• Tidak ada hasil yang ditemukan

KERAGAMAN GENETIK DAN HERITABILITAS KARAKTER AGRONOMI PADA TIGA KELOMPOK POPULASI F 2 GANDUM

Oasis x HP1744 menunjukkan bahwa rata – rata segregan-segregannya memiliki duan bendera yang lebih hijau Nilai tengah populasi F 2 nya sebesar 46.89±0.45,

KERAGAMAN GENETIK DAN HERITABILITAS KARAKTER AGRONOMI PADA TIGA KELOMPOK POPULASI F 2 GANDUM

(Triticum aestivumL.) Abstrak

Penelitian ini bertujuan untuk mendapatkan informasi tentang parameter genetik karakter agronomi pada tiga kelompok populasi F2 gandum. Tiga kelompok populasi F2 turunan Oasis/HP1744, Selayar/Rabe, dan Dewata/Alibey digunakan dalam penelitian ini. Percobaan dilakukan di Kebun Percobaan BALITHI, Cipanas dengan ketinggian tempat ± 1100 meter di atas permukaan laut. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan keragaan zuriat, ragam genetik, dan perbedaan nilai duga heritabilitas pada tiga kelompok populasi F2 yang diuji. Nilai duga heritabilitas pada populasi Oasis x HP1744 berkisar 0.50 – 0.94, pada populasi Selayar x Rabe berkisar 0.38 – 0.98, dan pada populasi Dewata x Alibey berkisar 0.55 – 0.96. Karakter bobot biji/tanaman memiliki nilai heritabilitas 0.70 di populasi Oasis x HP1744, 0.55 di populasi Selayar x Rabe, dan 0.76 di populasi Dewata x Alibey. Nilai heritabilitas untuk karakter rasio floret hampa di populasi Oasis x HP1744 0.81, di populasi Selayar x Rabe 0.68, dan di populasi Dewata x Alibey 0.71. Karakter jumlah anakan produktif memiliki heritabilitas 0.89 pada populasi Oasis x HP1744, 0.98 pada populasi Selayar x Rabe, dan 0.93 pada populasi Dewata x Alibey. Karakter jumlah anakan produktif merupakan karakter yang sangat cocok sebagai karakter sekunder untuk potensi hasil.

Kata – kata kunci : varietas selektif, persilangan, karakter agronomi, variabilitas genetik, heritabilitas

Abstract

This study was aimed to obtain the genetic information of agronomical traits in three wheat segregating populations. The segregating populations were developed from Oasis/HP1744, Selayar/Rabe, and Dewata/Alibey. The field experiment was conducted at BALITHI Reseach Station in Cipanas (± 1100 meter above sea level). The results showed that there were significant different on phenotpyic performance, genetic variability, and heritibility value among the observed segregating populations. The range of heritability value in Oasis/HP1744 population was 0.50-0.94, in Selayar/Rabe population 0.38-0.98, and in Dewata/Alibey population 0.55-0.96. The seed weight/plant was inherited with heritability 0.70 in Oasis/HP1744, 0.55 in Selayar/Rabe, and 0.76 in Dewata/Alibey. The heritability of empty floret ratio was 0.81 in Oasis/HP1744, 0.68 in Selayar/Rabe, and 0.71 in Dewata/Alibey. The productive tillering number heritability was 0.89 in Oasis/HP1744, 0.98 in Selayar/Rabe, and 0.93 in Dewata/Alibey. The productive tillering number could be used as secondary trait for improving the yield potential of wheat.

Key words : selective variety, hybridization, agronomic trait, genetic variability, heritability

PENDAHULUAN Latar Belakang

Hibridisasi antar varietas selektif merupakan salah satu upaya penting dalam menghasilkan keragaman genetik. Upaya ini mampu menggabungkan karakter-karakter yang diinginkan ke dalam dalam satu genotipe. Keragaman genetik terbentuk melalui persilangan yang dilanjutkan dengan penyerbukan sendiri (selfing). Persilangan genotipe-genotipe berkerabat jauh dan memiliki latar belakang genetik yang berbeda akan menghasilkan keragaman genetik yang lebih tinggi dibanding persilangan genotipe yang berkerabat dekat (Acquaah 2007).

