• Tidak ada hasil yang ditemukan

Data Keluarga Sejahtera Kecamatan Gondang

2. Hasil kemitraan Pemerintah, Bisnis, dan Komunitas dalam dalam pengembangan kawasan minapolitan sebagai peningkatan ekonomi

lokal di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung.

Kemitraan yang dilakukan oleh beberapa pihak tentunya berawal dari kesamaan tujuan yang ingin dicapai. Tujuan utama dalam suatu kemitraan adalah adanya suatu hasil yang dapat menguntungkan semua pihak yang bermitra serta

mendapatkan sautu solusi atas permasalahan yang dihadapi. Seperti apa yang diungkapkan oleh Hafsah (2000:62) bahwa pada dasarnya maksud dan tujuan dari kemitraan adalah “Win-Win Solution Partnership” serta ciri dari kemitraan usaha terhadap hubungan timbal balik bukan sebagai buruh-majikan atau atasan-bawahan sebagai pembagian resiko dan keuntungan yang profesional, disinilah karakter dan kekuatan kemitraan usaha.

Sejak tahun 2007 Desa Gondosuli mulai merintis usaha budidaya ikan lele dan semakin berkembang pesat dari tahun ke tahun. Semenjak ada gelita para pembudidaya tersebut, pada tahun 2013 Pemda Kabupaten Tulungagung mulai memberikan apresiasi atas budidaya ikan lele tersebut dengan penetapan kawasan minapolitan di Kecamatan Gondang. Alhasil lahan yang awalnya tidak seberapa kini menjadi 28 Ha. Keberhasilan perluasan lahan ini tentunya tidak serta merta berjalan dengan lancar, sudah dapat dipastikan bahwa adanya beberapa pihak yang membantu jalannya usaha budidaya ini baik dari segi masyarakat, pemerintah, dan swasta. Hal tersebut menggambarkan suatu simbiosis mutualisme, dimana kemitraan tidak akan dapat berjalan dengan lancar jika tidak ada kerjasama yang baik antar stakeholder.

Adanya fakta yang demikian dapat diartikan sebagai suatu pola kemitraan yang produktif seperti yang diungkapkan oleh Wibisono (2007: 104), bahwasanya pola kemitraan produktif ialah pihak swasta mempunyai kepedulian sosial dan lingkungan yang tinggi, pemerintah memberikan iklim yang kondusif bagi dunia usaha dan masyarakat memberikan dukungan positif kepada swasta. Pada kenyataannya kemitraan yang dilakukan ketiga stakeholder tersebut pada

kenyataannya tidak sejalan seperti yang ada pada teori seperti yang telah disebutkan sebelumnya. Walaupun demikian perjalanan budidaya ikan lele di Desa Gondosuli ini sudah dapat dikatakan sukses karena memiliki beberapa prestasi yang sudah diraihnya.

Beberapa capaian yang diperoleh Desa Gondosuli dalam kurun waktu kurang lebih 9 tahun hingga penetapan kawasan minapolitan oleh Pemda Kabupaten Tulungagung ialah suksesnya rencana induk yang dicanangkan oleh Bappeda. Perolehan yang dicapai ini tentunya merupakan usaha dari pemerintah sebagai wujud karakteristik pemerintahan yang baik. Capaian yang diperoleh berdasarkan suksesnya rencana induk ini sejalan dengan pemaparan UNDP (dalam Sedarmayanti, 2012:5-7) bahwa karakteristik pemerintahan yang baik ialah berorientasi pada konsensus. Kaitannya dalam hal ini Pemda Kabupaten Tulungagung bertindak sebagai penengah bagi berbagai kepentingan yang berbeda untuk mencapai konsensus atau kesepakatan yang terbaik bagi kepentingan masing-masing pihak, hal ini ditunjukkan dengan suksesnya rencana induk yang dicanangkan oleh Bappeda.

