• Tidak ada hasil yang ditemukan

KAJIAN KECUKUPAN INFRASTRUKTUR PARIWISATA DI TORAJA PROVINSI SULAWESI SELATAN

IDENTIFIKASI FAKTOR-FAKTOR YANG BERPENGARUH DALAM ESTIMASI BIAYA TIDAK LANGSUNG PROYEK KONSTRUKSI

D. Kelompok Lingkungan (Environmental Factor)

1. Kondisi ekonomi regional Nugroho dan Mulyono (2016), Hesami dan Lavasani (2014)

2. Jumlah pesaing

Tah et al. (1994), Al-Shahri (1997), Assaf et al. (2001), Enshassi et al. (2008), Al Riyati (2013), Hesami dan Lavasani (2014)

3. Negara yang melaksanakan proyek Ujene et al. (2013), Hesami dan Lavasani (2014) 4. Perhatian pemangku kepentingan Hesami dan Lavasani (2014)

5. Inflasi dan suku bunga Abdul-Malak dan Azhari (2008), Al Riyati (2013), Hesami dan Lavasani (2014)

6. Volume pekerjaan atau kondisi pasar

konstruksi Tah et al. (1994), Hesami dan Lavasani (2014)

7. Tingkat informasi yang tersedia Ujene et al. (2013) 8. Praktik penipuan dan suap Ujene et al. (2013)

2.1 Pengelompokan Faktor Berdasarkan Kelompok Proyek (Project Factor)

Berdasarkan faktor kelompok proyek dari hasil gabungan beberapa peneliti diperoleh 14 jenis faktor yang mempengaruhi dalam penentuan estimasi biaya tidak langsung proyek konstruksi. Hasil dari 14 jenis faktor tersebut diperoleh faktor yang sering menjadi ranah penelitian oleh peneliti yaitu faktor kompleksitas proyek, faktor lokasi proyek, faktor ukuran dan volume proyek, faktor durasi proyek, dan faktor jenis proyek atau pekerjaan.

Faktor kompleksitas proyek menurut Tah et al. (1994) merupakan faktor utama yang mempengaruhi tingkat nilai profit (keuntungan) proyek. Sementara Al-Shahri (1997) mengidentifikasi faktor kompleksitas proyek cenderung mendorong kontraktor untuk tidak mengalokasikan lebih sedikit biaya overhead yang besar memaksa kontraktor untuk mempelajari dengan seksama setiap aspek proyek karena kegagalan dalam proyek-proyek semacam itu sangat berbahaya bagi para kontraktor. Assaf et al. (2001) berpendapat bahwa faktor kompleksitas proyek dalam pengambilan keputusan perusahaan kontrak, tidak mengikuti angka-angka yang berasal dari perkiraan proyek tetapi mengubah tingkat overhead perusahaan ke nilai yang lebih tinggi atau lebih rendah. Enshassi et al. (2008) mengidentifikasi faktor kompleksitas proyek sebagai faktor tertinggi yang mempengaruhi besarnya biaya overhead di mana dalam kondisi yang sangat sulit, infrastruktur yang buruk dan kurangnya layanan yang membuat proyek-proyek ini sangat sulit untuk dilaksanakan dengan tingkat harga normal. Ujene et al. (2013) mengemukakan bahwa faktor kompleksitas proyek merupakan alokasi persentase signifikan yang mempengaruhi jumlah biaya overhead proyek. Sementara itu, menurut Nugroho dan Mulyono (2016) bahwa

TS-113

faktor kompleksitas proyek merupakan faktor risiko yang berpengaruh dalam mekanisme penetapan biaya tidak langsung. Selain itu, Hesami dan Lavasani (2014) mengidentifikasi faktor kompleksitas berdasarkan peneliti sebelumnya dapat disimpulkan bahwa kompleksitas proyek merupakan fungsi dari kompleksitas organisasi, kompleksitas sumber daya, dan kompleksitas teknis dimana faktor tersebut berpengaruh dalam peningkatan biaya

overhead.

