• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kemitraan Pemerintah Bisnis Dan Komunitas Dalam Pengembangan Kawasan Minapolitan Sebagai Upaya Meningkatkan Ekonomi Lokal (Studi Pada Budidaya Ikan Lele di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung)

N/A
N/A
Protected

Academic year: 2021

Membagikan "Kemitraan Pemerintah Bisnis Dan Komunitas Dalam Pengembangan Kawasan Minapolitan Sebagai Upaya Meningkatkan Ekonomi Lokal (Studi Pada Budidaya Ikan Lele di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung)"

Copied!
194
0
0

Teks penuh

(1)KEMITRAAN PEMERINTAH BISNIS DAN KOMUNITAS DALAM PENGEMBANGAN KAWASAN MINAPOLITAN SEBAGAI UPAYA MENINGKATKAN EKONOMI LOKAL (Studi Pada Budidaya Ikan Lele di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung). SKRIPSI Diajukan untuk Menempuh Ujian Sarjana pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya. ALFIAH NIM. 125030107111013. Dosen Pembimbing 1. Dr. Mohammad Nuh, S.IP., M.Si 2. Rendra EkoWismanu S.AP, M.AP. UNIVERSITAS BRAWIJAYA FAKULTAS ILMU ADMINISTRASI JURUSAN ILMU ADMINISTRASI PUBLIK MALANG 2017.

(2) iv.

(3) v.

(4) 183. DAFTAR RIWAYAT HIDUP. Nama. :. Alfiah. TTL. :. Kulim Jaya, 08 Agustus 1994. Agama. :. Islam. Jenis Kelamin. :. Perempuan. Jurusan. :. Ilmu Administrasi Publik. Fakultas. :. Ilmu Administrasi. NIM. :. 125030107111013. Alamat Email. :. alfiah.8894@gmail.com. Riwayat Pendidikan : 1) SD. 029 Kulim Jaya. 2000-2006. 2) MTS Al-Hidayah Kulim Jaya. 2006-2009. 3) SMA Negeri 1 Rengat. 2009-2012.

(5) LEMBAR PERSEMBAHAN. Kupersembahkan karyaku, Teruntuk mereka yang selalu memberikan cinta dan kasih sayang yang tak terhingga, Mendo’akan, menyemangati, dan menginspirasi segala usaha saya dalam menjalani hidup ini, Mendukung dan menuntun saya menjadi seseorang yang lebih baik. Terima kasih kepada orang tua saya, -Siman dan Suliyah, Dan Terima Kasih Kakak-kakak saya, Zainal Arifin, Siti Mahmudah, dan Wildan.. viii.

(6) RINGKASAN Alfiah, 2017. Kemitraan Pemerintah, Bisnis dan Komunitas dalam Pengembangan Kawasan Minapolitan sebagai Upaya Meningkatkan Ekonomi Lokal di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung. Dr. Mohammad Nuh, S.IP., M.Si, Rendra Eko Wismanu, S.AP., M.AP Kemitraan pemerintah, bisnis dan komunitas merupakan salah satu bagian penting dalam pengembangan kawasan minapolitan sebagai bentuk upaya meningkatkan ekonomi lokal. Desa Gondosuli merupakan salah satu Desa dari kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung yang di pilih untuk dilakukan pengembangan kawasan minapolitan karena terindentifikasi sector potensial dari wilayahnya. Oleh karena itu, dibutuhkan peran dari pemerintah, bisnis dankomunitas melalui kemitraan guna mewujudkan kawasan minapolitan secara optimal dengan meningkatkan kesempatan pengusaha kecil dalam mengembangkan perekonomian nasional sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat serta mengurangi kesenjangan sosial. Adapun tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui, mendeskripsikan dan menganalisis mengenai kemitraan pemerintah, bisnis dan komunitas dalam pengembangan kawasan minapolitan dan mengetahui hasil dari kemitraan dalam upaya meningkatkan ekonomi lokal Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung. Pendekatan yang digunakan dalam penelitian ini adalah pendekatan kualitatif untuk menggambarkan fenomena di lapangan sebagai bahan analisis kemitraan dalam pengembangan kawasan minapolitan di Desa Gondosuli. Peneliti menggunakan alat analisis Miles, Huberman dan Saldana (2014) untuk mengetahui dan menganalisis kemitraan dalam pengembangan kawasan minapolitan. Hasil dari peneitian ini menyatakan bahwa keterlibatan antara pemerintah, bisnis dan komunitas dalam mengembangkan kawasan minapolitan sudah cukup baik dalam menjalankan peran dan tugasnya. Namun, belum ada keseimbangan diantara ketiga pihak tersebut dikarenakan tidak adanya kerjasama antara pemerintah dengan pihak bisnis. Kemudian hasil dari kemitraan pemerintah, bisnis dan komunitas dalam pengembangan kawasan minapolitan sebagai upaya meningkatkan ekonomi lokal dapat dikatakan berhasil tetapi belum maksimal. Hal ini dilihat dari tingkat kesejahteraan keluarga yang berkembang serta kemampuan untuk memperkerjakan tenaga dari luar desa. Akan tetapi masih terdapat kendala tingginya harga pakan dan produksi ikan yang kurang terserap oleh pasar. Kata Kunci :Kemitraan, Pemerintah, Bisnis dan Komunitas, Kawasan Minapolitan, Ekonomi Lokal. vi.

(7) SUMMARY. Alfiah, 2017. Partnership of Government, business, and community in minapolitan area development as an effort to increase local economy in Gondosuli village, Gondang subdistrict, Tulungagung regency. Dr. Mohammad Nuh, S.IP., M.Si, Rendra EkoWismanu S.AP., M.AP Partenership of government, business, and community is one of the important thing in minapolitan area development as an effort to increase local economy. Gondosuli village located in Gondang subdistrict, Tulungagung regency, which chosen for develop minapolitan area, because its haspotential sector. So, it needs role of government, business, and community through partnership to make a minapolitan area optimally with increasing the chance for small entrepreneurs in developing national economy, raising the social welfare, and reducing social inequalities. Purposes of this research are to determine, describe and analyse about the partnership of government, business, and community in minapolitan area development and to know the result of the partnership in effort to increase local economy in Gondosuli village, Gondang subdistricts, Tulungagung regency. Approach method that used in this research is quality approach to describe the phenomena in field as analysis material of the partnership in minapolitan area development. Researcher used the analysis of Miles, Huberman, and Saldana (2014) to analyze and to answer how the partnership works in minapolitan area developement. The result of this research stated that the involvement between government, business, and community is well done in doing their task and part. Yet, there is still no balance between these 3 parties because government and business don’t cooperate each other. Furthermore, the result from the partnership of Government, business, and community in minapolitan area development as an effort to increase local economy can be stated as success but not maximal. It is accorded by growing level of family welfare and the ability to hire workers from outside the village. Still there are constraints high feed prices and the production of fish that are less absorbed by the market. Keyword :Partnership, Government, Business, and Community, Minapolitan Area, Local Economy. vii.

(8) KATA PENGANTAR. Segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, atas limpahan rahmat dan hidayahNya sehingga penulis dapat menyelesaikan laporan skripsi yang berjudul “Kemitraan Pemerintah, Bisnis dan Komunitas dalam Pengembangan Kawasan Minapolitan sebagai Upaya Meningkatkan Ekonomi Lokal di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung”. Penulisan skripsi ini bertujuan untuk memenuhi syarat dalam memperoleh gelar Sarjana Ilmu Administrasi Publik pada Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Malang. Penulis mendedikasikan penghargaan besar dan terimakasih untuk seluruh pihak yang telah membantu dalam proses penyelesaian skripsi ini. Ucapan terimakasih penulis sampaikan kepada : 1.. Bapak Prof. Dr. Bambang Supriyono M.S, selaku Dekan Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya.. 2.. Bapak Dr. Choirul Saleh, M.Si, selaku Ketua Jurusan Ilmu Administrasi Publik Universitas Brawijaya.. 3.. Bapak Dr. Mohammad Nuh, S.IP., M.Si selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktu bersedia untuk memberikan saran, masukan, dan bimbingan selama proses penyelesaian penulisan skripsi.. 4.. Bapak Rendra EkoWismanu S.AP, M.AP, selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan waktunya untuk membimbing dan memungkinkan saya untuk menuangkan pemikiran saya dan dorongan kepada penulis untuk menyelesaikan penulisan skripsi ini.. ix.

(9) 5.. Seluruh narasumber, baik Pemerintah daerah Kabupaten Tulungagung, Badan Pusat Statistik Kabupaten Tulungagung, kelompok budidaya ikan dan masyarakat di Desa Gondosuli yang telah memberikan kontribusi terhadap penelitian yang dilakukan.. 6.. Keluarga besar saya, terutama Bapak Siman dan Ibu Suliyah, Abang Zainal dan Adik Farizal, yang telah memberikan banyak doa, dukungan, semangat, serta memberikan bantuan baik moril maupun materiil dalam menyelesaikan skripsi ini.. 7.. Seluruh rekan-rekan mahasiswa di Fakultas Ilmu Administrasi Publik angkatan 2012, khususnya Dedy, Vita, Lingling, Robby, Celine, Frika, Kristin dan Intan, yang begitu unik dan istimewa selama masa perkuliahan.. 8.. Seluruh sahabat terbaik yang telah menjadi keluarga keduaku, Erik Efvendy, Ruri Rahayu, Mbak Siti Mahmudah, Mas Wildan dan Mbak Mutia yang selalu menemani dan mengingatkan saya, yang tak henti-hentinya memberikan banyak motivasi, dukungan, dan semangat.. 9.. Seluruh pihak terkait, yang tidak dapat penulis sebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan proses penyusunan skripsi ini.. x.

(10) Semoga segala bantuan yang telah diberikan mendapat balasan setimpal dari Allah SWT. Penulis menyadari bahwa penyusunan skripsi ini masih banyak kekurangan. Untuk itu, saran dan kritik yang membangun penulis harapkan demi kesempurnaaan penulisan skripsi ini. Semoga skripsi ini berguna dan dapat memberikan kontribusi yang berarti bagi mereka yang membutuhkan.. Malang, 21 Juni 2017. Penulis. xi.