Adanya fakta tentang kesuksesan yang telah disebutkan sebelumnya menandakan adanya pengaruh pemerintah daerah untuk melakukan akselarasi kawasan minapolitan yang ditandai dengan produksi perikanan, produktivitas usaha, dan meningkatkan kualitas produk kelautan dan perikanan, meningkatkan pendapatan nelayan, pembudidaya, pengolah ikan yang adil dan merata seperti yang disebutkan oleh Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 12 Tahun 2010 tentang Minapolitan. Berdasarkan Permen tersebut kemudia Pemda

Kabupaten Tulungagung mengambil sikap dengan mewujudkan tujuan serta sasaran dari minapolitan. Sehingga tercapailah suatu kesuksesan yang lain yaitu kesejahteraan finansial pembudidaya.

Kesuksesan serta kesejahteraan finansial dari pengembangan kawasan minapolitan di Desa Gondosuli ini merupakan suatu bukti dari program tindakan terbuka untuk organisasi atau instansi dalam mengambil inisiatif pembangunan ekonomi dan lapangan kerja seperti yang diungkapkan oleh Blakely and Ted (2003). Blakely and Ted menyebutkan bahwa instansi bertindak sebagai

entrepreneur, coordinator, fasilitator, dan stimulator. Keempat tindakan ini

ditunjukkan dengan tercapainya kesejahteraan masyarakat setempat dengan memiliki ekonomi berupa rumah dan mobil seperti yang disebutkan oleh informan.

Kemudian Blakely dalam Supriyadi (2007:109) menyebutkan bahwa keberhasilan pengembangan ekonomi lokal dapat dilihat dari perluasan kesempatan bagi masyarakat kecil dalam kesempatan kerja dan berusaha. Pertumbuhan ekonomi lokal di Desa Gondosuli yang dibuktikan dengan kembalinya para perantau ke tempat asal dikarenakan lapangan pekerjaan terbuka lebar untuk mereka, dengan kata lain adanya budidaya ikan lele dalam pengembangan kawasan minapolitan ini mampu menyerap angka pengangguran serta membuka lapangan pekerjaan baru. Kades Gondosuli memperkuat data bahwa adanya pertumbuhan ekonomi lokal yang ditandai dengan dahulu Desa Gondosuli merupakan salah satu desa termiskin di Kabupaten Tulungagung, namun sekarang merupakan suatu prospek yang bagus untuk para masyarakat luar

maupun dalam desa agar mendapatkan pekerjaan. Febrian (2014) menyebutkan bahwa LED sebagai suatu proses dimana pemerintah lokal dan atau kelompok didasarkan komunitas mengelola sumberdaya yang ada dan masuk ke dalam susunan kerjasama (kemitraan) dengan sektor swasta atau dengan diantaranya mereka untuk menciptakan pekerjaan baru.

Kesuksesan ini tentunya merupakan suatu harapan dari kemitraan yang dilakukan oleh ketiga stakeholder dalam pengembangan kawasan minapolitan. Serta telah memenuhi tujuan pengembangan kawasan minapolitan yang di tetapkan oleh Kementrian Kelautan dan Perikanan melalui Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 12 Tahun 2010. Jika dilihat dari tercapainya pengembangan kawasan minapolitan di Desa Gondosuli Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung, maka peneliti memberikan asumsinya bahwa Desa Gondosuli telah memenuhi karakteristik dan persyaratan untuk ditetapkan sebagai kawasan minapolitan menurut Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia Kep.18/Men/2011.

Adanya fakta yang demikian selain memenuhi karakteristik dan persyaratan untuk ditetapkan sebagai kawasan minapolitan juga memenuhi kawasan minapolitan yang sudah berkembang menurut Dirjen Perikanan Budidaya (2009). Ciri-ciri yang telah dipenuhi oleh Desa Gondosuli sebagai kawasan minapolitan yang sudah berkembang ialah Pertama, sebagian besar masyarakat di kawasan tersebut memperoleh pendapatan dari kegiatan perikanan.

