• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB VIII KESIMPULAN DAN SARAN

DAFTAR PUSTAKA 101 LAMPIRAN

3) Tingkat Pengembalian Investasi (Internal Rate of Return/IRR)

6.4 Aspek Teknis Pemeliharaan Kelinc

6.4.1 Keragaan Usaha Budidaya Anakan Kelinc

Budidaya anakan kelinci pada Asep’s Rabbit Project (pola usaha I dan II) dilakukan dengan menggunakan teknik intensif, seperti penggunaan kandang yang cukup lebar, makanan dan minum yang dijaga keteraturannya, dan bangunan kandang yang terjaga kebersihannya, selain itu juga pemberian obat yang teratur

pada saat kelinci terserang penyakit. Pengetahuan yang didapat pemilik tentang budidaya anakan kelinci didapat dari hasil pembelajaran otodidak dan juga pelatihan-pelatihan yang diadakan oleh asosiasi peternak kelinci internasional. Budidaya anakan kelinci ini mempunyai tujuan untuk memperoleh benih atau anakan dengan usia sekitar satu bulan. Beberapa teknik budidaya anakan kelinci adalah sebagai berikut :

1. Persiapan Tempat Budidaya Anakan Kelinci

Persiapan tempat budidaya terdiri atas pembuatan bangunan dan pembuatan kandang. Pembuatan bangunan terdiri atas kegiatan membangun tempat perlindungan yang nantinya diletakkan kandang sebagi tempat budidaya kelinci. Kandang yang baik dan tepat merupakan suatu cerminan kesehatan ternak. Kesehatan ternak yang terjaga stabilitasnya sangat besar pengaruhnya pada keberhasilan peternakan yang diprogramnya. Kelinci mudah sekali beradaptasi terhadap berbagai bentuk kandang yang disediakan asalkan kondisinya memenuhi persyaratan kebutuhan hidup kelinci. Hal-hal yang perlu diperhatikan, antara lain (Sarwono, 2001) :

• Lokasi Kandang

Penempatan kandang yang baik yaitu pada lokasi yang mendapat sinar matahari pagi, bersuhu sejuk, memiliki ventilasi sempurna, tempat yang kering, lingkungan tenang, dan tak jauh dari rumah.

• Lantai Kandang

Lantai kandang dapat dibuat dari kawat, bambu atau kayu, dan tanah. Bila memilih lantai dari kawat akan membuat otot kaki kelinci cepat lelah oleh karena itu diperlukan papan kayu yang digunakan kelinci untuk

beristirahat. Lantai dari bambu atau kayu sangat baik untuk pertumbuhan kelinci. Sedangkan lantai dari tanah sebaiknya dilapisi batu bata atau disemen agar kelinci tidak membongkar-bongkar tanah.

• Suasana Tenang dan Aman

Kandang yang baik member perlindungan yang aman bagi ternak, yaitu situasinya yang tenang dan aman. Kelinci mudah terkejut oleh suara hiruk dan bunyi-bunyian yang keras. Peternak perlu waspada terhadap gangguan tak terduga, seperti gangguan anjing, kucing, atau tikus.

• Pola Kandang

Pemilihan pola kandang sangat tergantung pada ukuran atau besarnya usaha, iklim, modal yang tersedia, dan kemudahan pengelolaan. Penentuan pola kandang biasanya merupakan keputusan yang diambil sendiri oleh peternak.

2. Persiapan Peralatan

Peralatan-peralatan yang digunakan dalam proses budidaya anakan kelinci antara lain :

• Kotak Sangkar

Kotak sangkar diperlukan untuk menyediakan tempat yang nyaman bagi induk yang melahirkan, sekaligus tempat yang nyaman bagi anak-anak kelinci yang baru lahir.

• Tempat Pakan dan Minum

Tempat pakan dan minum kelinci sangat bervariasi bentuk dan bahannya. Ukuran wadah sekurang-kurangnya sedalam 7,5 – 10 cm dengan diameter

15 – 20 cm. wadah sebaiknya mudah dipasang dan diambil dari kandang, bobot cukup berat sehingga tidak mudah digulingkan oleh kelinci.