(11) DAFTAR ISI. HALAMAN JUDUL .........................................................................................................i MOTTO .......................................................................................................................... ii LEMBAR PERSETUJUAN ......................................................................................... iii LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................................iv PERNYATAAN ORISINALITAS SKRIPSI ................................................................ v RINGKASAN ..................................................................................................................vi SUMMARY ................................................................................................................... vii LEMBAR PERSEMBAHAN ..................................................................................... viii KATA PENGANTAR ....................................................................................................ix DAFTAR ISI ................................................................................................................. xii DAFTAR TABEL ..........................................................................................................xv DAFTAR GAMBAR ....................................................................................................xvi DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................. xvii. BAB I. PENDAHULUAN .........................................................................................1 A. Latar Belakang ...........................................................................................1 B. Rumusan Masalah .....................................................................................12 C. Tujuan Penelitian .....................................................................................13 D. Kontribusi Penelitian ................................................................................13 E. Sistematika Penulisan ...............................................................................14. BAB II. TINJAUAN PUSTAKA ..............................................................................16 A. Teori Administrasi Publik .......................................................................16 1. Pengertian Administrasi Publik...........................................................16 2. Manajemen Publik ..............................................................................17 B. Good Governance ....................................................................................19 1. Pengertian Good Governance ............................................................. 19 2. Unsur-Unsur Good Governance .........................................................21 3. Prinsip-Prinsip Good Governance ......................................................22 C. Pemerintah, Bisnis dan Komunitas ...........................................................24 1. Pemerintah...........................................................................................25 2. Bisnis ...................................................................................................27 3. Komunitas ...........................................................................................27 D. Kemitraan .................................................................................................29 1. Pengertian kerjasama/Kemitraan.........................................................29 2. Peranan Pelaku Kemitraan Usaha .......................................................31 3. Tujuan Kemitraan ................................................................................34 4. Model-Model Kemitraan .....................................................................37 E. Konsep Minapolitan ..................................................................................42 1. Pengertian Minapolitan .......................................................................42 2. Tujuan Minapolitan .............................................................................43 3. Sasaran Minapolitan ............................................................................44 4. Asas dan Prinsip Minapolitan ............................................................. 45 xii.

(12) 5. Persyaratan Suatu Daerah di Tetapkan sebagai Kawasan Minapolitan .........................................................................................45 6. Ciri-Ciri Kawasan Minapolitan yang Berkembang............................. 46 F. Pengembangan Ekonomi Lokal ................................................................ 47 1. Pengertian Pengembangan Ekonomi Lokal ........................................47 2. Peran Pengembangan Ekonomi Lokal ................................................48 3. Tujuan Pengembangan Ekonomi Lokal ..............................................50 G. Kemitraan Pemerintah, Bisnis, dan Komunitas dalam Pengembangan Kawasan Minapolitan sebagai Upaya Meningkatkan Ekonomi Lokal ....53. BAB III. METODE PENELITIAN ...........................................................................58 A. Jenis Penelitian ........................................................................................58 B. Fokus Penelitian .......................................................................................59 C. Pemilihan Lokasi dan Situs Penelitian.....................................................60 D. Jenis dan Sumber Data.............................................................................61 E. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................63 F. Instrumen Penelitian ................................................................................66 G. Analisis Data............................................................................................67 H. Keabsahan Data .......................................................................................69. BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...........................................73 A. Gambaran Umum Lokasi Penelitian ........................................................73 1. Gambaran Umum Kabupaten Tulungagung ......................................73 2. Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung ....................80 3. Gambaran Umum Kecamatan Gondang .............................................83 4. Gambaran Umum Desa Gondosuli .....................................................91 B. Penyajian Data .........................................................................................96 1. Kemitraan Pemerintah, Bisnis dan Komunitas dalam Pengembangan Kawasan MInapolitan di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung .................................96 a. Stakeholder yang terlibat dalam Kemitraan Pengembangan Kawasan Minapolitan ..................................................................96 b. Bentuk Kemitraan dalam Pengembangan Kawasan Minapolitan..................................................................................119 c. Tujuan Kemitraan dalam Pengembangan Kawasan Minapolitan ...............................................................................122 2. Hasil Kemitraan Pemerintah, Bisnis dan Komunitas dalam Pengembangan Kawasan Minapolitan sebagai upaya Meningkatkan Ekonomi Lokal di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung ..................................................129 C. Analisis Data Pembahasan .....................................................................139 1. Kemitraan Pemerintah, Bisnis dan Komunitas dalam Pengembangan Kawasan MInapolitan di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung ............................. 139 a. Stakeholder yang terlibat dalam Kemitraan Pengembangan Kawasan Minapolitan ................................................................ 140 xiii.

(13) b. Bentuk Kemitraan dalam Pengembangan Kawasan Minapolitan..................................................................................150 c. Tujuan Kemitraan dalam Pengembangan Kawasan Minapolitan ...............................................................................155 2. Hasil Kemitraan Pemerintah, Bisnis dan Komunitas dalam Pengembangan Kawasan Minapolitan sebagai upaya Meningkatkan Ekonomi Lokal di Desa Gondosuli, Kecamatan Gondang, Kabupaten Tulungagung ................................................164. BAB V. PENUTUP .................................................................................................172 A. Kesimpulan ............................................................................................ 172 B. Saran.......................................................................................................174. DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................177 LAMPIRAN .................................................................................................................180. xiv.

(14) DAFTAR TABEL. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12. Judul Halaman Perkembangan Produksi Ikan di Kabupaten Tulungagung ................................... 6 Produksi Perikanan Budidaya Menurut Jenis Ikan Tahun 2009-2014 di Kabupaten Tulungagung ....................................................................................... 7 Daftar Kecamatan di Kabupaten Tulungagung Tahun 2014............................... 74 Penduduk yang Bekerja menurut Lapangan Usaha (2013-2015) ...................... 76 Daftrar Desa di Kecamatan Gondang Tahun 2014 ............................................ 84 Penduduk menurut Desa dan Jenis Kelamin Tahun 2014 .................................. 85 Pembesaran Perikanan Darat menurut Desa dan Jenisnya Tahun 2013 .............. 88 Kelompok Kerja Minapolitan Kabupaten Tulungagung Tahun 2015 ................. 90 Rapat Koordinasi Kelompok Kerja Pengembangan Kawasan Minapolitan ....... 99 Potensi Budidaya Ikan dan Pengolahan Ikan Kecamatan Gondang 2014......... 114 Data Keragaan Pokdakan di Kawasan Minapolitan Kecamatan Gondang ....... 116 Statistik Minapolitan Desa Gondosuli Tahun 2012-2014 ................................. 134. xv.

(15) DAFTAR GAMBAR. No 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 20. Judul Halaman Grafik Volume Produksi Perikanan 200-2013 ...................................................... 4 Produksi Perikanan Budidaya Desa Gondosuli ................................................... 11 Kemitraan Pemerintah, Bisnis dan Komunitas dalam Pengembangan Kawasan Minapolitan sebagai Upaya Meningkatkan Ekonomi Lokal ............... 57 Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model).......................................... 67 Pesisir Selatan Kabupaten Tulungagung ............................................................. 78 Struktur Organisasi DKP Kabupaten Tulungagung ............................................ 82 Peta Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung ........................................... 83 Peta Desa Gondosuli ........................................................................................... 94 Pembangunan Infrastruktur Desa Gondosuli Kecamatan Gondang .................. 101 Peningkatan Saluran Irigasi di Desa Gondosuli Kecamatan Gondang ............. 102 Kegiatan Sosialisasi Sehatkan dan Peningkatan Intensitas Budidaya Ikan di Desa Gondosuli ............................................................................................. 103 Pembangunan Sumur Resapan di Wilayah Kecamatan Gondang ..................... 104 Sumur dalam yang dibangun Dinas PTPH di Desa Gondosuli ......................... 105 Dukungan Perumusan Kebijakan Pembangunan diberikan oleh Bagian SDA melalui berbagai Rapat Kerja dan Sosialisasi .......................................... 106 Keadaan Kolam ikan Lele Desa Gondosuli Kecamatan Gondang .................... 129 Pengolahan Lele Panggang ............................................................................... 130 Hasil Produksi Ikan Lele Berupa Abon Ikan Lele Cap Pak Gondo .................. 131 Tingkat Pengangguran Terbuka (%) Kabupaten Tulungagung ......................... 136 Tingkat Kemiskinan %) Kabupaten Tulungagung ............................................ 137 Data Keluarga Sejahtera Kecamatan Gondang ................................................. 138. xvi.

(16) BAB I PENDAHULUAN. A. Latar Belakang Keseharian manusia tidak dapat dilepaskan dari kegiatan ekonomi, dalam perkembangannya kebutuhan manusia mengalami sesuatu yang dinamis. Hal ini disebabkan oleh adanya perubahan iklim perekonomian global. Indonesia dari segi ekonomi merupakan negara yang sedang dalam tahap pengembangan untuk menjadi negara maju. Indonesia memiliki penduduk yang termasuk padat dan hal tersebut memang tidak mudah dalam menghadapi berbagai persoalan ekonomi yang terjadi, tentu pemerintah yang mempunyai peran penting untuk menjalankan dan mengatur ekonomi di negaranya. Dilihat dari segi ekonomi, Indonesia pada tahun 2015 tumbuh sebesar 4,79 persen yang dikatakan melambat bila dibandingkan tahun 2014 sebesar 5,02 persen (Badan Pusat Statistik, Triwulan III 2016). Berdasarkan data tersebut menunjukkan bahwa petumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2015 sedang mengalami penurunan, hal ini disebabkan dari pengeluaran konsumsi pemerintah yang tinggi. Oleh karena itu upaya yang dapat dilakukan untuk menyeimbangkan antara konsumsi pemerintah yang tinggi, maka perlu adanya suatu pembangunan yang bertujuan dapat mensejahterakan masyarakat. Sebagaimana Menurut Suryono (2010:119), “pembangunan dianggap sebagai sebuah gerakan yang mengandung makna bahwa pembangunan sebagai usaha sadar, terorganisir, terarah dan berkelanjutan yang dilakukan birokrasi pemerintah bersama masyarakat untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat”.. 1.