Kedua, Sebagian besar kegiatan di kawasan tersebut didominasi oleh kegiatan

perdagangan hasil perikanan. Tidak hanya memproduksi ikan lele sebagai produksi utama, namun juga terdapat produksi lain berupa ikan olahan seperti abon lele dan lain sebagainya. Ketiga, hubungan antara pusat kawasan dan daerah-daerah hinterland atau daerah-daerah-daerah-daerah sekitarnya bersifat interdependensi atau timbal balik yang harmonis dan saling membutuhkan, yang dibuktikan dengan adanya produksi olahan ikan lele yang berada disekitar Desa Gondosuli serta daerah sekitarnya yang ikut mempromosikan hasil olahan ikan lele tersebut.

Membahas lebih detil mengenai kawasan minapolitan yang sudah berkembang seperti yang dipaparkan oleh Dirjen Perikanan Budidaya (2009) diatas dan berdasarkan hasi penelitian yang dilakukan dapat di analogikan bahwa keberhasilan kawasan minapolitan di Desa Gondosuli Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung diawali dengan penambahan kawasan minapolitan. Hal ini ditunjukkan dengan hasil yang diperoleh pembudidaya saat masa panen. Besarnya panen yang diperoleh menunjukkan bahwa kolam bibit ikan lele juga mengalami penambahan luas area. Karena pada praktiknya suatu luas kolam dengan lebar tertentu mempunyai batas penebaran bibit ikan lele. Pembatasan bibit dilakukan bertujuan untuk memaksimalkan pertumbuhan ikan lele hingga masa panen.

Sejalan dengan penambahan kawasan/area kolam bibit ikan lele yang semakin bertambah, secara tidak langsung akan membutuhkan tenaga kerja yang tidak sedikit pula. Selain bertambah luasnya area kolam bibit ikan lele yang semakin bertambah, faktor lain yang menyebabkan terjadinya penyerapan tenaga kerja ialah adanya pemekaran kelompok pembudidaya di desa tersebut.

Pemekaran ini dilakukan karena salah satu anggota kelompok pembudidaya merasa mampu dan memiliki modal usaha dan bertujuan untuk membuka lapangan kerja yang baru dan menyerap tenaga kerja yang berasal dari keluarganya sendiri.

Tetap mengacu pada Dirjen Perikanan Budidaya (2009) pada poin ketiga yang menyebutkan hubungan antara pusat kawasan dan daerah-daerah hinterland atau daerah-daerah sekitarnya bersifat interdependensi atau timbal balik yang harmonis dan saling membutuhkan, keterkaitannya dengan hal ini ialah peningkatan pendapatan para pelaku usaha. Salah satu faktor yang megakibatkan peningkatan pendapatan ialah para pembudidaya mendapatkan bantuan dari pemerintah berupa Pengembangan Usaha Mina Pedesaan (PUMP). PUMP merupakan bantuan yang diberikan pemerintah kepada para pembudidaya ikan lele agar dapat mengembangkan usahanya.

Syarat-syarat yang harus dipenuhi oleh pembudidaya agar mendapatkan bantuan dana PUMP ialah Pertama, diberikan kepada 18 kelompok dengan total dana Rp 1,17 T dengan masing-masing kelompok mendapatkan Rp. 65.000.000, dengan usia minimum usaha 6 bulan. Pemberian bantuan dana tersebut merupakan hak dinas terkait untuk pemilihan yang berhak mendapatkan bantuan dana tersebut, dan dana hanya diberikan kesempatan satu kali kepada setiap kelompok. Pemberian dana tersebut tetap mendapatkan pengawasan langsung dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) untuk menjauhi penyalahgunaan dana. (neraca.co.id) Jika usaha pengembangan kawasan minapolitan dilakukan secara kontinuitas, maka tidak menutup kemungkinan bahwa Kecamatan Gondang akan

menjadi suatu kecamatan percontohan kawasan minapolitan nasional bahkan internasional. Perbaikan-perbaikan serta restrukturisasi hendaknya dilakukan oleh ketiga stakeholder tersebut agar dapat memaksimalkan setiap peranan yang dimilikinya. Pada dasarnya tidak ada sebuah hasil yang didapatkan secara instan, perlu adanya suatu kerjasama yang saling memberikan feed back serta impact bagi pelaku kemitraan tersebut.