Faktor lokasi proyek akan mempengaruhi tingakt nilai profit proyek (Tah et al.,1994), pengalokasian biaya

overhead (Assaf et al.,2001; Nugroho dan Mulyono, 2016), risiko proyek (Abdul-Malak dan Azhari, 2008;

Nugroho dan Mulyono, 2016). Selain itu, menurut Hesami dan Lavasani (2014) berdasarkan peneliti sebelumnya menyimpulkan faktor lokasi proyek dapat mempengaruhi beberapa komponen biaya overhead proyek termasuk biaya perjalanan, transportasi, akses, keamanan properti publik, peluncuran dan pelestarian kantor, dan fasilitas sementara lainnya serta dapat mencegah dari pengalokasian tambahan sumber daya yang mahal.

Faktor ukuran dan volume proyek akan mempengaruhi biaya overhead (Tah et al.,1994; Assaf et al.,2001), risiko proyek (Abdul-Malak dan Azhari, 2008), intensitas persaingan antar kontraktor (Al Riyati, 2013) yang dapat mengakibatkan estimasi persentase overhead akan berubah pada dan ukuran risiko yang diambil juga akan berubah, alokasi persentase signifikan biaya overhead (Ujene et al.,2013), dan peningkatan kebutuhan sumber daya dan staf (Hesami dan Lavasani, 2014). Selain itu, (Hesami dan Lavasani, 2014) dalam penelitiannya menyimpulkan hasil penelitian terdahulu bahwa faktor ukuran proyek akan mempengaruhi struktur organisasi kontraktor, struktur rincian biaya, dan periode proyek.

Faktor durasi proyek akan mempengaruhi profit proyek dan overhead (Tah et al.,1994; Al Riyati, 2013; Hesami dan Lavasani, 2014), dan alokasi persentase signifikan biaya overhead (Ujene et al.,2013). Sementara itu, faktor jenis proyek atau pekerjaan akan dapat mempengaruhi profit proyek dan overhead (Tah et al.,1994), biaya risiko proyek (Nugroho dan Mulyono, 2016). Menurut Hesami dan Lavasani (2014) berdasarkan peneliti sebelumnya menyimpulkan faktor jenis proyek dapat mempengaruhi biaya overhead yang mempertimbangkan bahaya dan persyaratan proyek.

2.2 Pengelompokan Faktor Berdasarkan Kelompok Organisasi (Organization Factor)

Berdasarkan faktor kelompok organisasi dari hasil gabungan beberapa peneliti diperoleh 26 jenis faktor yang mempengaruhi dalam penentuan estimasi biaya tidak langsung proyek konstruksi. Hasil dari 26 jenis faktor tersebut diperoleh faktor yang sering menjadi ranah penelitian oleh peneliti yaitu faktor kebutuhan kontraktor untuk pekerjaan, faktor ketersediaan modal kontraktor, faktor pekerjaan yang disubkontrakkan, faktor arus kas, faktor hubungan di proyek, dan faktor pengalaman proyek sejenis.

Faktor kebutuhan kontraktor untuk pekerjaan akan mempengaruhi kecenderungan kontraktor meremehkan biaya overhead (Al-Shahri, 1997), jumlah overhead perusahaan proyek (Assaf et al., 2001; Enshassi et al., 2008), nilai persentase overhead proyek (Ujene et al., 2013), dan kebutuhan staf perusahaan yang berpengalaman untuk bekerja (Hesami dan Lavasani, 2014).

