• Tidak ada hasil yang ditemukan

BAB II LANDASAN TEORI

2.3 Kerangka Berpikir

Peneliti ingin memaparkan kerangka berpikir yang digunakan dalam menganalisis gaya bahasa Najwa Shihab dalam wawancara eksklusif bersama presiden “Jokowi Diuji Pandemi” di youtube tahun 2020. Hal ini yang dikaji oleh peneliti adalah jenis gaya bahasa yang berdasarkan struktur kalimat, gaya bahasa retoris serta gaya bahasa kiasan. Penelitian gaya bahasa Najwa Shihab dalam wawancara eksklusif bersama presiden “Jokowi Diuji Pandemi” di youtube tahun 2020 ini bertujuan untuk menganalisis wujud dan makna gaya bahasa yang ditinjau dari perspektif stilistika pragmatik.

Beberapa orang mungkin lebih mengenal sebutan gaya bahasa atau majas yang mungkin diketahui orang secara umum dan tidak mendalaminya.

Padahal, banyak orang yang sering menggunakan gaya bahasa tersebut baik itu seorang pengarang, penulis bahkan pembicara pun yang tidak disadarinya karena belum mengetahui jenis-jenis majas atau gaya bahasa tersebut. Dalam penelitian ini, gaya bahasa yang berdasarkan struktur kalimat, gaya bahasa retoris serta gaya bahasa kiasan akan peneliti ditemukan dalam tuturan percakapan yang dilakukan Najwa Shihab dalam wawancara eksklusif bersama presiden berdasarkan lampiran data yang diperoleh oleh peneliti.

Bagan 2.3 Kerangka Berpikir Penelitian

ANALISIS GAYA BAHASA NAJWA SHIHAB DALAM WAWANCARA EKSLUSIF BERSAMA PRESIDEN JOKOWI “JOKOWI DIUJI PANDEMI”

DI YOUTUBE TAHUN 2020 (KAJIAN STILISTIKA PRAGMATIK)

Kajian Stilistika Pragmatik

Gaya Bahasa

Wujud Gaya Bahasa

Makna Pragmatik Gaya Bahasa

46 BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Jenis Penelitian

Penelitian ini dikategorikan dalam penelitian deskriptif kualitatif.

Peneliti mengambil metode penelitian kualitatif sebagai bentuk metode penelitian ini. Selain itu, peneliti mendeskripsikan tuturan menjadi transkip yang berbentuk kata-kata maupun kalimat berada di youtube. Najwa Shihab dalam siaran mata Najwa acara televisi Trans7 yang melakukan wawancara eksklusif bersama Presiden Jokowi yang bertema “Jokowi Diuji Pandemi”.

Penelitian kualitatif adalah penelitian yang bermaksud untuk memahami fenomena tentang apa yang dialami oleh subjek penelitian, seperti perilaku, persepsi, motivasi, tindakan, dan lain-lainnya, secara holistik dan dengan cara deskripsi dalam bentuk kata-kata dan bahasa, pada suatu konteks khusus yang dialamiah dan dengan memanfaatkan beberapa metode alamiah Moleong (2006:6).

3.2 Sumber Data dan Data Penelitian

Penelitian ini sumber data terdapat video acara Mata Najwa Shihab dalam wawancara eksklusif bersama Presiden Jokowi. Dalam acara Mata Najwa yang terdapat video ini menyajikan gaya bahasa yang digunakan oleh Najwa Shihab berwawancara bersama Presiden Jokowi mengenai pandemi yang bertema “Jokowi Diuji Pandemi”. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tuturan berupa kalimat dialog percakapan antartokoh

yang mengandung jenis gaya bahasa Najwa Shihab dalam wawancara eksklusif bersama Presiden Jokowi tentang “Jokowi Diuji Pandemi”.