(17) 2. Pembangunan yang bertujuan untuk mensejahterakan masyarakat perlu dilakukan secara maksimal dengan melihat manfaat yang didapat. Salah satunya adalah pembangunan dari sisi perikanan yang dibahas pada penelitian ini. Berdasarkan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 45 tahun 2009 tentang perikanan, perikanan adalah semua kegiatan yang berhubungan dengan pengelolaan dan pemanfaatan sumber daya ikan dan lingkungannya mulai dari pra-produksi, produksi pengolahan sampai dengan pemasaran yang dilaksanakan dalam satu bisnis. Pada suatu siklus perikanan memiliki banyak faktor yang dapat menjadi pemicu maupun penghambat laju pertumbuhan produksinya baik itu secera internal maupun eksternal seperti campur tangan pemerintah maupun swasta serta masyarakat pelaku usaha pengembangan perikanan itu sendiri. Agar dapat mewujudkan pembangunan perikanan yang baik, maka pada tahun 2010 Kementerian Kelautan dan Perikanan mencanangkan kebijakan minapolitan sebagai kebijakan pembangunan perikanan. Kebijakan ini tertuang dalam Peraturan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 12 Tahun 2010 tentang Minapolitan, yang diharapkan mampu mengatasi permasalahan yang ada di Indonesia yaitu masih terdapat kesenjangan antara kawasan perkotaan dan perdesaan yang menghasilkan kemiskinan di perdesaan dan proses urbanisasi yang tidak terkendali semakin mendesak produktifitas lahan. Berdasarkan fakta tersebut salah satu pengembangan perdesaan adalah pembangunan dengan konsep kawasan. Konsep minapolitan merupakan konsep pembangunan berbasis manajemen ekonomi kawasan dengan penggerak di sektor kelautan dan perikanan didasarkan pada sistem manajemen kawasan minapolitan.

(18) 3. serta harus menerapkan prinsip integrasi, efesiensi, kualitas dan akselerasi. Konsep dasar pengembangan kawasan minapolitan adalah upaya menciptakan inter-regional. berimbang,. pembangunan. kota-desa. khususnya yaitu. dengan. pengembangan. meningkatkan kawasan. keterkaitan. perdesaan. yang. terintegritas di dalam sistem perkotaan secara fungsional dan spasial. Pengembangan ekonomi masyarakat lokal/perdesaan sangat penting, dengan diupayakannya. optimalisasi. pemanfaatan. semberdaya. lokal. melalui. pengembangan ekonomi komunitas dan pengembangan kawasan minapolitan dilakukan dengan disertai upaya peningkatan capacity building di tingkat masyarakat maupu di tingkat pemerintshan agar menjamin manfaat utama dapat dinikmati masayarakat lokal. Selain itu, konsep pengembangan minapolitan juga ikut mendukung dalam program menteri kelautan dan perikanan yaitu minapolitan yang mendongkrak hasil perikanan nasional. Adanya peraturan tersebut juga bertujuan untuk mengatur tentang penangkapan ikan yang melebihi batas normal. Hal ini juga sejalan seperti yang diungkapkan oleh Primyastanto (2011:9) bahwa jika sumber daya ikan dilaut mengalami (over exploited) maka program untuk melestarikan dan menjaga kawasan yang dianggap kawasan laut yang dilindungi (marine protected area) atau mengurangi penangkapan yang berlebihan (over fishing) yaitu dengan memanfaatkan potensi perikanan budidaya. Adanya peraturan-peraturan. tersebut. dikarenakan. subsektor. perikanan. penyumbang terbesar terhadap pertumbuhan produk domestik bruto.. menjadi.

(19) 4. Laju pertumbuhan produk domestik bruto dapat dilihat dari peningkatan prosentase 3 tahun terakhir yang cukup besar yaitu, pada tahun 2012 sebesar 6,49% menjadi sebesar 6,89% di tahun 2013, dan pada tahun 2014 menjadi sebesar 6,97 % (Badan Pusat Statistik, 2015). Selanjutnya berdasarkan laporan FAO Year Book 2013, saat ini Indonesia telah menjadi negara produsen perikanan dunia, di samping China, Peru, USA dan beberapa negara kelautan lainnya. Data dari FAO menyebutkan bahwa pada tahun 2013, Indonesia menempati peringkat ke-2 untuk produksi perikanan tangkap laut dunia, serta peringkat ke-4 untuk produksi perikanan budidaya di dunia (Bappenas, 2014). Berikut merupakan grafik peningkatan volume produksi perikanan baik perikanan tangkap maupun perikanan budidaya yang ada di Indonesia.. Volume Produksi Perikanan 20,000,000 18,000,000 16,000,000 14,000,000 12,000,000 10,000,000 Perikanan Budidaya. 8,000,000. Perikanan Tangkap. 6,000,000 4,000,000 2,000,000 0. 2003 2004 2005 2006 2007 2008 2009 2010 2011 2012 2013 Perikanan Budidaya 1,224,19 1,468,61 2,163,67 2,682,59 3,193,56 3,855,20 4,708,56 6,277,92 7,928,96 9,675,55 13,703,3 Perikanan Tangkap. 4,691,79 4,651,12 4,705,86 4,806,11 5,044,73 5,003,11 5,107,97 5,384,41 5,714,27 5,829,19 5,863,17. Gambar 1. Grafik Volume Produksi Perikanan 2008-2013 Sumber : Kelautan dan Perikanan dalam Angka Tahun 2015 Berdasarkan grafik di atas, pertumbuhan volume produksi perikanan budidaya jauh lebih tumbuh pesat dibandingkan volume produksi budidaya tangkap dengan rata-rata pertumbuhan volume produksi pertahunnya untuk.

(20) 5. perikanan tangkap sebesar 2%, sedangkan untuk perikanan budidaya sebesar 28%. Hal tersebut juga dapat menggambarkan bahwa potensi perikanan Indonesia sangat besar. Sadar akan potensi perikanan yang dimiliki di Indonesia, maka pemerintah melalui kementrian kalautan dan perikanan mengeluarkan keputusan menteri kelautan dan perikanan RI nomor 35/KEPMEN-KP/2013 tentang penetapan kawasan minapolitan, dengan tujuan agar kekayaan yang dimiliki tersebut dapat digali lebih dalam dan mendapatkan suatu impact seluruh lapisan (baik masyarakat maupun pemerintah). Kemudian di Indonesia ada beberapa Daerah yang dijadikan sebagai kawasan minapolitan di wilayah Provinsi Jawa Timur yaitu Kabupaten Blitar, Trenggalek, Lamongan, Gresik, Malang, Tulungagung, Sidoarjo, Pasuruan, Probolinggo, Banyuwangi, Pacitan, Kota Probolinggo, Tuban dan Kabupaten Sumenep sesuai Keputusan Mentri Kelautan dan Perikanan Nomor 35 tahun 2013 tentang penetapan kawasan minapolitan. Salah satu Kawasan Minapolitan yaitu berada di Kabupaten Tulungagung yang dapat dijadikan sebagai contoh dalam pengelolaan sumberdaya perairannya. Kabupaten Tulungagung mempunyai potensi sumberdaya perikanan berupa perairan laut, payau, perairan umum dan budidaya ikan air tawar. Kegiatan usaha perikanan dalam memanfaatkan potensi tersebut meliputi cabang-cabang usaha penangkapan ikan di laut dan perairan umum, budidaya udang di tambak dan budidaya ikan konsumsi maupun ikan hias air tawar di kolam pasangan, kolam tanah yang berupa pekarangan maupun tegalan dan sawah (Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung, 2015). Berikut merupakan data yang berkaitan dengan potensi perikanan di Kabupaten Tulungagung..

(21) 6. Tabel 1. Perkembangan Produksi Ikan di Kabupaten Tulungagung Cabang Usaha. Produksi Tahun 2013 (Ton). Produksi Tahun 2014 (Ton). Perkembangan (%). Penangkapan a. Laut 3.524,43 1.905,63 b. Perairan Umum 1.006,40 993,14 Budidaya a. Kolam 24.908,24 28.454,22 b. Tambak 230,54 275,38 c. Ikan Hias 225.441.792 59.431.072 (ekor) JUMLAH 29669,61 31.628,36 Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung, 2015. -45,93 -1,32 14,4 19,45 -73,64 6,60. Berdasarkan data hasil Statistik Perikanan Tahun 2014, produksi ikan yang dicapai dari seluruh cabang usaha perikanan sebesar 31.628,36 ton atau mengalami peningkatan sebesar 6,60% dibanding tahun 2013 yang total produksi mencapai 29.669,49 ton. Peningkatannya di dominasi oleh subsektor perikanan budidaya ikan yang berasal dari cabang usaha budidaya kolam. Adapun beberapa jenis ikan konsumsi yang dapat di pelihara atau dibudidayakan di perairan kolam. Berikut ini merupakan data yang berkaitan dengan jenis-jenis ikan yang dapat di budidayakan di kolam. Tabel 2. Produksi Perikanan Budidaya Menurut Jenis Ikan Tahun 2009-2014 di Kabupaten Tulungagung. No 1 2 3 4 5. 6. Jenis Ikan Lele Patin Gurami. 2009 2010 (Ton) (Ton) 6,419.00 13,274,00 106 122 5,514.00 5,996.00. 2011 2012 (Ton) (Ton) 13,084.00 9,374.21 345 4,948,65 6,855.00 13,571.89. 2014 (Ton) 10.683,32 2.696,39 15.050,95. 193.53 279.04. 2013 (Ton) 9,764,95 2,456.46 12,628.2 2 48.27 230.04. Nila Udang vanamm e Mas Tombro. 435 496. 532 642. 112 694. 266. -. -. -. -. -. 21.59 275.38.

(22) 7. 7 8. Gabus Tawes Jumlah. 13,239.0 20,566,00 0. 21,090.00 28,367.32. 10.34 25,138,7 8. 0.00 1,97 28.729,60. Sumber : Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung, 2015 Berdasarkan tabel di atas menunjukkan bahwa produksi perikanan budidaya kolam di Kabupaten Tulungagung meningkat setiap tahunnya. Namun pada tiga tahun terakhir mengalami penurunan jumlah produksi yaitu pada tahun 2013, salah satu penyebab gagal produksi yaitu faktor cuaca dan adanya hama penyakit pada ikan. Pada tahun 2014 kembali mengalami peningkatan sebanyak 3,590,82 produksi dari tahun 2013. Selain itu dari table diatas menunjukkan ikan lele merupakan produksi terbesar ke 2 pada tahun 2014 setelah ikan Gurami dengan jumlah produksi sebanyak 10.683,32 ton. Ikan lele merupakan salah satu alternatif komoditas unggulan air tawar yang penting dalam rangka pemenuhan peningkatan gizi masyarakat, selain itu budidaya ikan lele memiliki keunggulan, yaitu mudah untuk dibudidayakan dan harganya relatif terjangkau oleh semua lapisan masyarakat. Kabupaten Tulungagung merupakan sebuah wilayah yang cocok untuk sektor perikanan budidaya. Sebagian besar wilayah Kabupaten Tulungagung yang berhasil memproduksi berbagai macam jenis ikan. Salah satu Desa yang menjadi kawasan minapolitan untuk menjadi bahan penelitian peneliti adalah. Desa. Gondosuli, yang berlokasi di Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung, Jawa Timur. Desa Gondusuli dipilih sebagai lokasi penelitian ini selain telah memenuhi kriteria-kriteria untuk menjadi kawasan minapolitan juga memiliki kelebihan lain yaitu sebagai salah satu wilayah dengan kondisi ekologis serta geografis yang.

