• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kepanjangan dari Himpunan Mahasiswa Islam

Dalam dokumen Pedoman Perkaderan LK I BPL (Halaman 38-42)

Pengunaan lambang HMI dapat diterapkan pada : a) Lencana/Badge HMI

b) Bendera c) Stempel d) Kartu Anggota e) Papan Nama HMI

f) Gordon/Selempang HMI

g) Aksesoris atau perlengkapan lain dengan tidak menyimpang dari lambang dan penggunaannya

Atribut lain yang digunakan dalam HMI adalah : 1) Muts/Peci HMI

2) Baret HMI

Segala sesuatu yang berkaitan dengan atribut diatur dalam ketentuan khusus. Hubungan Konstitusi dan Pedoman lainnya

Pada dasarnya konstitusi hanya memberikan aturan yang bersifat umum, aturan secara khusus dijelaskan dalam pedoman-pedoman lainnya. Pedoman lain berfungsi sebagai penjelasan teknis hal-hal yang dibahas dalam konstitusi, sehingga tidak boleh bertentangan dengan konstitusi. Secara hirarki hukum konstitusi merupakan aturan tertinggi.

3.1.3 Materi Nilai Dasar Perjuangan A. Silabus

JENJANG:

LATIHAN KADER I

NILAI DASAR PERJUANGAN ALOKASI WAKTU: 8 JAM

Tujuan Pembelajaran Umum

Peserta dapat memahami latar belakang perumusan dan kedudukan NDP serta subtansi materi secara garis besar dalam organisasi.

Tujuan Pembelajaran Khusus

1. Peserta dapat menjelaskan sejarah perumusan NDP dan kedudukannya dalam organisasi

2. Peserta dapat menjelaskan hakikat sebuah kehidupan 3. Peserta dapat menjelaskan hakikat kebenaran

4. Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan alam semesta 5. Peserta dapat menjelaskan hakikat penciptaan manusia 6. Peserta dapat menjelaskan hakikat masyarakat

7. Peserta dapat menjelaskan hubungan antara iman, ilmu dan amal Pokok Bahasan/Sub Pokok Bahasan

1. Sejarah perumusan NDP dan kedudukan NDP dalam organisasi HMI 1.1. Pengertian NDP

1.2. Sejarah Perumusan dan lahirnya NDP

1.3. NDP sebagai kerangka Global Pemahaman Islam dalam konteks organisasi HMI

1.4. Hubungan antara NDP dan Mision HMI 1.5. Metode pemahaman NDP

2. Garis besar Materi NDP 2.1. Hakikat Kehidupan

2.1.1. Analisa Kebutuhan Manusia

2.1.2. Mencari kebenaran sebagai kebutuhan dasar manusia 2.1.3. Islam sebagai sumber kebenaran

2.2. Hakikat Kebenaran

2.2.1. Konsep Tauhid La Ila Ha Illallah 2.2.2. Eksistensi dan sifat-sifat Allah

2.2.3. Rukun iman sebagai sebagai upaya mencari kebenaran 2.3. Hakikat Penciptaan Alam Semesta

2.3.1. Eksistensi Alam

2.3.2. Fungsi dan Tujuan Penciptaan Alam 2.4. Hakikat-hakikat penciptaan Manusia

2.4.1. Eksistensi Manusia dan Kedudukannya diantara mahkluk lainnya

2.4.2. Kesetaraan dan kedudukan manusia sebagai khalifah dimuka bumi

2.4.3. Manusia sebagai hamba Allah

2.4.4. Fitrah, kebebasan dan tanggungjawab manusia 2.5. Hakikat Masyarakat

2.5.1. Perlunya menegakan keadilan dalam masyarakat 2.5.2. Hubungan Keadilan dan Kemerdekaan

2.5.3. Hubungan Keadilan dan kemakmuran 2.5.4. Kepemimpinan untuk menegakkan keadilan 2.6. Hakikat Ilmu

2.6.1. Ilmu sebagai jalanmencari kebenaran 2.6.2. Jenis-jenis Ilmu

3. Hubungan antara Iman, Ilmu dan Amal Metode :

Menjunjung tinggi kearifan lokal Evaluasi :