3.3 Metode dan Teknik Pengumpulan Data

Metode adalah cara yang harus dilaksanakan atau diterapkan; teknik adalah cara melaksanakan atau menerapkan metode. Sebagai cara, kejatian atau identitas teknik ditentukan adanya oleh alat yang dipakai Sudaryanto (2015:9). Selain itu, teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling strategis dalam penelitian, karena tujuan utama dari penelitian adalah mendapatkan data yang diperoleh dari peneliti sendiri. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data, maka peneliti tidak akan mendapatkan data yang memenuhi standar data yang diterapkan. Metode penyedian data ini diberi nama metode simak karena cara yang digunakan untuk memperoleh data dilakukan dengan menyimak penggunaan bahasa. Istilah menyimak di sini tidak hanya berkaitan dengan penggunaan bahasa secara lisan, tetapi juga penggunaan bahasa secara tertulis. Metode ini memiliki teknik dasar yang berwujud teknik sadap. Teknik sadap disebut sebagai teknik dasar dalam metode simak karena pada hakikatnya penyimakan diwujudkan dengan penyadapan. Dalam arti, seorang peneliti yang dalam upaya mendapatkan data dilakukan dengan menyadap penggunaan bahasa terhadap sesuatu objek yang diteliti.

Dalam praktik selanjutnya, teknik sadap ini diikuti dengan teknik lanjutan yang berupa teknik simak bebas libat cakap, dan teknik catat. Selain

itu, teknik simak bebas libat cakap diartikan sebagai si peneliti hanya berperan sebagai pengamat penggunaan bahasa oleh para informannya. Ia tidak terlibat dalam peristiwa pertuturan yang bahasanya sedang diteliti.

Teknik simak bebas libat cakap tidak berperan untuk itu, ia hanya menyimak dialog yang terjadi antarinformannya. Selanjutnya, teknik catat adalah teknik lanjutan yang dilakukan ketika menerapkan metode simak Mahsun (2005:92).

Berikut ini langkah-langkah yang dilakukan peneliti berdasarkan kedua teknik tersebut:

1. Tahap pertama, peneliti mengunduh video melalui Youtube. Alamat link https://www.youtube.com/watch?v=rqCUk4UyFeg.

2. Tahap kedua, peneliti menyimak gaya bahasa yang digunakan oleh Najwa Shihab dalam wawancara eksklusif bersama Presiden Jokowi dengan bertema “Jokowi Diuji Pandemi”.

3. Tahap ketiga, peneliti mencatat gaya bahasa apa saja yang digunakan oleh Najwa Shihab dalam wawancara eksklusif bersama Presiden Jokowi dengan bertema “Jokowi Diuji Pandemi”.

3.4 Instrumen Penelitian Data

Kemampuan peneliti sebagai instrument dapat dikembangkan dengan mencatat apa saja yang terjadi dari hasil percakapan melalui video Youtube.

Peneliti menyimak video yang dilakukan tokoh subjek penelitian ini yaitu Najwa Shihab sedang mewawancarai secara eksklusif bersama Presiden Jokowi di Youtube. Peneliti mengumpulkan data kemudian peneliti

menggunakan peralatan khusus sebagai alat dalam mentranskipkan tuturan lisan menjadi bentuk tulisan. Alatnya, seperti tape-recorder dapat digunakan sebagai alat umpan balik sehingga tindakan dan pengamatan itu dapat diperbaiki. Dalam pelaksanaannya, peneliti melakukan penelitian keterkaitan dengan dua rumusan masalah (wujud gaya bahasa dan makna pragmatik terhadap gaya bahasa yang digunakan Najwa Shihab bersama Presiden Jokowi dalam wawancara eksklusif di Youtube tahun 2020; Kajian Stilistika Pragmatik. Instrumen penelitian kualitatif akan diharapkan melengkapi data dan membandingkan dengan data yang telah ditemukan oleh peneliti melalui menyimak dan mencatat.

3.5 Teknik Analisis Data

Pendapat Bogdan & Biklen (dalam Basrowi & Suwandi, 2008: 193) analisis data kualitatif merupakan upaya yang dilakukan dengan jalan bekeja dengan data, mengorganisasikan data, memilah data menjadi satuan yang dapat dikelola, mengadakan sintensis, mencari dan menemukan pola, menemukan apa yang penting dan apa yang dipelajari, dan membuat keputusan apa yang dapat diceritakan kepada orang lain. Analisis deskriptif adalah analisis yang dilakukan dengan merinci serta menjelaskan secara penjang lebar menyeluruh keterkaitan data penelitian dalam bentuk tulisan Nurastuti (2007:103). Teknik analisis deskriptif merupakan upaya yang dilakukan untuk memecahkan masalah dengan melalui beberapa tahapan.