(23) 8. cukup potensial untuk mengembangkan usaha perikanan budidaya air tawar, khususnya sentra budidaya ikan lele. Selain itu pembudidayaan ikan lele di Desa Gondosuli memiliki Rumah Tangga Perikaanan Budidaya sebanyak 470 (RTP) dan hasil produksi perikanan budidaya ikan lele di Desa ini setiap tahunnya mengalami peningkatan (Dinas Kelautan dan Perikanan kabupaten Tulungagung 2015). Berdasarkan kondisi demikian, maka perlu adanya suatu konsep yang dapat menjembatani budidaya ikan lele di Desa Gondosuli agar dapat menjadi suatu kawasan minapolitan untuk dapat meningkatan ekonomi lokal masyarakat Desa Gondosuli. Salah satu konsep yang dapat dikembangkan dalam pengembangan budidaya ikan lele di Desa Gondosuli ini ialah konsep pengembangan ekonomi lokal (PEL). Menurut Nastiti (2010:5) PEL perlu berpedoman pada indikator yang sering digunakan dalam pengembangan ekonomi lokal, yaitu pada peningkatan kesempatan kerja atau penciptaan lapangan kerja lokal dan penyerapan komoditas lokal yang bertujuan pada suatu pencapaian untuk meningkatkan jumlah dan keanekaragaman kesempatan kerja yang disediakan untuk masyarakat setempat. Selain konsep PEL pada pengembangan budidaya ikan lele di Desa Gondosuli, diketahui bahwa dalam mengembangkan kawasan minapolitannya terdapat kemitraan yang dilakukan antara pemerintah, bisnis dan komunitas. Sebagaimana pengertian kemitraan menurut Hafsah (2000:43) kemitraan, yang artinya adalah strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling.

(24) 9. membutuhkan dan saling membesarkan. Pada kemitraan perlu adanya upaya yang melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan bersama berdasarkan kesepakatan prinsip dan peran masing-masing. Pada prinsip kemitraan yang dilakukan masing-masing pihak atau aktor harus memahami peranannya dan menganut etika bisnis sebagai tolak ukur keberhasilan menjalankan. kemitraan,. serta. bersama-sama. untuk. menciptakan. Good. Governance. Sejauh ini, di Desa Gondosuli sebagai kawasan minapolitan telah melakukan kemitraan yang dilakukan oleh pembudidaya ikan lele dengan pemerintah maupun pihak swasta. Hal ini di dapat berdasarkan hasil wawancara dengan informan yang menyatakan kemitraan yang dilakukan oleh ketiga aktor sudah mereka lakukan. Namun kemitraan ini tidak serta merta berjalan dengan baik. Seperti yang di ungkapkan oleh Bapak Parsam selaku Ketua Kelompok Budidaya Mekarsari, mengenai kemitraan yang dilakukan oleh ketiga sektor dalam pengembangan kawasan minapolittan beliau menjelaskan. “Kerjasama atau kemitraan yang dijalani itu mbak, ya sekedar jalan saja. Tidak ada peraturan, cuma berita acara, itu biasanya dihadiri oleh kepala desa dan PPL kecamatan setempat. Terus kemitraan itu dilakukan antara kelompok sama bisnis, kalau pemerintah sama bisnis ngga ada mbak”(Wawancara pada tanggal 25 November 2016 Pukul 15:21 WIB Bertempat di kediamam Bapak Parsam ). Keterangan yang diberikan oleh Bapak Parsam menjelaskan tentang kemitraan antara pemerintah, bisnis dengan masyarakat. Hal ini didukung dengan figur lain yang memberikan penjelasan mengenai kemitraan pengembangan kawasan minapolitan budidaya ikan lele antara masyarakat dengan bisnis. Beliau.

(25) 10. adalah Bapak Supangat selaku pembisnis dari budidaya ikan lele yang merupakan pengepul hasil produksi ikan lele di Desa Gondosuli mengatakan bahwa: “Dalam kerjasama dengan pihak swasta itu tidak ada peraturannya, soalnya sistem yang dipakai itu jual beli. Kalau barangnya sampai ditangan saya, dan berapa ton perbulan dikirimnya, ya sudah mbak gitu aja” (Wawancara pada tanggal 28 November 2016 Pukul 14:00 WIB Bertempat di kediamam Bapak Supangat). Berdasarkan keterangan yang diperoleh dari Bapak Parsam dan Bapak Supangat dapat disimpulkan bahwa kemitraan yang dilakukan oleh pemerintah, bisnis dan masyarakat dalam pengembangan kawasan minapolitan tidak memiliki peraturan yang tetap mengenai kemitraan yang sedang dilaksanakan. . Kemitraan yang dilakukan hanya sebatas kerjasama yang tidak saling memiliki ikatan, hal ini ditunjukkan dengan adanya keterangan yang menyebutkan bahwa kemitraan antara pemerintah, bisnis, serta masyarakat hanya sekedar kerjasama yang sebatas pembantuan. Namun antara pihak pemerintah dan bisnis tidak memiliki ikatan kemitraan dalam upaya pengembangan kawasan minapolitan tersebut. Sehingga dapat disimpulkan bahwa kemitraan tersebut tidak memiliki ikatan rantai timbal balik antara ketiga sektor. Hubungan kemitraan antara pemerintah dengan pihak bisnis yang tidak memiliki ikatan kerjasama ini sangat disayangkan, apabila kedua pihak tersebut berkerjasama maka akan menimbulkan dampak yang lebih optimal terhadap pengembangan kawasan minapolitan di Desa Gondosuli. Kemudian pada kenyataanya. kemitraan ini tanpa didasari oleh regulasi dan prinsip-prinsip. kemitraan yang ideal serta teori yang mendasari. Hal ini dibuktikan dengan.

(26) 11. adanya stok produksi perikanan budidaya lele yang ada di Desa Gondosuli yang melimpah,. Produksi Perikanan Budidaya Desa Gondosuli (Ton) 6000 5309. 5000 4000. 4026. 3542. 3000. 2000 1000 0 2012. 2013. 2014. Gambar 2. Grafik Produksi Perikanan Budidaya Desa Gondosuli Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung 2015 Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa pada tahun 2012 yang merupakan awal bantuan pakan lele dari sektor bisnis kepada pembudidaya, dan pada tahun 2013 hasil produksi perikanan budidaya Desa Gondosuli mengalami kenaikan yang cukup tajam. Permasalahan yang terjadi selanjutnya adalah dengan banyaknya hasil produksi perikanan budidaya yang mengakibatkan produksi ikan lele tidak dapat terserap oleh pasar dan harga jual menjadi rendah yang mengakibatkan kerugian pada pembudidaya. Selain itu juga adanya kenaikan harga pakan mengakibatkan pada tahun 2014 para pembudidaya mengalami penurunan produksi. Pokok permasalahan yang terjadi diantara kemitraan yang dilakukan oleh ketiga stakeholder tersebut ialah belum adanya korelasi antara peran dan fungsi dari masing-masing sektor..

(27) 12. Adapun berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan, permasalahan yang diangkat dalam penelitian ini adalah bagaimana kemitraan yang terjalin antara pemerintah, bisnis dan komunitas dalam pengembangan kawasan minapolitan yang memanfaakan potensi budidaya ikan lele untuk meningkatkan produktivitas pembudidaya, serta memanfaatkan hasil perikanan budidaya tersebut untuk pertumbuhan ekonomi lokal bagi Desa Gondosuli. Berdasarkan latar belakang di atas maka, peneliti mengambil judul “Kemitraan Pemerintah, Bisnis dan Komunitas dalam Pengembangan Kawasan Minapolitan sebagai Upaya Meningkatan Ekonomi Lokal (Studi pada Budidaya Ikan Lele di Desa Gondusuli Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungangung)”. B. Rumusan Masalah Berdasarkan uraian dalam latar belakang di atas dirumuskan permasalahan sebagai berikut: 1. Bagaimanakah kemitraan pemerintah, bisnis, dan komunitas dalam pengembangan kawasan minapolitan di Desa Gondusuli Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung? 2. Bagaimanakah hasil kemitraan pemerintah, bisnis, dan komunitas dalam pengembangan kawasan minapolitan sebagai upaya meningkatan ekonomi lokal melalui budidaya ikan Lele di Desa Gondusuli Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung?.

(28) 13. C. Tujuan Penelitian Adapun tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah: 1. Untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis. kemitraan. pemerintah, bisnis, dan komunitas terhadap pengembangan kawasan minapolitan. di. Desa. Gondosuli. kecamatan. Gondang. Kabupaten. Tulungagung.. 2. Untuk mengetahui, mendeskripsikan, dan menganalisis hasil kemitraan pemerintah, bisnis, dan komunitas dalam pengembangan kawasan minapolitan melalui budidaya ikan Lele di Desa Gondusuli Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung. D. Kontribusi Penelitian Adapun hasil penelitian ini diharapkan memiliki manfaat terhadap kemitraan Pemerintah Bisnis dan Komunitas dalam Pengembangan Kawasan Minapolitan melalui budidaya ikan Lele, yaitu sebagai berikut: 1. Manfaat Akademis Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi pengembangan dalam studi administrasi publik, sehingga nantinya dapat memperkaya kajian ilmiah pada penelitian lebih lanjut tentang pengembangan yang berkaitan dengan konsep rencana pengelolaan potensi pengembangan budidaya perikanan dimasa yang akan datang. 2. Manfaat Praktis Hasil penelitian ini dapat digunakan bagi Pemerintah desa dan masyarakat desa Gondosuli, dalam menambah wawasan yang lebih teknis.