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan oleh peneliti selama di lapangan dengan mengumpulkan data yang berhubungan dengan fokus penelitian baik melalui wawancara, dokumentasi maupun observasi serta sesuai data yang telah disajikan dan dibahas oleh peneliti tentang “kemitraan pemerintah,bisnis dan komunitas dalam pengembangan kawasan minapolitan sebagai upaya meningkatkan ekonomi lokal di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung”, sebagai berikut:

1. Kemitraan pemerintah, bisnis dan komunitas dalam pengembangan kawasan minapolitan di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Bentuk kemitraan yang dilakukan oleh pemerintah, bisnis dan komunitas ialah model kemitraan yang berbentuk kemitraan semu dikarenakan setiap stakeholder yang bermitra sama-sama merasa penting untuk melakukan kerjasama, namun pihak-pihak yang bermitra belum banyak memahami substansi yang diperjuangkan dan apa manfaat yang dihasilkan. Selain itu kemitraan yang dalam pengembangan kawasan minapolitan menggunakan bentuk kemitraan mutualistik, hal ini di tunjukkan adanya kesadaran ketiga pihak tersebut yang ingin memperjuangkan keberhasilan pengembangan budidaya ikan lele agar menjadi kawasan minapolitan.

b. Keterllibatan stakeholder dalam kemitraan ini dapat dikatakan baik dilihat dari ketiga pihak pemerintah, bisnis, dan komunitas yang memiliki peran penting dalam pengembangan kawasan minapolitan seperti pembinaan yang dilakukan oleh pemerintah, bisnis yang berperan sebagai

supplier pakan ikan serta komunitas sebagai media komunikasi antar

anggota yang memberika kemudahan dalam mengetahui perkembangan harga dan mengatur perkembangan budidaya antar anggota. Akan tetapi ketiga aktor tidak memiliki keseimbangan dalam menjalankan aktivitas kemitraannya yaitu antara pemerintah dengan bisnis yang tidak saling memiliki hubungan timbal balik.

c. Tujuan kemitraan pemerintah, bisnis dan komunitas dalam pengembangan kawasan minapolitan khususnya budidaya lele di Desa Gondosuli, kecamatan Gondang, kabupaten Tulungagung dilihat dari aspek ekonomi bahwa hasil dari budidaya perikanan dapat meningkatkan pendapatan masyarakat lokal dan memberikan kontribusi untuk daerah sebanyak 2% PDRB Kabupaten Tulungagung. Dari segi sosial dan budaya, kemitraan dilakukan sebagai tanggungjawab sosial bagi pengusaha besar maupun pemerintah untuk memberdayakan usaha kecil agar menjadi mandiri dan dapat mengoptimalkan usahanya untuk kesejahteraan dari segi ekonomi maupun sosial. Tanggung jawab yang diberikan pemerintah juga tercermin dari perannya dalam memberikan manfaat dari aspek teknologi dimana pemerintah memberikan terobosan cara budidaya yaitu dengan sistem bioflok. Namun, pembudidaya masih

menggunakan teknologi budidaya ikan sistem tradisional yaitu kolam tanah dengan menggunakan terpal dan setelah panen ikan dilakuan pengganti air kolam. Pembudidaya masih mengunakan sistem tradisional yang dianggap bahwa selain mudah dilakukan juga mendapatkan hasil yang maksimal. sedangkan dalam memberikan upayanya untuk melakukan peningkatan produktivitas, dari aspek manajemen dilakukan pembentukan kelompok kerja atau disebut denagn istilah pokja yang merupakan intervensi setiap SKPD.

