• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran pada Anak Berkebutuhan Khusus Autis di Masa Covid-19 Di SLBN Tanjung

VII VIII IX JML

B. TEMUAN KHUSUS DAN PEMBASHASAN

2. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran pada Anak Berkebutuhan Khusus Autis di Masa Covid-19 Di SLBN Tanjung

Evaluasi adalah proses yang sangat penting dalam pembelajaran karena evaluasi pembelajaran adalah suatu proses penilaian yang sistematis untuk menetukan atau membuat keputusan sampai sejauh mana tujuan pembelajaran tercapai. Evaluasi sangat penting dilakukan oleh guru kepada siswanya untuk mengetahui hasil belajar siswa dan kemampuan masing-masing siswa. Evaluasi pembelajaran pada anak autis berbeda dengan anak pada umumnya.

Ibu Siti Hasi’ah selaku wali kelas autis mengatakan bahwa dalam mengevaluasi pembelajaran untuk siswa autis sebagai berikut:

“Evaluasi atau penilaian di dalam segi kompetensi untuk anak autis berbeda dengan anak-anak normal pada umumnya. Standar penilaian kriterian ketuntasan minimal (KKM) anak autis lebih rendah di bandingkan dengan anak-anak pada umumnya. KKM pada anak autis maksimal 70 sedangkan anak pada umumnya maksimal dapat mencapai nilai 80.” (Wawancara dengan wali kelas autis Ibu Siti Hasi’ah, S.Pd.I. Kamis, 25 Maret 2021).

Berdasarkan hasil observasi, wawancara dan dokumentasi yang dilakukan oleh peneliti, dapat di simpulkan bahwa dalam melakukan evaluasi pembelajaran untuk anak autis dengan nilai rata-rata KKM lebih rendah dibandingkan dengan anak-anak normal pada umumnya.

2. Kendala yang dihadapi dalam pelaksanaan pembelajaran pada Anak

a) Guru Kesulitan Menyampaikan Materi Pembelajaran Selama Masa Covid-19

Peran guru sangat penting dalam pelaksanaan pembelajaran pada anak autis, karena anak autis tersebut membutuhkan bimbingan yang khusus. Anak autis sangat sulit berinteraksi dan sulit untuk berkonsentrasi dengan lingkungan di sekelilingnya. Secara fisik anak autis pada umumnya tidak jauh berbeda dengan anak-anak normal lainnya, namun secara psikis mereka sangat berbeda. Guru harus pandai memilih media, metode dan pendekatan yang cocok untuk anak autis tersebut agar mereka dapat berhasil dalam proses pembelajaran. Kesulitan dalam berinteraksi, berkonsentrasi dan berkomunikasi membuat guru cukup kesulitan saat mengajar. Seperti yang telah di sampaikan oleh Ibu Siti Hasiah, S.Pd.

sebagai berikut:

“Pastinya ada kendala ya, karena kita mengajar di sekolah luar biasa bukan seperti sekolah pada umumnya, karena di SLB ini lebih unik dari yang lain. Sejauh ini ibu mengalami kesulitan pada saat menyampaikan materi pembelajaran pada anak karena kesulitan anak untuk berkomunikasi dan mengerti apa yang kita sampaika. Secara umumnya kendala yang kami alami pada saat pandemic covid-19 ini adalah kurangnya komunikasi dan kerjasama antara guru dengan wali murid. Kebanyakan wali murid sulit dihubungi dan tidak mengambil lembar kerja siswa selama pembelajaran DR, misalnya jika sudah mengambil lembar kerja ada sebagian wali murid yang mengembalikan dan ada juga yg tidak mengembalikan. Setelah pemerintah menetapkan kembali pembelajaran tatap muka anak anak cenderung datang terlambat ke sekolah dan jadwal pembelajaran tidak sama seperti biasanya, yang mana sebelum covid 1x pertmuan 60 menit, dan sekarang menjadi 30 menit.”(Wawancara dengan wali kelas autis Ibu Siti Hasi’ah, S.Pd.I. Kmais, 24 Maret 2021).

Seperti halnya yang di sampaikan oleh orang tua siswa autis sebagai berikut:

“Iya, saya selalu memantau perkembangan fadli ketika menjemputnya pulang sekolah saya selalu bertanya tentang perkembangannya selama proses pembelajaran di sekolah dan dirumah. Sebenarnya kalau ditanya tepat waktu kadang tepat waktu, kalau terlambat biasanya anak bangunnya susah di karena kan dulu belajar DR jadi sudah terbiasa bangun siang dan

terkadang juga tergantung mood anak, itu akan menjadi lama berangkatnya.” (Wawancara dengan orang tua siswa autis Ibu Apri Bariani, Senin 29 Maret 2021)

b) Siswa Sulit Memahami Materi Pembelajaran

Siswa adalah seorang pelajar ataupun murid yang sedang duduk di bangku sekolah dasar, sekolah menengah pertama dan juga sekolah menegah atas yang berusaha meningkatkan potensi diri melalui proses pembelajaran pada jalur pendidikan baik pendidikan maupun normal.

Siswa juga merupakan komponen utama dalam proses pembelajaran.