(29) 14. mengenai bagaimana meningkatkan ekonomi lokal dengan potensi budidaya perikanan yang ada juga sebagai bahan masukan bagi pengembangan selanjutnya, serta dapat mempermudah kerja stakeholder dalam menawarkan dan menjalin hubungan kermitraan untuk melakukan pemanfaatan potensi pengembangan budidaya perikanan yang ada di daerah ini. E. Sistematika Penulisan Sistematika penulisan bertujuan agar sesuatu yang dibahas dalam penulisan ini dapat diketahui secara jelas dari masing-masing per bab. Dalam kajian kemitraan pemerintah, bisnis, dan komunitas dalam pengembangan kawasan minapolitan melalui budidaya ikan Lele, di Desa Gondosuli Kecamatan Gondang Kabupaten Tulungagung, disusun dengan urutan sebagai berikut. BAB I. : PENDAHULUAN. Menguraikan tentang latar belakang masalah dengan permasalahan yang diangkat, tujuan dan sasaran yang ingin dicapai, kontribusi penelitian secara akademis dan praktis, serta sistematika pembahasan yang berisi tentang perincian setiap bab dalam penelitian. BAB II. : TINJAUAN PUSTAKA. Menguraikan tentang landasan teori yang disesuaikan dengan teori yang dibutuhkan untuk menjelaskan mengenai judul yang diangkat, kemudian secara garis besar di kelompokan sesuai dengan hasil studi kepustakaan dari beberapa literarur..

(30) 15. BAB III. : METODE PENELITIAN. Menjelaskan tentang metodologi penelitian yang akan digunakan dalam penulisan ini yang menggunakan metode kualitatif deskriptif, termasuk di kemukakan fokus penelitian, pemilihan lokasi dan situs penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, instrumen penelitian, dan analisis data. BAB IV. : HASIL DAN PEMBAHASAN. Bab ini menguraikan tentang gambaran umum pada objek penelitian yang befokus. pada. kemitraan. pemerintah,. bisnis. dan. komunitas. dalam. pengembangan kawasan minapolitan, yaitu menerangkan penyajian data secara rinci sesuai dengan keperluan pembahasan yang dibatasi oleh fokus penelitian. BAB V. : PENUTUP. Bab ini merupakan bab terakhir yang menjelaskan kesimpulan hasil penelitian secara keseluruhan berdasarkan hasil analisis untuk menjawab permasalahan yang diteliti serta rekomendasi berdasarkan hasil temuan dan kesimpulan studi yang dilakukan..

(31) BAB II TINJAUAN PUSTAKA. A. Administrasi Publik 1. Pengertian Administrasi Publik Secara konseptual, administrasi merupakan sarana untuk mencapai suatu tujuan yang telah ditetapkan melalui usaha kelompok (Zauhar, 1996:6). Administrasi dapat membantu masyarakat karena tujuan konsep administrasi muncul akibat adanya kebutuhan manusia untuk saling bekerja sama atau membuat kelompok sehingga dapat mencapai tujuan untuk meningkatkan kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat. Seperti yang dikutip dari Siagian (2014:2) bahwa administrasi merupakan keseluruhan proses kerja sama antara dua orang manusia atau lebih yang didasarkan atas rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya. White (dalam Indradi, 2010) mengatakan administrasi merupakan suatu proses yang umum ada pada setiap usaha kelompok-kelompok, baik pemerintah maupun swasta baik sipil maupun militer, baik dalam ukuran besar maupun kecil. Administrasi dalam konteks publik, menurut Henry (dalam Indradi, 2010:116) adalah suatu kombinasi yang kompleks antara teori dan praktik, dengan tujuan mempromosikan pemahaman terhadap pemerintah dalam hubungannya dengan masyarakat yang diperintah dan juga mendorong kebijakan publik agar lebih responsif terhadap kebutuhan sosial. Kemudian Chandler dan Plano dalam Keban (2008 : 4) mendefinisikan bahwa administrasi publik adalah proses dimana sumberdaya. dan. personel. publik. diorganisir. 16. dan. dikoordinasikan. untuk.

(32) 17. memformulasikan, mengimplementasikan, dan mengelola (manage) keputusan-keputusan dalam. kebijakan. publik.. Stephen. P.. Robbins. (dalam. afriyanto. 2014:5). mengidentifikasikan pendekatan yang terkait teori administrasi publik meliputi teori birokrasi, teori formulasi kebijakan, teori manajemen publik dan teori kepemimpinan. Namun yang menjadi pokok dalam pembahasan ini adalah manajemen publik yang pada umumnya organisasi sektor publik akan diatur oleh manajer sektor publik, secara spesifik membahas keilmuan mengenai pendekatan. manajemen dalam administrasi publik. 2. Manajemen Publik Manajemen publik atau dapat juga disebut manajemen pemerintah secara umum merupakan suatu upaya pemerintah dalam pemenuhan kebutuhan publik dengan menggunakan sarana dan prasarana yang tersedia. Unsur manajemen saat ini menjadi suatu unsur penting dalam penyelenggaraan organisasi, baik organisasi pada sektor swasta maupun dalam sektor publik seperti organisasi pemerintahan. Manajemen pada sektor publik yang diangkat dari manajemen sektor swasta tidak menjadikan orientasi tujuan dan pelaksanaan pada organisasi sektor publik menjadi sama dengan sektor swasta. Mahmudi (2010:38-40) mengungkapkan ada setidaknya tujuh. karakteristik manajemen sektor publik. yang membedakannya dengan sektor swasta: 1) Sektor publik tidak mendasarkan keputusan pada pilihan individual dalam pasar, akan tetapi pilihan kolektif dalam pemerintahan dimana tuntutan masyarakat yang sifatnya kolektif (massa) akan disampaikan melalui perwakilannya yang dalam hal ini adalah partai politik atau DPR..

(33) 18. 2) Penggerak sektor publik adalah karena adanya kebutuhan sumber daya, seperti air bersih, listrik, kemanan, kesehatan, pendidikan, transportasi, dan sebagainya yang menjadi alasan utama sektor publik untuk menyediakannya. 3) Dalam organisasi sektor publik, informasi harus diberikan kepada publik seluas mungkin untuk meningkatkan transparansi dan akuntabilitas publik, yang artinya sektor publik sifatnya terbuka kepada masyarakat dibandingkan dengan sektor swasta. 4) Organisasi sektor publik berkepentingan untuk menciptakan adanya kesempatan yang sama bagi masyarakat untuk memenuhi kebutuhan utama hidupnya, misalnya kebutuhan terhadap kesehatan, pendidikan, transportasi dan sarana-sarana umum lainnya. 5) Sektor. publik. dihadapkan. pada. permasalahan. keadilan. distribusi. kesejahteraan sosial, sedangkan sektor swasta tidak dibebani tanggung jawab untuk melakukan keadilan seperti itu. 6) Dalam organisasi sektor publik, kekuasaan tertinggi adalah masyarakat. Dalam hal tertentu masyarakat adalah pelanggan, akan tetapi dalam keadaan tertentu juga masyarakat bukan menjadi pelanggan. 7) Sektor swasta persaingan (kompetisi) merupakan instrument pasar, sedangkan sektor publik tindakan kolektif menjadi instrument pemerintahan. Sangat sulit bagi pemerintah untuk memenuhi keinginan dan kepuasan tiap-tiap orang dan yang mungkin dilakukan adalah pemenuhan keinginan kolektif. Pada. pendekatan. manajerialisme,. fungsi-fungsi. strategik. seperti. perumusan strategi, perencanaan strategik, dan pembuatan program merupakan.

(34) 19. hal yang harus dilakukan oleh manajer publik. Manajerialisme sektor publik berorientasi pada pemenuhan tujuan, pencapaian visi dan misi organisasi yang sifat pemenuhannya jangka panjang (Mahmudi, 2010:37). Untuk mewujudkan perubahan menuju sistem manajemen publik yang berorintasi pada kepentingan publik dan lebih fleksibel, Alison dalam Mahmudi (2010:37) mengidentifikasikan ada setidaknya tiga fungsi manajemen yang secara umum berlaku di sektor publik maupun swasta, yaitu: 1) Fungsi strategi, meliputi: a. Penetapan tujuan dan prioritas organisasi b. membuat rencana operasional untuk mencapai tujuan 2) Fungsi manajemen komponen internal, meliputi: a. Pengorganisasian dan penyusunan staf b. pengarahan dan manajemen sumber daya manusia c. pengendalian kinerja. 3) Fungsi manajemen konstituen eksternal, meliputi: a. Hubungan dengan unit eksternal organisasi b. Hubungan dengan organisasi lain c. Hubungan dengan pers dan public B. Good Governance 1. Pengertian Good Governance Secara. konseptual. pengertian. kata. baik. (good). dalam. istilah. kepemerintahan yang baik (good governance) mengandung dua pemahaman, yaitu Pertama, nilai yang menjunjung tinggi keinginan/kehendak rakyat, dan nilai-nilai yang dapat meningkatkan kemampuan rakyat dalam pencapaian tujuan (nasional).

(35) 20. kemandirian, pembangunan berkelanjutan dan keadilan sosial. Kedua, aspek fungsional dari pemerintah yang efektif dan efesien dalam pelaksanaan tugasnya untuk mencapai tujuan tersebut (Sedamaryanti, 2012:3). Adapun pemikiran United Nations Development (UNDP) yang dikutip oleh Sulistyani, (2004:76) yang lebih menekankan adanya keberpihakan pada masyarakat sipil dalam penyelenggaraan negara. Secara eksplisit UNDP menyatakan istilah governance menunjukkan suatu proses yang memposisikan rakyat dapat mengatur ekonominya, institusi dan sumber-sumber politiknya tidak hanya sekedar dipergunakan dalam pembangunan, tetapi juga untuk kesejahteraan rakyatnya. Selain itu dalam publikasi yang diteritkan oleh sekretariat partnership or governance reform, di sebutkan bahwasanya“good governance is a concensus reached by government citizent and the private sector for the administration of a country or state.”Artinya, kepemerintahan yang baik itu adalah suatu kesepakatan menyangkut peraturan negara yang diciptakan bersama oleh pemerintah, masyarakat madani, dan sektor swasta (Sjamsudin, 2005.:11). Berdasarkan dari ketiga definisi mengenai Good Governance, Lembaga Administrasi Negara (LAN) yang dikutip dalam Sedamaryanti (2012:4-5) menyimpulkan bahwa wujud good governance penyelenggaraan pemerintahan yang solid dan bertanggungjawab, serta efesien dan efektif, dengan menjaga “kesinergisan” interaksi yang kontruktif diantara domain-domain negara, sektor swasta dan masyarakat. Konsep ini mempunyai tujuan untuk memenuhi kebutuhan masyarakat dengan mewujudkan keadilan sosial. Keberpihakan pada rakyat ini dapat diwujudkan dengan pembangunan berkelanjutan serta.