Kemudian, tahapan tersebut terbagi menjadi empat bagian, yaitu identifikasi, klasifikasi, interpretasi, dan deskripsi.

1. Identifikasi data

Identifikasi adalah kegiatan mencari, menemukan, mengumpulkan, meneliti, mendaftarkan, mencatat data dan informasi dari kebutuhan lapangan. Tahap identifikasi peneliti mengidentifikasi gaya bahasa dalam tuturan percakapan yang dilakukan Najwa Shihab saat wawancara eksklusif bersama bapak presiden berdasarkan wujud gaya bahasa, dan makna pragmatik gaya bahasa berdasarkan teori- teori yang sudah dipaparkan oleh peneliti pada bab II.

2. Klasifikasi data

Klasifikasi adalah memilah-milah data, menggolongkan. Tahap selesai identifikasi data, peneliti memilah-milah data tuturan yang sesuai berdasarkan wujud gaya bahasa dan makna pragmatik. Klasifikasi data bertujuan untuk mengetahui tuturan mana saja yang termasuk wujud gaya bahasa terkandung dalam jenis-jenis majas/gaya bahasa pada teori yang berada bab II. Lalu mengetahui makna pragmatik yang terdapat tuturan Najwa Shihab dalam wawancara eksklusif bersama Presiden Jokowi.

3. Interpretasi data

Interpretasi adalah cara memiliki, memilih, mengelompokkan data, merangkumnya, menafsirkan dan menyajikannya dalam bentuk tulisan.

Peneliti menginterpretasi data tuturan yang digunakan Najwa Shihab

dalam wawancara eksklusif bersama Presiden Jokowi berdasarkan wujud gaya bahasa dan makna pragmatik.

4. Deskripsi

Deskripsi dapat dikatakan sebagai tahap mendeskripsikan atau pelaporan yang dilakukan setelah hasil analisis yang dilakukan oleh peneliti sendiri dengan menemukan berdasarkan wujud gaya bahasa, dan makna pragmatik gaya bahasa pada tuturan tersebut.

3.6 Triangulasi Data

Triangulasi data adalah teknik pemeriksaan kesalahan data yang memanfaatkan sesuatu yang lain di luar data itu untuk keperluan pengecekkan atau sebagai pembanding terhadap data itu (Moleong, 2006). Triangulasi data untuk memeriksa keabsahan hasil penelitian. Selain itu, triangulasi data juga digunakan untuk mengetahui tingkat ketepatan dan kedalaman hasil penelitian ini. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan triangulasi penyidik Triangulasi penyidik merupakan teknik triangulasi yang memanfaatkan peneliti atau pengamat yang lain untuk mengecek penelitian ini. Dalam penelitian ini, peneliti meminta bantuan dosen untuk bersedia menjadi triangulator yang akan memeriksa hasil pengumpulan data dan tabulasi data yang telah diperoleh serta dianalisis oleh peneliti, peneliti mempercayakan Bapak Dr. R. Kunjana Rahardi, M. Hum., sebagai penyidik dalam triangulasi data.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

Pada bab ini, memuat hasil penelitian yang terbagi menjadi tiga bagian, yaitu (1) deskripsi data, (2) analisis data, dan (3) pembahasan. Bagian pertama, yaitu deskripsi data memaparkan tentang data yang diperoleh oleh peneliti.

Bagian kedua, yaitu analisis data yang berisi tentang analisis gaya bahasa Najwa Shihab dalam wawancara eksklusif bersama Presiden Jokowi “Jokowi Diuji Pandemi” di youtube tahun 2020 (Kajian Stilistika Pragmatik). Terakhir bagian ketiga, yaitu pembahasan hasil yang akan mendeskripsikan analisis gaya bahasa Najwa Shihab dalam wawancara eksklusif bersama Presiden Jokowi “Jokowi Diuji Pandemi” di youtube tahun 2020 (Kajian Stilistika Pragmatik).