Test objektif/subjektif, penugasan dan membuat kuisoner Referensi :

1. Al-Qur’an dan terjemah 2. Teks NDP

3. Literatur lain yang relevan B. Materi Terurai

Sejarah Perumusan NDP

Sampai pada fase perjuangan HMI dalam transisi orde lama dan orde baru, pedoman perjuangan HMI yang mendasar dan sistematis belum ada, setelah fase berikutnya baru disusun Nilai Dasar Perjuangan HMI, yang pada Kongres XVI HMI di Padang tahun 1986 pernah berubah nama menjadi Nilai Identitas Kader (NIK), pada dasarnya tidak ada perubahan atas isi dari NDP. Perubahan ini didasari atas pertimbangan politik setelah keluarnya UU No.5 tahun 1985 yang menyatakan bahwa Pancasila satu-satunya azas organisasi kemasyarakatan. Pada Kongres XXII HMI di Jambi tahun 1999 nama NIK kembali ditukar menjadi NDP, seirama dengan pertukaran azas organisasi.

Kelahiran NDP dilatarbelakangi oleh : 1) Keadaan negara

Bangsa Indonesia sekitar 1966-1968 tengah mengalami perbaikan dari segi infra struktur maupun supra struktur, karena bangsa Indonesia baru dilanda badai pengkhianatan PKI

2) Keadaan umat Islam

Nurkholis Madjid dalam buku HMI Menjawab Tantangan Jaman mengungkapkan bahwa muslim Indonesia adalah termasuk yang paling sedikit ter”Arab”kan. Di Indonesia pemahaman Islam masih dangkal, sehingga masih ada persoalan bagaimana menghayati nilai-nilai Islam itu sendiri.

3) Antek-antek PKI mempunyai pedoman yang baik

Untuk memberikan pemahaman tentang kekomunisan, para kader PKI di masa jayanya (1960-an) mempunyai buku saku yang bisa dibaca dimanapun dan kapanpun. Melihat keadaan ini timbul keinginan Cak Nur untuk menyusun dasar-dasar nilai Islam melalui kerangka sistematis yang kemudia beliau beri nama NDI (Nilai Dasar Islam) dengan tujuan NaDI ini mampu berfungsi sebagai pemahaman global tentang ajaran Islam.

4) Literatur yang tersedia belum memuaskan

Pada waktu itu para kader HMI masih jarang sekali menuangkan ide keislaman mereka dalam bentuk tulisan, salah satu penyebabnya adalah kesibukan melawan PKI secara fisik.

Pada masa kepengurusan Nurkholis Madjid, HMI berusaha membuat pedoman perjuangan dan pada Kongres X HMI di Palembang tahun 1971, ditetapkan menjadi Nilai Dasar Perjuangan (NDP), yang berasal dari naskah NDI yang disampaikan Cak Nur dalam Kongres IX HMI di Malang tahun 1969 yang selanjutnya kongres menugaskan kepada Nurkholis Madjid, Sakib Mahmud, dan Endang Saifudin Anshari (alm.) untuk menyempurnakannya. Pemilihan nama NDP sendiri memiliki alasan, yaitu (1) Nama NDI terlalu mengklaim Islam yang bahkan akan mempersimpit ajaran Islam iru sendiri, (2) Terinspirasi oleh buku “Perjuangan Kita”-nya Syahrir.