(36) 21. menanamkan nilai-nilai untuk meningkatkan kemampuan rakyat. Agar dapat mencapai tujuan tersebut, hal ini dapat diwujudkan melalui kesepakatan menyangkut peraturan negara untuk mewujudkan masyarakat yang madani dan sektor swasta serta unsur-unsur good governance yang harus dipenuhi. 2. Unsur- Unsur Good Governance Good Governance merupakan paradigma baru dalam tatanan pengelolaan kepemerintahan. Ada tiga pilar governance yaitu pemerintah, sektor swasta, dan mayarakat (Santoso, 2012:130). Sedarmayanti (2012:245-246) menjelaskan unsur-unsur dalam kepemerintahan (governance stakeholders) dapat dikelompokkan menjadi tiga kategori yaitu: a. Negara/pemerintahan: Konsep pemerintahan pada dasarnya adalah suatu kegiatan yang mengandung unsur kenegaraan, namun lebih dari pada hal itu pada pemerintahan seharusnya juga melibatkan sektor swasta dan kelembagaan untuk mencapai masyarakat madani. b. Sektor swasta: pelaku sektor swasta mencakup perusahaan swasta yang aktif dalam interaksi dalam sistem pasar, seperti: industri pengolahan perdagangan, perbankan, dan koperasi, termasuk kegiatan sektor informal. c. Masyarakat madani: kelompok masyarakat dalam konteks kenegaraan pada dasarnya berada diantara atau di tengah-tengah antara pemerintah dan perseorangan, yang mencakup baik perseorangan maupun kelompok masyarakat yang berinteraksi secara sosial, politik dan ekonomi. Pendapat lain dikemukakan oleh Thoha (dalam Sulistyani, 2003:21) yang dimaksud good governance merupakan suatu kondisi yang baik dalam tata.

(37) 22. pemerintahan untuk menjamin adanya proses kesejajaran, kesamaan, kohesi, dan keseimbangan peran serta, adanya saling mengontrol yang dilakukan oleh komponen yakni pemerintah ( government), rakyat (citizen) atau civil society, dan usahawan (business) yang berada di sector swasta. Maka ketiga komponen itu mempunyai hubungan yang sama dan sederajat juga menjadi bagian penting dalam unsur-unsur mewujudkan konsep good governance dan semua itu akan terlaksana ketika terpenuhinya beberapa prinsip-prinsip good governance. 3. Prinsip-Prinsip Good Governance Good governance kini sudah menjadi. bagian dari pengembangan. paradigma birokrasi dan digunakan untuk pembangunan kedepanya. Selain itu dapat memberikan pedoman dalam keseimbangan bagi para stakeholder dalam memenuhi. kepentingannya. masing-masing. melalui. prinsip-prinsip. good. governance. UNDP dalam Sedarmayanti (2012:5-7) mengemukakan bahwa karakteristik atau prinsip yang harus dianut dan dikembangkan dalam praktek penyelenggaraan kepemerintahan yang baik, meliputi: a. Partisipasi (participation) yaitu semua warga masyarakat, memiliki hak suara yang sama dalam proses pengambilan keputusan, baik secara langsung, maupun melalui lembaga perwakilan, sesuai dengan kepentingan dan aspirasinya masing-masing. Partisipasi yang luas ini perlu dibangun dalam suatu tatanankebebasan berserikat dan berpendapat, serta kebebasan untuk berpartisipasi secara kontruktif..

(38) 23. b. Aturan Hukum (Rule of Law) yaitu kerangka aturan dan perundang-undangan harus adil tanpa pandang bulu, dan dipatuhi secara utuh, terutama aturan tentang hak azasi manusia. c.. Transparansi (transparency) yaitu transparansi harus dibangun dalam rangka kebebasan aliran informasi dan informasi perlu dapat diakses oleh pihakpihak yang berkepentingan, dan informasi yang tersedia harus memadai agar dapat dimengerti dan dipantau.. d. Daya Tanggap (Responsiveness) yaitu setiap institusi dan prosesnya harus diarahkan pada upaya untuk melayani berbagai pihak yang berkepentingan (stakeholders). e. Berorientasi Konsensus (Consensus Orientation) yaitu pemerintah yang baik akan bertindak sebagai penengah bagi berbagai kepentingan yang berbeda untuk mencapai konsensus atau kesepakatan yang terbaik bagi kepentingan masing-masing pihak, dan jika dimungkinkan juga dapat diberlakukan terhadap berbagai kebijakan dan prosedur yang akan ditetapkan pemerintah. f. Berkeadilan (Equity) yaitu pemerintah yang baik akan memberi kesempatan yang baik terhadap semua warga masyarakat dalam upaya mereka untuk meningkatkan dan memeliha kualitas hidupnya. g. Efektivitas dan Efisiensi (Effectiveness and Effeciency) yaitu setiap proses kegiatan dan kelembagaan diarahkan untuk menghasilkan sesuatu yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan melalui pemanfaatan yang sebaikbaiknya berbagai sumber-sumber yang tersedia..

(39) 24. h. Akuntabilitas (accountability) yaitu para pengambil keputusan dalam organisasi sektor publik, swasta dan masyarakat madani memiliki pertanggungawaban (akuntabilitas) kepada publik (masyarakat umum), sebagaimana halnya kepada para pemilik (stakeholders). Pertanggungjawaban tersebut berbeda-beda, tergantung apakah jenis keputusan organisasi itu bersifat internal atau bersifat eksternal. i. Visi Strategis (Strategic Vision) yaitu para pimpinan dan masyarakat memiliki prespektif yang luas dan jangka panjang tentang penyelenggaraan pemerintah yang baik dan pembangunan manusia, bersamaan dengan dirasakannya kebutuhan untuk pembangunan tersebut. Mereka juga memahami aspek-aspek histori, cultural, dan kompleksitas yang mendasari perspektif mereka. Pada dasarnya untuk mencapai suatu tujuan yang besar, dibutuhkan pula suatu prinsip yang besar serta kuat. Keseluruhan karakteristik atau prinsip good governance tersebut merupakan suatu kesatuan yang saling memperkuat dan saling terkait serta tidak bisa berdiri sendiri. Diharapkan dengan adanya prinsipprinsip yang telah disebutkan di atays, penerapan konsep good governance dapat berjalan baik guna membangun perekonomian masyarakat sejahtera. C. Pemerintah, Bisnis dan Komunitas Kehidupan masyarakat sehari-hari secara sederhana dibangun diatas tiga pilar sebagai elemen social pokok serta direpresentasikan sebagai kekuatan politik, ekonomi dan sosial. Ketiga pilar yang dimaksud adalah pemerintah, bisnis, dan komunitas. Secara konseptual, masing-masing pilar idealnya memiliki.

(40) 25. posisi dan peranan yang spesifik. Menurut Sentanu (2012:2) menjelaskan bahwa dalam kehidupan nyata di masyarakat ketiganya saling berinteraksi, sehingga konfigurasi pengaruh diantara ketiganya akan mewarnai dan menjadi faktor yang memberi corak kehidupan sistem sosial secara keseluruhan. 1. Pemerintah Adapun deinisi pemerintah, bisnis dan komunitas menurut Steiner dan Steiner (1991:6) di dalam bukunya yang berjudul “Business, Government and Society” menjelaskan bahwa “Government may be defined as the structures and processes through which public policies, programs, and rules are authoritatively made for society”. Pemerintah dapat diartikan sebagai struktur dan proses dimana kebijakan publik, program-program pemerintah, peraturan-peraturan dibuat oleh pihak yang berwenang. Selanjutnya ada beberapa buntuk intervensi pemerintah yang umumnya ditempuh yaitu: 1) Kontrol harga Ada dua hal yang harus ditetapkan dalam kontrol harga yaitu: a. Harga jual tinggi (ceiling price) adalah harga jual yang diputuskan pemerintah, lebih rendah dari harga pasar bila tidak ada intervensi pemerintah. Harga jual tinggi diputuskan bila pemerintah bertujuan memperbaiki kesejahteraan pihak pengguna (sisi permintaan). b. Harga jual minimum/harga dasar (floor price) yaitu berbalikan dari harga tinggi, bila pemerintah memutuskan harga dasar, maka harga yang diputuskan adalah lebih tinggi dari harga keseimbangan pasar bila pemerintah tidak melakukan intervensi..

(41) 26. 2) Kontrol kuantitas (kuota) Hasil terakhir dari kontrol kuantitas adalah sama dengan hasil akhir kontrol harga. Jika pada kontrol harga, kuantitas yang terpengaruh, maka pada kuota akhirnya harga yang terpengaruh. 3) Pajak dan subsidi Pajak adalah transfer sumber daya dari sektor privat (rumah tangga dan perusahaan) kesektor public (pemerintah). Sifat-sifat dari pajak adalah mekanisme. pemungutannya. yang bersifat. memaksa. berdasarkan. kekuatan hukum dan tanpa ada kewajiban memberi imbalan jasa langsung. Subsidi adalah pajak negatif (negative tax) karena subsidi justru tapat meningkatkan daya beli. 4) Regulasi Regulasi adalah langkah-langkah dibidang hukum yang ditempuh pemerintah untuk memperbaiki eisiensi alokasi. Regulasi yang ditetapkan pemerintah akan memaksa pelaku ekonomi menyesuaikan prilaku atau keputusannya dengan keinginan pemerintah. Namun regulasi-regulasi yang di berlakukan justru dapat bersiat merugikan bila terlalu berlebihan (Sentanu, 2012:4). Selain itu fungsi utama dari pemerintah sendiri yakni sebagai kelembagaan politik yang merupakan wadah untuk berjalannya kelembagaan pasar dan komunitas. Pemerintah juga bertanggung jawab dalam mengkonstruksi tata hubungan antar komponen pada setiap level, baik level pusat dan daerah atau nasional dan lokal. Pemerintah sebagai kelembagaan politik menjadi wadah.