• Perlatan Pendukung lain (Alat-alat kebersihan)

Alat – alat kebersihan biasanya digunakan untuk membersihkan kotoran dan air kencing yang tertinggal kandang kelinci. Alat-alat kebersihan yang digunakan adalah : sapu, kain lap, korekan, dan ember.

3. Pembelian Mesin Pakan

Mesin pakan digunakan untuk mengolah pelet yang nantinya merupakan makanan pokok bagi kelinci. Pelet kelinci berbahan dasar : bungkil kedelai atau dedak sebanyak 40 persen, bungkil kedelai senyak 20 persen, bungkil kelapa sebanyak 10 persen, jagung sebanyak 10 per, premix mineral sebanyak 1 persen, dan rumput 19 persen (Asep’s Rabbit Project). Komposisi pakan tersebut disusun atas kebutuhan dasar dari kelinci.

4. Pemilihan Induk

Produktivitas kelinci sangat tergantung pada pengelolaan, salah satu unsur yang sangat mendukung pengelolaan adalah indukan. Indukan yang digunakan diseleksi berdasarkan sifat ras, penampilan fisik, usia, tingkah laku, daya produksi, dan nilai ekonomis.

5. Penyesuaian Induk

Induk yang telah dipilih dan memiliki keunggulan dalam berbagai hal kemudian dimasukkan ke dalam kandang yang telah dipersiapkan. Dalam kondisi ini kelinci sangat rapuh karena kondisi pada kandang baru sangat berbeda kondisinya dengan kondisi lingkungan hidup kelinci sebenarnya. Sehingga agar kelinci dapat hidup normal kelinci perlu penyesuaian kandang,

penyesuaian kandang membutuhkan waktu 1 minggu agar kelinci benar-benar terbiasa dengan kondisi kandang yang baru.

6. Perkawinan Induk

Perkembangbiakan kelinci dapat diatur dengan kelahiran terencana. Kelahiran untuk kelinci terjadi 31-32 hari sesudah perkawinan yang berhasil. Perkawinan pada kelinci dapat dilakukan dengan tiga macam cara, yaitu cross breed, inbreed, dan line breed (Sarwono, 2001).

7. Masa Melahirkan

Setelah menjalani masa bunting selama 31-32 hari maka kelinci telah siap untuk melahirkan anak-anaknya. Dalam satu kali masa bunting kelinci dapat melahirkan rata-rat 4-8 ekor anak. Anakan yang ideal dilahirkan oleh kelinci adalah enam ekor karena jumlah puting susu yang berfungsi baik hanya enam putting dan dari 6 ekor tersebut tingkat kematian kelinci sebesar 15 persen, sehingga rata-rata dalam satu kali masa bunting kelinci dapat melahirkan 5 ekor (Asep’s Rabbit Project).

8. Masa Menyusui

Setelah dilahirkan anakan kelinci langsung disusui oleh induknya, masa menyusui kelinci adalah selama 42-56 hari,. Tetapi waktu ini dapat dipersingkat menjadi hanya 28 hari setelah kelahiran anak. Penyapihan lebih awal memungkinkan jumlah kelahiran yang lebih banyak dalam setahun serta puncak produksi susu antara 12-28 hari setelah itu mulai berhenti.

9. Panen

Kelinci yang telah disapih dan berumur 45 hari dan telah disapih siap untuk dipasarkan kepada para pemesan. Kelinci berusia muda dengan ukuran lebih disukai oleh pedagang karena lebih mudah dalam memasarkannya dan juga memiliki harga yang relatif lebih murah. Pemasaran langsung yang dilakukan untuk mendapatkan harga yang bagus dan juga mengurangi resiko kematian. Harga jual anakan kelinci berada di kisaran rata-rata Rp 50.000.