4.1 Deskripsi Data

Penelitian ini berjudul Analisis Gaya Bahasa Najwa Shihab dalam Wawancara Ekslusif bersama Presiden Jokowi “Jokowi Diuji Pandemi” di Youtube Tahun 2020 (Kajian Stilistika Pragmatik). Penelitian ini mengkaji sesuai dengan rumusan masalah peneliti adalah wujud gaya bahasa dan makna pragmatik terhadap tuturan Najwa Shihab dalam wawancara eksklusif bersama Presiden Jokowi. Sumber data pada penelitian ini berupa tuturan yang terdapat pada acara salah satu Najwa Shihab dalam wawancara eksklusif bersama Presiden Jokowi. Selain itu, Alamat link pada acara Najwa Shihab https://www.youtube.com/watch?v=rqCUk4UyFeg dan peneliti mengunduh pada tanggal 13 Mei 2020. Dalam acara Najwa terdapat video ini menyajikan

52

gaya bahasa yang digunakan oleh Najwa Shihab saat berwawancara bersama Presiden Jokowi yang bertema “Jokowi Diuji Pandemi”. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah tuturan berupa kalimat dialog percakapan antara Najwa Shihab bersama Presiden Jokowi yang mengandung aneka jenis majas atau gaya bahasa. Data penelitian ini didapatkan melalui metode teknik catat dan metode simak. Peneliti melakukan menyimak suatu tuturan dari video yang telah diunduh tersebut, tuturannya dibuatkan dengan menggunakan transkip data tuturan percakapan. Kemudian transkip data tersebut dianalisis kalimat yang diduga atau dicurigai yang mengandung aneka jenis majas. Teknik mencatat tuturan yang dilakukan oleh peneliti sekitar 2 bulan dari tanggal 29 Juni –25 Agustus 2020.

Data yang diperoleh sekaligus terkumpul peneliti kurang lebih 74 tuturan yang berasal dari 5 orang terlibat dalam percakapan wawancara eksklusif bersama Najwa Shihab serta bapak Presiden Jokowi, menteri sosial dan dua orang korban PHK, yaitu bapak Miptah dan ibu Neneng. Data penelitian ini berupa frasa, klausa, dan kalimat yang mengandung ungkapan majas perbandingan, majas pertautan, majas pertentangan, dan majas perulangan dalam tuturan percakapan Najwa Shihab saat wawancara eksklusif bersama Presiden Jokowi. Dalam penelitian ini, peneliti memilih pendapat Tarigan sebagai teori jenis majas/ gaya bahasa dalam penelitian tersebut. Jenis majas menurut Moeliono (dalam Laksana, 2010:6) terdapat empat aneka macam majas, yaitu majas perbandingan, majas pertentangan, majas pertautan, dan majas perulangan. Pertama, Majas perbandingan dapat

diungkapkan menjadi beberapa gaya bahasa, seperti gaya perumpamaan, gaya metafora, gaya personifikasi, gaya alegori, antitesis, pleonasme dan tautologi, koreksi atau epanortosis dsb. Kedua, Majas pertentangan dapat diungkapkan menjadi beberapa gaya bahasa, seperti gaya hiperbola, gaya litotes, gaya ironi, gaya oksimoron, gaya paronomasia, gaya paralipsis, gaya innuendo, gaya antifasis, gaya klimaks, gaya antiklimaks, gaya apostrof, gaya apofasis, gaya zeugma dsb. Ketiga, Majas pertautan dapat diungkapkan menjadi beberapa gaya bahasa, seperti gaya metonimia, gaya sinekdoke, gaya alusi, gaya ellipsis, gaya eufemisme, gaya eponim, gaya epitet, gaya erotesis atau pertanyaan retoris, gaya asidenton, gaya polisidenton dsb. Keempat, Majas perulangan dapat diungkapkan menjadi beberapa gaya bahasa, seperti gaya anafora, gaya asonansi, gaya mesodiplosis, epifora dsb.

