• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kendala dan Bagaimana Mengatasi Kendala dalam Penerapan Tutorial Online Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Universitas Terbuka

TEMUAN PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A.Gambaran Umum Universitas Terbuka

B. Penerapan Tutorial Online Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Universitas Terbuka

4. Kendala dan Bagaimana Mengatasi Kendala dalam Penerapan Tutorial Online Mata Kuliah Pendidikan Agama Islam di Universitas Terbuka

Dalam penerapan segala sesuatu, seringkali ditemukan kendala-kendala. Begitu juga dalam penerapan tutorial online mata kuliah PAI di UT. Terdapat beberapa kendala dialami dalam penerapannya.

a. Keterbatasan Akses

Mahasiswa UT tersebar diseluruh wilayah hingga sampai pelosok Indonesia. Bagi mahasiswa yang tinggal di daerah pelosok seringkali mengalami kendala akses dalam mengikuti tutorial online. Tidak adanya jaringan internet diwilayah mereka tinggal, atau sudah ada namun sinyalnya masih sangat jelek.

Keterbatasan akses menjadi kendala yang sering dialami, dan menjadi perhatian utama dalam penerapan tutorial online. Hasani Ahmad Said salah satu tutor dari tutorial online PAI mengatakan kendala tersebut sebagai berikut ini,

“cuma kendalanya ada beberapa mahasiswa, terutama yg di daereh-daerah, model di Papua, ada beberapa yang belum bisa diakses, internet belum masuk atau jangkauannya belum bagus. Sehingga ini menjadi kendala sendiri. Sehingga ada beberapa mahasiswa mengadu ke saya.”29

Arya Kurniawan30, salah satu mahasiswa UT juga menyatakan mengalami keterbatasan akses internet. Mengatasi kendala ini, seringkali Arya Kurniawan harus mencari tempat yang mudah mendapatkan koneksi untuk menyelesaikan tugas tutorial online. Dari keterbatasan akses ini bisa menimbulkan kendala yang lain, seperti mahasiswa yang kurang aktif mengikuti tutorial online. Misalkan

29

Wawancara dengan Hasani Ahmad Said, Jakarta, 28 Januari 2013. 30

dilihat dari data peserta tutorial online semester 2012.12, rata-rata pada masing-masing kelas hanya sedikit peserta tutorial online yang aktif mengakses.

Mengatasi kendala keterbatasan akses ini, pada setiap Unit Program Belajar Jarak Jauh (UPBJJ) sudah disediakan fasilitas internet. Namun, tetap saja jarak antara rumah mahasiswa dengan UPBJJ masih sangat jauh, sehingga mahasiswa sangat jarang berkunjung ke UPBJJ, terkecuali ada urusan sangat penting seperti registrasi dan ujian akhir semester (UAS).

b. Mahasiswa Kurang Aktif

Kendala lain dalam penerapan tutorial online adalah mahasiswa kurang aktif dalam mengikuti tutorial online. Meskipun permasalahan mahasiswa yang kurang aktif ini, salah satu faktornya dikarenakan oleh kendala sebelumnya, yaitu keterbatasan akses di daerah mahasiswa berada. Kendala mahasiswa yang kurang aktif diungkapkan oleh kapala tutor tutorial online PAI, Syaiful Mikdar sebagi berikut.

Kendalanya ada mahasiswa yang tidak aktif. Mengatasi kendala biar mahasiswa aktif? Ya dengan disapa melalui tutor. Mana tugas anda? Tanggal sekian sudah masuk lagi ke inisiasi sekian. Menyapa lewat tuton atau lewat email. Kalau bahasa konvensionalnya, kok kamu gak ngerjain? Begitu. Mengingatkan. Gak marahin. Cuma mengingatkan saja. UT itu universitas demokrasi. Klo belajar ya ada nilainya. Gak belajar yang gak ada nilainya.31

Jadi sebagai upaya untuk mengaktifkan mahasiswa mengikuti tutorial

online, tutor melakukan sapaan. Sapaan terhadap mahasiswa dapat dilakukan

dengan dua cara, yaitu mengirimkan pesan kepada mahasiswa di aplikasi tutorial

online dan mengirim email ke alamat email mahasiswa yang tidak aktif mengikuti

tutorial online tersebut.