Faktor ketersediaan modal kontraktor mempengaruhi kontribusi kas kontraktor (Al-Shahri, 1997) di mana dengan kemampuan finansial akan dapat menunda suatu perjanjian jika diperlukan. Selain itu faktor tersebut juga akan mempengaruhi perkiraan proyek yang dapat mengubah tingkat overhead perusahaan ke nilai yang lebih tinggi atau lebih rendah (Assaf et al., 2001), kemampuan keuangan yang kuat (Enshassi et al., 2008) tidak terpengaruh sama seperti kontraktor dengan kemampuan finansial rendah sehingga kontraktor yang secara finansial kuat tidak menanggung biaya overhead yang lebih tinggi dibandingkan dengan yang kurang mampu, komitemen pada durasi proyek yang menghindari penundaan sehingga dapat mengurani biaya overhead seminimal mungkin (Al Riyati, 2013), alokasi nilai persentase biaya overhead proyek untuk membangun proyek konstruksi (Ujene et al., 2013), dan akan mempengaruhi penghematan dan melaksanakan proyek lebih ekonomis dan efektif pada jumlah biaya overhead (Hesami dan Lavasani, 2014).

Faktor pekerjaan yang disubkontrakkan mempengaruhi jumlah alokasi biaya overhead (Al-Shahri, 1997; Enshassi et al., 2008 ), perkiraan proyek yang dapat mengubah tingkat overhead perusahaan ke nilai yang lebih tinggi atau lebih rendah (Assaf et al., 2001), biaya tim pengawas kontraktor (Abdul-Malak dan Azhari, 2008), kebutuhan staf untuk pemantauan dan bimbingan untuk kualitas yang diinginkan (Al Riyati, 2013), jumlah berbagai jenis overhead proyek yang secara langsung atau tidak langsung memberikan tekanan pada jumlah berbagai biaya overhead proyek (Ujene et al., 2013), dan mempengaruhi jumlah paket pekerjaan (Hesami dan Lavasani, 2014).

Faktor arus kas mempengaruhi biaya risiko proyek (Tah et al.,1994), biaya pembiayaan (overdraft) (Abdul-Malak dan Azhari, 2008), dan akan mempengaruhi biaya overhead dalam mengontrol likuiditas keuangan proyek secara signifikan (Al Riyati, 2013).

Faktor hubungan di proyek mempengaruhi biaya pembiayaan (Abdul-Malak dan Azhari, 2008), berkurangnya rintangan yang mengarah pada biaya (Al Riyati, 2013), dan akan menyeimbangkan harga bahan dari pemasok (Hesami dan Lavasani, 2014).

Faktor pengalaman proyek sejenis mempengaruhi profit (Tah et al.,1994), memberikan kesempatan bagi kontraktor untuk menentukan secara akurat jumlah biaya overhead proyek yang direncanakan (Al Riyati, 2013), dan akan mempengaruhi penurunan biaya overhead (Hesami dan Lavasani, 2014).

TS-114

2.3 Pengelompokan Faktor Berdasarkan Kelompok Klien dan Peraturan Pemerintah (Client and

Goverment Regulation Factor)

Berdasarkan faktor kelompok klien dan peraturan pemerintah dari hasil gabungan beberapa peneliti diperoleh 11 jenis faktor yang mempengaruhi dalam penentuan estimasi biaya tidak langsung proyek konstruksi. Hasil dari 11 jenis faktor tersebut diperoleh faktor yang sering menjadi ranah penelitian oleh peneliti yaitu faktor jadwal pembayaran, ketegasan dalam pengawasan, dan jenis kontrak.

Faktor jadwal pembayaran akan mempengaruhi kekuatan keuangan kontraktor (Al-Shahri, 1997), perkiraan proyek yang dapat mengubah tingkat overhead perusahaan (Assaf et al., 2001), kemampuan finansial kontraktor (Enshassi et al., 2008), likuiditas keuangan proyek secara signifikan (Al Riyati, 2013), nilai persentase biaya

overhead (Ujene et al., 2013), dan biaya tambahan dan peningkatan biaya overhead (Hesami dan Lavasani, 2014).