Berdasarkan hasil percobaan respon plasma nutfah gandum di dua agroekosistem diketahui bahwa genotipe – genotipe gandum yang digunakan dalam persilangan memiliki latar belakang genetik yang berbeda. Oasis, genotipe yang diintroduksi dari India merupakan genotipe toleran suhu tinggi berdasarkan karakter rasio floret hampa (indeks sensitivitas = 0.45) dan berbiji besar. HP1744, genotipe yang diintroduksi dari India merupakan genotipe berumur relatif genjah dan medium toleran suhu tinggi. Selayar, genotipe yang sudah dilepas di Indonesia diintroduksi dari India merupakan genotipe medium toleran suhu tinggi dan memiliki orientasi daun yang relatif tegak. Rabe, genotipe yang diintroduksi dari India merupakan genotipe berumur genjah dan memiliki kerapatan spikelet yang tinggi namun sensitif suhu tinggi. Dewata, genotipe yang sudah dilepas di Indonesia diintroduksi dari India merupakan genotipe yang memiliki jumlah produktif yang terbanyak (7.00 ± 0.23). Alibey, genotipe yang diintroduksi dari Turki memiliki karakteristik medium toleran suhu tinggi dan memiliki daun bendera yang lebih hijau.

Evaluasi keragaan, keragaman genetik, dan heritabilitas pada populasi bersegregasi membantu pemulia dalam menentukan karakter dan kriteria seleksi, menentukan metode seleksi yang tepat, dan mengidentifikasi segregan potensial yang memiliki karakter harapan. Penelitian ini ditujukan untuk mengestimasi keragaman genetik dan heritabilitas karakter agronomi pada tiga kelompok populasi bersegregasi.

METODE PENELITIAN

Bahan genetik yang digunakan dalam percobaan ini yaitu tiga kelompok populasi F2 hasil persilangan OASIS x HP1744, Selayar x Rabe, dan Dewata x Alibey. Percobaan dilaksanakan di Kebun Percobaan BALTHI, Cipanas dengan ketinggian tempat 1200 m dpl pada bulan September 2011 dan berakhir pertengahan Januari 2012. Pertanaman dilakukan dengan sistem berjarak (spaced planting system), dengan jarak tanam 20 x 20 cm, dan setiap lubang tanam ditanam satu benih. Jumlah individu di populasi Oasis x HP1744 sebesar 131 individu, populasi Selayar x Rabe sebanyak 76 individu, dan populasi Dewata x Alibey sebanyak 106 individu. Pemupukan dilakukan dua kali. Pemupukan pertama dilakukan pada umur 10 HST dengan dosis 150 kg.ha-1 urea, 200 kg.ha-1 SP36, dan KCl 100 kg.ha-1. Pemupukan kedua dilakukan pada umur 30 HST dengan dosis pupuk 150 kg.ha-1 urea. Pemeliharaan tanaman dilakukan disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan pertanaman di lapangan. Pemanenan dilakukan ketika malai sudah masak panen yang ditandai dengan warna cokelat di sepanjang malai dan benihnya sudah mulai mengeras.

Karakter – karakter agronomi yang diamati meliputi jumlah anakan total, jumlah anakan produktif, umur berbunga (hari setelah tanam), umur panen (hari setelah tanam), tinggi tanaman (cm), panjang malai (cm), kehijauan daun, jumlah spikelet/malai, kerapatan spikelet/malai, luas daun, bobot kering tajuk, bobot kering akar, indeks panen, jumlah biji/malai, jumlah floret hampa/malai, rasio floret hampa/malai, jumlah biji/tanaman, bobot biji/malai, bobot 50 biji, dan bobot biji/tanaman.

Analisis Data Percobaan

Pendugaan komponen ragam, analisis keragaman genetik, dan heritabilitas diestimasi menggunakan persamaan sebagai berikut :

S2Lingkungan = (S2P1 + S2P2)/2

S2Fenotipe = (S2G + S2L + S2GXL) = S2F2

S2Genetik = (S2F2 – ((S2P1 + S2P2)/2)) = S2Fenotipe - S2Lingkungan

KKG = 100% 2 x x SG hbs2 = S2Genetik / S2Fenotipe

dimana : S2Lingkungan = ragam lingkungan, S2Fenotipe = ragam fenotipe, S2Genetik = ragam genetik, KKG = koefisien keragaman genetik, hbs2 = heritabilitas arti luas.

HASIL DAN PEMBAHASAN

Dokumen terkait