Selain keterbatasan akses yang menjadi salah satu penyebab mahasiswa kurang aktif mengikuti tutorial online. Faktor lain biasanya disebabkan karena kesibukan para mahasiswa sendiri. Kebanyakan mahasiswa di UT sudah bekerja,

31

sehingga mengikuti tutorial online hanya disela-sela waktu senggang setelah bekerja.

c. Tutor Kurang Aktif

Selain mahasiswa yang kurang aktif, dari kalangan mahasiswa sendiri mengeluhkan bahwa tutor juga kurang aktif dalam memandu tutorial online. Bagi mahasiswa ini menjadi kendala tersendiri. Tutor tidak aktif dalam diskusi, seringkali tutor hanya memberi pertanyaan pembuka diskusi, kemudian tutor tidak menanggapi jawaban diskusi dari para mahasiswa. Tutor tidak memberi jawaban yang benar terhadap pertanyaan diskusi tersebut, sehingga mahasiswa bingung menentukan jawaban yang paling ideal dari diskusi yang sudah terjadi. Tutor juga kurang transparan dalam member nilai jawaban diskusi dan jawaban setiap tugas yang sudah dikerjakan mahasiswa pada setiap inisiasi ke-3, 5, dan 7.

Ummi Habibah dalam pengalamannya mengikuti tutorial online PAI berkaitan dengan tutor, mengungkapkan bahwa “penilaiannya pun kurang transparan. Kami tidak dapat mengetahui nilai dari tugas yang sudah kami kerjakan. Dalam berdiskusi pun saya merasa kurang komunikatif antar sesama mahasiswa. Kami mengharapkan tutor untuk ikut berpartisipasi dalam forum diskusi yang ada.”32

Pernyataan yang isinya hampir sama diungkapkan oleh Herlyan, sebagai berikut:

Tuton hanya memberikan pertanyaan dan rambu-rambu diskusi untuk didiskusikan oleh mahasiswa. Untuk mengatasi kendala ini seharusnya Tuton juga ikut aktif menanggapi diskusi-diskusi yang telah diposting mahasiswa, agar tidak ada terjadi kerancuan antar mahasiswa. Tuton tidak memposting jawaban diskusi yang telah diajukan sehingga mahasiswa tidak dapat mengetahui sejauh mana perkembangan mahasiswa dalam mengikuti tuton. Untuk mengatasi kendala ini tentunya tutor harus memposting jawaban yang benar dari soal diskusi yang telah diberikan hal ini agar mahasiswa dapat mengetahui bahwa apakah jawaban diskusi telah benar atau masih salah. Tutor tidak memposting jawaban tugas 1-3 yang telah diberikan. Untuk mengatasi kendala ini tentunya tutor memposting jawaban tugas 1-3 sehingga mahasiswa dapat

32

mengetahui sejauh mana kebenaran dari jawaban tugas yang telah dikirimkan.”33

Tri Indah Setyo Rahayu juga menyatakan keluhannya terhadap tutor yaitu bahwa tutor “cukup baik dalam penyajiannya, hanya kurang dalam pemberian tanggapan setiap diskusi jadi mahasiswa tidak tahu apakah jawaban itu benar apa salah.”34

Ternyata tutor pun dirasa kurang aktif menanggapi diskusi. Memang dalam pelaksanaannya, tutor sekadar memberikan pertanyaan pembuka diskusi, selanjutnya tidak menaggapi tanggapan yang diberikan mahasiswa. Saat memberi nilai tanggapan dan jawaban dari ketiga tugas mahasiswa, tutor langsung memberi nilai pada kolom penilaian.

d. Kelas yang Terlalu Banyak

Mata kuliah PAI di UT yang merupakan MKDU, menjadikan tutorial

online PAI untuk seluruh mahasiswa UT hanya dikelola oleh satu pihak, yaitu di

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP). Maka dalam penerapan tutorial

online PAI saat ini satu kelas tutorial online diisi oleh 300 mahasiswa. Sedangkan dengan tutor yang terbatas, padahal kelasnya lebih banyak, satu tutor bisa memegang dua atau tiga kelas tutorial online. Satu tutor memantau 300 mahasiswa saja bisa sangat melelahkan, apalagi bila memegang dua atau tiga kelas, berarti memantau 600 atau 900 mahasiswa setiap harinya.

