• Tidak ada hasil yang ditemukan

F. Manfaat Penelitian

4. Kemampuan Pemecahan Masalah a.Pengertian Masalah a.Pengertian Masalah

Pada dasarnya masalah adalah situasi yang mengandung kesulitan bagi seseorang dan mendorongan ya untuk mencari solusi dari masalah tersebut. Tidak semua suatu pertanyaan dapat dikatakan suatu masalah oleh seseorang tetapi mungkin saja pertanyaan tersebut merupakan pertanyaan yang rutin bagi orang

lain. Menurut Cooney, et al:”....for a question to be a problem, it must present a challenge that cannot be resolved by some routine procedure known to the student”.21

Maknanya adalah suatu pertanyaan akan menjadi masalah hanya jika pertanyaan itu menunjukkan adanya suatu tantangan yang tidak dapat dipecahkan oleh suatu prosedur rutin yang sudah diketahui siswa. Karenanya, dapat terjadi dimana suatu masalah bagi seseorang siswa akan menjadi pertanyaan bagi siswa lainnya karena ia sudah mengetahui prosedur untuk menyelesaikannya.

Bell (1978) menyatakan bahwa suatu situasi merupakan masalah bagi seseorang jika ia menyadari adanya persoalan dalam situasi tersebut, mengetahui

20

U. Kulsum, Penerapan Model Pembelajaran Cooperative Problem Solving untuk Meningkatkan Kemampuan Pemahaman Konsep dan Komunikasi Ilmiah Siswa pada Mata Pelajaran Fisika, Unnes Physics Educational Journal, 2014, h. 74.

21

Fajar Shadiq, “Pemecahan Masalah, Penalaran dan Komunikasi. Makalah Disajikan Dalam Diklat Instruktur/Pengembang Matematika SMA Jenjang Dasar”, (Yogyakarta:PPPG Matematika, 2004), h. 10. Diakses pada tanggal 23 Maret 2016 pukul 20.15.

bahwa persoalan tersebut perlu diselesaikan, merasa ingin berbuat dan menyelesaikannya, namun tidak dapat dengan segera menyelesaikannya.22

Masalah sering juga disebut sebagai kesulitan, hambatan, gangguan, ketidak puasan atau kesenjangan. Secara umum dan hampir semua ahli psikologi kognitif seperti Anderson (1980), Evans (1991), Hayes (1978), Ellis dan Hunt (1993) sependapat bahwa masalah adalah suatu kesenjangan antara situasi sekarang dengan situasi yang akan datang atau tujuan yang diinginkan. Keadaan sekarang sering pula disebut present state, sedangkan keadaan yang diharapkan sering pula disebut final/goal state. Jadi suatu masalah muncul apabila ada halangan atau hambatan yang memisahkan antara present state dengan final state/goal state.23

Masalah merupakan hal yang paling dihindari oleh siswa bila siswa tersebut merasa masalah siswa tidak dapat diselesaikan, tetapi ada juga siswa yang menganggap masalah sebagai sebuah tantangan baru dalam pembelajaran, sehingga membutuhkan waktu untuk melatih menyelesaikan masalah, dengan adanya masalah, proses berpikir siswa akan berkembang dan memiliki pengalaman dalam mengatasi permasalahan, tidak hanya dalam pembelajaran fisika, matematika, kima, ataupun pembelajaran eksakta lainnya, siswa akan terbiasa menyelesaikan permasalahan dalam hidupnya dengan solusi yang tepat.

b. Pemecahan Masalah

Pada hakikatnya masalah merupakan bagian dari kehidupan manusia, tidak ada satu pun di dunia ini seseorang hidup tanpa memiliki masalah. Masalah yang sederhana dapat dijawab dengan sederhana, dan masalah yang kompleks tentunya dijawab lebih kompleks dari masalah sederhana. Telah diketahui bahwa masalah merupakan adanya kesenjangan antara harapan dan kenyataan. Untuk itu,

22

Sugiman, Yaya S. Kusumah, dan Jozua Subandar, “Pemecahan Masalah Matematika dalamMatematikaRealistik”,2015,h.2.(http://staff.uny.ac.id/sites/default/files/131930135/2009a_P M_dalam_PMR.Pdf). Diakses pada tanggal 23 Maret 2016 pukul 20.50.

23 Desti Haryani, “Pembelajaran Matematika Dengan Pemecahan Masalah Untuk

Menumbuhkembangkan Kemampuan Berpikir Kritis Siswa,” Prosiding Seminar Nasional Penelitian, Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas MIPA, Universitas Negri Yogyakarta, 14 Mei 2011, h. 121.

seseorang harus dapat mengatasi dan menghadapi masalah yang dimiliki seseorang dengan pemecahan masalah.

