 0,69 maka daya beda soal termasuk baik (good), dan jika dalam perhitungan indeks diskriminasi menunjukkan angka antara 0,70 sampai dengan 1,00 dikatagorikan soal tersebut daya bedanya baik sekali (excellent).

Data hasil uji coba tes prestasi belajar dianalisis daya pembedanya dengan bantuan program Miceosoft Excel. Diketahui bahwa sebanyak 50 butir soal yang diuji cobakan diketahui sebanyak 40 item soal mempunyai daya beda dengan katogori cukup, baik, dan sangat baik. Sedangkan sebanyak 10 butir soal yaitu item soal nomor 4, 5, 19, 23, 25, 26, 38, 43, 45 dan 49 termasuk daya bedanya jelek, karena hampir semua siswa dapat menjawab dengan benar, sehingga sulit untuk dibedakan antara siswa yang termasuk pandai dan siswa yang termasuk kurang pandai.. Perhitungan lebih rinci dapat dilihat pada lampiran 15 (lanjutan).

c. Uji Validitas

Validitas berasal dari kata validity yang mempunyai arti sejauh mana ketepatan dan kecermatan suatu alat ukur dalam melakukan fungsi ukurnya. Suatu tes atau instrumen pengukur dapat dikatakan mempunyai validitas yang tinggi apabila alat tersebut dapat menjalankan fungsi ukurnya, atau memberikan hasil ukur yang sesuai dengan maksud dilakukan pengukuran tersebut. Tes yang menghasilkan data yang tidak relevan dengan tujuan pengukuran dikatakan tes memiliki validitas rendah.

Pemberian skor pada butir-butir tes dilakukan dalam bentuk skala interval dan untuk periksaan validitas pada setiap soal digunakan rumus korelasi product moment yang dinyatakan dari Pearson yaitu :

r xy = n∑ XY - ( ∑X ) (∑Y )

{ (n ∑ X2 ] – (∑X )2 ]] [ n ∑ Y 2– (∑ Y )2

Dimana r xy merupakan koefisien korelasi skor item dengan skor total, sedangkan n adalah jumlah subyek yang diukur, dan X merupakan skor yang diperoleh, serta skor totalnya adalah Y. Harga koefisien korelasi skor item dengan skor total kemudian dikonsultasikan dengan r tabel dengan kriteria apabila r xy > r tabel maka item tersebut adalah termasuk valid dan rxy < r tabel maka item ini dikatakan tidak valid (invalid).

Berdasarkan dari hasil uji coba yang dianalisis dengan bantuan program Microsoft Excel. dengan menggunakan taraf signifikansi 0,05 (α = 0,05), didapatkan hasil dari 40 soal angket konsep diri, ada 10 soal yang tidak valid yaitu nomor 3, 8, 9, 18, 21, 25, 27, 29, 32, dan 34 sehingga dapat diputuskan bahwa ke-30 item soal yang lain dapat dipakai dalam penelitian (hasil selengkapnya di lampiran 15), sedangkan tes prestasi dari 50 butir soal ada 10 soal yang tidak valid yaitu nomor 4, 5, 14, 25, 33, 37, 39, 42, 44, dan 49 sehingga dapat diputuskan bahwa ke-40 butir soal yang lain dapat dipakai dalam penelitian (hasil selengkapnya di lampiran 16)

d. Reliabilitas Instrumen

Instrumen penelitian yang berupa tes dinyatakan reliabel atau ajeg jika tes tersebut diuji cobakan berulang-ulang diperoleh hasil yang relatif sama. Pada penelitian ini untuk menguji reliabilitas tes uraian menggunakan persamaan sebagai berikut :

r 11 = k 1 -∑ðb2 k-1 ð12 Keterangan :

r11 : reliabilitas instrumen

k : banyaknya butir pertanyaan atau soal ∑ ðb : jumlah varians butir soal

ð1 : varians total

Harga r11 yang diperoleh dikonsultasikan dengan harga product momen dengan ketentuan apabila r11 > r tabel, maka soal dikatakan reliabel, dengan α = 0,05 (Suharsimi Arikunto, 1997 : 171).

Data hasil perhitungan dianalisis dengan menggunakan bantuan program Microsoft Excel dengan keputusan uji reliabilitas mengikuti pembagian kategori sebagai berikut : nilai diatas 0,91 (sangat tinggi); nilai antara 0,71 s.d 0,90 (tinggi); nilai antara 0,41 s.d 0,70 (cukup); nilai antara 0,21 s.d 0,40 (rendah); nilai di bawah 0,20 (sangat rendah). Hasil analisis yang diperoleh adalah angket konsep diri siswa menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar 0,78, sehingga tergolong sebagai instrumen dengan reliabilitas tinggi (hasil rincian di lampiran 15 lanjutan) sedangkan untuk uji tes prestasi menunjukkan koefisien reliabilitas sebesar 0,887, sehingga tergolong sebagai instrumen yang reliabilitasnya tinggi (hasil rincian di lampiran 16 lanjutan).

Dokumen terkait