Ahmad Wahib dalam buku harian yang kemudian diterbitkan menjadi buku oleh Johan Effendi dengan tajuk “Pergolakan Pemikiran Islam” yang dianggap controversial, menuliskan bahwa perumusan NDI tersebut dipengaruhi oleh perjalanan Nurkholis Madjid ke universitas-universitas di Amerika atas undangan pemerintah Amerika pada tahun 1968. Hal ini dibantah oleh Cak Nur dalam buku HMI Menjawab Tantangan Jaman, bahwa sebenarnya perjalanan ke Amerika tidak berpengaruh banyak terhadap dirinya, karena selain perjalanan ke Amerika, Cak Nur juga melanjutkan lawatan ke Timur Tengah dengan menggunakan sisa uang saku yang dihematnya waktu di Amerika. Di Timur Tengah perjalanan dimulai dari Damaskus, Kuwait, Saudi Arabia, Turki, Lebanon, dan terakhir Mesir. Dalam perjalanan di Timur Tengah inilah untuk pertama kalinya Cak Nur bertemu Gus Dur, padahal mereka satu kampung. Di Riyadh Cak Nur bertemu dengan Dr. Farid Mustafa dan mendapat banyak hal darinya. Selama di Timur Tengah Cak Nur sering mengadakan diskusi kritis tentang berbagai hal keislaman.

Sepulang Cak Nur dari menunaikan ibadah haji atas undangan Menteri Pendidikan Arab Saudi (Syekh hasan bin Abdullah Ali) sekitar bulan April 1969, keinginannya untuk menulis NDI makin menggebu-gebu.

Kedudukan NDP dalam tubuh HMI

NDP merupakan landasan perjuangan HMI, dan ini perlu disosialisikan pada setiap kader. Tujuan NDP dalam HMI merupakan filsafat sosial dalam melakukan perubahan sesuai tujuan HMI. Hubungan NDP dalam HMI dapat digambarkan sebagai berikut :

Berdasarkan skema tersebut, maka NDP merupakan filsafat sosial yang bersumber dari ajaran Islam. Filsafat sosial ini diturunkan menjadi teori-teori sosial yang teori-teori ini akan memberikan konsepsi yang jelas pada arah gerak perubahan sosial yang dilakukan oleh HMI.

C. Teks NDP

NILAI DASAR PERJUANGAN HIMPUNAN MAHASISWA ISLAM

A. DASAR-DASAR KEPERCAYAAN

Manusia memerlukan suatu bentuk kepercayaan. Kepercayaan itu akan melahirkan tata nilai guna menopang hidup dan budayanya. Sikap tanpa percaya atau ragu yang sempurna tidak mungkin dapat terjadi. Tetapi selain kepercayaan itu dianut karena kebutuhan dalam waktu yang sama juga harus merupakan kebenaran. Demikian pula cara berkepercayaan harus pula benar. Menganut kepercayaan yang salah bukan saja tidak dikehendaki akan tetapi bahkan berbahaya.

Disebabkan kepercayaan itu diperlukan, maka dalam kenyataan kita temui bentuk-bentuk kepercayaan yang beraneka ragam di kalangan masyarakat. Karena bentuk- bentuk kepercayaan itu berbeda satu dengan yang lain, maka sudah tentu ada dua kemungkinan: kesemuanya itu salah atau salah satu saja diantaranya yang benar. Disamping itu masing-masing bentuk kepercayaan mungkin mengandung unsur-unsur kebenaran dan kepalsuan yang campur baur. Sekalipun demikian, kenyataan menunjukkan bahwa kepercayaan itu melahirkan nilai-nilai. Nilai-nilai itu kemudian melembaga dalam tradis-tradisi yang diwariskan turun temurun dan mengikat anggota masyarakat yang mendukungnya. Karena kecenderungan tradisi untuk tetap mempertahankan diri terhadap kemungkinan perubahan nilai-nilai, maka dalam kenyataan ikatan-ikatan tradisi sering menjadi penghambat perkembangan peradaban dan kemajuan manusia. Disinilah terdapat kontradiksi kepercayaan diperlukan sebagai sumber tatanilai guna menopang peradaban manusia, tetapi nilai-nilai itu

ISLAM

NDP HMI

Dalam dokumen Pedoman Perkaderan LK I BPL (Halaman 38-42)