• Tidak ada hasil yang ditemukan

Kerangka Berpikir

Dalam dokumen YUDI DARMA NIM. S (Halaman 97-103)

KAJIAN TEORI DAN HIPOTESIS

C. Kerangka Berpikir

Berdasarkan kajian teori yang diungkapkan di atas dapat dikemukakan kerangka pemikiran sebagai berikut:

1. Hubungan Pembelajaran Strategi Heuristik Dengan Pendekatan Metakognitif dan Pendekatan Investigasi Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik.

Prestasi belajar (Kemampuan pemecahan masalah matematik) peserta didik merupakan suatu hasil yang diperoleh peserta didik setelah mengikuti serangkaian

commit to user

proses belajar matematika dan melalui pembelajaran matematika yang didesain guru. Prestasi belajar (Kemampuan pemecahan masalah matematik) siswa dipengaruhi oleh faktor intern dan ekstern. Salah satu faktor ekstern yang perlu diperhatikan adalah pemilihan pendekatan pembelajaran yang tepat dan efektif. Pendekatan pembelajaran yang dipilih guru pada saat proses belajar mengajar sangat berpengaruh besar sekali terhadap keberhasilan siswa dalam memahami suatu konsep materi tertentu. Pendekatan pembelajaran yang baik adalah pendekatan yang disesuaikan dengan materi yang disampaikan, kondisi siswa, sarana yang tersedia serta tujuan pembelajaran sehingga pendekatan yang diterapkan lebih efektif.

Penerapan pembelajaran strategi heuristik dengan pendekatan metakognitif merupakan pembelajaran yang memandang keberhasilan individu diorientasikan dalam keberhasilan siswa menyelesaiakan permasalahan sesuai dengan langkah yang menjadi acuan penyelesaian secara heuristik. Dalam hal ini, maka siswa harus mampu dalam mencapai tujuan, dan siswa berusaha keras membantu dan mendorong dirinya untuk berhasil dalam belajar dan bertanggung jawab atas pembelajaran yang dilakukan. Pendekatan metakognitif ini menekankan pada tujuan dan keberhasilan pemecahan masalah yang di dalamnya guru memberikan perhatian lebih yang secara psikologis memberikan kesadaran siswa dalam berpikir serta dapat dicapai jika setiap langkah yang menjadi prosedur dalam penyelesaian masalah secara fundamental dan kompleks dipahami. Dengan demikian penerapan pembelajaran strategi heuristik dengan pendekatan metakognitif yang tepat diduga dapat meningkatkan kemampuan pemecahan masalah matematika, sehingga memungkinkan dapat mencapai hasil yang maksimal.

Dalam pembelajaran matematika strategi heuristik dengan pendekatan metakognitif, siswa dituntut untuk saling berusaha meningkatkan pemahaman dan ketepatan dalam menyelesaikan soal untuk setiap kreativitas, siswa mampu memaksimalkan kemampuan metakognitifnya sehingga mampu meningkatkan analisa dalam memahami dan menyelesaikan masalah. Sedangkan dalam pembelajaran menggunakan strategi heuristik dengan pendekatan investigasi pada

commit to user

pelaksanaan pembelajaran siswa bersifat proaktif dalam memahami dan menjelaskan materi sesama kelompoknya, menuntut peserta didik untuk bertanggung jawab individual karena adanya pembagian tugas. Dengan demikian pembelajaran dengan pendekatan metakognitif diharapkan lebih menuntut kecermatan dan keaktifan bagi siswa dibandingkan pendekatan investigasi. Oleh karena itu hasil belajar siswa dengan pembelajaran pendekatan metakognitif diduga akan lebih baik dibanding dengan pendekatan investigasi.

2. Hubungan Kreativitas Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Peserta Didik

Kreativitas belajar matematika peserta didik dan pengalaman belajar peserta didik selama proses belajar berlangsung merupakan modal bagi peserta didik dalam membangun konsep matematika yang dimiliki dan kemampuan pemecahan masalah matematikanya. Karakteristik matematika yang tersusun secara hierarkis, meletakkan kreativitas belajar matematika peserta didik yang merupakan kemampuan diri untuk mengumpulkan pengetahuan dan pengalaman peserta didik tentang matematika memungkinkan peserta didik mengembangkan pengetahuan matematikanya pada tingkatan yang lebih tinggi, dengan kata lain kreativitas belajar matematika peserta didik sebagai kemampuan membuat kombinasi-kombinasi baru, atau melihat hubungan-hubungan baru antar unsur, data, atau hal-hal yang sudah ada sebelumnya merupakan faktor yang berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematika. Oleh karenanya, peserta didik yang memiliki kreativitas belajar matematika tinggi akan memungkinkan memiliki kemampuan pemecahan masalah matematik yang lebih baik dibandingkan peserta didik yang memiliki kreativitas belajar matematika rendah.

3. Perbedaan Antara Pendekatan Pembelajaran Metakognitif dan Pendekatan Investigasi Pada Siswa Yang Memiliki Kreativitas Tinggi, Sedang, Maupun Rendah Terhadap Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik.

commit to user

Pendekatan pembelajaran bukanlah satu-satunya faktor yang berpengaruh terhadap peningkatan prestasi belajar (kemampuan pemecahan masalah matematik) siswa. Kreativitas siswa juga memiliki pengaruh terhadap prestasi belajar (kemampuan pemecahan masalah matematik) siswa. Karena perbedaan kreativitas siswa maka ada kemungkinan bahwa suatu pendekatan pembelajaran tidak selalu cocok untuk semua siswa. Suatu pendekatan pembelajaran mungkin cocok untuk siswa dengan kreativitas tinggi, tetapi tidak cocok untuk siswa dengan kreativitas sedang maupun rendah, dan sebaliknya. Siswa dengan kreativitas tinggi bisa belajar terutama jika mampu memiliki tingkat kesadaran yang baik terhadap pemahamannya dalam pembelajaran matematika.