(42) 27. pelaku-pelaku ekonomi dan komunitas berinteraksi dalam akses dan distribusi manfaat terhadap sumber-sumber daya yang tersedia. Berdasarkan perannya sebagai pelayan, maka pemerintah harus melayani pelaku bisnis maupun bukan. Pemerintah bertugas untuk mengawasi berjalannya sistem sosial sesuai dengan tatanan yang telah disepakati. 2. Bisnis Menurut Steiner dan Steiner (1991:6) menjelaskan bahwa “Business” encompasses a broad range of action, from individual persuits to the work of giant corporations. In this book the term covers manufacturing, commercial, trade, and other economic activities of both individuals and institutions. Dimana istilah bisnis menjelaskan kegiatan untuk memenuhi kebutuhan individu hingga keterlibatannya dalam sebuah perusahaan. Selain itu kata bisnis berhubungan dengan manufaktur, komersial, perdagangan dan aktivitas ekonomi lainnya yang melibatkan institusi dan individu. Sedangkan menurut Sentanu (2012:2) bisnis merupakan komponen dan institusi penting dari masyarakat dalam lingkup ekonomi. Tugas utamanya adalah bagaimana bisnis dapat menyediakan kebutuhan dan keinginan masyarakat dengan memproduksi barang-barang dan jasa. 3. Komunitas Selanjutnya komunitas/masyarakat yakni merupakan suatu lembaga yang dibentuk oleh masyarakat, dan juga komunitas berorientasi pada pemenuhan kebutuhan hidup secara komunal. Komunitas pada umumnya di pandang sebagai bentuk kelembagaan yang paling alamiah. Orientasi dari komunitas yakni untuk pemenuhan kebutuhan hidup secara konseptual. Menurut Soekanto (1999).

(43) 28. komunitas adalah kesatuan sosial yang terbentuk atas dasar kesatuan wilayah, bukan kepentingan tertentu. Pemerintah bisnis dan komunitas dilihat dari fakta bahwa semua lembaga di masyarakat, pemerintah sebagai pengaruh penting di dalam bisnis Steiner dan Steiner (1991:6). Sedangkan menurut Peery Newman S. (1995:5) mengemukakan bahwa pemerintah bisnis dan komunitas yakni memiliki hubungan di bidang politik, ekonomi dan budaya namun masih saling berhubungan. Dimana pemerintah menekankan pada bidang politik, bisnis di bidang ekonomi dan komunitas pada bidang budaya. Pemerintah dengan segala keterbatasnnya tidak dapat melakukan sendiri dalam pengembangan pembangunan dan pelayanan public karena keterbatasan-keterbatasan yang dimiliki pemerintah baik itu dalam bidang capital atau modal, sumber daya manusia (SDM) ataupun bidang manajemennya. Dengan demikian pemerintah harus bermitra dengan aktor lain yaitu sector privat bisnis/swasta) maupun masyarakat. Keberhasilan suatu. pembangunan sangat ditentukan seberapa besar. sinergi yang dapat dilakukan oleh tiga pihak pelaku pembangunan yaitu pemerintah, bisnis, dan komunitas. Karena hingga kini tidak mungkin semua yang tercantum dalam rencana pembangunan daerah setempat diwujudkan oleh pemerintah secara sepihak. Oleh karena itu terdapat kebutuhan pemerintah untuk menjalin kerjasama dengan bermitra kepada pihak lain seperti bisnis maupun masyarakat. Kemitraan antara pemerintah, bisnis, dan komunitas merupakan suatu sistem yang saling berinteraksi dengan batasan-batasan dan aturan-aturan yang.

(44) 29. telah disepakati antar berbagai pihak yang bermitra dan kemitraan ini dikembangkan dalam kerangka kebutuhan dan sumber daya yang dimiliki oleh pihak yang bermitra. Dalam kerangka sektor swasta akan mendapatkan keuntungan dalam jangka panjang dengan inklusifitas berimbang antara rantai produsen dan konsumen, sektor publik akan mendapatkan keuntungan dengan tambahan sumber daya dan nilai investasi serta keterjaminan partisipasi dan kepemilikan para pihak, sedangkan masyarakat akan memperoleh manfaat dengan perolehan keterampilan, pengetahuan dan teknologi baru. Oleh karena itu untuk mencapai keberhasilan pembangunan ekonomi perlu memahami suatu konsep kemitraan. D. Kemitraan 1. Pengertian kemitraan Manusia merupakan makhluk sosial yang tidak dapat berdiri sendiri tanpa ada bantuan orang lain untuk memenuhi kebutuhan serta dalam melakukan segala aktivitasnya. Secara alamiah, manusia melakukan interaksi dengan lingkungan sesama manusia maupun dengan makhluk hidup lainnya. Begitupun dalam aktivitas usaha yang membutuhkan peran atau bantuan orang lain dengan melakukan suatu kemitraan. Konsep kemitraan mengacu pada konsep kerjasama antara usaha kecil dengan usaha menengah atau usaha besar disertai pembinaan, dengan memperhatikan prinsisp saling menguntungkan dan memperkuat. Sebagaimana pengertian kemitraan menurut Hafsah (2000:43) menyebutkan bahwa kemitraan merupakan strategi bisnis yang dilakukan oleh dua pihak atau lebih dalam jangka.

(45) 30. waktu tertentu untuk meraih keuntungan bersama dengan prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan.. Senada dengan pengertian diatas,. Sulistyani (2004:129) memberikan definisi kemitraan sebagai suatu persekutuan antara dua pihak atau lebih yang membentuk suatu ikatan kerjasama atas dasar kesepakatan dan rasa saling membutuhkan dalam rangka meningkatkan kapasitas dan kapabilitas di suatu bidang usaha atau tujuan tertentu, sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik Berdasarkan teori diatas dapat disimpulkan bahwasanya kemitraan merupakan suatu interaksi soaial yang membutuhkan peran dan bantuan dari orang lain. Interaksi akan berjalan ketika suatu usaha yang dilakukan antara orang perorangan atau kelompok memiliki kesamaan kepentingan dan tujuan kemitraan. Tujuan kemitraan ini akan tercapai apabila masing-masing pelaku usaha mempunyai. prinsip saling membutuhkan dan saling membesarkan dalam. menjalankan suatu usaha . Pada kemitraan perlu adanya upaya yang melibatkan berbagai sektor, kelompok masyarakat, lembaga pemerintah maupun bukan pemerintah, untuk bekerjasama dalam mencapai suatu tujuan bersama berdasarkan kesepakatan prinsip dan peran masing-masing. Kemudian, hal ini sebagaimana yang disampaikan oleh Hafsah (2000:46-47) bahwasanya: “Pemerintah yang mempunyai andil besar dalam memacu keberhasilan kemitraan terutama dalam menciptakan iklim yang kondusif serta meregulasi peraturan-peraturan yang menghambat baik langsung maupun tidak langsung berhubungan dengan upaya-upaya menumbuh kembangkan kemitraan. Keberpihakan pemerintah pada pengusaha kecil, petani, nelayan, dan pengrajin dalam mempermudah arus investasi merupakan suatu keharusan untuk membuat keseimbangan dengan perusahaan besar atau pihak swasta.”.

(46) 31. Berdasarkan uraian diatas dapat difahami bahwa dalam membangun kemitraan harus memenuhi beberapa persyaratan yaitu: a. Adanya kerjasama yang dilakukan oleh pihak-pihak atau perorangan maupun kelompok-kelompok atau badan hukum dengan persamaan perhatian, b. Saling percaya dan saling menghormati, c. Saling menyadari pentingnya kemitraan, d. Harus ada kesepakatan misi, visi, tujuan dan nilai yang sama, e. Berpijak pada landasan yang sama. Adanya kemitraan ini akan memberikan nilai tambah bagi pihak yang bermitra dari berbagai aspek. Selain itu dalam menjalankan kemitraan masingmasing pihak atau actor harus memahami peranannya dan menganut etika bisnis sebagai tolak ukur keberhasilan menjalankan kemitraan. Sehingga pada pelaksanan kemitraan tidak ada yang dirugikan atau merasa berjalan sendiri, melainkan kemitraan yang dibangun bisa menguntukkan semua pihak sesuai dengan tujuan tersebut. Proses kemitraan yang dilakukan oleh beberapa pihak tentunya memiliki perannya masing-masing agar dapat terjadi kesinambungan untuk mencapai suatu tujuan. 2. Peranan Pelaku Kemitraan Usaha Sebagai upaya untuk mewujudkan kemitraan usaha yang mampu memberdayakan ekonomi rakyat sangat dibutuhkan adanya kejelasan peran masing-masing pihak yang terlibat dalam kemitraan tersebut. Dengan demikian diharapkan terukur seberapa jauh pihak-pihak yang terkait telah menjalankan.

(47) 32. tugas dan peranannya secara baik. Menurut Hafsah (2000:84-87) peran dari pelaku kemitraan usaha adalah sebagai berikut: a. Peranan pengusaha besar Pengusaha besar melaksanakan pembinaan dan pengembangan kepada pengusaha kecil/koperasi dalam hal: 1) memberikan bimbingan dalam meningkatkan kualitas SDM pengusaha kecil/koperasi,. baik. melalui. pendidikan,. pelatihan,. pemagangan,. manajemen, dan keterampilan teknis produksi, 2) menyusun rencana usaha untuk disepakati bersama, 3) bertindak sebagai penyandang dana atau penjamin kredit untuk permodalan pengusaha kecil/koperasi mitranya, 4) memberikan bimbingan teknologi kepada pengusaha kecil/koperasi, 5) memberikan pelayanan dan penyediaan sarana produksi, 6) menjamin pembelian hasil produksi sesuai dengan kesepakatan bersama, 7) promosi hasil produksi, 8) pengembangan teknologi yang mendukung pengembangan usaha dan keberhasilan kemitraan. b. Peranan pengusaha kecil/koperasi Dalam melaksanakan kemitraan usaha pengusaha kecil/koperasi didorong untuk melakukan: 1) bersama-sama melakukan penyusunan rencana usaha dengan pengusaha besar untuk disepakati,.