Sebaliknya wujud tuturan gaya bahasa Najwa Shihab saat wawancara eksklusif bersama Presiden Jokowi sebagai dasar pengklasifikasian data, ialah gaya asindeton, gaya metafora, gaya polisindeton, gaya innuendo, gaya koreksio atau epanortosis, gaya paronomasia, gaya asonansi, gaya pleonasme dan tautologi, gaya prolepsis atau antisipasi, gaya antiklimaks, gaya apofasis atau preterisio, gaya litotes, gaya anafora, gaya antitesis, gaya erotesis, gaya sinekdoke, gaya perumpaman atau simile, gaya klimaks, gaya mesodilopsis, gaya epifora, dan gaya eufemisme. Selain itu, makna pragmatik tuturan Najwa Shihab saat wawancara eksklusif bersama Presiden Jokowi yang muncul di antaranya ialah menggambarkan, menanyakan, menegaskan, menjelaskan, mengkritik, menginformasikan, menunjukkan, memberikan

pujian, memberitahukan, menyatakan, memperbaiki kata, menyetujui, menasehati, perintah, mendengarkan. Data yang diperoleh sekaligus terkumpul peneliti sekurang-kurang 74 data tuturan yang telah diklasifikasi dalam wujud gaya bahasa dan makna pragmatik yang digunakan Najwa Shihab saat wawancara eksklusif bersama Presiden Jokowi.

4.2 Analisis Data

Pada sub bab ini, peneliti akan membahas hasil analisis gaya bahasa Najwa Shihab dalam wawancara eksklusif bersama Presiden Jokowi “Jokowi Diuji Pandemi” di youtube tahun 2020 (Kajian Stilistika Pragmatik). Analisis gaya bahasa yang dilakukan untuk menemukan gaya bahasa berdasarkan konteksnya dalam pragmatik. Pragmatik adalah ilmu bahasa yang mempelajari kondisi penggunaan bahasa manusia yang pada dasarnya sangat ditentukan oleh konteks yang mewadahi dan melatarbelakangi bahasa itu Rahardi (2005:49).

Berdasarkan penjelasan di atas, hal yang akan dipaparkan dari peneliti pada bagian analisis adalah gaya bahasa Najwa Shihab dalam wawancara eksklusif bersama Presiden Jokowi “Jokowi Diuji Pandemi” di youtube tahun 2020 (kajian stilistika pragmatik) sehingga menginterprestasikan makna oleh peneliti sendiri yang menggunakan gaya bahasa jenis tertentu dalam video wawancara eksklusif. Analisis lengkapnya akan dilampirkan sebagai berikut.

4.2.1 Wujud Gaya Bahasa

Dalam gaya bahasa Najwa Shihab dalam wawancara eksklusif bersama Presiden Jokowi “Jokowi Diuji Pandemi” di youtube, peneliti menemukan kurang lebih sepuluh data dari macam majas atau gaya bahasa berdasarkan konteksnya.

1) Gaya Bahasa Asindeton

Dalam gaya bahasa Najwa Shihab dalam wawancara eksklusif bersama Presiden Jokowi, peneliti menemukan kalimat yang mengandung gaya bahasa asidenton yang dianalisis berjumlah 16 buah. Berikut ini akan dipaparkan 2 dari data tersebut.

No Data Tuturan

A : “Bertanya soal alasan pilihan kebijakan PSBB dibanding lockdown, terutama berkaitan dengan pemenuhan kebutuhan hidup yang harus dibiayai pemerintah, dan efektivitas untuk mengurangi jumlah korban COVID?”

B : “Karantina wilayah itu sama dengan lockdown, artinya masyarakat harus hanya di rumah, bus, taksi, ojek, pesawat, kereta, KRL, semua berhenti. Di Jakarta saja per hari membutuhkan 550 M, kalau Jabodetabek itu 3 kali lipat.”

