• Tidak ada hasil yang ditemukan

Dari kajian teori di atas dapatlah disusun kerangka pemikiran guna memperoleh jawaban sementara atas permasalahan yang timbul. Mengajar bukanlah pekerjaaan yang ringan karena saat ini guru dituntut untuk dapat memberikan materi yang akan diajarkan dapat diterima oleh peserta didik dengan baik dan menyenangkan sesuai dengan perkembangan kemajuan tehnologi sekarang. Dalam waktu yang sama tidak semua siswa dapat menguasai dan memahami bahan pelajaran yang diajarkan. Jadi, ada siswa yang langsung dapat memahami dan ada yang lambat memahami, dalam hal ini konsep diri yang dimiliki siswa berbeda-beda.

Untuk mendorong minat dan perhatian siswa dalam mempelajari pelajaran yang belum dimengerti atau keinginan memperdalam dan memperluas materi yang diberikan perlu

ada variasi dalam proses belajar mengajar sehingga siswa dapat mengalami secara langsung yang dipelajari dan dapat menerapkan di dalam kehidupan nyata sehari-hari. 1. Pengaruh model pembelajan berbasis masalah (PBL) terhadap prestasi belajar

Salah satu cara untuk meningkatkan mutu pendidikan diharapkan siswa dapat mengalami secara langsung dan nyata untuk menjawab masalah yang dihadapinya dalam pembelajaran, maka digunakan model pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi dan diskusi yang bertujuan agar ada peningkatan prestasi belajar siswa. Peserta didik akan lebih berhasil jika mereka belajar dengan menemukan sendiri apa yang dipelajarinya, meskipun peranan guru masih tetap ada di dalamnya, misalnya menyajikan problem permasalahan dan guru mendampingi untuk memecahkannya dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang terarah. Menurut Ausubel proses belajar akan terjadi dan bermakna bila informasi sesuai dengan struktur kognitif yang ada dan belajar juga merupakan proses yang aktif siswa membangun sendiri pengetahuannya (Paul Suparno, 2007 : 3). Dalam demontrasi siswa dibimbing ke arah pemikiran yang sama sehingga mengurangi kesalahan-kesalahan dibandingkan kalau mendengar atau membaca sendiri karena mendapat gambaran yang jelas dari pengamatan secara nyata atau tiruannya. Dari dasar diatas pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi akan diduga berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa yang lebih tinggi dibandingkan dengan menggunakan metode diskusi.

2. Pengaruh konsep diri siswa terhadap prestasi belajar

Peranan konsep diri terhadap prestasi belajar sangat besar, hal ini disebabkan karena dalam proses belajar mengajar siswa perlu memiliki rasa percaya diri akan kemampuan dan dapat memahami serta menerima fakta-fakta yang ada pada dirinya. Konsep diri siswa terbagi menjadi dua, yaitu konsep diri positif (tinggi) dan konsep diri rendah (negatif). Siswa yang memiliki konsep diri positif akan memiliki keyakinan pada

kemampuannya untuk mengatasi persoalan dan sanggup mempertahankan prinsip atau nilai-nilai tertentu walaupun menghadapi pendapat kelompok yang kuat dibandingkan dengan siswa yang memiliki konsep diri negatif yang biasanya bersikap pesimis terhadap kompetisi, maka dari dasar tersebut diduga siswa yang memiliki konsep diri positif (tinggi) akan memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki konsep diri negatif (rendah).

3. Interaksi pembelajaran berbasis masalah dengan konsep diri terhadap prestasi belajar

Dalam proses pembelajaran guru mencoba bermacam-macam cara penyajian materi pelajaran yang akan dilaksanakan. Semua mempunyai tujuan agar proses belajar dapat berlangsung dengan baik dan berhasil prestasi belajarnya. Oleh sebab itu yang perlu diperhatikan oleh guru dalam menyampaikan informasi pelajaran agar materi terserap dan lebih mudah diterima serta dipahami siswa adalah menggunakan media sebagai alat bantu, ini harus dapat menimbulkan keaktifan belajar siswa, sehingga siswa cepat memahami serta menguasai materi yang akan disampaikan.

Belajar mengajar merupakan dua konsep yang tidak terpisahkan satu dengan yang lain. Belajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan sebagai subyek yang menerima pelajaran dan mengajar menunjuk pada apa yang harus dilakukan guru sebagai pengajar. Dua konsep pembelajaran menjadi terpadu dalam kegiatan belajar mengajar. Apabila terjadi interaksi guru dengan siswa, siswa dengan siswa, pada saat pembelajaran berlangsung interaksi guru dengan siswa, siswa dan siswa, saat pembelajaran berlangsung interaksi tersebut memegang peranan yang penting untuk mencapai tujuan pengajaran yang efektif. Sampai saat ini pendidikan kita mesih didominasi oleh pandangan bahwa pengetahuan sebagai perangkat fakta-fakta yang harus dihafalkan. Di dalam kelas masih ada sebagian guru mengganggap sebagai

sumber utama pengetahuan, sehingga ceramah dianggap sangat cocok untuk dipakai sebagai strategi belajar. Oleh karena itu diperlukan strategi baru yang memungkinkan siswa dilibatkan lebih banyak dalam belajar mengajar dan tidak hanya diminta menghafalkan saja sehingga mendorong siswa mampu mengkonstruksikan pengetahuan dibenaknya sendiri. Dari landasan konstruktivisme, pembelajaran berbasis masalah dapat dijadikan alternatif strategi belajar yang baru. Melalui pembelajaran berbasis masalah, siswa diharapkan lebih banyak mengalami sendiri proses belajarnya dan bukan menghafal saja.