2. Hasil kemitraan pemerintah, bisnis dan komunitas dalam pengembangan kawasan minapolitan sebagai upaya meningkatkan ekonomi lokal di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten Gondang dapat dikatakan berhasil tetapi belum maksimal. Hal ini dilihat dari lahan kolam budidaya ikan sangat luas dan dari segi perekonoian masyarakat Desa Gondosuli dapat dikatakan meningkat atau sejahtera seperti banyaknya rumah warga yang bagus, mampu memperkerjakan tenaga kerja dari luar desa. Namun masih terdapat masalah mengenai harga pakan yang tinggi dan pemasaran ikan yang mengakibatkan produksi ikan berlebih tidak terserap pasar.

B. Saran

Berdasarkan dari hasil penelitian yang sesuai dengan fenomena di lapangan, maka peneliti mencoba memberikan masukan sebagai saran yang dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan pemerintah, bisnis maupun komunitas dalam menjalin kemitraan dalam kegiatan pengembangan kawasan minapolitan adalah sebagai berikut.

1. Kemitraan pemerintah, bisnis dan komunitas dalam pengembangan kawasan minapolitan di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Bentuk kemitraan dilihat dari pemerintah, bisnis dan komunitas masih belum ada sinergi antar ketigannya dan belum adanya peraturan yang mengatur tentang kemitraan dalam pengembangan kawasan minapoliatan. Maka dari itu peneliti memberikan saran atau masuk agar proses kemitraan atau kerjasama harus lebih digalakkan lagi karena ketiga pihak tersebut mempunyai peran yang sangat penting dalam meningkatkan perkembangan dunia usaha maupun perekonomian daerah serta mampu menciptakan Good Governance.

b. Diharapkan ketiga aktor memiliki keseimbangan dalam menjalankan aktivitas kemitraannya seperti pemerintah Kabupaten Tulungagung selain bermitra dengan masyarakat atau komunitas perlu juga bermitra dengan pihak bisnis. Hal ini diharapkan agar saling memperkuat ketiga sektor yang bermitra serta membangun perekonomian masyarakat sejahtera. Selain itu juga Perlu adanya peraturan kemitraan yang mengikat ketiga sektor yang saling bermitra. Mengingat bahwa surat tersebut sebagai dasar untuk menjalin suatu kerjasama yang didalamnya berisi tentang pembagian hak dan kemwajinban yang jelas, maka pihak yang bermitra harus bisa bekerja sesuai dengan wewenang dan tugas yang disepakati dalam surat perjanjian tersebut.

c. Tujuan kemitraan, peneliti memberikan masukan atau saran dari aspek teknologi kepada pemerintah atau dinas terkait, dalam memberikan teknologi seperti sistem budidaya bioflok perlu benar-benar mendampingi serta membina agar teknologi budidaya yang diterapkan oleh pembudidaya sukses dan panen ikan yang dihasilkankan besar.

2. Pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung diharapkan mampu memberikan solusi atas permasalahan mengenai kelebihan produksi agar pembudidaya ikan lele tidak mengalami kerugian serta dapat membantu mengatasi harga pakan ikan yang tinggi. Misalnya seperti pemerintah atau dinas-dinas terkait membantu dengan memperbanyak usaha kecil menengah (UKM) pengolahan ikan lele untuk dijadilan krupuk, abon, nugget dll sebagai jajanan oleh-oleh Tulungagung. Hal ini agar produksi budidaya ikan terserap oleh permintaan para pengolahan ikan. Kemudian dalam mengatasi masalah pakan ikan peneliti memberikan saran kepada pemerintah agar menjalin hubungan kerja sama dengan pihak bisnis seperti pabrik pakan ikan agar pemerintah bisa membuat regulasi mengenai harga pakan seperti menstabilkan harga pakan atau harga pakan dari pabrik semua sama dengan pajak pakan dari pemerintah dikurangi.

177