1A

Konteks :Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa. Tuturan tersebut dilakukan oleh Najwa (43 tahun) selaku pembawa acara dengan Bapak Presiden Jokowi (59 tahun) selaku narasumber. Jokowi (59 tahun) ditanya mengenai alasan pilihan kebijakan PSBB dibanding lockdown.

No Data Tuturan

B : "Perlu saya sampaikan, sekarang yang namanya APD, PCR, rapid test, masker, semua jadi rebutan 213 negara yang terpapar.

Kebijakan yang terjadi secara grusah-grusuh semua ingin mendapatkan.”

1B

Konteks: Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa. Tuturan tersebut diungkapkan ketika Jokowi (59 tahun) ditanya mengenai APD, PCR, rapid test, masker.

Data tuturan (1A), kalimat yang mengandung gaya bahasa asindeton adalah karantina wilayah pekerjaan maupun belajar secara online, bus, taksi, ojek, pesawat, kereta, KRL, semua berhenti. Kalimat ini adalah gaya bahasa adanya tanda koma (,) yang digunakan sebagai penjedaan antar kalimat, tetapi penggunaan tanda koma dapat ditemukan dari perkataan yang disampaikan oleh Bapak Jokowi saat ditanyakan Najwa. Alasan Bapak Jokowi menghentikan sementara waktu seperti sama dengan lockdown yang artinya aktivitas masyarakat melakukannya hanya di rumah serta transportasi kendaraan semua berhenti juga. Bahkan untuk Jakarta saja bisa mencapai per-harinya membutuhkan 550 miliaran, sedangkan kalau untuk Jabodetabek itu juga bisa 3 kali lipat dengan Jakarta. Gaya bahasa asidenton yang tidak dihubungkan dengan kata sambung, tetapi diberikan dengan tanda koma.

Asindeton adalah suatu gaya yang bersifat padat dan mampat dimana beberapa kata yang sederajat berurutan atau klausa-klausa yang sederajat, tidak dihubungkan dengan kata sambung Keraf (1984:131).

Data tuturan (1B), kalimat yang mengandung gaya bahasa asindeton adalah sekarang yang namanya APD, PCR, rapid test, masker. Kalimat di atas, terdapat penggunaan tanda koma (,) yang digunakan sebagai penjedaan antar kalimat, tetapi penggunaan tanda koma dapat ditemukan dari perkataan yang disampaikan oleh Bapak Jokowi saat ditanyakan oleh Najwa sendiri.

Penyampaian dari Bapak Jokowi tersebut, yakni perlu saya sampaikan sekarang dengan adanya muncul virus berbahaya ini menjadi rebutan dari 213 negara bahkan ada negara yang kekurangan. Semua dari 213 negara sangat

memerlukan peralatan alat-alat medis guna untuk membantu para dokter dalam membasmi virus corona ini seperti APD, PCR, Rapid Test, masker.

Semua negara ingin mendapatkannya alat tersebut maka dari itu negara Indonesia sendiri sedang mengupayakan untuk menemukan alat tersebut.

Selain itu juga, Bapak jokowi sering menyampaikan kepada masyarakat untuk terus melakukan 3M, yaitu selalu memakai masker, selalu mencuci tangan dengan air mengalir pakai sabun, dan jaga jarak dengan yang lain.

2) Gaya Bahasa Metafora

Dalam gaya bahasa Najwa Shihab dalam wawancara eksklusif bersama Presiden Jokowi, peneliti menemukan kalimat yang mengandung gaya bahasa metafora yang dianalisis berjumlah 1 buah. Berikut ini akan dipaparkan 1 dari data tersebut.

No Data Tuturan

A : “Corona jelas batu ujian bagi kepala negara, bagaimanakah kepala negara menyikapinya?”

2A

Konteks: Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa. Najwa (43) selaku pembawa acara menanyakan mengenai keadaan yang dihadapi oleh kepala negara dalam menangani virus bahaya tersebut.