Terjadinya perubahan karena proses pembelajaran tergantung pada dua faktor utama yaitu faktor dari dalam diri siswa dan faktor dari luar diri siswa. Faktor dari dalam diri siswa misalnya konsep dirinya. Faktor konsep diri siswa sangat besar mempengaruhi prestasi belajar yang dicapai. Sebagai contoh konsep diri antara siswa yang satu dengan yang lainya berbeda-beda. Dewasa ini ada kecenderungan untuk kembali pada pemikiran bahwa anak akan belajar dengan baik jika lingkungan diciptakan secara alamiah. Pembelajaran berbasis masalah merupakan konsep belajar yang membantu guru mengkaitkan materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapanya dalam kehidupan yang nyata sebagai anggota keluarga atau masyarakat. Dengan konsep itu, hasil pembelajaran berlangsung secara alamiah dalam bentuk kegiatan, siswa bekerja dan mengalami, bukan tranfer pengetahuan guru ke siswa. Pada kenyataannya konsep untuk belajar siswa dengan pembelajaran berbasis masalah berbeda-beda. Jadi, dapat diduga belajar secara langsung sangat dipengaruhi oleh konsep diri siswa yang menentukan baik dan kurangnya prestasi belajarnya.

Agar mempermudah kerangka berpikir tersebut, maka digambarkan paradigma penelitian, lihat gambar 2.1

Gambar 2.1 Paradigma Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan untuk mengetahui pengaruh pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi dan diskusi terhadap prestasi belajar fisika; mengetahui perbedaan prestasi belajar siswa yang berkonsep diri positif dengan negatif; mengetahui interaksi antara metode demontrasi dan diskusi pada pembelajaran berbasis masalah dengan konsep diri terhadap prestasi belajar siswa.

Penelitian ini menggunakan metode eksperimen dengan faktorial 2 x 2 dengan tehnik analisis varian (ANAVA) dua jalan sel tak sama. Populasi penelitian adalah semua siswa kelas VII pada SMP Negeri 1 Ngancar Kabupaten Kediri. Tehnk sampling yang digunakan adalah klaster random sampling dengan 43 siswa untuk eksperimen

Pengamatan awal Masalah Masalah

Penelitian

Data pengukuran

Analisa (anava dua jalan)

Menguji hipotesis Data Pengamatan Statistik Terbukti Teori belajar Hipotesis Tidak terbukti

pertama dan 46 siswa untuk eksperimen kedua. Teknik pengumpulan data adalah tehnik tes untuk memperoleh data prestasi siswa. Teknik analasis data menggunakan anava dua jalan. Berdasakan hasil diperoleh Fa = 5,6047; Fb = 3,8634; Fab = 5,6842, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh antara metode demontrasi dan diskusi terhadap prestasi belajar siswa; ada pengaruh antara konsep diri siswa terhadap prestasi belajar siswa; ada interaksi antara metode demontrasi dan diskusi pada pembelajaran berbasis masalah dengan konsep diri terhadap prestasi belajar siswa.

Siswa yang berkonsep diri positif akan memperoleh prestasi belajar yang lebih baik daripada siswa yang berkonsep diri negatif, hal ini dikarenakan konsep diri pada siswa sangat mempengaruhi minat, rasa ingin tahu dan ketrampilan memecahkan masalah yang dihadapi serta keberanian mengungkapkan pendapat sehingga prestasi belajarnya menjadi lebih tinggi. Hal inilah yang mempengaruhi terbuktinya hipotesis. Kemungkinan ada beberapa siswa yang tidak sungguh-sungguh mengerjakan tes dengan baik karena tidak konsentrasi atau ada gangguan dari teman-teman yang lainnya sehingga mempengaruhi tidak terbuktinya hipotesis.

D. HIPOTESIS

Berdasarkan kajian teori serta kerangka berpikir pada penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut :

1. Terdapat pengaruh pembelajaran berbasis masalah dengan metode demontrasi dan diskusi terhadap prestasi belajar siswa.

2. Terdapat pengaruh konsep diri positif (tinggi) siswa dengan konsep diri negatif (rendah) siswa terhadap prestasi belajar siswa.

3. Terdapat interaksi antara metode demontrasi dan diskusi pada pembelajaran berbasis masalah dengan konsep diri terhadap prestasi belajar siswa.

Dokumen terkait