Kerangka Berpikir
Nelayan adalah suatu tipe komunitas yang aktivitas penghidupannya bergantung pada sumberdaya laut. Eksistensinya sebagai penghuni wilayah pesisir menjadi fenomena tersendiri, baik dalam kajian sosial, ekonomi, politik maupun budaya. Banyak faktor yang saling berpadu yang bersama-sama memberikan kontribusi nyata terhadap timbulnya kemiskinan dan ketidakberdayaan nelayan.
Program pemberdayaan masyarakat pesisir (PEMP) diharapkan dapat membantu memecahkan masalah yang dihadapi oleh kelompok nelayan, karena itu kelompok nelayan yang telah dibentuk dalam memanfaatkan program pemberdayaan harus di lihat sebagai pihak yang memiliki kemampuan, kekuatan dan kesanggupan untuk digerakkan, diaktifkan dan dikembangkan. Upaya untuk mempercepat proses perbaikan dalam pemberdayaan masyarakat tersebut diperlukan pendampingan.
Keberadaan pendamping menjadi sangat penting. Tugasnya sebagai pendamping mendasari kerjanya dengan berbagai integritas dan komitmen kepada upaya menciptakan kesejahteraan bersama. Di samping itu, karena pola pendekatan pemberdayaan dalam Program PEMP adalah kelompok, maka tugas/peran pendamping adalah menyertai proses pembentukan dan penyelenggaraan masyarakat nelayan untuk mengorganisasikan diri, mengidentifikasi kebutuhan lokal, dan memobilisasi sumberdaya yang ada pada mereka, menentukan motivasi dan kesiapan sistemnya untuk berubah, serta mengidentifikasi sumberdayanya, harapan-harapan, perspektif, dan relasi secara timbal balik.
Sebagai suatu unit sosial yang saling berinteraksi dan saling tergantung dalam upaya untuk mencapai tujuan, kelompok masyarakat nelayan pemanfaat program diharapkan tumbuh dari, oleh dan untuk kepentingan mereka sendiri. Selain dengan anggota kelompok, kerjasama juga dikembangkan antar kelompok dan mitra kerja lainnya agar usaha mereka berkembang dengan meningkatnya partisipasi anggota dalam kelompok. Peranserta (berpartisipasi) anggota, baik secara mental dan pikiran serta perasaan dalam situasi kelompok akan mendorongnya untuk memberikan
sumbangan atau bantuan kepada kelompok dalam usaha mencapai tujuan bersama dan ikutserta bertanggungjawab terhadap usaha yang dilakukannya.
Landasan pemikiran yang mendasari pentingnya partisipasi merupakan konsekuensi logis dari diterapkannya program pembangunan yang berbasis masyarakat, yaitu masyarakat didudukan sebagai pelaku utama pembangunan dan sekaligus menikmati hasil-hasilnya. Oleh karena itu, pendampingan kelompok masyarakat dalam Program PEMP, pendamping diharapkan mampu melakukan perannya dengan baik berdasarkan kompotensi dan pengalaman pendampingan yang dimilikinya, yang mampu dan aktif menyertai dalam proses penyelenggaraan kegiatan kelompok nelayan, baik sebagai fasilitator, mediator, motivator, edukator, komunikator dan aktif menciptakan media konsultaif yang baik sewaktu diperlukan, sedangkan di tingkat kelompok, langka kegiatan yang perlu adalah berupa persiapan sosial, termasuk kesiapan kelompok nelayan dalam memobilisasi anggotanya, menyepakati persoalan, menentukan aktivitas dan sumberdaya, mencari jawaban secara swadaya dan swadana terhadap persoalan-persoalan yang dihadapi oleh kelompok.
Melalui sinergitas tersebut, diharapkan kreativitas dan aktivitas masing-masing anggota kelompok akan semakin berkembang, terciptanya kegiatan yang bersifat transaksi pengetahuan, keterampilan, dan informasi yang dibutuhkan baik oleh anggota maupun sebagai kelompok. Proses tersebut harus dilakukan secara berkesinambungan dengan segenap kemampuan, tenaga dan pikiran sampai terjadinya perubahan perilaku anggota kelompok agar mereka tahu mendayagunakan potensinya, mau dengan kemauannya sendiri, mencari, menerima, memahami, menghayati dan menerapkan inovasi baru, serta mampu terampil mendayagunakan sendiri sumberdaya (input) yang diperlukan dalam melaksanakan perubahan-perubahan di dalam kegiatan usaha kelompoknya.