Sama-sama dalam menuntut ilmu tidak membuat siswa memiliki pengetahuan dan daya tangkap yang sama, sama hal nya dengan yang terjadi pada siswa di kelas autis yang memiliki daya tangkap dan kemampuan komunikasi yang berbeda.

Seperti yang di sampaikan oleh Ibu Siti Hasi’ah sebagai wali kelas autis sebagai berikut:

“Anak autis sangat sulit untuk focus atau berkonsentrasi, karena mereka cenderung memiliki dunianya sendiri. Di dalam proses pembelajaran mereka juga sulit memahami materi yang dipelajari.

Ibu harus menggunakan cara tertentu agar anak paham materi pembelajarannya. Rata-rata kendala yang dialami anak autis adalah komunikasi. Ada satu murid ibu sulit untuk mengeluarkan suara, ketika berbicara dia cenderung membeo atau mengikuti apa yang guru katakan. Untuk berkomunikasi dengan dia maka ibu harus menggunkan kalimat perintah seperti (Ayo kerjakan).”

(Wawancara dengan wali kelas autis Ibu Siti Hasi’ah, S.Pd.I Kamis 25 Maret 2021).

Peneliti juga melakukan wawancara kepada orang tua siswa kelas autis tentang kesulitan yang di alami siswa, sebagai berikut:

“Perkembangan fadli pada awalnya tidak seperti anak biasa pada umumnya karena dia speech delay (gangguan komunikasi yang menyebabkan seorang anak mengalami kesulitan dalam berbicara.

Ketika dia menginginkan sesuatu dia hanya menunjuk barang tersebut dan terkadang dia hanya mengunakan bahasa baku ketika mengingingkan sesuatu, misalnya ketika dia ingin membeli es krim maka dia hanya menyebut kata “es” berulang-ulang.” (Wawancara dengan orang tua siswa Ibu Apri Bariani, Senin 29 Maret 2021).

Pernyataan ini di pertegas oleh orang tua siswa kelas autis, sebagai berikut:

“Di usia fadli 1 tahun dia hanya tertawa dan tidak seperti anak-anak umum lainnya. Bahkan disaat fadli berumur 2 tahun dia belum bisa memanggil orang tua nya sendiri dengan sebutan ibu/ayah seperti anak umum lainnya.” (Wawancara dengan orang tua siswa Ibu Apri Bariani, Senin 29 Maret 2021).

c) Media Pembelajaran Terbatas

Media pembelajaran mempunyai peranan yang sangat penting dalam kegiatan belajar mengajar. Agar proses pembelajaran berjalan dengan efektif dan efisien, maka guru harus memilih media yang tepat dan mudah diterapkan. Media yang sering di gunakan anak autis adalah media visual. Dan harus menggunakan media yang tepat agar materi yang di sampaikan bisa di mengerti oleh siswa.

Seperti halnya yang di sampaikan oleh wali kelas autis Ibu Siti Hasi’ah, S.Pd.I sebagai beriku:

“Media tidak sepenuhnya di sediakan oleh sekolah, jika sebagai guru berusaha untuk menggunkan media di setiap pelaksanaan pembelajaran. Tetapi terkendala pada waklu, alat dan bahan yang dalam pembuatannya tidak hanya membutuhkan waktu yang sebentar apalagi kalau kita membuat media yang rumit maka membutuhkan waktu yang sangat lama atau membutuhkan tenaga orang lain untuk membuatnya. Terkadang kita juga memanfaatkan lingkungan sekitar atau gambar dari internet untuk dijadikan media.” (Wawancara dengan wali kelas autis Ibu Siti Hasi’ah, S.Pd.I. Kamis 25 Maret 2021).

d) Guru Kesulitan Menerapakan Metode Pembelajaran

Proses pembelajaran memerlukan metode dan jelas untuk mencapai tujuan pembelajaran yang efektif dan efisien. Guru harus mengetahui terlebih dahalu kemampuan anak sebelum menggunakan metode pembelajaran. Guru juga perlu mempelajari metode pengajaran agar dapat menyampaikan materi dan dimengerti dengan baik oleh siswa.

Seperti yang di sampaikan oleh Ibu Siti Hasi’ah sebagai wali kelas autis sebagai berikut:

“Kesulitan saat menerapkan metode pembelajaran seperti menggunakan metode kelompok, terkadang anak tidak mau bekerja sama. Dan ibu harus memilih metode yang tepat dan sesuai dengan kondisi serta karakteristik belajar siswa, dengan menjelaskan materi secara berulang kali kepada anak agar anak paham, saat itulah ibu merasa kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran.” (Wawancara dengan wali kelas autis Ibu Siti Hasi’ah, S.Pd.I. Kamis 25 Maret 2021).

Berdasarkan hail observasi, wawancara, dan dokumentasi dapat di peroleh kesimpulan bahwa kendala dalam proses pembelajaran anak autis di masa covid-19 ini adalah pertama guru kesulitan pada saat menyampaikan materi pembelajaran ke anak, kedua anak sulit memahami materi pembelajaran, ketiga kurangnya komunikasi dan kerjasama antara guru dan wali murid, keempat keadaan media pembelajaran yang terabatas, kelima guru kesulitan dalam menerapkan metode pembelajaran.

3. Upaya dalam mengatasi kendala pada pelaksanaan pembelajaran