Faktor ketegasan dalam pengawasan akan mempengaruhi tingkat kekauan dalam pengawasan (Al-Shahri, 1997), perkiraan proyek yang dapat mengubah tingkat overhead perusahaan (Assaf et al., 2001), kemampuan finansial kontraktor (Enshassi et al., 2008), peningkatan biaya staf teknis dan dapat mengakibatkan penundaan durasi proyek yang dapat meningkatkan biaya overhead umum (Al Riyati, 2013), dan sumber daya overhead paling banyak (Hesami dan Lavasani, 2014).

Faktor jenis kontrak akan mempengaruhi overhead, profit dan risiko (Tah et al.,1994), alokasi biaya overhead (Al-Shahri, 1997; Ujene et al., 2013; Hesami dan Lavasani, 2014), risiko proyek dan menghindari perselisihan dengan klien (Al Riyati, 2013), kemampuan finansial kontraktor (Enshassi et al., 2008),

2.4 Pengelompokan Faktor Berdasarkan Kelompok Lingkungan (Environmental Factor)

Berdasarkan faktor kelompok lingkungan dari hasil gabungan beberapa peneliti diperoleh 8 jenis faktor yang mempengaruhi dalam penentuan estimasi biaya tidak langsung proyek konstruksi. Hasil dari 8 jenis faktor tersebut diperoleh faktor yang sering menjadi ranah penelitian oleh peneliti yaitu faktor jumlah pesaing, dan

inflasi dan suku bunga.

Faktor jumlah pesaing akan mempengaruhi overhead dan profit (Tah et al.,1994), biaya overhead proyek (Al-Shahri, 1997; Hesami dan Lavasani, 2014), perkiraan proyek yang dapat mengubah tingkat overhead perusahaan (Assaf et al., 2001), kemampuan finansial kontraktor (Enshassi et al., 2008), memiliki efek dalam menentukan persentase biaya overhead (Al Riyati, 2013).

Faktor inflasi dan suku bunga akan mempengaruhi biaya pembiayaan (Abdul-Malak dan Azhari, 2008), efek biaya overhead jangka panjang (Al Riyati, 2013), dan akan menyebabkan fluktuasi sehingga akan berdampak pada peningkatan atas klaim (Hesami dan Lavasani, 2014).

3. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil analisis dari berbagai sumber literatur yang relevan dengan faktor-faktor dalam penentuan estimasi biaya tidak langsung proyek konstruksi yang telah dihimpun dalam penelitian ini, dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut :

a. Identifikasi faktor yang berpengaruh dalam penentuan besar estimasi biaya tidak langsung diperoleh melalui data sekunder dengan mengkaji penelitian terdahulu yang relevan dengan penelitian ini. b. Berdasarkan tinjauan literatur yang dikaji pada penelitian ini diperoleh 59 faktor sebagai variabel

faktor-faktor yang berpengaruh dalam penentuan besar estimasi biaya tidak langsung. Faktor-faktor-faktor tersebut kemudian dikelompokkan menjadi 4 kelompok faktor yang terdiri atas kelompok proyek (project factors), kelompok organisasi (organization factors), kelompok klien dan peraturan pemerintah (client and goverment regulation factors) serta kelompok faktor lingkungan (environmental factors).

c. Identifikasi faktor yang sering menjadi ranah riset oleh penelitian terdahulu pada kelompok proyek terdiri atas faktor kompleksitas proyek, faktor lokasi proyek, faktor ukuran dan volume proyek, faktor durasi proyek, dan faktor jenis proyek atau pekerjaan.

d. Identifikasi faktor yang sering menjadi ranah riset oleh penelitian terdahulu pada kelompok organisasi terdiri atas faktor kebutuhan kontraktor untuk pekerjaan, faktor ketersediaan modal kontraktor, faktor pekerjaan yang disubkontrakkan, faktor arus kas, faktor hubungan di proyek, dan faktor pengalaman proyek sejenis.

e. Identifikasi faktor yang sering menjadi ranah riset oleh penelitian terdahulu pada kelompok klien dan peraturan pemerintah terdiri atas faktor jadwal pembayaran, ketegasan dalam pengawasan, dan jenis kontrak.

f. Identifikasi faktor yang sering menjadi ranah riset oleh penelitian terdahulu pada kelompok lingkungan terdiri atas faktor jumlah pesaing, dan inflasi dan suku bunga.