Indikator-indikator keberhasilan dalam proses pendampingan kelompok masyarakat nelayan pemanfaat program (KMP) pada Program PEMP di Provinsi Maluku Utara dapat diukur paling tidak melalui peningkatan kemauan dan kemampuan KMP nelayan dalam mengatur diri sendiri. Pengaturan diri secara otonom oleh KMP nelayan sebagai sasaran program merupakan salah satu ciri penting adanya
pembelajaran dan pemberdayaan tersebut. Asumsi ini mendasari konsep bahwa perubahan perilaku yang lebih partisipatif, mandiri dan kreatif dalam mengembangkan kegiatan usahanya merupakan ekspektasi dan fokus dari program pendampingan itu sendiri, dan kelompok masyarakat nelayan yang sudah semakin tahu, mau mengatur dirinya sendiri dan mampu melaksanakan serta menempatkan dirinya pada posisi sejajar dengan kelompok masyarakat yang lain menunjukan adanya kristalisasi pemberdayaan yang semakin baik. Semakin beragam bentuk peranserta anggota nelayan, dan semakin mampu anggota nelayan menentukan peransertanya, menunjukan bahwa kelompok nelayan tersebut semakin berdaya. Peningkatan potensi diri serta kemampuan mengelolah potensi yang lain di luar dirinya, juga merupakan petunjuk adanya keberdayaan.
Berdasarkan pemikiran tersebut di atas, dirumuskan suatu kerangka kerja analisis penilitian sebagaimana terlihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Berpikir Peran Tenaga Pendamping dalam Pemberdayaan kelompok Nelayan Pada Program PEMP di Provinsi Maluku Utara
PERAN PENDAMPING (X1) Sebagai : X1.1 Fasilitator X1..2 Mediator X1..3 Motivator X1.4 Edukator X1..5 Komunikator X1..6 Konselor TINGKAT KEBERDAYAAN KELOMPOK NELAYAN (Y2) Y2.1 Produktivitaskerja kelompok meningkat Y2.2 Kemampuan memenuhi kebutuhan dasar anggota
Y2.3 Kemampuan kelompok mengembalikan dan mengembangkan dana pinjaman program Y2.4 Kemampuan kelompok membangun kemitraan usaha Y2.5 Kemampuan kelompok mengakses modal barang dan jasa Y2.6 Kesadaran kelompok terhadap pemanfaatan dan pengelolaan SDPL secara berkelanjutan. KARAKTERISTIK KELOMPOK NELAYAN (X2) X2.1 Pembentukan kelompok X2.2 Aktivitas kelompok X2.3 Kepemimpinan kelompok X2.4 Akses anggota ke kelompok X2.5 Jangkauan usaha kelompok TINGKAT PARTISIPASI ANGGOTA KELOMPOK NELAYAN (Y1) Y1.1 Perencanaan Y1..2 Pelaksanaan Y1..3 Pemanfaatan Y1.4 Evaluasi
Hipotesis Penelitian
Berdasarkan latar belakang, tinjauan pustaka dan kerangka berpikir, maka dirumuskan hipotesis penelitian sebagai berikut:
(1) Terdapat hubungan yang nyata antara peran pendamping dengan partisipasi anggota nelayan terhadap Program PEMP
(2) Terdapat hubungan yang nyata antara karakteristik kelompok dengan partisipasi anggota kelompok nelayan
(3) Terdapat hubungan yang nyata antara peran pendamping dengan keberdayaan anggota kelompok nelayan terhadap program PEMP
(4) Terdapat hubungan yang nyata antara karakteristik kelompok dengan keberdayaan kelompok nelayan
(5) Terdapat hubungan yang nyata antara partisipasi anggota kelompok nelayan dengan keberdayaan anggota kelompok nelayan terhadap program PEMP
METODE PENELITIAN