Pemecahan masalah adalah suatu proses mental dan intelektual dalam menemukan suatu masalah dan memecahkannya berdasarkan data dan informasi yang akurat, sehingga dapat diambil kesimpulan yang tepat dan cermat.24 Pemecahan atau penyelesaian masalah merupakan proses penerimaan tantangan dan kerja keras untuk menyelesaikan masalah tersebut. Jadi aspek penting dari makna masalah adalah bahwa penyelesaian yang diperoleh tidak dapat dikerjakan dengan prosedur rutin. Lencher menyatakan bahwa memecahkan masalah adalah proses menerapkan pengetahuan yang telah diperoleh sebelumnya ke dalam situasi baru yang belum dikenal.25 Problem solving (pemecahan masalah) adalah belajar memecahkan masalah. Pada tingkat ini siswa belajar merumuskan dan memecahkan masalah, memberikan respon terhadap rangsangan yang menggambarkan atau membangkitkan situasi problematika yang mempergunakan berbagai kaidah yang telah dikuasainya. 26

Tipe-tipe soal yang berbeda dalam kejelasan spesifikasi dan struktur permasalahan. Pada satu ujung kontinum kejelasan dan struktur ini adalah soal yang jelas (well-defined problem); dalam soal semacam ini tujuan soal jelas, seluruh informasi yang diperlukan untuk menjawab soal ada, dan hanya ada satu jawaban yang benar. Pada ujung lain terdapat soal yang tidak jelas (ill-defined problem); dalam soal semacam ini, tujuan yang diinginkan tidak jelas, informasi yang dibutuhkan untuk menjawab soal tidak ada, dan ada banyak kemungkinan jawaban. Dikarenakan kemampuan siswa berbeda, maka kemampuan pemecahan masalah pun berbeda setiap individu.

Perkembangan intelektual terjadi pada saat individu berhadapan dengan pengalaman baru dan menantang serta ketika mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang dimunculkan. Dalam upaya mendapatkan pemahaman, individu

24

Oemar Hamalik, Kurikulum dan Pembelajaran, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), h. 151. 25 Sri Wardhani, Sapon Suryo Pramono, dan Endah Wahyuningsih, “Pembelajaran

Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika di SD, (Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan

Pemberdayaan Pendidik dan Tenaga Kependidikan Matematika”, 2010), h. 14.

26

Pupuh Fathurrohman, Strategi Belajar Mengajar Suatu Pendekatan Baru dan Praktik (Bandung: Insan Mandiri, 2001), h.19.

berusaha mengaitkan pengetahuan baru dengan pengetahuan awal yang telah dimilikimya kemudian membangun pengertian baru.27

Masalah yang rutin dikerjakan oleh siswa tidak mengembangkan tingkat kognitif siswa, masalah-masalah yang ditemukan dalam pembelajaran yang berbentuk persoalan dapat membuat pola pikir siswa berkembang, karena siswa dihadapkan pada suatu hal yang baru, dan dengan memecahkan persoalan tersebut, siswa tidak luput dari menggunakan pengetahuan sebelumnya untuk menyelesaikan atau memecahkan masalah baru yang dihadapinya, semakin terus berlatih menyelesaikan masalah, maka semakin mahir siswa dalam menyelesaikan masalah.

c. Kemampuan Pemecahan Masalah

Kemampuan berasal dari kata mampu, yang artinya sanggup melakukan sesuatu. Sedangkan kemampuan adalah kesanggupan atau kecakapan untuk melakukan sesuatu.28 Pemecahan masalah yaitu proses mencari atau menemukan jalan yang menjembatani keadaan yang sedang dihadapi dengan keadaan yang diinginkan. Jadi kemampuan pemecahan masalah merupakan kesanggupan seseorang dalam menggunakan segala pengetahuan yuang dimilikinya untuk memecahkan persoalan atau permasalahan yang sedang dihadapinya. Sebagai contoh yaitu siswa menyelesaikan permasalahan soal yang diberikan oleh guru dengan menggunakan semua pengetahuan dan pengalaman keterampilan yang didapat.

Kemampuan pemecahan masalah memerlukan suatu keterampilan dan kemampuan khusus yang dimiliki masing-masing siswa, yang mungkin akan berbeda antar siswa dalam menyelesaikan suatu masalah. Kemampuan pemecahan masalah mengacu pada upaya yang diperlukan siswa dalam menentukan solusi atas masalah yang dihadapi. Sedangkan menurut pustaka, kemampuan pemecahan

27

Rusman, op.cit., h. 244. 28

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Umum Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN Balai Pustaka, 1982), h. 628.

masalah adalah kemampuan siswa menggunakan informasi yang ada untuk menentukan apa yang harus dikerjakan dalam suatu keadaan tertentu.29

Kemampuan pemecahan masalah yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan siswa yang menggunakan pengetahuan-pengaetahuan dan konsep-konsep yang dipelajarinya untuk menemukan solusi atas masalah-masalah yang menghitung sejumlah kuantitas mengenai objek atau peristiwa nyata. Kemampuan pemecahan masalah yang digunakan dalam penelitian ini adalah kemampuan pemecahan masalah menurut Polya berdasarkan strategi problem solving, yaitu kemampuan memahami masalah, menyusun rencana, melaksanakan rencana, dan melakukan pengecekan dan evaluasi. Kriteria penilaian kemampuan pemecahan masalah berdasarkan pada tingkat penyelesaian yang sesuai dengan konsep yang telah dipelajari dalam menyelesaikan masalah. Kemampuan pemecahan masalah diukur dengan menggunakan tes berbentuk esai yang berisi masalah-masalah “kaya konteks”.

Adapun karakteristik masalah yang “kaya kontek” antara lain:

a. Permasalahan cukup menantang

b. Masalah harus terstruktur sehingga kelompok dapat membuat keputusan tentang bagaimana proses solusinya

c. Masalah harus relevan dengan kehidupan para siswa

d. Masalah tidak dapat bergantung hanya pada trik pengetahuan atau matematis siswa.