(48) 33. 2) menerapkan teknologi dan melaksanakan ketentuan sesuai dengan kesepakatan mitranya, 3) melaksanakan kerjasama antar sesama pengusaha kecil yang memiliki usaha sejenis dalam rangka mencapai skala usaha ekonomi untuk mendukung kebutuhan pasokan produksi, 4) mengembangkan proesionalisme untuk meningkatkan kemampuan atau keterampilan teknis produksi dan usaha. c. Peranan Pembina Peranan lembaga pembina ini pada intinya adalah menciptakan iklim yang kondusif bagi pengembangan kemitraan usaha serta terwujudnya kemitraan usaha yang dapat memberikan manfaat kepada pihak-pihak yang bermitra. Secara rinci peran lembaga Pembina tersebut adalah: 1) meningkatkan pembinaan kemampuan kewirausahaan dan manajemen pengusaha kecil atau koperasi, 2) membantu penyediaan fasilitas permodalan, 3) mengadakan penelitian, pengembangan dan penyuluhan teknologi baru yang dibutuhkan oleh dunia usaha, 4) melakukan koordinasi dalam pembinaan pengembangan usaha, pelayanan, penyediaan informasi bisnis, promosi peluang pasar dan peluang usaha yang akurat dan actual pada setiap wilayah, 5) meningkatkan. kualitas. sumberdaya. manusia. melalui. pendidikan,. pelatihan, incubator, magang, studi banding dan sebagainya, bertindak.

(49) 34. sebagai arbitase dalam pembinaan dan pengawasan pelaksanaan kemitraan usaha di lapangan agar sesuai yang diharapkan. 3. Tujuan Kemitraan Sebagai seorang wirausaha dalam kegiatan usaha memerlukan kerjasama dengan pihak lain, dan dalam memilih mitra kerjasma tentu memilih yang dapat memberikan manfaat bagi diri sendiri maupun mitra kerjasamanya. Adapun tujuan dari terjadinya kemitraan adalah untuk terciptanya hasil yang disepakati bersama dengan baik dan dengan saling memberikan keuntungan bagi setiap pihak yang ikut bermitra atau berperan dalam kemitraan. Adanya kemitraan ini, bukan menjadikan pihak mitra yang lemah menjadi sasaran untuk menjatuhkan atau mendapakan keuntungan pribadi. Agar terjadi sebuah kemitraan yang kuat, saling menguntungkan dan memperbesar manfaat kemitraan memerlukan komitmen yang seimbang antara satu dengan yang lainnya. Sebagaimana ditambahkan oleh Hafsah (2000:62) yang mengatakan bahwa: “ pada dasarnya maksud dan tujuan dari kemitraan adalah “Win-Win Solution Partnership”. Kesadaran dan saling menguntungkan di sini tidak berarti partisipan dalam kemitraan tersebut harus memiliki kemampuan dan kekuatan yang sama, tetapi yang lebih dipentingkan adalah adanya posisi tawar yang setara berdasarkan peran masing-masing. Ciri dari kemitraan usaha terhadap hubungan timbal balik bukan sebagai buruhmajikan atau atasan-bawahan sebagai pembagian resiko dan keuntungan yang professional, disinilah karakter dan kekuatan kemitraan usaha”. Berdasarkan pengertian diatas mengenai tujuan kemitraan dapat diambil kesimpulan bahwasanya tujuan penting seseorang menjalin hubungan antara dua pihak atau lebih untuk melakukan kegiatan usaha kemitraan dengan mejalankan prinsip saling membutuhkan dan saling memperbesar sesuai komitmen. Adanya hubungan timbal-balik juga diperlukan agar memperkuat karakter dan kekuatan.

(50) 35. kemitraan usaha yang dijalankan.. Selain itu perlu adanya pembinaan oleh. perusahaan mitra kepada kelompok mitra, serta sangat ditentukan oleh adanya kepatuhan diantara pihak yang bermitra. Tujuan kemitraan meliputi beberapa aspek (Hafsah, 2000:54), yaitu: a. Tujuan dari Aspek Ekonomi Dalam kondisi yang ideal, tujuan yang ingin dicapai dalam pelaksanaan kemitraan secara lebih kongkrit yaitu : 1) Meningkatkan pendapataan usaha kecil dan masyarakat 2) Meningkatkan perolehan nilai tambah bagi pelaku kemitraan 3) Meningkatkan pemerataan dan pemberdayaan masyarakat dan usaha kecil 4) Meningkatkan pertumbuhan ekonomi pedesaan, wilayah dan nasional 5) Memperluas kesempatan kerja 6) Meningkatkan ketahanan ekonomi nasional. b. Tujuan dari Aspek Sosial dan Budaya Kemitraan usaha dirancang sebagai bagian dari upaya pemberdayaan usaha kecil. Pengusaha besar berperan sebagai faktor percepatan pemberdayaan usaha kecil sesuai kemampuan dan kompetensinya dalam mendukung mitra usahanya menuju kemandirian usaha, atau dengan perkataan lain kemitraan usaha yang dilakukan oleh pengusaha besar yang telah mapan dengan pengusaha kecil sekaligus sebagai tanggung jawab sosial pengusaha besar untuk ikut memberdayakan usaha kecil agar tumbuh menjadi pengusaha yang tangguh dan mandiri. Adapun sebagai wujud tanggung jawab sosial itu dapat berupa pemberian pembinaan dan pembimbingan kepada pengusaha kecil,.

(51) 36. dengan pembinaan dan bimbingan yang terus menerus diharapkan pengusaha kecil dapat tumbuh dan berkembang sebagai komponen ekonomi yang tangguh dan mandiri. c. Tujuan dari Aspek Teknologi Sehubungan dengan keterbatasan khususnya teknologi pada usaha kecil, maka pengusaha besar dalam melaksanakan pembinaan dan pengembangan terhadap pengusaha kecil meliputi juga memberikan bimbingan teknologi. Teknologi dilihat dari arti kata bahasannya adalah ilmu yang berkenaan dengan teknik. d. Tujuan dari Aspek Manajemen Manajemen merupakan proses yang dilakukan oleh satu atau lebih individu untuk mengkoordinasikan berbagai aktivitas lain untuk mencapai hasil-hasil yang tidak bisa dicapai apabila satu individu bertindak sendiri. Ada 2 (dua) hal yang menjadi pusat perhatian yaitu: 1) Peningkatan produktivitas individu yang melaksanakan kerja. 2) Peningkatan produktivitas organisasi di dalam kerja yang dilaksanakan. Pengusaha kecil yang umumnya tingkat manajemen usaha rendah, dengan kemitraan usaha diharapkan ada pembenahan manajemen, peningkatan kualitas sumber daya manusia serta pemantapan organisasi. Melalui kemitraan. akan tercipta Transfer. of Knowledge dalam. hal pengalaman pengelolaan usaha yang lebih efisien dan prospektif bagi usaha kecil, sedangkan bagi usaha besar dan usaha menengah akan memperolah kontinuitas produksi atau meningkatkan kapasitas yang lebih besar. Kemitraan.

(52) 37. merupakan suatu jawaban untuk meningkatkan kesempatan pengusaha kecil dalam mengembangkan perekonomian nasional sekaligus dapat meningkatkan kesejahteraan rakyat serta mengurangi kesenjangan sosial. Dengan demikian kemitraan sebagai jalinan kerjasama dari dua atau lebih pelaku usaha yang saling menguntungkan. 4. Model-Model Kemitraan Model kemitraan adalah memberikan peran yang setara kepada tiga aktor pembangunan, yaitu pemerintah, swasta, dan masyarakat (Sulistyani, 2004:94). Sulistiyani membedakan model-model kemitraan dengan didasari oleh fenomena biologis yang ada di dalam khasanah kehidupan organism ke dalam pemahaman kemitraan yang kemudian dibagi menjadi tiga yaitu: a. kemitraan semu atau Pseudo partnership. kemitraan semu merupakan persekutuan yang terjadi antara dua pihak atau lebih, namun dalam kerjasama tersebut keseimbangan antar mitra tidak seimbang, bahkan ada suatu pihak tertentu yang memahami secara benar akan akan makna sebuah persekutuan yang dilakukan, dan untuk tujuan apa kemitraan dilakukan serta disepakati. Dalam kemitraan semua pihak yang bermitra sama-sama merasa penting untuk melakukan kerjasama, akan tetapi pihak-pihak yang bermitra belum tentu memahami substansi yang diperjuangkan dan apa manfaat yang dihasilkan. b. kemitraan mutualistik atau Mutualism partnership Kemitraan ini merupakan persekutuan dua pihak atau lebih yang sama-sama menyadari aspek penting melakukan kemitraan, yaitu untuk saling.

Gambar

Gambar 1. Grafik Volume Produksi Perikanan 2008-2013  Sumber : Kelautan dan Perikanan dalam Angka Tahun 2015
Tabel 2. Produksi Perikanan Budidaya Menurut Jenis Ikan Tahun 2009-2014  di Kabupaten Tulungagung  No  Jenis  Ikan  2009  (Ton)  2010  (Ton)  2011  (Ton)  2012  (Ton)  2013  (Ton)  2014  (Ton)  1  Lele  6,419.00  13,274,00  13,084.00  9,374.21  9,764,95  1
Gambar 2. Grafik Produksi Perikanan Budidaya Desa Gondosuli  Sumber: Dinas Kelautan dan Perikanan Kabupaten Tulungagung 2015
Gambar 4. Komponen dalam Analisis Data (Interactive Model)  Sumber: Miles, Huberman, and Saldana : 2014
+7

Referensi

Dokumen terkait

1 Segera baringkan penderita pada alas yang keras. Kaki diangkat lebih tinggi dari kepala untuk meningkatkan aliran darah balik vena, dalam usaha memperbaiki curah jantung dan

Bamus AM merupakan forum demokrasi dan wadah proses pengambilan keputusan tertinggi di tingkat masyarakat yang mencerminkan aspirasi masyarakat pengguna layanan air

Karakteristik lahan gambut pada tipe pengelolaan C antara lain adalah adanya pemadatan yang dilakukan secara mekanis dengan menggunakan alat berat pada saat

Jumlah Saham yang ditawarkan 412.981.464 Saham Biasa Atas Nama dengan Nilai Nominal Rp.

Materi tesebut terus tumbuh besar dan melakukan gerakan secara teratur mengelilingi matahari yg berada dalam suatu satu orbit dan membentuk susunan yg disebut tata surya..

Rajah 4.2 Tahap Stres dalam kalangan pensyarah kolej vokasional di Johor 55 Rajah 4.3 Analisis data Winstep faktor stres disebabkan bebanan kerja 57 Rajah 4.4 Faktor stres

Tujuan dari laporan akhir ini adalah membahas permasalahan mengenai Analisis Rasio Profitabilitas pada laporan keuangan pada Kedai Ayas selama 3 tahun dari tahun

Nakon ˇsto smo kreirali centralni repozitorij na GitLabu u kojem ´ce se nalaziti naˇs projekt, potrebno ga je sada povu´ci lokalno.. To radimo koriste´ci se