Siswa yang belajar dengan pendekatan metakognitif akan menjadi lebih cermat dan lebih aktif dibandingkan siswa dengan pendekaan investigasi. Akan tetapi kreativitas matematika juga berpengaruh ketika pembelajaran berlangsung. Siswa yang memiliki kreativitas tinggi akan lebih cepat beradaptasi dengan pendekatan metakognitif, sedangkan siswa yang memiliki kreativitas sedang maupun rendah sama saja diberikan pembelajaran seperti apapun. Dari penjelasan ini, tentunya diduga pendekatan pembelajaran strategi heuristik melalui pendekatan Metakognitif dan pendekatan Investigasi memberikan prestasi (kemampuan pemecahan masalah matematik) yang lebih baik pada siswa dengan kreativitas tinggi daripada siswa dengan kreativitas sedang maupun rendah.

4. Perbandingan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematik Siswa Antara Kreativitas Tinggi Dengan Yang Memiliki Kreativitas Sedang Maupun Yang Memiliki Kreativitas Rendah.

Siswa yang memiliki kreativitas tinggi dan kemampuan tinggi adalah siswa yang senantiasa berusaha unggul dalam kompetisi, teliti, penuh tanggung jawab, menyukai tantangan serta rasional dalam meraih prestasi. Maka siswa yang kreativitasnya tinggi dan kemampuannya tinggi akan memperoleh prestasi belajar (kemampuan pemecahan masalah) yang lebih baik dan memuaskan. Jika materi pemenuhan kebutuhannya pembelajaran yang disampaikan menggunakan

commit to user

pendekatan pembelajaran yang baik dan sesuai, maka bagi siswa yang kreativitas belajarnya lebih tinggi, prestasi belajar (kemampuan pemecahan masalahnya) juga akan lebih baik daripada siswa yang memiliki kreativitas sedang, demikian juga bagi siswa yang memiliki kreativitas yang sedang prestasi belajar (kemampuan pemecahan masalahnya) lebih baik daripada siswa yang memiliki kreativitas rendah. Hal ini bagi siswa bahwa kreativitas belajarnya sangat menentukan keberhasilan siswa dalam memperoleh prestasi belajar (kemampuan pemecahan masalah matematik).

Pembelajaran dengan memperhatikan kreativitas ialah memanfaatkan hal tersebut sebagai potensi meningkatkan semangat (kompetisi) yang memang harus didayagunakan dalam proses pembelajaran. Kreativitas merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keberhasilan matematika. Walaupun pada umumnya siswa memiliki potensi kualitas akademik (kreativitas) yang sama, namun pasti ada salah satu yang paling dominan diantara ketiga kreativitas (sub kelompok tinggi, sub kelompok sedang dan sub kelompok rendah) yang mewakili kemampuan terbaik siswa.

Kreativitas yang dimiliki dari masing-masing siswa sangat berpengaruh terhadap intensitas siswa dalam belajar matematika. Siswa yang mempunyai krativitas tinggi cenderung lebih efektif dan lebih cepat memahami materi yang disampaikan dalam pembelajaran bila dibandingkan dengan siswa yang mempunyai kreativitas sedang maupun rendah. Dengan demikian, siswa yang memiliki kreativitas lebih tinggi diduga akan memiliki hasil belajar yang lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki kreativitas yang lebih rendah.

Berdasarkan paparan di atas, maka pendekatan pembelajaran dan tingkat kreativitas berdasarkan klasifikasi kreativitas siswa serta interaksi keduanya berpengaruh terhadap kemampuan pemecahan masalah matematik siswa. Bahkan dapat dimungkinkan dengan pendekatan pembelajaran yang baru siswa dapat memperoleh hasil kemampuan pemecahan masalah yang lebih baik. Dengan bertolak dari uraian di atas, kerangka berpikir dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut:

commit to user

Gambar 2.3 Kerangka Berpikir

D. Hipotesis

Berdasarkan teori dan kerangka berpikir di atas, hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Siswa yang mendapatkan pembelajaran strategi heuristik dengan pendekatan metakognitif memiliki kemampuan pemecahan masalah matematika yang lebih baik dari pada siswa yang diberikan dengan pembelajaran strategi heuristik dengan pendekatan investigasi.

2. Kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelompok kreativitas lebih tinggi lebih baik dibandingkan kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik dengan kelompok kreativitas lebih rendah.

3. Siswa yang mendapatkan pembelajaran strategi heuristik dengan pendekatan metakognitif dan investigasi, kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik dengan kreativitas tinggi lebih baik dibandingkan kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik dengan kreativitas sedang maupun rendah, dan kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik dengan kreativitas sedang lebih baik dibandingkan kemampuan pemecahan masalah matematika peserta didik dengan kreativitas rendah.

4. Kemampuan pemecahan masalah siswa pada kelompok kreativitas tinggi, sedang dan rendah, pembelajaran strategi heuristik dengan pendekatan metakognitif menghasilkan kemampuan pemecahan masalah matematika lebih baik dibanding-kan pembelajaran strategi heuristik dengan pendekatan investigasi.

Keterangan :

: Akan Mempengaruhi

Pembelajaran Strategi Heuristik Dengan: 1. Pendekatan Metakognitif 2. Pendekatan Investigasi Kreativitas Siswa: 1. Tinggi 2. Sedang 3. Rendah Kemampuan Pemecahan Masalah

commit to user

68

BAB III

Dalam dokumen YUDI DARMA NIM. S (Halaman 97-103)