TS-115

Abdul-Malak, M. A., and Azhari, S. (2008). “Use of Historical Overhead Costs for Estimation and Control Purposes”. Proceeding of The Architecture Engineering National Conference. Denver, Colorado, USA, September 24-27, 1–10.

Al Riyati, A. I. (2013). “An Overhead Cost Assessment for Construction Projects in Gaza Strip”. Thesis, Civil Engineering Department Engineering Project Management, Islamic University of Gaza Deanery.

Al-Shahri, M. H. (1997). “Overhead Cost in Building Construction in Saudi Arabia”. Thesis, Construction Engineering and Management, University of Petroleum and Minerals Dhahran, Saudi Arabia.

American Association of Cost Engineering (AACE). (1992). “Skills and Knowledge of Cost Engineering”, Third

Edition. West Virginia, USA.

Asal, E. M. (2014). “Factors Affecting Building Construction Projects Cost Estimating”. Thesis, College of Engineering and Technology, Arab Academy for Science, Technology and Maritime Transport.

Chan, C. T. W., dan Pasquire, C. (2004). “An Analysis for The Degree of Accuracy in Construction Project Indirect Costs”. Journal of Cost Analysis and Management, 6, 46–66.

Enshassi, A., Aziz, A. R. A., dan Karriri, A. E. (2008). “Investigating The Overhead Costs in Construction Projects in Palestine”. Journal of Financial Management of Property and Construction, 13(1), 35–47. Hesami, S., dan Lavasani, S. A. (2014). “Identifying and Classifying Effective Factors Affecting Overhead Costs

in Constructing Projects in Iran”. International Journal of Construction Engineering and Management, 3(1), 24–41.

Holland, N. L., dan Hobson Jr., D. (1999). “Indirect Cost Categorization and Allocation by Construction Contractors”. Journal Architecture Engineering, 5, 49–56.

Mushonga, E. (2015). “A Costing System for The Construction Industry in Southern Africa”. Thesis, Master of Commerce, University of South Africa, South Africa.

Nugroho, P. S., dan Mulyono, B. (2016). “Estimasi Biaya Tidak Langsung pada Proyek Konstruksi Bangunan Gedung di Yogyakarta”. Konferensi Nasional Teknik Sipil 10th. Yogyakarta, Indonesia, Oktober 26–27, 335–341

Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (Permen PUPR) Nomor 28/PRT/M/2016. Pedoman

Analisis Harga Satuan Pekerjaan Bidang Pekerjaan Umum. Kementerian Pekerjaan Umum dan

Perumahan Rakyat, Jakarta, Indonesia.

Project Management Institute. (2013). “A Guide to Project Management Body of Knowledge (PMBOK)”, Fifth

Edition. Pennsylvania, USA.

Santosa, B. (2009). Konsep dan Implementasi. Manajemen Proyek, Edisi 1. Graha Ilmu, Yogyakarta, Indonesia. Soemardi, B. W., dan Kusumawardani, R. G. (2010). “Studi Praktek Estimasi Biaya Tidak Langsung Pada Proyek

Konstruksi”. Konferensi Nasional Teknik Sipil 4th. Sanur-Bali, Indonesia, Juni 2–3, 573–578.

Tah, J. H. M., Thorpe, A., McCaffer, R. (1994). “A Survey of Indirect Cost Estimating in Practice”. Construction

Management and Economics, 12, 31–36.

Ujene, A. O., Idoro, G. I., dan Odesola, I. A. (2013). “Contractors Perception of Effects of Project Overhead Costs on Building Project Performance in South-South of Nigeria”. Journal Civil Engineering Dimension, 15(2), 102–113.

TS-116

PENGARUH PENAMBAHAN TANAH PUTIH/KAPUR PADA PENINGKATAN