Data tuturan (2A), kalimat yang mengandung gaya bahasa metafora adalah “Corona jelas batu ujian bagi kepala negara, bagaimanakah kepala negara menyikapinya?”. Ungkapan batu ujian pada kutipan di atas mengandung perbandingan dua hal yang berbeda secara implisit yaitu „batu‟

dengan ujian‟. Batu adalah benda keras dan padat yg berasal dari bumi atau

planet lain, tetapi bukan logam, sedangkan ujian adalah sesuatu yang dipakai untuk menguji mutu sesuatu (kepandaian, kemampuan, hasil belajar) ataupun bisa dikatakan juga sebagai pencobaan. Ungkapan batu ujian berarti menggambarkan manusia mengalami keadaan yang musibah atau cobaan.

Gaya bahasa metafora adalah pemakaian kata-kata buka arti yang sebenarnya, melainkan sebagai lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan Poerwadarminta (1976:648)

3) Gaya Bahasa Polisindeton

Dalam gaya bahasa Najwa Shihab dalam wawancara eksklusif bersama Presiden Jokowi, peneliti menemukan kalimat yang mengandung gaya bahasa polisindeton yang dianalisis berjumlah 18 buah. Berikut ini akan dipaparkan 2 dari data tersebut.

No Data Tuturan

A : “Bapak saya ingin bertanya, bagaimana evaluasi bapak Presiden atas kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar di sejumlah wilayah?”

B : “Ya. Saya melihat di lapangan, pasar masih ramai kemudian saya kemarin berkeliling ke Jakarta bagian utara terminal masih ramai. Di Bogor juga mirip-mirip sama. Tetapi yang penting aktivitas bisa dilakukan, jaga jarak, physical dan social distancing. Pakai masker dan jauhi kerumunan itu penting sekali. Jangan lupa setiap kegiatan apapun, dan habis itu cuci tangan. Saya sampaikan berulang-ulang.”

3A

Konteks: Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa. Tuturan tersebut dilakukan oleh Najwa (43 tahun) selaku pembawa acara dengan Bapak Presiden Jokowi (59 tahun) selaku narasumber. Najwa (43 tahun) selaku pembawa acara bertanya kepada Bapak Jokowi (59 tahun) mengenai kebijakan Pembatasan Sosial Berskala Besar di sejumlah wilayah

No Data Tuturan

A : kerapkali alasan yang diungkapkan oleh mereka yang tidak bisa berada dirumah saja pak. Mereka harus keluar untuk mencari nafkah jadi menjadi seperti simalakama keluar kemungkinan terkena corona tetapi dalam mereka tidak bisa mencari penghasilan sehingga tidak bisa makan.

B : “Itu memang pilihan yang semuanya tidak enak dan kita semuanya juga harus menyadari. Bahwa di luar itu masih banyak buruh harian, pekerja harian, pedagang-pedagang, asongan pedagang dan memikul yang hidupnya harian. Ini yang harus menjadi hitungan dan kalkulasi. Kita jangan sampai kita menyelesaikan ingin menyelesaikan sebuah masalah tapi muncul masalah baru yang lain yang mungkin bisa lebih besar kalau kita tidak hitung dengan kalkulasi. Soal warga yang terpaksa bekerja di luar rumah.

3B

Konteks: Tuturan ini terjadi pada malam hari di siaran langsung mata Najwa. Tuturan tersebut dilakukan oleh Najwa (43 tahun) selaku pembawa acara dengan Bapak Presiden Jokowi (59 tahun) selaku narasumber. Jokowi (59 tahun) ditanya mengenai kita ingin menyelesaikan sebuah masalah tapi muncul masalah baru yang lain yang mungkin bisa lebih besar kalau kita tidak hitung dengan kalkulasi.

Data tuturan (3A), kalimat yang mengandung gaya bahasa polisindeton dengan kata-kata penghubung (dan) pada kalimat Tetapi yang penting aktivitas bisa dilakukan, jaga jarak, physical dan social distancing. Pakai

Data tuturan (3A), kalimat yang mengandung gaya bahasa polisindeton dengan kata-kata penghubung (dan) pada kalimat Tetapi yang penting aktivitas bisa dilakukan, jaga jarak, physical dan social distancing. Pakai

Dokumen terkait