Hasani Ahmad Said menyatakan bahwa kondisi tersebut bisa menjadi kendala tersendiri. “Penilaian itu diakhir ya, penilaian yang kita biasa lakukan, itu sebenarnya sudah ada format-format yang khusus ya, hanya ada kendalanya, misalnya karena di UT itu, saya satu dosen pegang tiga kelas, satu kelasnya ada 300 mahasiswa, jadi tidak semuanya terpantau. Itu menjadi kendala tersendiri.”35

Pernyataan senada diungkapkan oleh Syaiful Mikdar. Bahkan katanya, karena kelas yang terlalu banyak, sampai dibantu oleh dosen dari Universitas

33

Wawancara melalui email dengan Herlyan, 30 Maret 2013.

34Wawancara melalui email dengan Tri Indah Setyo Rahayu, 28 Maret 2013. 35

Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah, Jakarta. Beliau mengungkapkan, “karena mata kuliah Pendidikan Agama Islam ini MKDU maka ribuan mahasiswanya. Maka pada semester 2012.2 ada 18 kelas, setiap kelasnya kurang lebih 300 orang tersebar ke seluruh pelosok dunia. Maka saya dibantu dosen UIN, masing-masing dua atau satu kelas.”36

Kelas yang terlalu banyak dengan 300 mahasiswa pada masing-masing kelas, membuat penerapan tutorial online menjadi sangat tidak maksimal. Tutor tidak bisa memeriksa tanggapan diskusi dan jawaban tugas-tugas mahasiswa dengan teliti satu-satu, karena durasi waktu hanya satu minggu.

e. Keamanan Jaringan

Aplikasi tutorial online menggunakan jaringan internet. Salah satu yang harus diwaspadai di internet adalah keamanan jaringan. Seringkali mungkin sekadar iseng atau disengaja, ada saja hacker, atau lebih tepatnya adalah cracker,

yang berusaha untuk menganggu sistem jaringannya. Dikalangan umum, banyak yang menyamakan antara hacker dengan cracker, padahal berbeda. Hacker masuk menyusup ke jaringan untuk mengamati kelemahan jaringan, kemudian memberi tahu kelemahan tersebut kepada pemiliknya, tanpa melakukan kejahatan. Sedangkan cracker menyusup ke jaringan untuk merusak sistem jaringan atau menyebarkan virus.

Diungkapkan oleh Hasani Ahmad Said bahwa:

Ternyata ada juga orang-orang yang nakal di internet, dalam hal ini hacker ya. Hacker juga berperan di situ. Di semester ini saja ada beberapa mahasiswa tidak bisa memberikan tanggapan terhadap diskusi, sehingga orang lebih-lebih malah mengirim tanggapan ke email saya, email saya itu penuh dengan tanggapan mahasiswa, alasannya apa, ternyata karena tidak bisa masuk ke ruang forum diskusi. Setelah saya tanyakan ke UT di pondok cabe ternyata ada kendala diserver, mungkin ada orang yang jahil itu.37

Menangani hal ini, dari penjelasan Leonard R Hutasoit kepala tutorial

onlie di FKIP, menjelaskan bahwa Pusat Komputer (PUSKOM) UT sudah

36

Wawancara melalui email dengan Syaiful Mikdar, Jakarta, 23 Januari 2013. 37

memperketat keamanan terhadap jaringan aplikasi tutorial online, namun memang masih sering lengah, sehingga akhirnya beberapa cracker berhasil masuk dan mengganggu jaringan. Memang banyak yang mengganggu jaringan tutorial online

UT, karena aplikasi tutorial online di UT merupakan yang terbaik di Indonesia, sehingga banyak yang ingin mencoba mengganggu sistem jaringannya.

96 BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN